Sebagai orang tua, tentu Anda tidak ingin anak mengalami sakit, bukan? Oleh karena itu, sangat penting untuk waspada terhadap penyakit yang bisa menyerang si kecil.Salah satu penyakit yang perlu Anda waspadai adalah cacar monyet atau monkeypox.

Pada tahun 2022 kemarin, penyakit ini sempat menyebar luas hingga terdeteksi di 79 negara. Amerika Serikat, Inggris dan Singapura menjadi sedikit dari beberapa negara yang teridentifikasi terserang penyakit tersebut.

Di Indonesia sendiri, sempat ada dugaan bahwa penyakit mulai masuk. Meski begitu,hingga awal Agustus 2022 Kementerian Kesehatan memastikan belum terdapat kasus positif cacar monyet di Indonesia.

Walau begitu, sebagai orang tua Anda tetap perlu waspada terhadap potensi munculnya penyakit ini. Silakan simak penjelasan berikut untuk memahami ciri-ciri,gejala serta langkah pengobatan terhadap monkeypox.

Mengenal Penyakit Cacar Monyet 

Mengenal Penyakit Cacar Monyet

Photo by Fusion Mediical Animation on Unsplash

Penyakit cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk bagian di dalam famili Poxviridae  yang merupakan bagian genus Orthopoxvirus.

Beberapa virus penyebab cacar seperti virus variola, virus vaccinia dan virus cacar sapi juga termasuk ke dalam genus ini.

Penyakit ini awal kali teridentifikasi pada tahun 1958. Pada saat itu, sebuah wabah yang mirip dengan cacar menyerang koloni monyet. Hal tersebutlah yang menjadi asal nama dari penyakit ini.

Meski sudah muncul dari tahun 1958, namun kasus infeksi monkeypox pertama pada manusia baru terjadi pada tahun 1970. Kasus tersebut terjadi di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah.

Sejak saat itu, kasus infeksi monkeypox pada manusia mulai dilaporkan muncul di beberapa negara lainnya. Beberapa negara yang dilaporkan terdapat kasus positif monkeypox seperti Republik Kongo, Liberia, Gabon, Pantai Gading, kamerun dan beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya.

Perbedaan Cacar Monyet & Cacar Air

Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air

Photo by Anna Shvets on Pexels

Sangat keliru jika terdapat anggapan bahwa monkeypox sama saja seperti cacar air. Sebab meski termasuk ke dalam jenis penyakit cacar, namun keduanya berbeda.

Kedua penyakit ini memang sama-sama disebabkan oleh virus. Namun, seperti telah kami sebutkan sebelumnya bahwa monkeypox disebabkan oleh virus monkeypox. Sementara virus penyebab cacar air adalah virus varicella.

Ciri dan gejala dari kedua penyakit ini juga memiliki perbedaan. Monkeypox memiliki gejala yang lebih berat jika Anda bandingkan dengan penyakit cacar air.

Oleh karena itu, beredarnya kasus monkeypox pada tahun 2022 silam di beberapa negara menarik perhatian dari banyak orang. Hal ini termasuk di Indonesia yang membuat Anda perlu meningkatkan kewaspadaan agar penyakit ini tidak menyerang si buah hati.

BACA JUGA: 7 Fakta Tentang Cacar Air pada Anak 

Ciri-Ciri Penyakit Cacar Monyet

Pada tahap awal, ciri-ciri cacar monyet mirip dengan cacar air bahkan lebih ringan. Beberapa ciri yang muncul seperti demam, nyeri otot, kelelahan dan sakit kepala.

Meski begitu, terdapat satu ciri-ciri khas dari penyakit ini yang membedakannya dengan cacar air. Ciri-ciri tersebut adalah terjadinya pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Pembengkakan kelenjar getah bening tersebut bisa Anda rasakan dengan meraba bagian ketiak, leher atau selangkangan. Oleh karena itu, pastikan Anda memeriksa bagian-bagian tersebut untuk mewaspadai serangan penyakit monkeypox pada si buah hati.

Perlu Anda ketahui bahwa penyakit ini memiliki masa inkubasi sekitar 6 – 13 hari. Meski terkadang masa inkubasi dapat berlangsung lebih lama yaitu 5 – 21 hari.

Gejala Penyakit Cacar Monyet

Gejala Cacar Monyet

Photo by Pixabay on Pexels

Selain ciri-ciri di atas, Anda bisa melakukan identifikasi dengan melihat gejala cacar monyet. Secara umum, gejala penyakit ini terbagi ke dalam dua periode infeksi yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit.

1. Periode Invasi

Periode invasi adalah tahap awal infeksi virus monkeypox yaitu pada 0-5 hari setelah infeksi virus terjadi. Di masa ini, akan muncul beberapa gejala seperti berikut ini:

  1. Sakit kepala hebat
  2. Demam
  3. Pembengkakan kelenjar getah bening
  4. Nyeri otot
  5. Sakit punggung
  6. Lemas parah/kelelahan

Di antara gejala tersebut, Anda harus menaruh perhatian lebih terhadap pembengkakan kelenjar getah bening. Sebab gejala inilah yang menjadi ciri utama dari infeksi virus monkeypox.

Dalam beberapa kasus yang terlampau parah, infeksi virus ini juga bisa menimbulkan masalah kesehatan lain di periode invasi.

Studi Clinical Manifestations of Human Monkeypox Influenced by Route of Infection menyebutkan bahwa kelompok pasien yang terpapar virus melalui saluran pernapasan atau mulut memiliki gangguan lain seperti batuk, hidung berair dan radang tenggorokan.

Pada kasus lainnya, pasien yang terpapar virus melalui gigitan langsung binatang yang terinfeksi menunjukkan gejala mual dan muntah-muntah.

2. Periode Erupsi Kulit

Periode invasi di atas sudah menunjukkan bahaya cacar monyet pada manusia. Namun, masalah dari penyakit ini tidak berhenti di sana saja. Terdapat periode kedua dari penyakit ini yaitu periode erupsi kulit.

Periode ini biasanya terjadi pada 1 – 3 hari setelah munculnya demam. Salah satu ciri utama terjadinya periode ini adalah munculnya ruam pada kulit pasien.

Ruam atau bintik-bintik merah ini mirip dengan ruam pada cacar air. Pada kebanyakan kasus, ruam tersebut muncul pertama kali di wajah lalu kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh lainnya.

Di antara seluruh bagian tubuh, wajah, telapak tangan dan kaki merupakan area yang paling terdampak ruam tersebut.

Jumlah ruam pada penderita monkeypox dapat bervariasi. Beberapa pasien bisa memiliki ruam hingga puluhan bahkan ratusan. Pada kasus yang parah, kemunculan ruam juga dapat merusak sebagian permukaan kulit.

Setelah beberapa hari, ruam yang berupa bintik merah tersebut akan berubah menjadi lepuhan kulit yang berisi cairan. Selanjutnya, lepuhan tersebut akan mengering alu mengerak dan menjadi keropeng.

Periode erupsi kulit dapat terjadi selama 14 – 21 hari. Meski begitu, waktu hingga keropeng di kulit mengelupas dengan sendirinya dapat berbeda-beda untuk setiap pasien.

Penularan Penyakit Cacar Monyet

Salah satu alasan mengapa Anda perlu menaruh waspada pada penyakit adalah karena adanya potensi penularan. Sebab seperti yang sudah banyak orang ketahui bahwa cacar merupakan salah satu penyakit yang mudah menular.

Penularan cacar monyet dapat terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan virus tersebut, baik melalui hewan maupun manusia. Bahkan bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi dengan virus tersebut juga bisa menjadi salah satu cara penularan.

Karena tingkat penularan yang cukup tinggi tersebut, interaksi dengan pasien monkeypox harus sangat hati-hati. Bahkan, virus ini juga dapat menyebar melalui droplet ketika terjadi interaksi dengan pasien dalam waktu yang cukup panjang.

Sementara itu, penularan dari hewan bisa terjadi melalui gigitan maupun cakaran. Karena itu, pastikan Anda dan si buah hati berhati-hati ketika berada di tempat yang memiliki potensi kontak langsung dengan hewan liar.

Meski memiliki nama monyet di dalamnya, namun reservoir utama dari penyakit ini bukanlah hewan tersebut. Justru penyakit ini lebih banyak disebarkan oleh hewan pengerat seperti tikus dan tupai.

Cara Mencegah Penyakit Cacar Monyet

Cara Mencegah Penyakit Cacar Monyet

Photo by Winel Sutanto on Unsplash

Karena risiko penularan yang begitu tinggi, maka Anda perlu menaruh perhatian lebih untuk mencegah anak terkena penyakit ini. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah cacar monyet:

  1. Menghindari hewan yang mungkin menjadi pembawa virus monkeypox
  2. Menghindari kontak dengan berbagai benda yang pernah bersentuhan dengan hewan sakit
  3. Memisahkan pasien terinfeksi monkeypox dengan orang lain
  4. Membersihkan tangan dan bagian tubuh lain yang melakukan kontak dengan hewan maupun manusia terinfeksi
  5. Menggunakan perlengkapan APD atau alat pelindung diri saat merawat pasien terinfeksi monkeypox
  6. Memastikan daging termasak dengan benar dan matang sebelum memakannya

Pada dasarnya, proses pencegahan terhadap monkeypox adalah menghindari potensi bersentuhan dengan virus. Terlebih pada hewan liar yang terkadang keberadaan virus monkeypox tidak terdeteksi secara kasat mata.

Selain itu, hewan liar juga memiliki potensi membawa penyakit zoonosis lain yang juga perlu Anda waspadai. Oleh sebab itu, pastikan untuk membersihkan setiap bagian tubuh jika memang harus bersentuhan dengan hewan.

Sebagai tambahan, hingga saat ini belum tersedia vaksin cacar monyet sebagai tindakan pencegahan utama terhadap penyakit ini. Meski begitu, dengan melakukan tindakan-tindakan di atas, Anda bisa meminimalkan kemungkinan si buah hati terkena penyakit ini.

Cara Mengobati Penyakit Cacar Monyet

Pada dasarnya, monkeypox termasuk ke dalam self-limiting disease atau akan sembuh dengan sendirinya. Oleh karena itu, penyakit ini akan sembuh seiring waktu bergantung pada kekuatan imun tubuh penderita.

Meski begitu, bukan berarti Anda bisa membiarkan dan menunggu penyakit ini sembuh begitu saja. Sebab, perlu Anda ingat bahwa monkeypox merupakan jenis cacar yang memiliki peluang menyebabkan kematian lebih tinggi dibanding jenis cacar lainnya khususnya bagi anak-anak.

Melihat kasus monkeypox yang terjadi di Afrika, sebesar 10 persen orang meninggal akibat penyakit ini. Oleh karena itu, Anda tetap perlu mengobati cacar monyet dengan berkonsultasi kepada dokter.

Meski memang untuk saat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Namun dengan perawatan yang diberikan dapat meringankan gejala pada penderita penyakit ini.

Selain itu, pengobatan dokter terhadap penyakit ini juga akan memperpendek masa infeksi. Dengan begitu, penderita akan lebih cepat sembuh dari penyakit tersebut.

Apalagi mengingat gejala penyakit ini yang cukup berat dan membuat kondisi sangat tidak nyaman. Tentunya Anda tidak ingin membiarkan si kecil berada dalam waktu yang lama untuk berada di kondisi tersebut, bukan?

Oleh karena itu, sebaiknya segera periksakan ke dokter ketika beberapa gejala atau ciri di atas muncul. Dengan begitu, dokter dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminimalkan risiko-risiko yang mungkin terjadi akibat serangan virus monkeypox.

Kesimpulan 

Monkeypox merupakan salah satu jenis penyakit cacar yang perlu Anda waspadai. Sebab meski memiliki kemiripan dengan jenis cacar lain seperti cacar air, monkeypox memiliki gejala yang lebih berat.

Bahkan dalam kasus yang parah, komplikasi akibat monkeypox dapat berujung kematian khususnya bagi anak-anak. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas orang tua untuk waspada dan mengambil tindakan pencegahan agar si buah hati tidak terserang penyakit ini.

Apalagi penyakit ini juga memiliki potensi penularan yang cukup tinggi. Selain itu, belum tersedianya vaksin maupun pengobatan khusus juga harus menjadi perhatian khusus dalam mewaspadai monkeypox.

Walau begitu, tidak perlu terlalu paranoid terhadap penyakit cacar monyet. Hal terpenting adalah melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga kebersihan serta menghindari si buah hati bersentuhan langsung dengan hewan yang tidak terjamin kesehatannya.