Tahukah Anda bahwa mental illness dan mental disorder adalah dua hal yang berbeda? Walaupun kedua hal tersebut sama-sama tergolong ke dalam gangguan jiwa, tapi nyatanya mental illness dan mental disorder tidaklah sama.
Mengapa hal tersebut penting untuk Anda ketahui? Mengutip dari keterangan WHO, ternyata kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang, baik secara mental maupun psikologis.
Perbedaan Mental Illness dan Mental Disorder
Sebagai orang tua, memastikan anak Anda tidak mengalami masalah kejiwaan adalah salah satu tugas yang perlu Anda perhatikan. Jadi, apa sebetulnya perbedaan antara mental illness dan mental disorder? Simak penjelasan lebih lanjut berikut.
1. Mental Illness Berpengaruh pada Pikiran, Perasaan dan Perilaku. Sedangkan Mental Disorder Berpengaruh pada Emosional, Psikologis dan Sosial.
Mental illness adalah gangguan kejiwaan yang berpengaruh pada pikiran, perasaan dan perilaku. Hal-hal yang termasuk ke dalam kategori mental illness antara lain depresi, kecemasan berlebih, gangguan bipolar dan skizofrenia.
Walaupun stress dapat juga dikategorikan ke dalam mental illness, tapi perlu Anda catat bahwa tidak semua emosi masuk ke dalam kategori mental illness. Jika Anda merasakan stress, sedih, atau sejenisnya, Anda mungkin hanya mengalami perubahan emosi biasa.
Sedangkan mental disorder, yang sering disebut juga sebagai mental health, adalah gangguan kejiwaan yang berpengaruh pada kesejahteraan emosional, psikologis dan kehidupan sosial.
Contohnya, ketika seseorang memiliki gangguan makan, gangguan kepribadian, suasana hati yang tidak stabil atau gangguan sejenis lainnya, maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut menderita mental disorder.
Mental disorder lebih dari sekadar gangguan jiwa. Jika tidak ditangani dengan cepat, mental disorder dapat mempengaruhi kinerja otak dan fungsi seseorang.
2. Mental Illness Lebih Sering Dialami Banyak Orang Terutama Remaja
Mental illness dapat terjadi ketika seseorang mengalami banyak tekanan. Atau stress yang menumpuk. Hal ini seringkali dialami oleh remaja masa sekolah atau orang dewasa karena masalah pekerjaan.
Sebagai orang tua, penting bagi Anda untuk mengetahui masalah yang anak Anda hadapi saat belajar di sekolah. Coba bicarakan kendala apa saja yang mereka alami. Hal ini baik untuk mencegah gangguan jiwa sedini mungkin.
Jenis Gangguan Mental
Gangguan kesehatan mental sangat beragam. Mulai dari gangguan ringan hingga berat. Berikut beberapa gangguan kesehatan mental yang sering dialami oleh anak-anak:
1. Gangguan Suasana Hati
Gangguan suasana hati (mood disorder) adalah kondisi kejiwaan dimana suasana hati sering dan cepat berubah. Emosional menjadi terganggu yang bersifat berkepanjangan dan meluas.
Lebih spesifik, gangguan suasana hati dapat meliputi depresi mayor, gangguan depresi persisten, gangguan bipolar, gangguan disregulasi suasana hati yang mengganggu dan gangguan suasana hati akibat kondisi medis umum.
Cara mengatasi gangguan suasana hati pada anak adalah mencari tahu apa yang menyebabkan perubahan suasana hati tersebut. Dengan mengetahui pemicunya, Anda dapat menyingkirkan hal tersebut.
Kemudian, buat jadwal yang teratur. Seperti kapan waktu tidur, waktu makan, waktu belajar dan lain sebagainya. Rutinitas yang baik akan menjauhkan anak dari emosi yang tidak stabil.
2. Gangguan Kecemasan
Anak-anak mungkin mengalami gangguan kecemasan saat berada di lingkungan baru atau lingkungan yang mereka tidak kenal. Seperti pada saat pertama kali masuk sekolah, takut akan jauh atau berpisah dengan orang tua, takut pergi ke dokter, takut saat stop ulcers meds com dan masih banyak ketakutan lainnya yang menimbulkan gangguan kecemasan.
Banyak yang menganggap ketakutan ini sepele, tapi ternyata sangat berdampak pada kesehatan mental dan kesehatan fisik. Anak yang mengalami kecemasan berlebih akan mengalami gangguan tidur, kelelahan, sakit kepala dan sakit perut serta menyimpan kekhawatiran yang berlebih terhadap segala sesuatu.
3. Depresi
Seorang anak dapat merasakan sedih atau putus asa. Hal ini yang memicu depresi jika penanganannya tidak cepat. Depresi mengakibatkan hilangnya minat terhadap melakukan sesuatu, tidak berdaya dan merasa sedih sepanjang waktu.
Beberapa hal yang mengakibatkan depresi antara lain pertengkaran orang tua, perpisahan anak dengan orang tua, mengalami tekanan terus menerus dari guru atau teman-teman dan merasa tidak mampu melakukan sesuatu.
Gejala yang akan timbul akibat depresi adalah anak jadi susah tidur dan merasa lesu setiap saat, perubahan pola makan drastis, tidak ingin melakukan kegiatan apapun, merasa tidak berharga dan bersalah sepanjang waktu, dan yang paling ekstrim, menunjukkan perilaku menyakiti diri sendiri.
4. Gangguan Pembangkangan Oposisi (Oppositional Defiant Disorder / ODD)
Gangguan pembangkangan oposisi adalah perilaku anak yang menentang orang lain, baik teman, guru maupun orang tua. Biasanya gangguan ini banyak dialami oleh anak-anak usia 8 tahun hingga 12 tahun.
Beberapa gejala terhadap gangguan ini antara lain sering memberontak dan bersikap marah, sering berdebat dengan orang dewasa, tidak mau mengikuti peraturan, tidak mematuhi perintah orang tua dan sering menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri.
Jika Anda sebagai orang tua mendapati si kecil berperilaku demikian, coba ajak bicara dengan nada pelan dan lembut. Kondisikan emosi anak dengan membawanya ke tempat yang lebih tenang.
Jika si kecil bertengkar dengan teman sekelasnya, ajak ia keluar dari sekolah dan bicarakan baik-baik saat suasana hati si kecil juga sudah membaik.
Selain beberapa contoh gangguan kesehatan mental di atas, masih banyak gangguan lainnya yang perlu Anda ketahui. Namun, semua gangguan kesehatan mental tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan kesehatan mental anak.
Bagaimana caranya? Simak tips berikut.
Menjaga Kesehatan Mental Anak
Kesehatan mental seorang anak akan mempengaruhi kebahagiaan dan kehidupan sosialnya. Maka, menjaga kesehatan mental anak sangat penting. Apa saja yang bisa Anda lakukan untuk mencegah mental illness?
1. Membantu Anak Meningkatkan Kepercayaan Diri
Anak yang memiliki kepercayaan diri tinggi cenderung akan lebih positif. Ia juga akan percaya dengan kemampuannya.
Hal yang dapat Anda lakukan sebagai orang tua adalah jangan melarang anak Anda untuk berekspresi dan berbuat salah. Beri tahu dan arahkan dengan baik hal-hal apa saja yang perlu ia perbaiki.
Jangan lupa juga untuk memberi pujian atau reward saat si kecil berhasil melakukan sesuatu. Kontrol seperti ini perlahan akan memberikan rasa percaya diri pada masa tumbuh berkembang anak.
2. Mengajari Bagaimana Cara Mengontrol Stress
Stress ternyata tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Namun, anak-anak pun kerap kali juga merasakannya.
Faktornya bisa bermacam-macam. Mulai dari tugas sekolah yang menumpuk, ketidakmampuan anak dalam bersosialisasi, hingga masalah-masalah yang timbul di dalam rumah.
Sebelum Anda membantu anak Anda mengontrol stress, pastikan Anda mengetahui gejala stress pada anak.
Beberapa tandanya antara lain gangguan tidur, emosi cepat berubah, sulit berkonsentrasi dan fokus pada saat belajar atau berinteraksi, tidak nafsu makan, dan kesulitan mengerjakan tugas sekolah.
Jika Anda menemukan salah satu indikasi stress pada anak tersebut, mulai ajarkan bagaimana cara mengontrol stress pada anak. Salah satu caranya adalah, mengajarkan anak untuk beristirahat dan meninggalkan aktivitas rutinnya.
Tanyakan hal-hal apa saja yang ia suka dan hal apa yang mengganggunya. Lalu, bantu anak Anda memecahkan masalahnya. Selain dapat menurunkan kadar stress pada anak, kegiatan seperti ini juga akan menambah kedekatan Anda dengan si kecil.
3. Menerapkan Pola Hidup Sehat pada Anak
Pola hidup yang tidak sehat dapat berpengaruh pada kesehatan mental. Maka, penting bagi Anda untuk mengajarkan pola hidup sehat pada anak sedini mungkin.
Apakah kesehatan mental berhubungan langsung dengan kesehatan fisik?
Dikutip dari American Psychological Association (APA), seseorang bahkan dapat mengalami sakit perut sebagai indikasi bahwa ia sedang mengalami stress. Jadi, banyak masalah kesehatan fisik yang ditimbulkan dari kesehatan mental.
Menerapkan pola hidup sehat pada anak banyak macamnya. Mulai dari mengatur pola makan, olahraga rutin hingga pola tidur yang cukup.
Ajak si kecil melakukan kegiatan olahraga yang ia suka. Juga, tegaskan jadwal makan, jadwal tidur dan kegiatan lainnya untuk menumbuhkan kebiasaan hidup yang sehat.
4. Melakukan Kegiatan Baru
Stress dapat timbul akibat rutinitas yang biasa Anda lakukan. Begitu juga anak Anda.
Maka, sesekali coba ajak anak Anda mencoba hal baru. Misalnya berlibur, menata ulang rumah, mengganti warna cat tembok rumah, belajar sesuatu hal yang baru dan masih banyak hal seru lainnya yang bisa Anda coba bersama si kecil.
Anda dapat menjadwalkan kegiatan baru ini secara rutin atau ketika Anda sudah merasakan gejala stress pada anak. Anda juga bisa memanfaatkan hari libur untuk mencoba hal-hal baru dan mencari tahu kegiatan apa yang anak Anda sukai.
Kesehatan Mental yang Baik
Seperti apa kesehatan mental yang baik itu? Berikut beberapa hal yang akan Anda temukan pada mental yang sehat:
1. Memiliki Ketahanan
Ketahanan yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengatasi stress yang baik. Dengan memiliki ketahanan, anak Anda dapat bangkit kembali dan memulai hari seperti biasa.
Anak yang tidak memiliki ketahanan cenderung untuk memikirkan masalah terlalu dalam dan tidak dapat melupakan masalah tersebut. Hal inilah yang sering mengganggu kejiwaan seseorang.
Mengalami stress adalah hal yang wajar, tapi bagaimana anak Anda menghadapinya adalah yang terpenting.
2. Kesejahteraan Sosial
Hubungan sosial yang baik ternyata sangat memberi pengaruh penting terhadap kesehatan mental seseorang. Seorang anak dengan mental yang baik, tetapi terisolasi dari lingkungan sekitar tentu perlahan akan berdampak buruk pada kesehatan mentalnya.
Kesejahteraan sosial ini juga dapat ditingkatkan dengan menanamkan sikap positif, optimis, percaya diri dan memiliki semangat hidup yang baik.
3. Senantiasa Bersyukur
Seseorang yang senantiasa bersyukur akan hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya akan merasakan emosi yang lebih positif dan lebih bahagia. Selain itu, rasa syukur juga akan mengurangi beban hidup dan target yang harus dicapai.
Selain itu, rasa syukur juga akan membantu anak Anda menerima kelebihan dan kekurangan mereka. Juga, mengevaluasi hal-hal yang terjadi dalam hidup mereka. Jadi, tak ada salahnya mengajarkan anak Anda untuk senantiasa bersyukur sedari kecil.
Kesimpulan
Mental illness dan mental disorder adalah dua gangguan jiwa yang berdampak pada kesehatan mental. Walaupun berbeda, kedua hal ini tidak boleh Anda abaikan. Terutama sebagai orang tua, Anda harus selalu sigap dalam memahami perubahan perilaku pada anak Anda.
Kenali gejala gangguan kesehatan anak Anda seperti stress, gangguan pola makan, gangguan tidur dan sejenisnya. Kesehatan mental pun dapat dijaga dengan beristirahat yang cukup, pola hidup yang sehat dan terus menerapkan pola pikir yang positif.
Baca Selanjutnya: 10 Macam Gangguan Psikologis yang Terjadi pada Remaja
Bagaimana seseorang dikatakan menderita mental disorder?
Contohnya, ketika seseorang memiliki gangguan makan, gangguan kepribadian, suasana hati yang tidak stabil atau gangguan sejenis lainnya, maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut menderita mental disorder.
Apa saja jenis gangguan mental?
1. Gangguan Suasana Hati 2. Gangguan Kecemasan 3. Depresi 4. Gangguan Pembangkangan Oposisi (Oppositional Defiant Disorder / ODD)
Bagaimana cara menjaga kesehatan mental anak?
1. Membantu Anak Meningkatkan Kepercayaan Diri 2. Mengajari Bagaimana Cara Mengontrol Stress 3. Menerapkan Pola Hidup Sehat pada Anak 4. Melakukan Kegiatan Baru