Ayam goreng kriuk, tempe goreng renyah, dan jenis makanan gorengan lain memang bisa jadi sangat menggoda semua orang, termasuk si kecil. Namun sebagai orang tua, penting untuk memantau konsumsinya. Sebab ternyata, ada banyak bahaya gorengan bagi anak jika dikonsumsi berlebihan.
Mengapa gorengan tidak sehat, terutama bagi si kecil? Penggunaan minyak bersuhu sangat panas saat proses penggorengan dapat menyebabkan perubahan struktur kimia lemak. Tubuh mengalami kesulitan memecah lemak yang telah berubah menjadi lemak trans dan akhirnya dapat memicu gangguan kesehatan.
Mengutip Healthline.com, makanan yang melewati penggorengan memiliki kalori lebih banyak dari pada jenis pengolahan lain. Tambahan tepung sebagai pelapis saat menggoreng menyebabkan makanan kehilangan kandungan air dan menyerap lemak.
Adanya proses dan kandungan tambahan tersebut menghasilkan gorengan yang memiliki kalori berlebih. Hasilnya tentu saja meningkatnya kemungkinan dampak gorengan bagi anak, di antaranya akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
Bahaya Gorengan bagi Anak
Photo by Tyson on Unsplash
Adanya gizi tidak seimbang dalam gorengan ini sangat tidak dianjurkan untuk anak konsumsi secara terus menerus. Dapat mempengaruhi pertumbuhan sang buah hati, orang tua perlu waspadai bahaya gorengan bagi anak berikut sejak dini.
1. Pemicu Kelebihan Berat Badan dan Obesitas
Karena memiliki jumlah kalori tinggi, konsumsi gorengan berlebih dapat memicu overweight atau kelebihan berat badan, hingga obesitas pada si kecil. Hal ini dapat semakin parah dengan adanya kandungan lemak trans akibat proses penggorengan.
Publikasi penelitian di International Journal of Obesity menunjukkan lemak trans dalam olahan makanan goreng memainkan peran penting dalam penambahan berat badan. Lemak trans juga memengaruhi hormon pengatur nafsu makan dan meningkatkan jumlah lemak tersimpan di tubuh.
Tingginya kalori dan lemak trans pada gorengan, terlebih saat anak tidak bergerak aktif, dapat mempengaruhi tumbuh kembang si kecil. Saat terjadi obesitas, anak akan kesulitan bergerak karena beban tubuh yang melewati kapasitas. Pun dapat memicu penyakit lain seperti nyeri sendi dan kelelahan.
2. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Ada baiknya bagi orang tua untuk mengontrol konsumsi pemicu diabetes bagi anak di masa mendatang, salah satunya yakni gorengan. The American Journal of Clinical Nutrition memublikasikan penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan risiko diabetes tipe 2 akibat konsumsi gorengan.
Penggunaan minyak secara berulang meningkatkan kalori dan lemak trans pada gorengan. Dalam jangka panjang, konsumsi berlebih dua kandungan tersebut dapat menyebabkan tidak pekanya tubuh atau resistensi terhadap insulin.
Saat tubuh tidak lagi peka akan insulin, maka glukosa jadi sulit terserap dan justru mengendap dalam darah. Akibatnya tentu saja peningkatan jumlah gula darah yang selanjutnya dapat menjadi penyebab diabetes.
3. Meningkatkan Kadar Kolesterol Tubuh
Satu lagi peran minyak trans dalam gorengan yang menyebabkan masalah kesehatan. Konsumsi gorengan dalam jangka panjang dapat menurunkan jumlah kolesterol baik dan meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL).
Meski identik dengan penyakit faktor usia, nyatanya kolesterol juga dapat terjadi pada anak-anak. Kolesterol dapat muncul akibat gorengan yang diperparah dengan kurangnya aktivitas serta faktor keturunan.
Bahaya gorengan satu ini tentu perlu menjadi perhatian orang tua, terlebih jika buah hati memiliki genetik kolesterol dari orang tua. Agar tidak menjadi masalah kesehatan di kemudian hari, kehadiran orang tua penting untuk mengontrolnya dengan menghadirkan gizi seimbang.
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Kolesterol akibat konsumsi gorengan berlebih juga dapat memicu timbulnya penyakit serius lain. Di antaranya yakni gangguan sistem kardiovaskular yang meliputi jantung dan pembuluh darah.
Penelitian observasi menemukan bahwa semakin sering seseorang mengonsumsi gorengan, semakin besar risiko terkena serangan jantung. Hal ini terjadi karena adanya plak yang menyumbat aliran darah menuju jantung. Pun ketika terjadi pecah plak dapat menyebabkan pendarahan serius di organ dalam.
Guna mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, ada baiknya orang tua mengedukasi sekaligus mengurangi konsumsi gorengan pada anak. Dengan demikian si kecil dapat secara mandiri mengetahui dampak gorengan bagi anak.
5. Gangguan pencernaan
Selain jangka panjang, konsumsi gorengan juga dapat memicu efek dalam kurun waktu cepat. Si kecil mungkin mengalami kembung, sakit perut, hingga diare.
Lemak berjumlah banyak yang terkandung dalam gorengan menyebabkan makanan lebih lama di perut. Hal tersebut terjadi karena lemak merupakan jenis makronutrien yang paling lambat dicerna tubuh. Menunda pengosongan perut dapat memicu rasa tidak nyaman, kembung, dan mual.
Pun makanan gorengan, terlebih anticonvulsants info com kotor, dapat merusak mikrobioma usus si kecil. Ketidakseimbangan jumlah bakteri baik atas bakteri buruk dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.
Tidak hanya itu, jumlah bakteri jahat yang lebih banyak dari bakteri baik juga dapat mempengaruhi sistem imun hingga kesehatan jantung buah hati Anda.
6. Gatal dan Radang pada Tenggorokan
Faktanya, gorengan saja tidak dapat memicu gangguan tenggorokan. Namun, penggunaan minyaknya lah yang menjadi penyebab rasa gatal dan memperparah radang pada tenggorokan.
Minyak goreng yang telah digunakan berulang dapat mengandung zat jahat yang memperbanyak bakteri pada tenggorokan. Jika dilakukan berulang, dapat memperparah radang dan menyebabkan iritasi lebih serius pada saluran lapisan tenggorokan.
Si kecil mungkin saja memakan gorengan dari minyak yang kotor saat berada di luar rumah. Jajanan keliling yang tidak higienis dapat memperburuk radang tenggorokan buah hati. Untuk itu ada baiknya membekali anak agar konsumsi makanan lebih terkontrol.
7. Menurunkan Fungsi Otak dan Daya Ingat
Nah, dampak gorengan bagi anak yang mengkhawatirkan lain yakni pengaruhnya pada fungsi otak. Berat badan naik berlebih, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik akibat gorengan dan makanan berminyak erat kaitannya dengan kerusakan struktur, jaringan, dan aktivitas otak si kecil.
Sebuah studi menunjukkan bahwa setiap gram lemak trans yang dimakan per hari berkaitan dengan ingatan kata yang lebih buruk. Yang mana penurunan ingatan kata merupakan indikator yang menunjukkan kerusakan memori.
Mengontrol konsumsi gorengan pada masa tumbuh kembang anak tentu sangat bermanfaat untuk menjaga fungsi otak. Dengan demikian,si kecil dapat memiliki daya ingat yang baik hingga dewasa dan menghindari demensia di masa tua.
Tips Mengurangi Gorengan Tidak Sehat untuk Anak
Photo by Keren Fedida on Unsplash
Memproses bahan masakan dengan menggoreng untuk anak bukannya tidak boleh. Hanya saja perlu memperhatikan kualitas minyak, tidak berlebih, serta mengimbanginya dengan aktivitas fisik rutin yang membantu mengurangi kadar lemak.
Anak sangat membutuhkan peran orang tua agar bisa terus mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Termasuk saat menyiasati kegemaran si kecil makan gorengan, orang tua dapat membantu menghindarkan anak dari bahaya gorengan dengan:
1. Hadirkan Jenis Makanan Lain
Mulai alihkan perhatian anak dari gorengan dari meja makan. Jika biasanya orang tua menyajikan beragam gorengan sebagai lauk makanan si kecil, mulai kurangi dengan menghadirkan lauk dengan olahan berbeda. Di antaranya dengan merebus, mengoven, atau lainnya.
Perkaya juga asupan makanan anak dengan sayur dan buah. Jika telah terbiasa dengan gorengan, si kecil bisa saja melakukan mogok makan. Berikan pengertian tentang pentingnya kesehatan dan bantu anak perlahan membiasakan diri.
Bekerja sama dengan seluruh orang di rumah untuk mengatur kebiasaan baru bagi buah hati. Dengan demikian anak bisa mencontoh dan terbiasa dengan kebiasaan mengurangi gorengan.
2. Membatasi Porsi Gorengan
Selain mengurangi jenisnya, batasi pula porsi gorengan yang anak konsumsi. Hindari memberikan gorengan sebagai snack saat anak merasa lapar. Sebagai gantinya, Anda bisa menyajikan buah atau makanan olahan makanan selain gorengan.
Sediakan pula camilan sehat yang mudah anak jangkau. Roti gandum, susu, yoghurt, hingga puding bisa menjadi alternatif. Anda bisa mengombinasikan jenis camilan sehat berbeda setiap harinya agar si kecil tidak bosan.
Anda mungkin juga perlu memperhatikan bagaimana jajanan anak saat berada di luar rumah. Melakukan pembatasan porsi saat anak jajan akan lebih sulit, untuk itu seimbangkan dengan makanan bergizi lain saat di rumah.
3. Memperhatikan Proses Penggorengan
Gorengan tidak selamanya buruk, bukan? Selain menghadirkan makanan pengganti dan membatasi jumlahnya, orang tua bisa memperhatikan saat makanan melalui proses olahan penggorengan. Termasuk memilih minyak dengan kandungan asam lemak jenuh tinggi sehingga lebih tahan panas.
Minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak alpukat merupakan jenis minyak dengan ketahanan panas cukup tinggi daripada yang lain. Penggunaan tiga minyak di atas bisa menjadi alternatif untuk menghadirkan gorengan sehat.
Pun memastikan tidak menggunakan minyak secara berulang kali, apalagi sampai berubah warna menjadi gelap. Dengan demikian bisa mengurangi jumlah lemak trans pada gorengan. Selain itu, pastikan minyak benar-benar panas sebelum memasukkan makanan agar tidak terlalu banyak menyerap minyak.
4. Pilih Alternatif Olahan Lain
Makanan dengan proses penggorengan memang sangat akrab di lidah, rasa renyah dan gurih selalu membuat ketagihan. Namun, mengingat dampak gorengan bagi anak yang dapat mempengaruhi masa depannya, orang tua dapat mencoba alternatif olahan lain.
Di antaranya yakni dengan metode penggorengan oven (oven-frying) dan air frying. Penggorengan oven mengolah makanan dengan memanggang pada suhu tinggi (450 ° F atau 232 ° C), sehingga makanan bisa renyah tanpa menggunakan minyak berlebih.
Sedangkan air frying memanfaatkan air fryer untuk mengalirkan udara panas pada sekitar makanan. Hasilnya? Makanan memiliki tekstur renyah layaknya makanan dengan cara goreng tradisional. Pun penggunaan minyak yang hanya setetes, sehingga lebih rendah kalori dan lemak trans.
Dukungan Lingkungan untuk Menunjang Kesehatan Anak
Kehadiran orang tua pada masa perkembangan anak memang sangat berarti. Selain secara psikologis, perhatian orang tua dalam asupan gizi menjadi faktor penting penunjang kesehatan anak di masa mendatang.
Memastikan anak tidak mengonsumsi gorengan melebihi batas wajar dapat menghindarkan anak dari berbagai masalah kesehatan. Harapannya tentu saja dapat menghindarkan anak sejak dini dari obesitas, kolesterol, diabetes pemicu komplikasi kardiovaskular serius saat dewasa.
Pentingnya kesadaran kesehatan anak akibat gorengan ini perlu menjadi perhatian seluruh anggota rumah. Dengan demikian, anak tidak merasa sendiri saat harus mengurangi konsumsi gorengan.
Pun memberikan lingkungan terbaik agar anak dapat terbiasa dengan kebiasaan baru, termasuk memperhatikan kebiasaan anak saat bersekolah.
Lingkungan sekolah Prestasi Global membantu Anda tidak lagi khawatir menerapkan kebiasaan baru guna menghindari bahaya gorengan bagi anak. Penerapan disiplin penuh memberikan kesempatan guru bekerja sama dengan wali murid untuk memantau kebiasaan kesehatan anak sejak dini.
Gimana caranya supaya gorengan tetap sehat?
1. Batasi Porsinya 2. pakai minyak yang baru 3. jangan langsung di makan di tiris minyak terlebih dahulu 4. membuat gorengan sendiri 5. pakai sasa tepung bumbu bervitamin
Apa yang harus dilakukan setelah makan gorengan?
Setelah makan banyak gorengan atau makanan berlemak sebaiknya perbanyak minum air hangat untuk melancarkan pencernaan. Air hangat akan membantu memecah nutrisi dalam bentuk yang mudah dicerna. Jika kamu kurang minum air makan maka usus kecil akan menyerap air dari makanan untuk mencerna makanan.
Berapa maksimal makan gorengan?
Di dalam sepotong gorengan, minimal mengandung satu sendok teh minyak. Padahal, batas maksimal konsumsi minyak dalam sehari adalah enam sendok teh. Hal ini berarti, ada baiknya kita membatasi asupan gorengan tidak sampai enam potong dalam sehari.
Baca Juga : 8 Resep Makanan Sehat Untuk Anak