Penggunaan barang-barang sekali pakai sulit terurai menyebabkan gunungan persoalan yang tiada habisnya. Tidak hanya itu, minimnya pengetahuan cara memilah sampah terutama untuk sisa hasil konsumsi harian pun dapat menimbulkan permasalahan bagi lingkungan.
Sampah menjelma sebagai ‘pekerjaan rumah’ lintas generasi. Perlu kolaborasi berbagai pihak untuk ambil peran dan mengenalkan pada anak pentingnya mengelola sampah. Selain menguasai pelajaran, menanamkan kecakapan hidup terkait kepedulian lingkungan dapat membantu anak tumbuh seimbang.
Mulai Sejak Dini, Mengenalkan Jenis Sampah pada Anak Sesuai Kategori Usia
Photo by Nareeta Martin on Unsplash
Menumbuhkan kesadaran mengelola sampah pada anak perlu orang tua terapkan sejak dini. Tentu agar anak mudah memahaminya, gunakan metode mengenalkan jenis sampah dan pengelolaannya sesuai usia. Berikut tips cara membiasakan anak mengelola sampah di rumah sesuai perkembangan si buah hati.
Berikan Contoh Mengenalkan Jenis Sampah pada Anak Berusia Golden Age
Mengutip laman Zerowaste, bumi merupakan playground yang baik bagi anak untuk mempertajam kemampuan sensory mereka. Ketika Anda mengajak si kecil mengenal alam, maka secara otomatis anak akan mengeksplor hal baru yang ia tahu.
Dengan rasa penasarannya, ia akan menemukan hewan, bermain rumput, berlari tanpa ragu untuk mengenal alam bebas. Secara tidak langsung, alam turut meningkatkan sistem sensorik anak. Terlebih jika si buah hati berada pada masa golden age yakni 1000 hari pertama atau usia 2-3 tahun.
Pada usia ini, orang tua memang belum bisa mengajak anak berdiskusi. Namun, anak akan sangat mudah meniru apa yang orang-orang sekitarnya lakukan. Sebagai orang tua dan lingkungan terdekat anak, Anda bisa menerapkan disiplin soal sampah dengan memberikan contoh.
Mulai dengan hal sederhana seperti saat di meja makan. Beri teladan anak dengan membiasakan mengambil porsi makan secukupnya sehingga tidak berakhir menjadi sampah. Pun setelahnya, ajak anak memisahkan sisa makanan yang tidak dapat dikonsumsi.
Anak pada usia balita akan sangat senang ketika orang tua melibatkan mereka pada aktivitas. Anda bisa memanfaatkan rasa ingin tahunya dengan mengenalkan akan kebiasaan pengelolaan sampah. Sebagai contohnya, ajak anak berkebun atau merawat tanaman.
Agar mereka semakin mengerti, berikan pemahaman sederhana kaitan tumbuhan dengan pencemaran lingkungan akibat dari sampah. Anda bisa membungkusnya secara sederhana melalui tokoh dongeng kesukaan si kecil maupun membangun obrolan bersama mereka.
Pada tingkat lanjut, Anda bisa mengajak anak mengetahui cara memilah sampah yang ada di rumah. Lakukan secara perlahan agar si kecil terbiasa. Mulailah dari sampah kertas dan plastik, lalu daun-daun dan sampah sisa makanan. Setelahnya, buatkan mainan ala do it yourself dari sampah anorganik.
Ajak Anak Prasekolah dan Usia Sekolah Awal Menerapkan Cara Memilah Sampah
Pada kategori ini, anak telah tumbuh dan menjadi lebih mengerti tentang lingkungan sekitarnya. Anda mungkin mendapat banyak pertanyaan dan anak akan dengan senang hati berdiskusi bersama orang tua. Untuk mengatasinya, pastikan Anda mendengarkan dan memberikan pengertian sesuai kapasitas anak.
Meski sudah lebih paham, anak pada tahap pre-school maupun usia sekolah awal tetap membutuhkan prompt atau petunjuk sebagai pengingat. Lagi-lagi peran orang tua dan lingkungan sosial terdekat anak sangat diperlukan untuk membentuk disiplin pengelolaan sampah di rumah.
Selain petunjuk verbal melalui ucapan, Anda bisa menghadirkan petunjuk visual sebagai penguat. Contohnya yakni menyediakan tempat sampah yang berlabel merah untuk sampah anorganik dan label hijau yang menunjukkan wadah sampah organik. Dengan demikian, si kecil akan lebih mudah mengingat.
Tidak lupa, berikan apresiasi pada setiap kebiasaan baik anak dalam mengelola sampah di rumah. Ucapan serupa “terima kasih ya sudah buang sampah di tempatnya!” memotivasi buah hati kembali melakukannya. Dengan demikian, akan terbentuk kebiasaan baik membuang sampah sesuai kriteria sampah.
Jika pada usia batita Anda membuatkan mainan, kini Anda bisa melibatkan si kecil untuk membuat sendiri mainan yang ia mau dari barang-barang bekas. Buatlah ritual menarik bersama anak tiap akhir pekan berisi aktivitas mengelola sampah yang sebelumnya telah dipisahkan dan dicuci.
Mendukung pengelolaan sampah di rumah, biasakan pula anak mengurangi benda-benda sekali pakai. Yakni dengan membawa tas sendiri ketika berbelanja, membekali anak dengan kotak makan dan botol minum yang dapat dicuci, dan sebagainya.
Diskusikan Cara Memilah Sampah Bersama Anak Usia Sekolah Dasar
Saat bersama anak yang telah memasuki sekolah dasar, orang tua bisa kembali menyesuaikan pengenalan mengelola sampah di rumah. Pada usia ini, Anak telah memiliki kemampuan untuk memberikan argumen dan pendapatnya. Untuk itu, ajak anak berdiskusi sederhana tentang cara memilah sampah.
Lebih lanjut, orang tua juga bisa menggunakan rules sebagai pendisiplin anak mengelola sampah. Agar semakin maksimal, melibatkan seluruh anggota rumah dalam menentukan poin-poin yang harus ditepati. Selain menerapkan disiplin, langkah ini juga dapat mencontohkan musyawarah keputusan pada anak.
Berkaitan dengan peraturan yang telah Anda sekeluarga sepakati, berikan pengertian konsekuensi alih-alih hukuman. Hindarkan anak dari potensi melanggar peraturan dengan memberikan penjelasan logis seperti ‘kalau kamu begini, nanti hasilnya begitu’.
Dalam mengelola sampah, stimulasi prompt tetap berlaku untuk anak usia sekolah dasar. Orang tua harus kompak menunjukan tindakan nyata dalam mewujudkan goals pengelolaan sampah. Jangan sampai ibu memilah sampah, tetapi ayah buang sampah sembarangan. Hal ini dapat membuat si kecil bingung.
Selain rule, rumus 3R lain yakni routine dan ritual juga tetap harus Anda terapkan. Kegiatan routine mengelola sampah masih terus harus dipertahankan. Pun Anda bisa meningkatkan levelnya dengan mengajak anak rutin memilah sampah produksi rumahan maupun yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Sedikit berbeda, ritual berarti mengagendakan kegiatan yang melibatkan emosional anak. Misalnya ketika anak berulang tahun, Anda mengajak si kecil mendonasikan baju-baju miliknya yang sudah tidak terpakai sebagai usaha mengurangi sampah tekstil.
Tips Anti Kewalahan Membiasakan Anak Kelola Sampah di Rumah
Selain langkah-langkah di atas, orang tua juga dapat menerapkan tips berikut. Sebagai upaya untuk membiasakan anak mandiri dan menghindarkan malas dalam mengelola sampah di rumah.
Segera Bersihkan Setelah Menggunakan Produk dalam Kemasan
Agar terhindar dari rasa malas mengelola sampah, kurangi kebiasaan menunda pekerjaan. Contoh sederhananya yakni dengan langsung membersihkan bekas kemasan produk setelah habis pakai. Jangan menyimpan bekas kemasan kotor lebih dari 3 hari, karena setelahnya pasti malas untuk mengelolanya.
Buat Wadah Khusus yang Mudah Terjangkau Anak
Cara memilah sampah lainnya yakni menyediakan wadah khusus yang berguna untuk anak dan anggota keluarga lain meletakkan sampah reusable. Pun pastikan tong sampah di rumah berada dalam jangkauan anak. Dengan demikian anak dapat bertanggung jawab pada sampahnya sendiri.
Menambah Ilmu Tentang Pengelolaan Sampah
Photo by OCG Saving The Ocean on Unsplash
Agar anak aktif dan ikut berkembang, orang tua juga perlu menambah wawasan seputar pengelolaan sampah. Jika Anda suka berkebun, coba untuk mengetahui cara mengubah sampah organik menjadi pupuk. Contohkan dan libatkan anak saat telah berhasil melakukannya.
Mengenalkan Jenis Sampah dan Cara Mengelolanya
Sebagai aktivitas harian, umumnya memisahkan sampah rumahan sebagai sampah kering dan basah. Padahal, terdapat banyak kategori sampah lainnya yang harus cermat saat membuangnya maupun mengolahnya menjadi benda lain. Dengan begitu, perlu kenalkan anak jenis sampah lain dan cara pengelolaannya.
Adapun Jenis-jenis Sampah yang Umum Menjadi Sisa Rumah Tangga Yakni:
1. Sampah organik, termasuk sisa makanan dan daun-daun yang dapat membusuk. Anda dapat mengolah limbah organik menjadi pupuk kompos. Selain mengurangi sampah, pengolahan sampah organik juga mendukung Anda yang memiliki hobi berkebun.
Apabila tidak, pastikan memisahkan sampah dari benda-benda tidak dapat terurai atau sampah kategori lainnya. Hal ini bertujuan memudahkan petugas kebersihan, pun agar tidak menimbulkan masalah bau tidak sedap.
2. Sampah anorganik. Jenis sampah ini umumnya berbentuk padat dan tidak dapat didaur ulang, contohnya yakni botol plastik. Sebagai catatan, recycle bukan solusi mengurangi sampah anorganik. Karena akhirnya, bekas pakai tetap berujung pada pembuangan.
Satu-satunya langkah mengurangi sampah anorganik yakni refuse atau mencegah penggunaannya. Ajarkan anak terbiasa menggunakan botol tidak sekali pakai, kotak makan yang bisa digunakan kembali, dan totebag sebagai upaya pengurangan plastik.
3. Sampah bahan berbahaya beracun (B3). Penggunaan produk dengan kandungan berbahaya acap sulit dihindari. Termasuk di antaranya cairan pembersih lantai maupun semprotan anti nyamuk. Sampah hasil produk berbahaya maupun beracun perlu mendapat perhatian khusus.
Hindarkan anak dari jangkauan sampah B3. Pun sebelum membuang kemasannya, pastikan produk telah habis. Jika memungkinkan, Anda dapat mencucinya sebelum membuangnya.
4. Kertas dan kardus. Untuk sampah jenis ini, berikan wadah khusus yang terlindung dari air dan panas. Kelompokkan pula sesuai jenis limbah kertas. Jika sudah mencapai berat tertentu, Anda bisa menimbangkannya pada pengepul dan menukarkannya sesuai nominal tertentu.
Mengenalkan trik ini pada anak dapat meningkatkan kesadaran anak memilah dan mengolah sampah di rumah. Dengan demikian, terdapat motivasi yang mendorong anak melakukan hal serupa secara berulang.
5. Residu. Jenis sampah ini tidak diterima Tempat Pembuangan Akhir (TPA) maupun sulit Anda olah kembali. Namun tenang, Anda bersama buah hati bisa memanfaatkannya, salah satunya yakni ecobrick alias batu-bata plastik.
Batu-bata yang dimaksud tidak hanya bermanfaat untuk membangun rumah, tetapi juga menjadi dekor, gapura, dan lain-lain. Benda-benda yang termasuk residu di antaranya plastik sachet, plastik laminasi, styrofoam, dan sebagainya.
Kesimpulan
Membiasakan pengelolaan sampah dari rumah tidak hanya mampu menjaga kebersihan hunian, tetapi juga memupuk tanggung jawab anak akan sampahnya. Dengan demikian, di masa depan anak dan seluruh anggota keluarga dapat menjadi agent yang melindungi alam dari bahaya sampah.
Tidak hanya keluarga, lingkungan bersosial dan belajar anak turut serta membentuk kebiasaan buah hati dalam mengelola sampah. Termasuk di antaranya dengan siapa anak-anak bermain dan di mana ia mendapat pendidikan.
Di Prestasi Global, kami memantau tiap-tiap tumbuh kembang anak agar kecerdasannya seimbang. Selain menggali potensi buah hati di bidang pendidikan formal, sekolah Prestasi Global juga mendukung kemampuan dan kecakapan anak terhadap lingkungannya .
Sejak dini, anak akan dibimbing untuk bertanggung jawab pada sampah miliknya. Membekali ilmu praktikal yang dapat anak terapkan dalam mengelola sampah. Tujuannya, tentu saja menghadirkan rasa peduli anak terhadap alam dan sekitarnya.
Di Prestasi Global, Anda bisa bekerja sama dengan seluruh bagian sekolah untuk mendukung kemampuan dan kesadaran anak mulai mengenalkan jenis sampah hingga mengelolanya. Dapatkan informasi lebih lanjut seputar kurikulum dan iklim pendidikan Prestasi Global melalui website resmi kami di prestasiglobal.id.
Baca juga : 10 Cara Mengajarkan Anak Kebersihan Lingkungan
Kapan usia yang tepat untuk mengenalkan jenis sampah pada anak?
Mengenalkan jenis sampah kepada anak baik dilakukan ketika anak berapa pada masa golden age, yakni 1000 hari pertama atau usia 2 – 3 tahun. Karena pada usia ini anak akan sangat mudah meniru apa yang orang sekitarnya lakukan. Ketika Anda mengajak si kecil mengenal alam, maka secara otomatis anak akan mengeksplor hal baru yang ia tahu. Secara tidak langsung, alam turut meningkatkan sistem sensorik anak.
Bagaimana tips untuk membiasakan anak kelola sampah di rumah?
Tips yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak mengelola sampah di rumah pertama, segera bersihkan setelah menggunakan produk dalam kemasan. Kedua, buat wadah khusus yang mudah terjangkau anak. Ketiga, menambah ilmu tentang pengelolaan sampah. Keempat, orang tua bisa mengenalkan jenis sampah kepada anak dan cara mengelolanya.
Apa saja jenis-jenis sampah yang umum menjadi sisa rumah tangga?
Jenis-jenis sampah rumah tangga yang umum menjadi sisa rumah tangga ada lima. Pertama, sampah organik, yang termasuk sisa makanan dan daun-daun yang dapat membusuk. Kedua, sampah anorganik, umumnya berbentuk padat dan tidak dapat didaur ulang, contohnya yakni botol plastik. Ketiga, sampah bahan berbahaya beracun (B3), seperti cairan pembersih lantai maupun semprotan anti nyamuk. Keempat, kertas dan kardus. Dan kelima adalah sampah jenis residu.