Menutup bagian tubuh atau aurat dalam agama Islam adalah kewajiban setiap individu, namun mengajarkan menutup aurat sejak dini adalah kewajiban bagi kedua orang tuanya. Lalu sejak kapan orang tua harus mengajarkan mengajarkan anak menutup aurat dan berapa usia mulai menutup aurat?
Anda pasti bertanya-tanya, usia mulai menutup aurat bagi anak. Terutama bagi Anda yang memiliki anak perempuan. Sebab aurat bagi anak perempuan dipandang lebih detail daripada aurat yang harus ditutupi daripada anak laki-laki.
Bagi anak laki-laki, aurat sebatas antara bagian pusar hingga bagian lutut saja. Sedangkan bagi perempuan, aurat yang wajib ditutupi adalah seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapan tangan.
Bagi anak di umur tertentu menutup aurat bukan suatu kewajiban. Namun saat anak mulai remaja, menutup aurat menjadi kewajiban. Lalu kapan orang tua mengajarkan anak menutup aurat?
Mengajarkan Anak Menutup Aurat dan Usia Mulai Menutup Aurat Bagi Anak
Aurat adalah bagian tubuh yang harus dilindungi dan ditutupi sesuai dengan ajaran agama Islam. Namun, bagaimana kita mengajarkan batasan aurat kepada anak-anak kita adalah suatu hal yang perlu diperhatikan dengan seksama.
Berikut ini penjelasan lengkap tentang mengajarkan anak menutup aurat dan usia anak menutup aurat.
1. Kesadaran Awal dan Usia Wajib Menutup Aurat
Sebagai orangtua, penting untuk memulai proses pendidikan tentang batasan aurat sejak dini. Pada dasarnya mengajarkan anak menutup aurat tidak terbatas usia. Sebaliknya, kesadaran awal harus ditanamkan sejak usia dini.
Ini bisa dimulai dengan memberikan pemahaman sederhana tentang apa itu aurat. Anak-anak perlu tahu bahwa aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi dan dijaga dengan baik, dan ini adalah perintah agama. Melalui cerita-cerita atau gambar-gambar yang sesuai dengan usia mereka, kita bisa menjelaskan konsep ini dengan cara yang mudah dipahami.
Sedangkan usia mulai menutup aurat adalah saat menginjak usia akil baligh. Menurut beberapa ulama usia akil baligh ditandai dengan tiga hal.
Yaitu telah mengalami mimpi basah pada anak laki-laki, mengalami menstruasi pada anak perempuan, atau menginjak usia 15 tahun kalender hijriah. Selain itu, anak yang diwajibkan menutup aurat ialah anak yang sehat dan tidak gila.
Masa akil baligh juga dikenal dengan masa pubertas. Ketika anak perempuan memasuki masa pubertas, ada perubahan fisik yang perlu dipahami. Orangtua perlu membahas perubahan ini secara sensitif dan memberikan panduan tentang bagaimana menjaga aurat dengan benar selama masa ini.
2. Contoh dari Orangtua
Sebagai orangtua, kita harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita. Orangtua harus menjaga batasan aurat mereka sendiri sebelum mengajarkan anak menutup aurat. Ketika anak melihat orangtua mereka dengan sikap yang baik terkait aurat, ini akan membantu mereka memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.
Anak merupakan peniru ulung, ketika melihat orangtua mereka dengan sikap yang benar terkait aurat, mereka akan lebih cenderung mengikuti contoh tersebut. Selain itu, bagi anak, orang tua menjadi contoh nomor satu bagi terbentuknya perilaku di masa depan. Sebab hanya orang tua lah yang ditemui mereka sejak bangun hingga tidur lagi.
3. Komunikasi Terbuka
Saat mengajarkan anak menutup aurat, komunikasi antara orang tua dan anak adalah yang paling utama. Komunikasi terbuka adalah kunci dalam mendidik anak-anak tentang aurat.
Selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anak-anak kita. Ajak mereka berbicara tentang pertanyaan atau kebingungannya terkait aurat. Janganlah menghindari topik ini atau menganggapnya sebagai sesuatu yang tabu. Buka ruang diskusi yang aman untuk mereka.
Sebab usia akil baligh adalah usia remaja yang masih harus didampingi saat ingin mencari tahu. Jangan biarkan anak merasa kebingungan dan memilih jalan yang kurang tepat.
4. Memilih Waktu yang Tepat
Seiring dengan perkembangan usia anak, kita perlu memilih waktu yang tepat untuk mengajarkan lebih lanjut tentang aurat. Waktu yang disarankan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang menutup aurat saat mereka mencapai usia sekolah.
Saat ini, mereka mungkin sudah memiliki pemahaman dasar tentang aurat, dan kita bisa menjelaskan lebih rinci mengenai aturan dan pentingnya menjaganya. Dengan begitu, mengajarkan anak menutup aurat akan berjalan seiringan dengan usia anak menutup aurat.
Pemahaman yang dibangun sesuai dengan tumbuh kembang anak akan berdampak baik bagi anak sehingga anak melakukan kewajiban menutup aurat dengan kesadaran penuh.
5. Edukasi yang Dikemas dengan Baik
Penting untuk menjalankan pendekatan yang baik dalam mengajarkan anak menutup aurat. Pendekatan ini harus dilakukan dengan kasih sayang dan tanpa paksaan. Anak-anak perlu memahami bahwa menutup aurat adalah tindakan yang dilakukan atas dasar cinta kepada Allah.
Ketika mengajarkan anak perempuan tentang menutup aurat, penting untuk menyajikan informasi dengan cara yang sesuai dengan usia mereka. Penjelasan yang diberikan harus mudah dipahami dan tidak menakutkan. Gunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat usia mereka dan berikan contoh konkret yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
6. Memberikan Alternatif yang Baik dan Nilai Positif
Ketika mengajarkan anak-anak tentang batasan aurat, disarankan untuk memberikan alternatif yang baik. Misalnya, jika anak perempuan diajari untuk menutup kepala dengan hijab, ajarkan juga mengenai keindahan dan keutamaan hijab dalam agama Islam.
Ini membantu mereka memahami bahwa aurat bukanlah hal yang membatasi, melainkan sesuatu yang memberikan nilai dan makna dalam kehidupan.
Selain itu, orang tua perlu mengajarkan anak menutup aurat tidak hanya berguna bagi nilai kehidupan. Namun juga salah satu jalan ketaqwaan, sampaikan bahwa menutup aurat adalah bentuk penghormatan kepada Allah dan melindungi diri dari pandangan yang tidak senonoh. Ajarkan bahwa menutup aurat adalah tindakan yang menghormati diri sendiri dan agama.
7. Kesabaran dan Pengertian
Akhirnya, penting untuk bersabar dalam proses ini. Anak-anak mungkin akan melakukan kesalahan atau melupakan aturan aurat. Namun, sebagai orangtua, kita harus memahami bahwa ini adalah bagian dari pembelajaran mereka. Berikan pengertian, nasehat, dan dorongan positif agar mereka dapat memahami dan menjalankan aturan aurat dengan penuh kesadaran.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak punya ritme perkembangan yang tidak sama. Dalam mengajarkan anak menutup aurat, penting untuk memberikan dorongan dan dukungan saat mereka berusaha untuk memahami dan menjalankan aturan aurat dengan baik.
Dalam menjalankan pendidikan tentang batasan aurat kepada anak-anak, kesadaran awal, contoh yang baik, komunikasi terbuka, pemilihan waktu yang tepat, edukasi yang baik, memberikan alternatif yang baik, serta kesabaran dan pengertian adalah kunci utama.
Semua ini akan membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang sadar akan aurat dan menjaganya sesuai dengan ajaran agama Islam. Memberi pemahaman dan mengajarkan anak menutup aurat menjadi kewajiban orang tua. Lakukan dengan kesabaran agar anak memahami dengan penuh kesadaran.