Memiliki hubungan anak dan orang tua yang erat menjadi salah satu impian tersendiri terutama bagi orang tua. Kenapa? Karena sehatnya hubungan antara orang tua dan anak dapat berpengaruh pada pertumbuhan anak itu sendiri, misalnya:
- Anak menjadi bertanggung jawab.
- Emosi anak lebih stabil.
- Anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan percaya diri.
Oleh karena itu, orang tua harus mulai menerapkan kebiasaan-kebiasaan sejak dini untuk membangun hubungan yang baik dengan anak.
Kebiasaan yang Dapat Memperkuat Hubungan Anak dan Orang Tua
Untuk membangun hubungan anak-orang tua yang baik, Anda perlu menerapkan setidaknya 7 kebiasaan sejak dini. Apa saja itu? Lebih lengkapnya, simak penjabaran dari kami berikut ini.
1. Mulai dari Makan Bersama
Lalu, harus mulai dari mana? Kebiasaan mana yang sekiranya bisa dilakukan setiap hari?
Anda bisa mulai dari makan bersama. Luangkan waktu sejenak untuk makan bersama, misalnya saat sarapan, makan siang atau bahkan makan malam.
Kenapa?
Karena dengan makan teratur bersama anak, Anda bisa mendapatkan manfaat seperti membangun komunikasi yang baik. Lewat makan bersama, Anda bisa mulai mengobrol dengan anak. Misalnya, bagaimana kegiatan hari ini.
Menurut Nicole Beurkens, PhD, makan bersama juga mampu untuk membantu menerapkan kebiasaan makan sehat. Anda bisa tahu bagaimana cara makan, apa yang anak suka atau tidak suka.
Apakah makan bersama cukup efektif? Cara ini cukup efektif apalagi ketika Anda tidak memiliki banyak waktu dan susah untuk mengobrol bersama anak.
Apa hanya sebatas makan bersama saja? Tidak.
Anda bisa mengajak anak Anda untuk memilih menu, membuat makanan hingga menyajikan makanan. Ketika sedang makan, cobalah untuk fokus dengan anak Anda, misalnya mematikan telepon, agar tidak terganggu terutama dari pekerjaan.
2. Mengobrol dan Saling Bercerita
Dasar hubungan yang erat adalah komunikasi. Lewat komunikasi, Anda bisa mengerti apa yang dirasakan atau dialami oleh orang lain. Hal ini juga yang bisa Anda lakukan dengan anak Anda, yaitu mengobrol.
Luangkan waktu sejenak untuk mengobrol bersama anak Anda. Misalnya saat anak pulang sekolah, sore hari atau setelah makan malam.
Anda bisa menanyakan banyak hal. Mulai dari apa yang terjadi di sekolah hingga rencana esok hari. Hindari untuk memaksa anak bercerita terutama tentang hal yang tidak ingin diceritakan. Bisa saja, anak Anda merasa takut, malu atau kurang siap untuk menceritakannya ke Anda.
Dari sesi mengobrol ini, Anda bisa lebih dekat dengan anak, memahami apa yang mereka rasakan hingga melindungi mereka. Misalnya, ketika anak Anda ternyata merasa insecure, Anda bisa memberikan semangat dan pemahaman diri agar anak lebih percaya diri.
Sesekali, berikan penghargaan kepada anak. Misalnya memberikan ucapan selamat kepada anak atas apa yang anak raih hari itu.
Berikan perhatian dan ketertarikan ketika anak bercerita. Misalnya, Anda memberikan reaksi kaget ketika di hari itu, anak Anda sudah bisa memasang dan membuat simpul sepatu.
Jangan lupa, ketika mengobrol, Anda bisa juga bercerita tentang kegiatan Anda hari ini. Beritahu mereka dengan cara yang paling mudah untuk anak Anda mengerti.
Anda perlu berhati-hati saat ‘curhat’ dengan anak. Saring mana yang perlu anak tahu dan mana yang tidak perlu.
Kebiasaan anak dan orang tua ini perlu Anda terapkan sedini mungkin. Jadi, anak akan merasa kalau orang tuanya pun terbuka dengannya dan secara perlahan mengerti kondisi Anda begitu juga sebaliknya.
3. Lakukan Kegiatan Bersama-sama dan Bersenang-senang
Photo by Juliane Liebermann on Unsplash
Saat menjadi orang tua, salah satu hal yang tidak diinginkan adalah anak menjadi canggung bahkan berada di dekat orang tua. Kenapa? Ada banyak alasannya dan salah satunya adalah karena orang tua terlalu serius.
Padahal, dalam tumbuh kembang anak, sosok anak tidak hanya membutuhkan orang tua yang selalu melindungi tapi juga teman. Anda, sebagai orang tua, bisa menjadi teman untuk anak Anda sejak dini.
Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan bermain atau melakukan kegiatan bersama-sama.
Kegiatan ini tidak bisa Anda lakukan di dalam atau luar ruangan. Mulai dari memasak bersama, mengecat, berkebun hingga camping.
Anda bisa memilih kegiatan yang baik untuk tumbuh kembang anak misalnya menggambar yang baik untuk kreativitas anak.
Selama permainan berlangsung, biarkan anak Anda berkreasi atau melakukan hal yang mereka pahami agar anak merasa senang dan tertawa. Hindari untuk memberikan kritikan atas setiap perilaku atau hal yang anak lakukan. Walaupun begitu, sesekali, Anda bisa mengajari anak Anda tentang sportifitas misalnya saat main bola.
Hal sederhana tersebut bisa membantu anak:
- Lebih mandiri.
- Mengoptimalkan kognitif dan tumbuh kembang anak.
- Memberikan ruang untuk anak melepaskan stres atau energi negatif yang mereka rasakan.
Kalaupun Anda kesulitan untuk menentukan waktu bermain yang tepat, Anda bisa membuat jadwal lebih dahulu. Bahkan, Anda bisa meluangkan waktu 30 menit setelah Anda pulang dari kantor untuk menghabiskan waktu bersama dengan anak.
4. Saling Menghormati dan Tetap Sopan
Menjadi orang tua tidak berarti Anda selalu benar. Ada kalanya, orang tua salah dan anaklah yang benar.
Dalam hubungan orang tua dan anak, masing-masing perlu saling menghormati dan menghargai. Sayangnya, tidak sedikit yang melupakan hal ini bahkan melupakan kalau baik orang tua dan anak punya privasi.
Contoh paling mudah adalah mengetuk pintu kamar. Ada kalanya, orang tua langsung masuk ke kamar anak tanpa mengetuk pintu. Padahal saat itu, anak Anda sedang tidak ingin diganggu.
Sederhana tapi kerap terlewatkan, iya ‘kan?
Akibatnya, anak, terutama yang memasuki masa remaja, merasa tidak nyaman dan akhirnya menjauh.
Karena hal tersebut, tips memperkuat hubungan dengan anak adalah saling menghormati dan tetap sopan.
Anda bisa mulai mengajarkan kata, “tolong, terima kasih dan maaf” pada anak. Anda pun juga bisa mencontohkan tata krama yang baik.
Di sisi lain, Anda perlu waspada dengan emosi negatif yang Anda rasakan. Hindari untuk menunjukkan emosi negatif seperti marah yang berlebihan hingga melakukan kekerasan di depan anak.
Jika hal ini terjadi, maka hubungan yang Anda bangun antara orangtua-anak akan buyar. Ujung-ujungnya, Anda harus membangun hubungan lagi dari awal.
Ingat ya, anak adalah fotocopy orang tua. Apa yang anak Anda lihat, maka itu yang akan dia lakukan. Karena hal tersebut, memberi tahu secara lisan saja tidak cukup karena Anda harus memberi contoh yang baik untuk anak Anda.
Jika hal ini bisa Anda lakukan, maka hubungan Anda dan anak Anda akan lebih akrab, hangat dan menyenangkan.
5. Mulai Belajar Bertanggung Jawab dengan Memberi Anak Tugas Rumah
Memperkuat hubungan antara anak dan orang tua bisa Anda lakukan dengan melatih anak untuk bertanggung jawab. Caranya? Dengan memberi tugas ke anak.
Tugas ini bisa Anda mulai dari yang paling sederhana. Misalnya, membereskan kamar atau mainannya sendiri.
Memberi tugas ke anak tidak hanya mampu mempererat hubungan anak-orang tua dan tanggung jawab, tapi juga:
- Membantu meningkatkan kepercayaan diri pada anak.
- Membuat anak merasa perannya dihargai.
- Membantu anak menjadi pribadi yang tanggap, berempati, bersimpati dan baik hati.
Bagaimana jika anak tidak mau?
Anda bisa mencoba untuk memberikan hadiah. Cara ini banyak dilakukan oleh orang tua di Eropa atau Amerika. Setiap kali anak selesai membantu pekerjaan orang tuanya, anak akan menerima imbalan, misalnya menerima uang dan ditabung.
Apakah reward harus selalu dengan materi? Tentu saja tidak.
Anda bisa memberi penghargaan lain untuk anak agar anak merasa usahanya sudah Anda hargai, misalnya memberikan:
- Kupon untuk anak, seperti kupon untuk menghabiskan waktu seharian dengan Anda.
- Pelukan dan ciuman.
Setelah Anda merasa anak sudah mandiri, Anda bisa memberi tanggung jawab yang lebih besar ke anak sesuai dengan kemampuannya.
6. Skin Skip dan Bermanja-manja dengan Anak
Photo by Bruno Nascimento on Unsplash
Bermanja-manja tidak selalu berefek negatif. Ada kalanya, Anda perlu bermanja-manja dengan anak bahkan melakukan skin skip seperti pelukan setiap hari.
Dilansir dari Scientific American, berpelukan dan bermanja-manja bisa mengurangi rIsiko sakit pada orang tua dan anak.
Kapan berpelukan dan bermanja-manja?
Anda bisa bermanja-manja di waktu senggang dengan anak. Jika anak Anda malu, Anda bisa memberikan pelukan saat mengantarkan anak sekolah bahkan memberikan tepukan ringan di punggung.
Skin skip bisa memberi tahu ke anak Anda kalau Anda ada untuk mereka. Hal ini cukup efektif terutama untuk Anda yang susah berkomunikasi atau berbicara secara langsung.
Selain itu, ketika Anda sedang quality time dengan anak, usahakan konsentrasi dan perhatian Anda ada pada anak. Hindari untuk menggunakan ponsel saat quality time.
Kenapa? Karena perhatian Anda akan berakhir di ponsel dan bukan ke anak Anda.
Ketika hal ini terjadi, quality time yang Anda bangun akan sia-sia. Di sisi lain, anak merasa tidak mendapatkan perhatian dari Anda.
Jangan lupakan untuk melakukan eye contact dan senyum pada anak saat berbicara agar hubungan Anda menjadi lebih hangat. Jika kebiasaan ini Anda terapkan, maka anak pun tidak ragu atau malu menunjukkan kasih sayang mereka ke orang lain.
7. Don’t Forget to Say, “I Love You”
Melakukan tindakan saja tidak cukup untuk membangun suatu hubungan yang erat antara orang tua dan anak. Perlu kata-kata yang tersurat yang perlu anak dan orang tua tahu.
Bagaimana caranya? Cara dengan mengatakan kalau Anda cinta dengan mereka.
Jika Anda bukan termasuk orang yang bisa menunjukkan sesuatu dengan berucap, maka tuliskan. Anda bisa membuat bekal dan kemudian menuliskan pesan kalau Anda menyayangi mereka.
Terlihat sederhana tapi ucapan sayang ingin memberi efek yang besar terutama bagi anak dan Anda memiliki lebih dari 1 anak. Dengan ungkapan yang Anda berikan tersebut, anak Anda akan merasa disayang dan diterima. Alhasil, kepercayaan anak ke Anda pun akan semakin besar.
Itulah 7 kebiasaan yang bisa Anda lakukan untuk memperkuat suatu hubungan anak dan orang tua. Anda bisa memulai dari cara yang menurut Anda paling mudah untuk Anda lakukan dan jadikan kebiasaan di kehidupan sehari-hari. Selamat mencoba dan semoga hubungan Anda dengan anak semakin erat ya!
Baca Juga: Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Transformatif Era 4.0
Apa saja kebiasaan yang dapat memperkuat hubungan orang tua dan anak?
Untuk membangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak anak, orang tua dapat menerapkan 7 kebiasaan sejak dini yaitu:
- Mulai dari makan bersama
- Mengobrol dan saling bercerita
- Lakukan kegiatan bersama-sama dan bersenang-senang
- Saling menghormati dan tetap sopan
- Mulai belajar bertanggung jawab dengan memberi anak tugas rumah
- Skin skip dan bermanja-manja dengan anak
- Don’t Forget to Say, “I Love You”
Mengapa makan bersama dapat memperkuat hubungan orang tua dan anak?
Makan bersama dapat memperkuat hubungan anak dan orang tua karena dengan makan teratur bersama anak, Anda bisa mendapatkan manfaat seperti membangun komunikasi yang baik. Lewat makan bersama, Anda bisa mulai mengobrol dengan anak. Misalnya, bagaimana kegiatan hari ini.
Apa yang bisa diberikan untuk anak agar anak merasa usahanya sudah dihargai?
Anda bisa memberi penghargaan untuk anak agar anak merasa usahanya sudah Anda hargai, misalnya memberikan: Ucapan selamat, kupon untuk anak, seperti kupon untuk menghabiskan waktu seharian dengan Anda dan pelukan dan juga ciuman