Anak malas belajar bukan berarti tidak bisa berubah. Bukan pula harus dengan cara kekerasan, agar anak mau menurut. Ada banyak cara yang bisa orang tua pakai agar anak semangat dan aktif belajar tanpa kekerasan.
Mengingat, kekerasan dalam bentuk verbal, perilaku atau pun bentuk yang lain bisa berdampak buruk juga bagi anak. Oleh karena itu, mari gunakan cara-cara atraktif dan menyenangkan untuk membujuk anak aktif belajar. Misalnya saja, dengan tips serta cara dalam ulasan di bawah ini.
18 Cara Mengatasi Anak Malas Belajar Dengan Metode Mudah
Photo by Jessica Lewis on Unsplash
Kecerdasan ada banyak macam, mulai dari tipe naturalis, spasial, linguistik, dan banyak lagi lainnya. Jadi, jangan heran jika anak dengan kecerdasan naturalis yang dominan akan terkesan malas ketika belajar not, bentuk kunci gitar dan sejenisnya.
Jadi bukan anak malas belajar, hanya saja ini bidang yang tidak terlalu anak sukai. Oleh karena itu, jangan langsung judge anak sebagai pemalas, akan tetapi mari coba lakukan hal-hal ini dalam membangkitkan semangat belajar anak dan mengatasi anak malas belajar.
1. Susun Jadwal
Sekilas terlihat remeh, padahal menyusun jadwal ini menjadi stimulus penting bagi anak untuk belajar skala prioritas dan sadar akan kewajibannya. Misal, jadwalkan jam sekian belajar, jam sekian main, jam sekian boleh menonton film, serta lainnya.
Menyusun jadwal memancing anak untuk membuat perencanaan, dengan demikian anak pun sadar bahwa dalam belajar masuk ke dalam kewajibannya. Jadi tidak abai, minimal bisa membuat anak ingat kalau ada ‘tanggungan’.
2. Komunikasi Sesuai Personality
Ingat, bahwa setiap anak itu unik dan istimewa. Ada anak yang tipe ekstrovert, dia akan mudah mengkomunikasikan apa maunya, apa yang tidak mau, serta hal lain yang terjadi pada dirinya.
Berbeda dengan anak introvert, butuh pendekatan intens untuk mengetahui kendala kenapa anak malas belajar. Demikian juga dengan tipe lain, semua memiliki cara pendekatan yang berbeda-beda.
Sesuaikan dengan jenis personality-nya dahulu untuk menemukan kendala, setelah itu susun problem solving-nya.
3. Buat Do dan Don’t
Wajar saja melakukan sistem perintah dan larangan. Mengingat, anak masih butuh arahan orang tua. Jika terlalu lunak, menuruti semua mau anak, ini juga berdampak buruk pada perkembangan psikologisnya.
Demikian juga jika terlalu keras, anak akan terkekang dan tidak bisa membuat keputusan sendiri. Oleh karena itu, berikan semacam list apa yang boleh (do) dan apa yang tidak boleh (don’t) dalam proses belajarnya.
Misalnya saja, boleh sambil mendengarkan musik. Tidak boleh sambil menyimak streaming gamer kesukaannya.
4. Terapkan Parenting Belajar Sesuai Zaman
Zaman anak 90-an mungkin familiar dengan larangan menonton TV saat jam belajar, bertelepon dengan teman, atau hal-hal lain di tahun itu. Berbeda dengan zaman sekarang, malah anak boleh menonton TV untuk belajar.
Dengan catatan bahwa acaranya adalah materi pelajaran via Android TV. Atau, malah harus saling bertelepon untuk diskusi online dengan teman sekelas ketika ada tugas kelompok.
5. Prime Time Puncak Tertinggi Fokus Anak
Photo by Compare Fibre on Unsplash
Pahami ritme jam biologis anak. Ada anak yang fokus belajarnya singkat tapi hasilnya di atas rata-rata, sehingga ketika harus berlama-lama malah kacau. Tipe lain malah seperti mesin diesel, naiknya pelan dan lama, namun saat sudah optimal mampu melahap semua pelajaran.
Selain itu, beberapa juga lebih suka belajar tengah malam, ada yang suka sore, dan lainnya. Sesuaikan dengan kondisi saat anak nyaman, bisa fokus, dan orang tua tidak memaksakan kehendak kapan harus belajar sesuai jam orang tua.
6. Sediakan Jeda Waktu
Berikan jam jeda ketika anak belajar. Misal setiap selesai satu jenis pelajaran, boleh istirahat. Atau, setiap berapa menit anak boleh rebahan, dan lainnya. Ini efektif untuk menjaga mood anak tetap baik, dan tidak stress dengan tekanan yang ada.
7. Sesekali Terapkan Parenting Sistem Reward
Sistem pengasuhan ini memang ada pro dan kontra, hanya saja ketika menerapkannya dalam batas wajar maka bisa bersinergi dengan tujuan orang tua untuk membuat anak malas belajar menjadi tidak malas belajar.
Misalnya saja, saat anak berhasil memecahkan soal yang sulit, orang tua boleh memberikan reward entah itu perpanjangan waktu untuk main game atau lainnya.
8. Terapkan Punishment Edukatif
Ada reward maka ada punishment. Ini bisa orang tua terapkan untuk melatih kedisiplinan anak. Hanya saja, punishment-nya harus edukatif. Tidak semata-mata sebagai hukuman saja, tetapi ada nilai lain yang bisa anak dapatkan.
Misalnya saja, jika tidak mematuhi jadwal belajar yang telah disepakati bersama, anak harus merelakan uang jajannya diberikan pada pemulung di kompleks rumah.
9. Proporsi Setiap Pelajaran Berbeda
Tidak semua anak suka dan pandai matematika, tidak pula semua suka seni lukis. Dengan demikian, berikan porsi belajar yang proporsional dengan ritme yang seimbang.
Misal dari jenis yang tidak disukai dahulu, kalau sudah mulai bad mood, maka ganti ke yang disukai. Pengalihan ritme dan juga pengaturan durasi belajar jika dilakukan dengan benar, mampu mendorong anak lebih giat dan semangat belajar lebih baik lagi.
10. Pakai Media Belajar
Ada anak yang mudah menangkap pelajaran dengan media audio, ada juga yang secara teks, bahkan ada pula yang perlu secara audio dan visual. Oleh karena itu, bekali jenis media belajar yang sesuai dengan anak. Jika anak baik-baik saja dengan semua tipe, tinggal bantu untuk mengenali jenis media yang paling memungkinkan di rumah.
11. Mengatasi Anak Malas Dengan Sistem Belajar Fun
Terdengar mudah, belajar dengan fun. Faktanya, untuk membuat belajar menjadi menyenangkan ini tidaklah semudah itu. Ada banyak faktor yang harus dikenali, mulai dari tipe karakter anak, kondisi lingkungan ketika belajar, hingga support tools yang harus ada untuk belajar nyaman.
Oleh karena itu, pastikan tidak ada umpatan, teriakan, kalimat penuh amarah, dan sejenisnya. Minimal ini membantu mood anak tetap baik sehingga belajarnya terasa fun, bukan malah jadi beban.
12. Tempat Belajar Sesuai Kepribadian Anak
Cek tempat belajar anak, apakah anak nyaman dengan kondisinya? Ada anak yang harus di kondisi hening saat belajar, tentu akan terlihat ogah-ogahan saat disuruh belajar di ruang tengah yang dilewati oleh anggota keluarga.
Demikian juga dengan anak yang lebih nyaman ada dalam keriuhan sekitar, tentu akan stress kalau harus belajar sendirian di dalam kamar yang hening. Jadi, jangan langsung memarahi anak, komunikasikan dan amati bagaimana perilaku belajarnya.
13. Perhatikan Umur Anak
Umur berpengaruh dalam kematangan psikologis anak. Oleh karena itu, ada perbedaan cara menasihati anak untuk belajar. Kalau anak masih tingkat pendidikan usia dini, mungkin dengan sedikit kalimat penekanan bisa nurut.
Berbeda dengan anak usia 10 tahun ke atas, menjelang remaja emosinya labil dan cenderung frontal jika ada yang mengusik kenyamanannya. Jadi beda umur, beda pula cara membimbingnya.
14. Dengarkan Alasan Kenapa Anak Malas Belajar
Anak bukan boneka, yang harus ikut semua perintah dan sudut pandang orang tua. Mereka juga punya hati dan pikiran tersendiri. Oleh karena itu, ajak diskusi kenapa tidak mau belajar, atau hal apa yang membuat anak malas belajar.
Jika sudah diketahui penyebabnya, maka anak pun bisa lebih nyaman ketika menjalani proses perbaikannya. Dengan demikian, anak pun akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik lagi.
15. Sounding Berkala
Jangan pernah lelah untuk membimbing dan mengingatkan. Sekadar sounding pun, ini berpengaruh penting bagi kedisiplinan anak untuk belajar. Tidak perlu dengan nada ancaman atau kemarahan, cukup tanyakan dengan intonasi normal, atau malah setengah bercanda untuk ingatkan waktu belajar setiap hari. Ini efektif mencegah ledakan emosi anak, sehingga malah ter-trigger untuk berontak.
16. Kontrol Sewajarnya
Orang tua memang memiliki tugas untuk membimbing anak, akan tetapi harus bedakan apakah itu malah mengekang berlebihan atau mengarahkan. Boleh-boleh saja, mengingatkan anak untuk belajar, memberikan peraturan terkait jam belajar, waktu les dan lainnya.
Hanya saja, jangan berlebihan, anak pun punya lelah, punya emosi dan memiliki hati yang harus dijaga kepercayaannya pada orang tua.
17. Jangan Libatkan Emosi Saat Proses Edukasi
Anak akan lebih nyaman dan mudah menerima edukasi yang diberikan orang tua ketika nasihat disampaikan dalam kondisi tenang. Berbeda dengan saat ada ledakan emosi, anak meski jadi penurut, tapi ada trauma dan catatan kurang baik yang direkamnya terkait perilaku orang tua.
18. Pilih Sekolah Yang Tepat
Ada apa dengan sekolah? Banyak orang tua yang kurang menyadari bahwa beban anak di sekolah, terkadang membuat anak merasa lelah. Oleh karena itu, ketika sampai di rumah, menjadi seperti malas dalam belajar.
Padahal, anak juga memiliki emosi dan perasaan, yang bisa jadi terpengaruh dengan kondisi di sekolah. Bisa dari padatnya aktivitas di sekolah, ekstrakurikuler, maupun hal lain di luar sekolah.
Sebaiknya, gali dahulu penyebab anak menjadi malas belajar, kemudian kaji sistem di sekolah. Mengingat, tidak semua sekolah dapat menyajikan pelajaran dengan sistem yang membuat anak nyaman.
Sebagai contoh, di sekolah Prestasi Global. Di sana anak tidak hanya belajar pelajaran pada umumnya, tetapi juga lengkap dengan media belajar yang compatible. Sehingga, anak bisa nyaman, tetap fun, dan juga mampu menangkap pelajaran dengan baik.
Kesimpulan
Pada dasarnya tidak ada anak yang malas. Semua anak memiliki kecerdasan masing-masing, tugas orang tua di rumah untuk menemani proses belajar agar optimal. Jadi, tidak bisa hanya serahkan pada sekolah, sedangkan keluarga pasrah begitu saja.
Perlu digaris bawahi, bahwa peran aktif keluarga sangat berpengaruh pada hasil belajar anak. Ketika karakter anak sudah diketahui, tipe pelajaran dan cara belajar seperti apa yang cocok untuk anak telah dipahami, maka anak pun siap menghadapi berbagai macam pelajaran.
Cara mengatasi anak malas belajar memang agak tricky. Akan tetapi proses yang konsisten dari lingkungan, terutama keluarga, akan memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan belajar anak.
Sebagaimana menurut Novani Maryam Rambe, dalam Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, hal 930 – 934. Menyatakan bahwa prestasi belajar anak tergantung dari kondisi keluarga. Semakin aktif dan peduli orang tua pada proses belajar anak, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan belajar anak.
Hal ini juga yang diterapkan oleh sekolah seperti Prestasi Global. Yaitu aktif membangun komunikasi dengan orang tua terkait proses belajar anak. Sehingga, hasil belajar anak pun akan lebih optimal karena sekolah dan keluarga bersinergi untuk mendorong anak lebih berprestasi.
Baca juga : 4 Cara Asyik Belajar Sambil Bermain untuk Anak
Seperti apa contoh dari parenting sistem reward?
Contoh dari parenting sistem reward adalah, seperti saat anak berhasil memecahkan soal yang sulit orang tua boleh memberikan reward kepada anak, entah itu perpanjangan waktu untuk main game atau hal lainnya.
Bagaimana cara menerapkan sistem belajar fun pada anak agar tidak malas belajar?
Untuk menerapkan sistem belajar yang fun, orang tua harus pastikan tidak ada umpatan kepada anak, teriakan, kalimat penuh amarah, dan sejenisnya. Setidaknya hal ini dapat membantu mood anak tetap baik sehingga belajarnya terasa fun, bukan malah jadi beban.
Apa saja cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang malas belajar?
Ada banyak cara untuk mengatasi anak yang malas belajar, diantaranya, susun jadwal belajar anak, komunikasi sesuai personality, buat do dan don’t, terapkan parenting belajar sesuai zaman, prime time puncak tertinggi fokus anak, sediakan jeda waktu, sesekali terapkan parenting sistem reward, terapkan punishment edukatif, proporsi setiap pelajaran berbeda, pakai media belajar, mengatasi anak malas dengan sistem belajar fun, tempat belajar sesuai kepribadian anak, perhatikan umur anak, dengarkan alasan kenapa anak malas belajar, sounding berkala, kontrol sewajarnya, jangan libatkan emosi saat proses edukasi, pilih sekolah yang tepat.