Anak adalah amanah luar biasa. Mendidiknya agar menjadi seorang qurrota a’yun atau penyejuk hati adalah tugas dan tantangan bagi orang tua. Pendidikan anak dalam Islam bisa dilakukan dengan beberapa metode yang efektif. Menciptakan anak yang cerdas dalam berbagai mata pelajaran tidaklah cukup. Orang tua juga perlu membekali mereka dengan akidah, akhlak, dan pengetahuan agama yang baik. Semua ini perlu dilakukan secara bertahap dengan penuh kesabaran.
10 Metode Efektif Untuk Pendidikan Anak Dalam Islam
Ada banyak metode pendidikan yang ada di dunia ini. Namun tidak semuanya akan cocok dengan gaya parenting Anda. Jika Anda memilih untuk mendidik anak dengan pendekatan yang sesuai dengan agama Islam, maka Anda sedang membaca artikel yang tepat. Melalui pemahaman terhadap cerita nabi-nabi dan kisah parenting yang tertuang dalam Al Quran serta hadits, Anda bisa mendidik anak dengan tepat. Berikut kami rangkum 10 metode efektif yang bisa Anda gunakan saat mendidik anak Islam.
1. Metode Keteladanan
Mendidik anak dengan keteladanan menjadi prioritas di antara semua metode Islam anak yang ada. Seorang ayah dan ibu yang sholih dan rajin beribadah besar kemungkinan akan mendidik anak yang demikian pula. Hal ini bisa terjadi karena anak tidak selalu mendengar perkataan, tapi merekam setiap kejadian. Anak akan meniru apa yang ia lihat, kecuali memang ada intervensi tertentu yang membuatnya berubah pikiran.
Oleh karena itu, metode ini paling tepat jika Anda ingin mengajarkan aspek moralitas, spiritualitas, serta etos kerja pada anak. Jika Anda ingin anak rajin sholat tepat waktu, maka Anda juga harus sabar dan telaten. Ajaklah ia ke masjid dan berjamaah tepat waktu setiap hari, dan ceritakan pentingnya ibadah itu di mata Allah.
Terkait metode ini, Anda juga perlu memahami bahwa anak tidak hanya bisa meniru hal yang baik, tapi juga yang buruk. Dengan demikian, maka selain memperhatikan apa yang Anda lakukan, perhatikan juga lingkungan sekolah, rumah, teman-teman bergaul, dan kegiatan anak-anak. Jika orangtuanya sudah baik, tapi teman-temannya sering berbuat buruk, maka anak bisa saja tergoda berbuat buruk. Memilih lingkungan terbaik juga penting dalam metode ini.
2. Metode Perhatian
Anak-anak terkadang mengalami fase kebingungan terkait emosi yang dia rasakan. Ini akan terjadi selama beberapa kali sebelum anak sepenuhnya tumbuh dewasa. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan perhatian penuh saat mendidik anak pada fase ini.
Ada beberapa penyebab anak-anak rentan mengalami stres, diantaranya:
- Beratnya tuntutan akademik di sekolah
- Perubahan bentuk fisik yang terjadi, terutama selama pubertas
- Kondisi keluarga, misalnya adanya perceraian atau ketidakharmonisan
- Pengelolaan perasaan terhadap lawan jenis
Saat anak-anak mengalami gejolak emosi karena masalah-masalah di atas, orang tua wajib memprioritaskan pendampingan dengan perhatian. Alih-alih hanya hadir secara fisik, orang tua perlu memperhatikan anak secara penuh. Adanya waktu dan komunikasi yang dilakukan secara intensif akan mengurangi beban pikiran anak. Ini adalah cara meraih pendidikan berkarakter yang utuh. Pada metode ini, orang tua perlu mengurangi tuntutan dan memberikannya ruang berpikir tanpa melepaskan perhatian.
3. Metode Bimbingan dan Nasihat
Anak-anak memiliki kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan dan nasihat. Nasihat yang baik berguna untuk membangun karakter dan mentalitas anak.
Hal yang perlu Anda perhatikan dalam metode ini adalah:
- Waktu – Anak-anak tidak selamanya siap menerima nasihat, meskipun itu baik. Sampaikan nasihat pada saat perutnya kenyang, dan tidak dalam kondisi marah. Anda juga bisa menyampaikan nasihat saat sedang berjalan-jalan atau makan bersama dengannya.
- Nada Bicara dan Diksi – Perhatikan nada bicara dan pilihan kata yang Anda gunakan saat menasihatinya. Hindari kesan menggurui atau membanding-bandingkan dia dengan orang lain. Anak-anak tidak pernah suka Anda membandingkannya dengan orang lain, seperti teman atau saudaranya.
Nasihat tidak cukup Anda sampaikan sekali saja. Oleh karena itu, orang tua perlu berkala dalam membimbing anak. Sampaikan segala sesuatu sesuai dengan tahapan perkembangan emosionalnya.
4. Metode Permainan
Selalu alokasikan waktu untuk bermain dengan anak. Anak suka bermain, karena itu memang dunianya. Anak-anak balita hingga usia SD suka bermain yang banyak melibatkan fisik dan komunikasi. Saat beranjak besar di usia SMP, mereka juga suka berpetualang dan memainkan olahraga tertentu. Pada balita dan anak-anak Sekolah Dasar, ciptakan permainan yang mengandung hikmah dalam prosesnya. Permainan-permainan yang mengajarkan kejujuran dan sportifitas juga baik, seperti permainan sensorimotor dan bermain peran.
Pada usia SMP, Anda bisa mengkreasikan outbond yang melatih kepemimpinan dan kerjasamanya. Dalam Islam, setiap manusia adalah khalifah atau pemimpin. Oleh karena itu, Anda perlu mengasah kemampuan ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode ini.
5. Metode Kisah dan Cerita
Ada banyak sirah atau kisah nabi-nabi dan sahabat Rasulullah SAW yang berhubungan dengan kehidupan anak. Bacakan kisah-kisah ini pada anak sejak mereka bahkan belum bisa membaca sendiri. Mendongenglah untuk anak-anak, karena inilah cara terbaik memperluas cakrawala mereka.
Mendongeng tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga merupakan metode yang tepat untuk menanamkan berbagai nilai. Selain melalui karakter yang ada di dalamnya, Anda juga bisa mengakhiri aktivitas mendongeng dengan diskusi tentang pesan moral di dalamnya. Bagi anak, mendengarkan dongeng dari orang tua adalah hiburan yang menyenangkan dan tidak menambah beban. Alokasikan waktu Anda untuk membacakan dongeng pada si kecil selama 10 – 20 menit per hari.
6. Metode Pengambilan Hikmah
Orang yang paling cerdas adalah yang pandai mengambil hikmah. Hal ini masuk akal karena orang yang mampu belajar dari kesalahannya dan mengambil hikmah dari kejadian buruk, tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Bahkan, seseorang tidak perlu berbuat kesalahan dengan belajar dari hikmah kesalahan orang lain. Mengambil hikmah ini bukan kemampuan yang tiba-tiba saja ada. Ada proses belajar untuk bisa mengambil hikmah dibalik suatu musibah atau takdir Allah. Anak-anak perlu pendampingan Anda dalam proses pembelajaran ini. Maka mulai sekarang, saat terjadi musibah yang membuatnya sedih, ajak anak untuk belajar menarik hikmah. Alih-alih tumbuh menjadi pribadi yang suka mengeluh, ia akan menjadi manusia yang pandai bersyukur. Pengambilan hikmah cocok Anda gunakan sepanjang waktu, dan untuk anak dalam berbagai usia.
7. Metode Pembiasaan
Pembiasaan biasanya mengikuti proses keteladanan. Pembiasaan merupakan kunci penting untuk mengaplikasikan suatu amal. Anak yang terbiasa melakukan sesuatu tidak akan merasa keberatan dalam melaksanakan sesuatu. Pembiasaan bisa dilakukan untuk sesuatu yang sifatnya rutin dan sering dilakukan, misalnya:
- Sholat fardhu lima waktu di masjid secara berjamaah
- Bersedekah setiap hari usai Subuh
- Mandi dan berpakaian rapi sebelum melakukan Sholat Jumat
- Menutup aurat dengan rapi dan sesuai syariat
- Bersikap santun dan berkata dengan baik kepada semua orang
Melalui metode pembiasaan, anak perlahan akan memiliki berbagai etika dan etos kerja yang baik.
8. Metode Observasi, Eksplorasi dan Diskusi
Ada banyak hal di sekitar Anda yang bisa diamati dan diperhatikan. Dari kegiatan observasi ini pasti ada hal yang dapat dipelajari. Anda bisa mengajak anak melakukan hal ini. Misalnya, ajak anak untuk mengamati fenomena orang-orang yang mengemis di pinggir jalan. Ajak dia untuk berdiskusi terkait apa saja pelajaran yang bisa dipetik dari fenomena tersebut.
Saat berdiskusi, terbukalah terhadap berbagai cerita dan masukan dari anak. Anak akan mulai berbicara apapun tentang fenomena tersebut. Dengarkan sampai ia selesai, dan jangan buru-buru memotong pendapatnya. Setelah ia selesai, baru Anda bisa mengaitkan pendapatnya dengan ayat Al Qur’an atau hadits. Tambahkan juga perspektif Anda, sehingga anak akan bisa melihat suatu fenomena dari berbagai sudut pandang.
9. Metode Motivasi dan Apresiasi
Anak-anak perlu mengetahui kenapa mereka melakukan sesuatu. Mereka tidak akan begitu saja mau mengikuti perintah orang tua untuk melakukan suatu amal tanpa tahu alasannya. Anda bisa menyampaikan alasan dan manfaat dari suatu amal dalam bentuk motivasi kepada mereka. Misalnya saat Anda mengajaknya memperbanyak amal pada bulan Ramadhan. Anda bisa menyampaikan betapa banyak pahala dan bagaimana amalan tersebut akan meningkatkan rasa sayang Allah pada mereka. Setelah anak melakukan sesuatu yang baik, jangan lupa memberikan apresiasi. Apresiasi ini bisa dalam bentuk pujian secukupnya, atau berupa barang.
10. Metode Konsekuensi
Selain motivasi, anak juga perlu melihat ketegasan orang tua melalui pendidikan dengan metode konsekuensi. Apabila anak melakukan kesalahan, atau hal yang tidak baik,maka Anda juga perlu mengajarkan apa konsekuensinya. Beberapa hal penting yang perlu Anda pertimbangkan terkait metode konsekuensi ini adalah sebagai berikut:
- Pemberian hukuman harus atas dasar cinta dan kasih sayang, bukan karena emosi orang tua.
- Konsekuensi harus dipahami anak sebelum hal buruk tersebut terjadi. Dengan demikian, anak memiliki kesadaran dalam melakukan sesuatu.
- Menimbulkan kesan yang baik dan menyadarkan anak atau kesalahannya.
- Diikuti dengan diskusi terkait cara beristighfar dan bertaubat atas kesalahannya.
- Setelah anak menerima konsekuensinya, orang tua harus mampu memberikan maaf yang tulus. Kesalahan tidak perlu diungkit-ungkit lagi, dan berikan kepercayaan padanya.
Anak yang memahami bahwa jika dia melakukan suatu keburukan akan mendapatkan konsekuensi, akan lebih berhati-hati. Harapannya, ini juga akan menjadi kebiasaan baiknya untuk menghindari maksiat karena takut kepada Allah SWT.
Memilih Metode Yang Tepat Saat Mendidik Anak
Pemilihan metode yang tepat saat mendidik anak memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan. Pada saat memilih metode, perhatikan tujuan parenting dan lihat kondisi anak. Adakalanya Anda perlu bersikap tegas, adakalanya Anda perlu bersikap sedikit longgar pada anak. Kesepuluh metode tersebut bisa Anda gunakan secara bergantian. Selain itu, Anda juga bisa mengkombinasikan dua atau tiga metode sekaligus untuk mengajarkan suatu nilai. Metode pendidikan anak dalam Islam mengajarkan Anda untuk bersikap lembut dan tegas agar anak bisa tumbuh mandiri dengan kasih sayang.
Baca juga: Membebaskan Anak untuk Bereksplorasi dengan Metode Montessori
• Metode Keteladanan
• Beratnya tuntutan akademik di sekolah
• Pemberian hukuman harus atas dasar cinta dan kasih sayang, bukan karena emosi orang tua.Sebutkan 10 metode efektif untuk pendidikan anak dalam islam!
• Metode Perhatian
• Metode Bimbingan dan Nasihat
• Metode Permainan
• Metode Kisah dan Cerita
• Metode Pengambilan Hikmah
• Metode Pembiasaan
• Metode Observasi, Eksplorasi dan Diskusi
• Metode Motivasi dan Apresiasi
• Metode Konsekuensi Apa saja penyebab anak-anak rentan mengalami stress?
• Perubahan bentuk fisik yang terjadi, terutama selama pubertas
• Kondisi keluarga, misalnya adanya perceraian atau ketidakharmonisan
• Pengelolaan perasaan terhadap lawan jenis Sebutkan hal penting yang perlu Anda pertimbangkan terkait metode konsekuensi!
• Konsekuensi harus dipahami anak sebelum hal buruk tersebut terjadi. Dengan demikian, anak memiliki kesadaran dalam melakukan sesuatu.
• Menimbulkan kesan yang baik dan menyadarkan anak atau kesalahannya.
• Diikuti dengan diskusi terkait cara beristighfar dan bertaubat atas kesalahannya.
• Setelah anak menerima konsekuensinya, orang tua harus mampu memberikan maaf yang tulus. Kesalahan tidak perlu diungkit-ungkit lagi, dan berikan kepercayaan padanya.