Pendidikan merupakan bagian penting dalam hidup manusia. Sejak lahir hingga semakin bertambahnya usia, seseorang akan terus mendapatkan pendidikan. Konsep dan gagasan pendidikan yang masih digunakan hingga saat ini dicetuskan oleh tokoh pendidikan yang berpengaruh.
Anda mungkin sudah familiar dengan konsep Montessori atau pedagogi bukan? Ternyata teori tersebut sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Berikut ini 10 tokoh penting dalam pendidikan anak beserta gagasannya yang perlu Anda ketahui.
Tokoh Pendidikan Anak dan Pengaruhnya
1. Helen Keller
Siapa yang tidak mengenal Helen Keller? Ia kehilangan penglihatan dan pendengarannya sekaligus karena sebuah penyakit ketika berusia 19 bulan. Namun Helen Keller tumbuh dengan luar biasa, berkat bimbingan dari gurunya yang mengajarkan dirinya untuk membaca dan menulis.
Keller lahir di Tuscumbia, Alabama pada 27 Juni 1880. Kata pertama yang berhasil ia pelajari adalah “d-o-l-l” atau boneka, sebuah benda yang dibawa oleh sang guru, Anne Sullivan ketika pertama kali datang ke rumahnya. Akan tetapi, proses yang harus ia lalui tidaklah mudah. Ketika Keller belajar mengeja dan menulis “m-u-g” (cangkir), ia merasa kesulitan dan frustasi hingga memecahkan mug yang dipegangnya.
Dengan kekurangan yang ia miliki, Helen Keller berhasil menyelesaikan pendidikan di Radcliffe College Harvard University dan menjadi orang buta-tuli pertama yang berhasil meraih gelar sarjana. Selama hidupnya, ia berhasil menulis 14 buah buku dengan berbagai macam topik. Kisah hidup Helen Keller menjadi inspirasi bagi banyak orang hingga kini.
2. Anne Sullivan
Di balik keberhasilan Helen Keller, ada sosok luar biasa bernama Anne Sullivan. Sullivan bertemu Helen Keller ketika usianya 5 tahun dan mengajarinya untuk menulis dan mengeja benda-benda yang ada di sekitarnya. Sebagai seseorang yang berkarir di dunia pendidikan, Sullivan menyadari bahwa metode yang ia gunakan tidak sesuai dengan kondisi Keller. Ia pun kemudian mengubahnya dengan menuliskan huruf di atas telapak tangan Keller.
Metode ini terbukti berhasil, karena hanya dalam waktu 6 bulan Keller berhasil menguasai 575 kata. Hingga saat ini, Sullivan menjadi salah satu tokoh pendidikan anak yang berpengaruh.
Pertemuan Sullivan dengan Keller terjadi setelah ia lulus dari Perkins School for the Blind. Direktur Perkins ketika itu, Michael Anagnos, dihubungi oleh Arthur Keller, ayah dari Helen Keller. Usia Sullivan masih 20 tahun ketika ia pergi ke Alabama untuk mengasuh Keller, saat itu berumur 7 tahun. Sullivan kemudian menjadi guru, teman, dan sahabat seumur hidup bagi Helen Keller selama lebih dari 50 tahun.
3. Mother Teresa
Mother Teresa dikenal sebagai salah satu tokoh kemanusiaan terbesar di abad 20. Ini tidak lepas dari perjalanan hidupnya sebagai seorang biarawati dan pendidik yang berdedikasi pada anak-anak miskin. Mother Teresa mengabdikan seluruh hidup untuk merawat orang-orang yang sakit dan miskin.
Mother Teresa pernah menjadi kepala di sekolah Saint Mary untuk anak-anak perempuan di Calcutta. Namun ia memutuskan untuk meninggalkan jabatan tersebut dan pindah ke pemukiman kumuh di Calcutta. Pada tahun 2016, Paus Francis menobatkan Mother Teresa sebagai orang suci.
Ada dua mukjizat yang mengesahkan Mother Teresa sebagai orang suci. Pertama adalah ketika seorang wanita bernama Monica Besra menderita tumor di perutnya pada tahun 1998. Kala itu, kondisi Besra terlalu buruk untuk bisa menjalani operasi.
Kemudian ketika ia sedang berdoa di gereja Missionaries of Charity, ia melihat ada cahaya terpancar dari foto Mother Teresa. Setelah itu, sebuah medali yang pernah tersentuh oleh Mother Teresa diletakkan di perut Besra sambil didoakan seorang suster yang meminta pertolongan Mother Teresa.
Secara ajaib, tumor Besra menghilang keesokan harinya. Bahkan pemeriksaan medis juga menyatakan bahwa tumor di perutnya telah menghilang.
4. Martin Luther
Seumur hidupnya, Martin Luther selalu berbicara tentang besarnya pengaruh pendidikan bagi anak-anak. Ia adalah seorang profesor Teologi asal Jerman dengan pemikiran yang sangat visioner.
Sejak abad ke-16, Martin Luther telah menekankan pentingnya kemampuan baca tulis. Ia ingin semua anak di masa itu bisa membaca dan menulis, serta bisa berbicara dengan bahasa ibu masing-masing. Tidak hanya itu, Martin Luther juga berbicara tentang peran keluarga dalam mendidik anak.
Selain berkontribusi dalam pendidikan, Martin Luther juga dikenal sebagai pendeta revolusioner dalam memperjuangkan reformasi Katolik. Namun demikian, ia menghindari ide-ide radikal seperti yang dianut oleh para penerusnya. Salah satu yang paling terkenal adalah 95 dalil yang ia tempelkan di depan pintu-pintu gereja Katolik di masa itu. Tidak hanya itu, Martin Luther juga menerjemahkan Injil dari Bahasa Inggris ke Bahasa Jerman agar bisa dibaca oleh seluruh warga Jerman.
5. R.A. Kartini
Salah satu tokoh pendidikan nasional yang paling berpengaruh adalah R.A. Kartini. Sebagai seorang wanita yang hidup di masa patriarki, ia memiliki pemikiran terbuka dan sangat maju, melebihi zamannya. Melalui surat-menyurat dengan temannya, Kartini memiliki keinginan untuk memajukan pendidikan masyarakat pribumi, khususnya kaum wanita. Di masa itu, laki-laki memiliki akses pendidikan yang lebih baik dibandingkan wanita.
Kartini adalah pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Ia berpendapat bahwa peran wanita lebih dari sekedar domestik saja, namun juga berhak untuk berkarya dan mendapatkan pendidikan sama seperti kaum laki-laki. Salah satu warisan terbesarnya adalah Sekolah Kartini yang didirikan khusus untuk kaum perempuan serta Yayasan Van Deventer di beberapa daerah yang menjadi tempat belajar para perempuan.
6. Johann Heinrich Pestalozzi
Berikutnya ada Johann Heinrich Pestalozzi, seorang tokoh penting dalam pendidikan sensorik. Ia percaya bahwa pendidikan adalah pondasi yang sangat penting dalam hidup setiap individu. Selain itu, bukan hanya pendidikan secara teoritik saja, namun pendidikan fisik juga penting.
Pestalozzi berpendapat bahwa pendidikan bisa diperoleh dari mana saja, bukan hanya dari bangku kelas saja. Anak-anak harus dibebaskan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar dan mendapatkan pembelajaran penting dari sana. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Book for Mothers yang menekankan pentingnya peran ibu dalam pendidikan anak. Buku tersebut memuat banyak cara mendidik dan mengasuh anak di rumah.
7. Maria Montessori
Anda pasti sudah tidak asing dengan Montessori bukan? Penggagasnya adalah Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik dari Italia yang hidup di awal abad 20-an. Hingga saat ini, metode ini masih dirasa sangat efektif dalam pendidikan anak dan masih terus saja digunakan.
Selama hidupnya, Montessori aktif berkarir sebagai dokter sekaligus peneliti. Ia pernah bekerja dengan anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Semua pengalaman dan perjalanan karirnya membantu Montessori untuk menciptakan sebuah konsep pendidikan anak yang tidak lekang oleh zaman.
Montessori menyadari betapa pentingnya pendidikan usia dini untuk perkembangan anak di fase kehidupan selanjutnya. Itulah mengapa ia mendedikasikan diri untuk mengkaji masalah pendidikan dini. Metode Montessori sendiri membahas tentang pentingnya menyesuaikan metode dan lingkungan pembelajaran dengan kemampuan anak. Sampai saat ini, ribuan sekolah Montessori masih aktif di seluruh dunia.
8. Ahmad Dahlan
Tokoh pendidikan berikutnya yang berpengaruh di Indonesia adalah Ahmad Dahlan. Beliau terlahir sebagai Muhammad Darwis pada 1868. Pada 1923, Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah yang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia saat ini.
Fokusnya adalah memberikan pendidikan Islam bagi semua muslim di Indonesia. Kala itu, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda dan jalan yang harus dilalui Ahmad Dahlan sama sekali tidak mulus. Ia menerima banyak fitnah karena banyak bergaul dengan orang Belanda, bahkan mengajar di salah satu sekolah Belanda, yaitu OSVIA yang hanya menerima kaum priyayi saja.
Semua halangan tersebut tidak menurunkan semangat Ahmad Dahlan dalam memperjuangkan keinginannya untuk mendirikan sebuah organisasi pendidikan Islam. Upaya tersebut membuahkan hasil ketika pada 20 Desember 1912 beliau mengajukan permohonan untuk mendirikan sebuah organisasi berbadan hukum dari pemerintah Hindia Belanda.
9. Paulo Freire
Paulo Freire adalah seorang tokoh asal Brazil yang menggagas tentang peran pedagogi atau kemampuan pendidik dalam mengelola dan mengaplikasikan pembelajaran bagi para muridnya.
Ini tidak lepas dari kepercayaan yang ia pegang, bahwa ruang kelas bisa menjadi tempat terjadinya perubahan sosial. Itulah mengapa dalam teorinya ia berpendapat bahwa setiap siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran, bukannya menjadi penerima pasif dari setiap pengetahuan yang diberikan oleh guru.
Pemikiran tersebut dijelaskan secara rinci dalam buku Pedagogy of the Oppressed, dimana harus terjadi dialog aktif antara guru dan murid. Di dalam ruang kelas, guru dan murid posisinya adalah setara dan pendapat keduanya harus sama-sama dihargai.
10. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara telah terbukti memberikan kontribusi yang besar pada pendidikan di Indonesia. Beliau terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dalam keluarga yang tergolong kaya dan terpandang di masa penjajahan Belanda.
Memiliki latar belakang sosial ekonomi yang baik tidak membuat Ki Hajar Dewantara acuh terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya. Beliau justru sangat peduli dengan nasib masyarakat miskin dan memperjuangkan mereka untuk bisa mendapatkan pendidikan yang sama seperti bangsawan dan anak penjajah.
Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah sekolah, yaitu Taman Siswa. Berkat kontribusinya yang sangat besar terhadap pendidikan, beliau dipercaya memegang jabatan sebagai Menteri Pengajaran atau Menteri Pendidikan setelah Indonesia merdeka. Untuk menghormati beliau, hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, tepatnya di tanggal 2 Mei.
Itu dia 10 tokoh pendidikan yang berpengaruh dalam pendidikan anak-anak. Meskipun zaman sudah berubah, gagasan yang mereka kemukakan masih terus relevan dan bisa digunakan. Anda juga bisa menerapkannya dalam mengedukasi si kecil sesuai dengan usia mereka masing-masing.
Dari dulu hingga sekarang, pendidikan memang sesuatu yang sangat penting. Pendidikan untuk anak harus dimulai sedini mungkin dan disesuaikan dengan tumbuh kembang mereka. Orang tua harus bisa memegang peranan sebagai pendidik pertama bagi anak-anak mereka, karena pendidikan pertama dimulai dari rumah.
Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah sekolah, yaitu Taman Siswa.
Kartini adalah pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Salah satu warisan terbesarnya adalah Sekolah Kartini yang didirikan khusus untuk kaum perempuan serta Yayasan Van Deventer di beberapa daerah yang menjadi tempat belajar para perempuan.
Fokusnya adalah memberikan pendidikan Islam bagi semua muslim di Indonesia. Kala itu, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda dan jalan yang harus dilalui Ahmad Dahlan sama sekali tidak mulus. Ia menerima banyak fitnah karena banyak bergaul dengan orang Belanda, bahkan mengajar di salah satu sekolah Belanda, yaitu OSVIA yang hanya menerima kaum priyayi saja. Sebutkan nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara!
Siapakah Kartini dan perannya terhadap pendidikan di Indonesia?
Sebutkan peran Ahmad Dahlan dalam pendidikan Islam di Indonesia!