Apakah Anda pernah merasa sulit berkonsentrasi, lupa sesaat, ataupun merasa sangat capek? Ini bukanlah tanda Anda malas. Kemungkinan besar, Anda mengalami brain fog.
Bagaimana penjelasan medis mengenai kondisi ini? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengatasi brain fog?
Kabar baiknya, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini.
Berikut kami rangkumkan beberapa poin penting untuk mengenal kondisi brain fog. Termasuk penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.
Apa Itu Brain Fog?
Mengalami brain fog adalah hal biasa di kalangan masyarakat. Hanya saja tidak banyak yang paham bahwa gejala yang mereka alami memiliki sebutan brain fog.
Brain fog (kabut otak) adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perasaan lupa sesaat, kurang fokus, dan bingung. Anda mungkin akan mengambil sesuatu namun tiba-tiba lupa.
Beberapa orang menggambarkannya sebagai kelelahan mental.
Secara umum, tubuh kesulitan menjalankan fungsi kognitif saat mengalami kabut otak. Kabut otak bukanlah suatu kondisi medis, namun lebih kepada gejala atau efek samping dari kondisi tertentu.
Kondisi ini bisa membuat Anda merasa sangat frustasi. Jika dibiarkan, brain fog bisa berdampak pada kualitas hidup. Bahkan lebih buruk lagi, bisa menyebabkan:
- Obesitas
- Siklus menstruasi yang tidak normal
- Diabetes,
- Hilang ingatan
- Alzheimer
- Parkinson
Penyebab Brain Fog
Ada banyak penjelasan mengenai penyebab terjadinya brain fog. Memahami penyebab kondisi ini, akan mempermudah Anda dalam mengatasinya. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin menyebabkan brain fog:
1. Radiasi Elektromagnetik
Brain fog biasanya berakar pada gaya hidup yang bisa memicu ketidakseimbangan hormon. Salah satu elemen penting dalam hidup masyarakat saat ini adalah perangkat elektronik. Sebut saja tablet, telepon genggam, dan komputer.
Banyak orang yang tidak bisa lepas dari gadget selama 27/7. Radiasi elektromagnetik yang terpancar dari gadget bisa menjadi pemicu brain fog.
2. Stres
Ketika Anda stres, tubuh akan selalu bereaksi. Tekanan darah meningkat, memicu depresi, insomnia, gula darah naik. hingga melemahkan sistem imun.
Stres juga bisa menyebabkan kelelahan mental. Saat otak lelah maka Anda akan kesulitan untuk berpikir dan fokus.
Penjelasan lain, stres akan terkait dengan naiknya kortisol dalam tubuh. Peningkatan kortisol ini berhubungan dengan fungsi kognitif yang buruk dan gangguan memori yang menyebabkan brain fog.
3. Kurang Tidur
Saat Anda tidak cukup tidur, kemampuan untuk mengingat akan terganggu. Dalam tahap NREM, otak akan menyaring memori-memori penting.
Lalu di tahap REM, tidur akan membuat memori jadi konkrit. dan berperan penting dalam konsolidasi memori.
Saat Anda tidak mendapat tidur cukup setiap malam, maka kemampuan otak untuk mengkonsolidasi memori terganggu. Hasilnya adalah sifat pelupa, bingung, dan gejala kabut otak lain.
4. Perubahan Hormon
Penyebab lain terkait dengan perubahan hormon dalam tubuh. Sebagai contoh saat Anda hamil atau menopause. Ini bisa mengganggu konsentrasi dan ingatan.
Tingkat estrogen memiliki kontribusi besar dalam ingatan dan proses otak lainnya. Saat menopause kadar estrogen menurun, sehingga penyimpangan di otak bisa saja terjadi.
Menurut sebuah studi, 60% wanita juga kesulitan konsentrasi saat menopause.
5. Asupan Nutrisi
Photo by sea_wave On Envato
Penyebab lain yang bisa memicu terjadinya kabut otak adalah kurangnya asupan nutrisi. Kekurangan nutrisi ini bisa saja terjadi karena Anda sedang diet. Atau mungkin memang pola hidup kurang baik.
Ketika tubuh kekurangan nutrisi seperti zat besi, protein, vitamin, dan antioksidan, maka resiko brain fog lebih tinggi.
Ada juga orang yang mengalami reaksi alergi terhadap suatu makanan. Alergi ini bisa jadi salah satu pemicu terkena kabut otak.
6. Depresi dan Cemas
Ketika Anda merasa cemas, maka ini akan mempengaruhi kemampuan untuk fokus. Ingatan Anda yang seharusnya tidak kehilangan track dalam mengumpulkan informasi justru terdampak oleh rasa cemas.
Pada dasarnya, saat Anda lelah secara mental maka memori yang akan menderita. Jika Anda mengalami depresi atau kecemasan, segera konsultasi dengan dokter.
7. Pengobatan
Efek samping obat tertentu bisa memicu kabut otak. Contohnya, obat tidur antidepresan, dan obat penenang bisa mempengaruhi kinerja saraf otak. Bakan neurotransmitter juga bisa terdampak.
Beberapa orang sudah mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka waktu lama. Jika tidak peka, mungkin saja Anda tidak menyadari bahwa pemicu kabut otak ini adalah pengobatan tersebut.
Cara Mengatasi Kabut Otak
Treatment untuk kabut otak tergantung pada penyebabnya. Misalkan, Anda mengalami brain fog karena anemia. Maka suplemen zat besi bisa membantu meningkatkan produksi sel darah merah dan mengurangi kabut otak.
Terkadang, meredakan brain fog juga bisa dengan memperbaiki asupan nutrisi dan mengganti obat. Atau bahkan Anda juga bisa sekedar meningkatkan kualitas tidur.
Untuk mempermudah Anda, berikut beberapa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kabut otak di rumah:
-
Tidur Cukup
Tidur penting untuk otak dan tubuh. Coba atur jadwal teratur agar Anda bisa tidur dengan durasi 7-9 jam setiap malam. Hindari penggunaan gadget dan peralatan elektronik lain sebelum tidur.
-
Coba Hal Baru
Jaga agar otak tetap menjalankan aktivitas yang mampu menstimulasi secara mental. Lakukan berbagai hal baru seperti ubah rute ke sekolah/kantor atau dengarkan musik lain.
Anda juga bisa melakukan rutinitas dengan pendekatan yang berbeda. Usaha ini bisa membantu meningkatkan produksi norepinephrine yang berfungsi menstimulasi otak.
-
Hindari Multitasking
Brain fog berpusat di otak, maka dari itu hindari memberatkan kinerjanya. Multitasking bisa jadi aktivitas yang boros energi dan menurunkan produktivitas.
Coba untuk fokus pada satu hal terlebih dahulu. Selesai satu pekerjaan, baru selesaikan yang lain.
-
Tingkatkan Memori dan Kekuatan Otak
Anda bisa mencoba bermain puzzle atau permainan asah otak lain. Jika Anda termasuk pelupa, maka gunakan bantuan alat untuk mengingat. Misalkan menulis di buku atau note HP.
Coba juga metode repetisi agar menstimulasi otak untuk mengingat.
-
Olahraga Teratur dan Tetap Aktif
Photo by twenty20photos On Envato
Aktivitas fisik, seperti olahraga dan kegiatan sosial lain bisa membantu meningkatkan mood, memori, dan kognitif. Selain itu, olahraga juga bisa meningkatkan kesehatan mental.
-
Kelola Stres
Sulit untuk menghindari stres. Apalagi jika Anda memiliki banyak pekerjaan. Namun, kabut otak tak akan menghilang jika Anda tidak berubah.
Pahami batasan Anda dan berusahalah untuk tetap berpikir positif dalam kegiatan sehari-hari. Jangan terlalu memaksakan diri.
-
Kurangi Intensitas Bermain atau Bekerja di Komputer dan HP
Di era digital seperti sekarang, sulit untuk melepas diri dari gadget. Tapi ini hanya akan memperburuk kondisi brain fog.
Jika memang Anda bekerja menggunakan komputer, maka atur waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Di luar jam kerja, minimalisir penggunaan gadget. Apalagi saat akan tidur, hindari menggunakan perangkat elektronik ini.
-
Hindari Alkohol dan Rokok
Kedua hal ini sama-sama merusak otak dan indra Anda. Jika ingin hidup lebih sehat dan terbebas dari kabut otak, maka jauhi keduanya ya.
-
Ubah Diet
Diet yang sehat bisa membantu meningkatkan kesehatan otak, kognitif, dan memori Anda. Jika tidak ingin berdiet, ubah pola hidup menjadi lebih sehat.
Otak terbuat dari banyak lemak dan protein. Sebaliknya, gula bukanlah makanan yang disukai oleh otak. Untuk itu, perbanyak konsumsi buah, sayur, protein, dan lemak tak jenuh.
-
Meditasi
Meditasi bisa membantu mengurangi stres dan merilekskan otak. Tidak perlu lama, meditasi 10-20 menit setiap pagi bisa memberikan dampak positif.
Selain meditasi, Anda juga bisa melakukan mental break. Ini adalah kondisi otak tidak memikirkan apapun.
Coba tutup mata Anda sejenak dan hilangkan beban pikiran. Atau Anda bisa berjalan-jalan sebentar keluar rumah. Yoga juga bisa jadi opsi yang baik.
Dr. Rashmi Parmar, seorang psikiater anak dan dewasa di Komunitas Psikiatri mengenalkan STOP untuk mengatasi kabut otak. Ini adalah metode yang bisa membantu meningkatkan mindfulness.
- S (Stop) untuk menghentikan sejenak apapun yang sedang Anda lakukan.
- T (Take a Few Deep Breaths) untuk mengambil napas dalam-dalam dan mencoba mengembalikan diri ke masa sekarang.
- O (Observe) untuk mengamati dan mengenali inner feelings, sensasi tubuh, dan apapun yang sedang terjadi di sekitar. Pahami kenapa Anda merasa seperti ini.
- P (Proceed) untuk melanjutkan pekerjaan setelah kembali ke kondisi sekarang.
Suplemen untuk Mengatasi Kabut Otak
Beberapa suplemen yang memiliki manfaat baik untuk otak juga bisa membantu mengurangi kabut otak. Berikut daftar yang dirilis oleh Bangkok Hospital:
- Minyak Ikan mengandung asam lemak omega 3, DHA. Membantu meningkatkan fungsi otak, penglihatan, dan keterampilan motorik. Sarden, tuna, salmon, dan makarel jadi sumber alaminya.
- Ekstrak Ginkgo Biloba, memiliki manfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif, energi, ingatan, dan mood Beberapa penelitian menunjukkan ekstrak ini bisa mengurangi resiko Alzheimer.
- Choline Bitartrate, penting untuk sel membran dan produksi neurotransmitter acetylcholine. Zat ini memiliki peran penting di kontrol otot dan memori.
- Ekstrak Ginseng, efektif mengatur respon imun dan perubahan hormon karena stres. Bisa menekan terjadinya penyakit psikologis (depresi dan kecemasan) serta mencegah penyakit fisiologis karena stres.
Selain itu, masih ada beberapa suplemen lain yang bisa Anda pertimbangkan. Vitamin (B Complex, E, C, dan A), L-Carnitine L-Tartrate, Soy Lecithin, Inositol, Phosphatidylserine, L-Theanine, dan juga Gamma Oryzanol.
Temui Dokter untuk Penanganan Lebih Lanjut
Jika cara di atas tidak berhasil membantu mengatasi kabut otak, maka bisa jadi penyebabnya adalah kondisi kesehatan. Konsultasi ke dokter adalah solusinya. Memang, satu kali tes medis tak akan memberikan jawaban yang jelas atas keluhan Anda.
Bisa saja kabut otak yang Anda alami merupakan gejala dari penyakit lain. Biasanya, dokter akan meminta data mengenai kondisi mental, diet, dan level aktivitas fisik yang Anda lakukan. Asupan obat dan suplemen harian juga bisa jadi data penting untuk diagnosa di rumah sakit.
Kesimpulan
Otak akan selalu mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Penurunan fungsi mental juga ikut berubah dan wajar terjadi.
Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga fungsi otak. Kurangi penggunaan gadget dan komputer, istirahat cukup, diet sehat, dan konsumsi suplemen yang tepat.
Ini semua bisa membantu meningkatkan memori, mengurangi stres, dan menjaga keseimbangan emosi. Termasuk juga mengurangi terjadinya brain fog.
Jika memang Anda mengalami kabut otak, jangan terlalu panik atau justru tidak mau ambil pusing. Terapkan cara mengatasi brain fog di atas dan hubungi dokter apabila gejala tidak mereda.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Stunting yang Diderita Pada Anak
Apa istilah lain dari brain fog?
Istilah lain brain fog adalah kabut otak, istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perasaan lupa sesaat, kurang fokus, dan bingung. Anda mungkin akan mengambil sesuatu namun tiba-tiba lupa.
Apa dampak dari brain fog?
Brain fog bisa berdampak pada kualitas hidup, bahkan lebih buruk lagi yang dapat menyebabkan: Obesitas, Siklus menstruasi yang tidak normal Diabetes, Hilang ingatan, Alzheimer, Parkinson.
Bagaimana cara mengatasi brain fog?
Untuk mempermudah Anda, berikut beberapa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kabut otak di rumah:
- Tidur cukup
- Coba hal baru
- Hindari multitasking
- Tingkatkan memori dan kekuatan otak
- Olahraga teratur dan tetap aktif
- Kelola stres
- Kurangi intensitas bermain atau bekerja di komputer dan HP
- Hindari alkohol dan rokok
- Ubah diet
- Meditasi