Maulid nabi, terdiri dari dua kata yaitu maulid, yang memiliki arti hari lahir dalam bahasa Arab. Sedangkan nabi berarti orang yang diberi petunjuk oleh Allah untuk mengajarkan Islam. Sehingga, secara harfiah arti maulid nabi yaitu hari lahir seorang nabi.
Dalam istilah ini, arti maulid nabi adalah hari lahir nabi dan rasul Muhammad SAW. Seorang nabi dan rasul akhir zaman, yang Allah utus untuk mensyiarkan agama Islam ke seluruh umat dunia.
Di Indonesia, pada setiap tahun, masyarakat melaksanakan maulid nabi baik itu di lingkungan rumah, kantor dan sekolah. Bahkan di beberapa kota tertentu merayakan maulid nabi dengan sangat meriah dan penuh sukacita.
Kota Yogyakarta terkenal dengan tradisi Grebeg Maulud. Di kota Garut merayakan maulid nabi dengan upacara Ngalungsur Pusaka. Kota Kudus punya tradisi Kirab Ampyang untuk merayakan maulid nabi, sementara di Cirebon perayaan maulid nabi dilakukan dengan tradisi Panjang Jimat.
Masih banyak lagi kota-kota lain yang mengistimewakan perayaan maulid nabi. Sebenarnya bagaimana awal mula adanya perayaan ini?
Sejarah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW?
Photo by Abdul Muizz on Unsplash
Perayaan maulid nabi baru ada setelah nabi Muhammad wafat. Pada masa di awal wafatnya nabi, banyak orang yang masih mengingat nabi dan melaksanakan ajarannya. Namun lama kelamaan, orang-orang mulai lalai dan sedikit melupakan Rasulullah.
Atas dasar itulah, beberapa pemimpin di dunia mencetuskan perayaan maulid untuk kembali mengingatkan umat akan sosok Muhammad. Siapa dia, di mana lahirnya, dan sejarah perjuangannya dalam mengajarkan Islam.
Beberapa sumber mengatakan bahwa sejarah perayaan maulid nabi Muhammad memiliki 3 teori. Berikut ini merupakan ketiga teori tentang asal muasal pelaksanaan perayaan maulid nabi Muhammad SAW.
1. Dinasti Ubaid (362-567H)
Menurut teori pertama, Dinasti Ubaid atau Fathimi adalah yang pertama kali mencetuskan ide merayakan maulid nabi. Dinasti ini berada di Mesir. Dan ini terjadi pada tahun 362-567 Hijriyah atau sekitar abad ke 4-6. Pada masa itu, pemimpin dinasti Ubaid, Abu Tamim yang melakukan perayaan maulid ini.
Dinasti ini tidak hanya mengadakan maulid Nabi Muhammad, namun juga merayakan maulid Ali, maulid Fatimah, maulid Hasan, dan maulid Husain. Banyak yang mengatakan bahwa dinasti ini berhaluan syiah atau rafidhah.
2. Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabr (549-630H)
Beberapa sumber sejarah lain mengatakan, bahwa Gubernur Irbil yang bernama Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabr adalah yang pertama kali melakukan perayaan maulid nabi di Irbil, Irak. Hal ini terjadi pada masa kepemimpinannya sekitar tahun 549-630 H.
Dia melaksanakan perayaan maulid dengan mengundang para alim ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan rakyat. Dia juga menyuguhkan hidangan, memberikan hadiah, dan juga bersedekah ke para fakir dan miskin.
3. Sultan Shalahuddin Al Ayyubi (567-622H)
Pendapat ketiga mengatakan bahwa Sultan Shalahuddin merupakan orang pertama yang mencetuskan ide untuk melakukan perayaan maulid nabi Muhammad SAW. Ini terjadi pada saat beliau memimpin di tahun 567-622 H.
Di masa kepemimpinannya, Sultan Shalahuddin melihat lesunya para pejuang dan kebanyakan dari mereka mengisi waktu luang dengan hal yang tidak bermanfaat. Shalahuddin merasa bahwa kaum muslimin mulai melupakan nabi dan ajarannya.
Oleh sebab itu, dia mencetuskan ide maulid nabi untuk menambah semangat para kaum muslimin berjuang dalam peperangan merebut kembali Yerusalem. Dan juga menghidupkan kembali ajaran, sunnah dan kebiasaan-kebiasaan rasul.
Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW
Perayaan maulid nabi tidak serta merta dilakukan karena untuk acara sukacita, kemeriahan tanpa pengambilan pelajaran. Hakikatnya perayaan ini memiliki arti, agar setiap tahun bisa tetap terlaksana.
Beberapa hikmah maulid nabi yang bisa kita pelajari adalah :
1. Memperkenalkan Sosok Rasul Muhammad SAW kepada Generasi Baru
Dengan menceritakan kisah nabi sejak lahir hingga wafatnya rasul, anak-anak menjadi paham bagaimana sosok Nabi Muhammad SAW. Generasi penerus sangatlah penting mengadakan peringatan ini agar semakin kenal kepada sosok nabi akhir zaman, Muhammad SAW.
Muhammad sebagai rasul tidak boleh dilupakan sampai kapan pun. Karena dia pembawa ajaran kebenaran yang hakiki yang bersumber kepada Al-Qur`an, kalam Allah. Momentum perayaan ini akan menumbuhkan kecintaan terhadap nabi Muhammad.
Terutama lagi nabi merupakan sosok penyayang dan penyabar yang bisa menjadi suri tauladan bagi generasi penerus.
2. Meneladani Sifat-sifat dan Akhlak Rasul yang Terpuji
Rasul memiliki sifat dan akhlak yang terpuji, yang sangat patut kita tiru. Kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal ini bisa kita laksanakan, niscaya setiap insan akan memiliki perangai dan bertindak dalam kebaikan.
Hal ini bisa membuat kita hidup tentram dan damai. Selain itu, baik juga agar kita meniru dan mengamalkan sunnah dan kebiasaan beliau yang baik-baik.
Kebiasaan beliau dalam beribadah kepada Allah adalah contoh terbaik dan paling benar karena bersumber langsung dari Al qur`an. Nabi sebagai penerima wahyu Al Qur`an pastilah menjalankan syariat sesuai dengan kalam Allah tersebut.
3. Menjadi Momentum Bagi Kita Untuk Selalu Mengingat Perjuangan Nabi Muhammad dalam Mensyiarkan Ajaran Islam.
Rasul dalam mengajarkan ajaran Allah, penuh dengan perjuangan. Mendapat penentangan dari musuh-musuhnya yang tidak percaya kepada ajaran Islam. Bahkan seringkali mendapatkan perlawanan dalam bentuk peperangan. Namun hal ini, tidak membuat nabi mundur dan berhenti bersyiar.
Kisah-kisah perjuangan ini patut kita pelajari, agar kita menjadi mukmin yang kuat fisik dan iman. Terutama saat ini, kita terus menghadapi peperangan dalam bentuk perang pemikiran.
Itulah 3 hikmah utama dalam memaknai perayaan maulid nabi Muhammad SAW yang patut bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu siapakah sosok Muhammad sebenarnya? Berikut sekilas mengenai nabi Muhammad SAW.
Sekilas Mengenal Sosok Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir di Mekkah pada tahun gajah, di mana saat itu Abrahah dengan pasukan gajahnya menyerang Ka`bah. Beliau lahir tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi.
Rasul Muhammad lahir dari seorang ibu bernama Aminah dan ayahnya bernama Abdullah. 3 Bulan nabi dalam kandungan ibunya, ayahnya wafat. Dan pada saat nabi berumur 6 tahun, ibunya pun meninggal dunia.
Rasul memiliki seorang ibu susu bernama Halimah Sa`diyah. Ketika ibu nabi telah wafat, Kakeknya Abdul Muthalib merawat rasul. Namun sang kakek meninggal pada saat nabi berumur 8 tahun.
Selanjutnya sang paman, Abu Thalib, yang melanjutkan merawat nabi. Pada saat anak-anak, Muhammad membantu pamannya menggembala hewan ternak. Dan ketika telah dewasa, nabi ikut dengan pamannya berdagang.
Rasul menikah dengan sayyidah Khadijah pada usia 25 tahun. Dan diangkat menjadi seorang rasul pada usia 40 tahun. Proses itu terjadi saat nabi berada di Gua Hira.
Allah memberikan wahyu pertamanya, yaitu surat Al-`Alaq ayat 1-5 melalui malaikat Jibril. Pada saat inilah menjadi momentum awal nabi mulai menyebarkan ajaran Islam.
Dalam menyampaikan ajaran Allah, nabi selalu mendapatkan perlawanan dari mereka-mereka yang tidak setuju dan masih menyembah agama nenek moyang. Mereka menganggap nabi durhaka. Bahkan nabi beberapa kali mendapat perintah dari Allah untuk berperang melawan mereka.
Kisah-kisah tentang kerasulan Muhammad inilah yang penting untuk diresapi saat perayaan maulid. Bahkan pada kepemimpinan Sultan Salahuddin, kisah ini dibuat dalam bentuk syair yang sekarang kita kenal sebagai barzanji.
Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Setiap memasuki bulan Rabiul Awal, masyarakat bersiap-siap merencanakan perayaan hari lahir nabi dengan sukacita di berbagai daerah dan lokasi, mesjid, kantor, instansi pemerintah, dan terutama di sekolah-sekolah.
Beberapa daerah menjalankannya dengan tradisi masing-masing. Namun ada beberapa kegiatan yang umum dilakukan saat pelaksanaan perayaan maulid nabi. Diantaranya adalah :
- Melantunkan ayat-ayat Al-Qur`an terutama yang menjelaskan keberadaan Muhammad dan kerasulannya.
- Menyampaikan tausiyah mengenai sirah nabi Muhammad oleh para alim ulama atau ustad maupun ustadzah.
- Membacakan doa untuk memohon ampunan dan kebaikan dari Allah.
- Membacakan sholawat atau bersholawat kepada rasul Muhammad
- Melantunkan syair barzanji yang isinya adalah sirah nabi dan permohonan keselamatan bagi rasul
Kelima kegiatan ini umumnya terdapat pada setiap momen perayaan. Namun saat ini, masyarakat mulai menambah beberapa kegiatan tidak wajib untuk memeriahkan peringatan ini.
Beberapa perlombaan sering dibuat untuk menghidupkan suasana dan memancing anak-anak untuk antusias terhadap perayaan ini. Perlombaan yang umum dilaksanakan adalah :
- Pembacaan ayat-ayat pendek
- Melantunkan azan
- Peragaan busana muslim
- Menghapalkan ayat-ayat qur`an
Semua kegiatan ini tidak lain hanyalah untuk mengenang rasul dan mengingatkan kepada generasi penerus tentang sosok Muhammad agar tumbuh kecintaan dan mau menjalankan ajarannya. Mengikuti sunnahnya, bertindak dan berperilaku seperti Muhammad.
Meniru akhlak nabi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengikuti semangat juangnya sehingga bisa meningkatkan kekuatan fisik dan menambah keimanan kepada Allah SWT.
Pentingnya Perayaan Maulid Nabi Muhammad bagi Anak-anak
Photo by Muradi on Unsplash
Perayaan maulid nabi ini terlebih lagi sangatlah penting bagi perkembangan anak-anak. Adab, akhlak dan perilaku yang terpuji yang ada pada diri rasul bisa menjadi contoh bagi anak-anak sedari dini dalam bertindak sehari-hari.
Empat Sifat terpuji rasul yang patut untuk diajarkan kepada anak-anak agar ditiru adalah jujur (siddik), cerdas (fathanah), dapat dipercaya (amanah) dan suka menyampaikan hal-hal yang baik (tabligh) terutama ajaran Allah SWT.
Rasulullah juga mengajarkan sopan santun dan adab kepada orang yang lebih tua, mengasihi sesama dan makhluk Allah yang lain, dan mengajarkan ibadah-ibadah wajib dan sunnah dalam menyembah Allah.
Anak-anak bisa meniru kebiasaan beribadah yang benar yang bersumber dari rasulullah. Untuk itu, melalui perayaan ini bisa melestarikan kecintaan kepada Muhammad sebagai sosok berakhlak mulia.
Agar anak-anak semakin tertarik dan antusias kepada pengenalan sosok Muhammad, maka tidak ada salahnya jika kita mengemas perayaan maulid nabi ini dalam bentuk yang menarik, seperti mengadakan perlombaan-perlombaan dan mengajarkan barzanji.
Barzanji merupakan bentuk seni dalam Islam. Berisi tentang kisah Muhammad dan permohonan keselamatan kepada nabi dan rasul Muhammad.
Penanaman nilai-nilai keislaman, pengenalan sosok rasul akhir zaman hanya bisa dilakukan melalui pendidikan secara islam yang terdapat pada sekolah-sekolah islam, seperti di sekolah Prestasi Global.
Prestasi Global memiliki komitmen untuk menerapkan pendidikan secara islami, membentuk generasi penerus yang religius, kreatif, kompetitif, cerdas dan peduli lingkungan.
Untuk membina generasi yang religius dan cerdas, pendidikan di Prestasi Global juga berarah ke pendidikan islam yang modern, termasuk juga turut mengadakan perayaan hari-hari besar Islam, seperti peringatan isra` mi`raj dan peringatan maulid nabi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap rasulullah.
Baca juga : Kisah Isra Mi’raj Perjalanan Nabi Muhammad Dari Masjidil Haram Di Makkah Ke Masjidil Aqsha Di Yerussalem
Bagaimana sejarah maulid nabi Muhammad SAW?
Perayaan maulid nabi baru ada setelah nabi Muhammad wafat. Pada masa di awal wafatnya nabi, banyak orang yang masih mengingat nabi dan melaksanakan ajarannya. Namun lama kelamaan, orang-orang mulai lalai dan sedikit melupakan Rasulullah. Atas dasar itulah, beberapa pemimpin di dunia mencetuskan perayaan maulid untuk kembali mengingatkan umat akan sosok Muhammad.
Apa saja hikmah yang kita dapat dari maulid nabi Muhammad SAW?
Hikmah yang didapat dari maulid Nabi ialah kita dapat memperkenalkan sosok Rasul Muhammad SAW kepada generasi baru, meneladani sifat-sifat dan akhlak rasul yang terpuji, dan dapat menjadi momentum bagi kita untuk selalu mengingat perjuangan Nabi Muhammad dalam mensyiarkan ajaran islam.
Mengapa perayaan maulid nabi penting bagi anak-anak?
Maulid nabi sendiri penting bagi perkembangan anak-anak, terlebih lagi adab, akhlak dan perilaku terpuji yang ada pada diri rasul bisa menjadi contoh bagi anak-anak sedari dini dalam bertindak sehari-hari. Empat Sifat terpuji rasul yang patut untuk diajarkan kepada anak-anak agar ditiru adalah jujur (siddik), cerdas (fathanah), dapat dipercaya (amanah) dan suka menyampaikan hal-hal yang baik (tabligh) terutama ajaran Allah SWT.