Pernahkah Anda terpikir untuk memberikan pendidikan seksual pada anak? Meski sebagian orang masih menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tabu, orang tua perlu membekali anak dengan pendidikan seksual untuk remaja. Ini merupakan salah satu pengetahuan dasar yang wajib dimiliki anak agar tak terjerumus pergaulan bebas. Seperti yang kita tahu, pendidikan keluarga adalah pendidikan pertama kali yang diterima oleh anak-anak. Orang tua membekalinya banyak hal agar anak bisa siap dan mampu menjalani kehidupan mereka ketika dewasa kelak.
Saat mereka sudah masuk ke pendidikan formal pun, anak-anak tetap harus mendapatkan pendampingan dari orang tua. Ketika anak-anak menempuh pendidikan formal, bukan berarti pendidikan keluarga berakhir. Orang tua masih memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada anak. Berkaitan dengan pendidikan seksual untuk anak-anak, sebagian dari Anda mungkin masih bingung bagaimana cara memulainya. Oleh karena itu, pembahasan ini penting disimak. Pada informasi kali ini, kita tidak hanya membahas tentang apa itu pendidikan seksual untuk remaja, tetapi juga bagaimana cara memulai pendidikan seksual. Mari ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini.
Pentingnya Memberikan Pendidikan Seksual bagi Remaja
Pendidikan seksual tidak melulu berkaitan dengan hubungan intim. Pendidikan seksual memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Anda bisa berdiskusi dengan anak mengenai hal-hal yang bersifat seksual yang selama ini dianggap tabu. Dengan begitu, diharapkan anak-anak bisa memahami lebih dalam tentang seksualitas, terutama yang berkaitan dengan kesehatan tubuh. Seperti yang sudah disinggung di atas, sebagian besar orang tua di Indonesia masih menganggap bahwa pendidikan seksual adalah hal yang tabu. Padahal, kenyataannya adalah sebaliknya.
Karena sering dianggap tabu, anak-anak jadi enggan untuk bertanya kepada orang tua perihal pendidikan seksual. Sebagai gantinya, mereka mencari tahu sendiri hal-hal berkaitan dengan pendidikan seksual. Inilah yang menjadi bahayanya. Kecanggihan teknologi membuat anak-anak bisa dengan mudah mencari informasi tentang sesuatu. Ketika anak belajar sendiri tentang pendidikan seksual tanpa didampingi orang tua, bisa saja mereka menemukan informasi yang salah. Informasi yang salah akan membentuk mindset sendiri yang bisa berbahaya untuk ke depannya.
Oleh karena itu, orang tua seharusnya bisa menjadi tempat yang nyaman bagi anak-anak untuk berdiskusi tentang hal apapun, termasuk masalah seksual. Terlebih lagi, menginjak usia remaja, anak-anak sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Seusia anak SMP, jika tidak didampingi dengan benar, mereka bisa terjerumus pergaulan bebas yang lebih membahayakan. Inilah pentingnya mengapa setiap orang tua harus sadar bahwa pendidikan seksual untuk anak bukanlah sesuatu yang tabu. Anda harus mengajarinya sejak dini. Jika selama ini Anda belum sempat memberikan pendidikan seksual pada anak, sekarang adalah saat yang tepat untuk memulainya. Pendidikan seksual bagi remaja bisa dimulai dengan hal-hal berikut.
Tips Memberikan Pendidikan Seksual bagi Remaja
Usia remaja dimulai sejak anak memasuki bangku SMP, yakni usia antara 12 – 15 tahun. Pada fase ini, anak-anak mungkin sudah memasuki masa pubertas. Itu artinya mereka mulai memahami perasaan cinta kasih, kerja sama, persamaan gender, dan kepedulian terhadap keluarga dan teman. Kemudian, sama seperti remaja pada umumnya, anak-anak yang baru saja memasuki masa pubertas umumnya lebih senang berdiskusi dengan teman sebaya. Mereka ingin menunjukkan diri bahwa mereka bisa mandiri. Oleh karena itu, tak jarang konflik pun terjadi antara orang tua dengan anak. Lalu, adakah celah untuk memberikan pendidikan seksual pada anak? Tentu saja ada. Berikut panduannya.
1. Berikan Ruang bagi Anak untuk Berdiskusi Secara Terbuka
Agar anak-anak mau bercerita tentang kesehariannya, termasuk lingkaran pertemanannya dan hubungan cinta kasihnya, Anda sebagai orang tua harus bisa menyediakan ruang untuk berdiskusi. Ruang diskusi ini harus terbuka, artinya tidak hanya satu arah. Anda harus memberikan kesempatan pada anak untuk berbicara. Bagaimana cara menciptakan ruang diskusi yang terbuka?
Anda hanya perlu menjadi pendengar yang baik. Jangan terburu-buru mengambil keputusan dan menghakimi. Dengarkan secara saksama apa yang dikatakan anak. Anda bisa mencari celah untuk memberikan nasihat secara halus dari hal-hal yang sudah diceritakan oleh anak. Ketika menyinggung tentang hal-hal berbau seksual, jangan menyiratkan tanggapan yang berlebihan. Berdiskusilah seperti ketika membahas tentang masalah-masalah lainnya. Lalu, berikan informasi yang jelas tentang pengetahuan seksual.
2. Berikan Pemahaman tentang Konsep Pertemanan yang Sehat
Pada fase ini, anak remaja cenderung lebih nyaman dengan lingkungan pertemanan mereka daripada keluarga. Oleh karena itu, Anda bisa memberikan pengertian lagi tentang Batasan pertemanan. Lingkungan pertemanan bisa memberikan dampak yang baik atau buruk pada anak. Penting sekali memberikan pengertian seperti apa hubungan pertemanan yang sehat dan yang tidak sehat. Lingkaran pertemanan yang di dalamnya ada perundungan, pelecehan, dan kekerasan berarti sudah tidak sehat.Kemudian, hubungan pertemanan yang terlalu dekat pun bisa berakhir pada hubungan seksual. Hal-hal seperti ini juga harus dihindari oleh anak.
Hubungan seksual terlalu dini sangat beresiko terhadap kesehatan anak, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Misalnya anak-anak hamil saat masa sekolah, kesempatan mereka untuk melanjutkan sekolah akan berkurang. Mereka cenderung malu sehingga berisiko putus sekolah. Tekankan lagi bahwa menjalin pertemanan itu sangat baik. Akan tetapi, anak tetap harus waspada jika berada di lingkungan pertemanan yang tidak sehat.
3. Kuatkan Tekad Anak untuk Tidak Bertoleransi Terhadap Kekerasan dan Pelecehan
Kekerasan dan pelecehan sangat mungkin terjadi di lingkungan pertemanan. Perbedaan pendapat, perbedaan gender, hingga labelisasi bisa memicu pertengkaran. Setiap anak bertanggung jawab untuk melawan kekerasan. Kuatkan tekad anak untuk tidak memberikan toleransi terhadap kekerasan dan pelecehan dalam pertemanan. Mereka harus bisa menghargai antar sesama untuk mewujudkan hubungan pertemanan yang sehat.
4. Perkenalkan tentang Pernikahan dan Tanggung Jawab Orang Tua
Sejak usia sekolah, anak-anak sudah mulai penasaran dengan hubungan pernikahan. Anda juga wajib memberikan informasi yang akurat tentang hal ini. Pernikahan tidak hanya berkaitan dengan cinta kasih. Pernikahan mempunyai hukumnya sendiri, baik di mata negara maupun agama. Ada batasan kapan seseorang dibolehkan untuk menikah. Selain itu, dalam pernikahan, ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Ayah dan Ibu memiliki perannya masing-masing, begitupun anak-anak. Jelaskan lagi bagaimana peran Anda kepada anak-anak dan apa yang bisa Anda lakukan untuk mereka.
Kemudian, berkaitan dengan hal-hal yang bersifat seksual, jelaskan secara rinci anatomi tubuh dan organ reproduksi. Tak perlu menganggap tabu istilah tertentu. Lagipula, di sekolah pun, anak-anak sudah belajar tentang anatomi tubuh manusia. Lebih lanjut, Anda bisa menjelaskan tentang proses reproduksi seseorang sehingga menyebabkan kehamilan. Beri tahu juga risiko kehamilan dini serta akibat-akibat berhubungan seksual yang tak sehat.
5. Tidak Memberikan Labelling
Sebagai orang tua, tentu kita mengharapkan anak-anak kita sempurna tanpa cela. Namun, selayaknya manusia, tidak ada yang sempurna. Jangankan anak-anak, kita saja yang sudah dewasa pun pasti masih sering melakukan kesalahan. Saat bercerita atau memberikan contoh tentang apa pun, jangan memberikan labelling atau stigma. Anda mungkin tidak memberikan labelling terhadap anak Anda. Namun, labelling kerap sekali memberikan pemahaman yang berbeda pada anak. Jika Anda khawatir tentang sesuatu, berikan alasan yang jelas mengapa Anda khawatir. Selanjutnya, biarkan anak memahami kekhawatiran Anda secara bijak. Pemahaman seperti ini lebih baik dibandingkan memberikan labelling atau stigma terhadap sesuatu.
Manfaat Memberikan Pendidikan Seksual pada Anak Remaja
Usaha Anda memberikan pendidikan seksual kepada anak mungkin tidak mudah. Namun, apabila Anda berhasil melakukannya, manfaat berikut pun bisa Anda rasakan.
1. Mencegah Dampak Buruk Lingkungan dan Media
Pembahasan mengenai seks yang jelas dari orang tua bisa menangkal dan melindungi anak dari paparan buruk lingkungan dan media. Di media internet, anak-anak bisa saja melihat berbagai konten dewasa yang seharusnya tidak mereka lihat. Karena sudah mendapatkan pemahaman dari Anda, anak pun bisa memilah sendiri mana tontonan yang baik untuk mereka dan mana yang tidak. Kemudian, untuk lingkungan pertemanan, anak-anak pun bisa lebih bijak dalam memilih teman. Anak-anak sudah belajar tentang konsep pertemanan yang sehat. Jadi, kemungkinan terjerumus pada pergaulan bebas atau pertemanan yang tidak sehat lebih sedikit.
2. Membangun Kepercayaan dengan Anak
Berdiskusi tentang seksualitas juga bisa mendekatkan Anda pada anak. Umumnya, untuk masalah seksual, anak-anak enggan berbicara tentang hal ini kepada orang tua. Namun, berkat diskusi yang terbuka, anak-anak bisa lebih percaya pada Anda. Penting sekali membuat suasana diskusi yang nyaman untuk membahas hal-hal ini. Bersikaplah yang wajar saat membahas tentang hal ini, ya. Berhenti bersikap seolah pembahasan ini adalah pembahasan yang tabu.
3. Membuat Anak Paham tentang Cara Menghargai Diri Sendiri
Berdiskusi tentang seks juga bisa membuat anak-anak yakin bahwa diri mereka sendiri adalah berharga. Mereka harus melindungi dan menghargai tubuhnya sendiri. Semua perlakuan yang menyangkut tubuhnya harus mendapatkan persetujuan dari mereka. Anak bisa menolak dengan tegas apabila ada orang lain yang berusaha untuk berkuasa atas tubuhnya. Kemudian, anak-anak pun bisa belajar lebih banyak lagi tentang konsep cinta kasih, hubungan lawan jenis, dan konsekuensi. Mereka tidak akan mudah dipengaruhi orang lain dan bisa menjaga dirinya sendiri.
Tiga hal di atas adalah manfaat utama memberikan pendidikan seks kepada anak. Mengingat pentingnya pendidikan seksual, sebaiknya Anda sudah memberikan pengetahuan ini sejak dini. Tentu cara memberikan pendidikan seksual untuk anak pun berbeda-beda sesuai dengan fasenya. Anak remaja adalah yang paling rentan berkaitan dengan pendidikan seksual. Oleh karena itu, Anda tidak boleh menunda lagi untuk memberikan pendidikan seksual. Kami sendiri selalu berusaha untuk membuka wawasan orang tua agar tidak lagi menganggap tabu hal-hal berkaitan dengan pendidikan seksual. Cara-cara ini diharapkan bisa membantu para orang tua untuk memberikan pendidikan seksual yang selayaknya kepada anak-anak.
Intinya, pendidikan seksual untuk remaja sangat penting dan wajib diberikan oleh orang tua. Dengan lebih terbuka tentang hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas, Anda bisa mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Pencegahan tentu lebih baik daripada pengobatan, bukan? Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga : Penanaman Pendidikan Moral Terhadap Anak Usia Remaja
Kenapa pendidikan seksual penting bagi anak?
Pendidikan seksual tidak melulu berkaitan dengan hubungan intim. Pendidikan seksual memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Anda bisa berdiskusi dengan anak mengenai hal-hal yang bersifat seksual yang selama ini dianggap tabu. Dengan begitu, diharapkan anak-anak bisa memahami lebih dalam tentang seksualitas, terutama yang berkaitan dengan kesehatan tubuh. Terlebih lagi, menginjak usia remaja, anak-anak sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Seusia anak SMP, jika tidak didampingi dengan benar, mereka bisa terjerumus pergaulan bebas yang lebih membahayakan. Inilah pentingnya mengapa setiap orang tua harus sadar bahwa pendidikan seksual untuk anak bukanlah sesuatu yang tabu. Anda harus mengajarinya sejak dini.
Bagaimana konsep pertemanan yang sehat?
anak remaja cenderung lebih nyaman dengan lingkungan pertemanan mereka daripada keluarga. Oleh karena itu, Anda bisa memberikan pengertian lagi tentang Batasan pertemanan. Lingkungan pertemanan bisa memberikan dampak yang baik atau buruk pada anak. Penting sekali memberikan pengertian seperti apa hubungan pertemanan yang sehat dan yang tidak sehat. Hubungan seksual terlalu dini sangat beresiko terhadap kesehatan anak, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Bagaimana seksual edukasi memperngaruhi kepercayaan diri anak remaja?
anak remaja cenderung lebih nyaman dengan lingkungan pertemanan mereka daripada keluarga. Oleh karena itu, Anda bisa memberikan pengertian lagi tentang Batasan pertemanan. Lingkungan pertemanan bisa memberikan dampak yang baik atau buruk pada anak. Penting sekali memberikan pengertian seperti apa hubungan pertemanan yang sehat dan yang tidak sehat. Hubungan seksual terlalu dini sangat beresiko terhadap kesehatan anak, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Berdiskusi tentang seks juga bisa membuat anak-anak yakin bahwa diri mereka sendiri adalah berharga. Mereka harus melindungi dan menghargai tubuhnya sendiri. Semua perlakuan yang menyangkut tubuhnya harus mendapatkan persetujuan dari mereka. Anak bisa menolak dengan tegas apabila ada orang lain yang berusaha untuk berkuasa atas tubuhnya. Kemudian, anak-anak pun bisa belajar lebih banyak lagi tentang konsep cinta kasih, hubungan lawan jenis, dan konsekuensi. Mereka tidak akan mudah dipengaruhi orang lain dan bisa menjaga dirinya sendiri.