Sheikh Ahmad Kutty, dosen senior dan cendekiawan Islam di Institut Islam Toronto, Ontario, Kanada, menyatakan: “Tugas seorang pemuda adalah terlebih dahulu mengenal agamanya melalui sumber yang benar. Hal ini karena dalam Islam keutamaan menuntut ilmu adalah hal yang luhur.
Ada banyak hadis maupun ayat Al-Quran yang mendorong umatnya untuk menuntut ilmu. Karena dengan mendalami ilmu pengetahuan secara umum, tidak hanya ilmu agama, kita sebagai manusia akan melihat kebesaran Allah dari banyak hal dan bidang.
Hadits Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
Imam Bukhari, penulis Shahih Al-Bukhari, sumber Islam terkemuka, mengatakan, “Ilmu lebih diutamakan daripada dakwah dan amal.” Alasannya jelas: Jika seseorang tidak memiliki keutamaan menuntut ilmu yang benar, ia pasti akan bertindak sesuai dengan keinginan dan tingkah lakunya sendiri, yang akibatnya akan sangat membawa malapetaka.
Menurut sejarah, menurut para ulama besar, hal inilah yang sebenarnya terjadi pada kaum ekstremis seperti kaum Khawarij; karena mereka tidak memperoleh pengetahuan yang benar sebelum mereka bertindak. Imam `Umar ibn `Abd Al-`Aziz, salah satu khalifah shaleh, berkata,
“Barangsiapa bertindak tanpa ilmu yang sehat, maka ia lebih merusak daripada membangun.”
Oleh karena itu penting bagi Anda untuk mengambil langkah-langkah untuk mempelajari agama Anda. Keutamaan belajar termasuk salah satu bentuk Jihad sebagaimana sabda Nabi, “Barangsiapa keluar mencari ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.”
Beliau lebih lanjut mengatakan, “Semua makhluk Allah memohon ampun kepada Allah atas nama seorang pencari ilmu – termasuk ikan di air.” Melalui hadis dan tafsir di atas, Anda jadi tahu bahwa ada banyak anjuran dan keutamaan menuntut ilmu yang bisa memperluas wawasan Anda dan menambah rasa takjub pada pencipta.
Etika Menuntut Ilmu Menurut Hadits
Menuntut ilmu adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah di akhirat. Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Carilah ilmu, karena mencarinya karena Allah adalah tanda kesadaran akan Allah; memperolehnya adalah ibadah; mempelajarinya adalah mengagungkan (Allah); dan mencarinya adalah (semacam) jihad (berjuang di jalan Allah)…”
Pelajar hendaknya memulai dengan mensucikan jiwanya, dan menjauhi akhlak yang munkar, karena menuntut ilmu adalah ibadah hati. Ia harus mengabdikan hidupnya untuk mencari ilmu.
Umat Muslim awal selalu mendahulukan ilmu dibandingkan hal lainnya. Siswa bagi gurunya harus seperti pasien bagi dokter. Syekh MS Al-Munajjid, seorang dosen dan penulis Muslim Saudi terkemuka, menyatakan: Ada sejumlah etika dalam mencari ilmu yang harus diikuti oleh para pencari ilmu.
Bersabar dan Tekun
Menuntut ilmu adalah salah satu cita-cita yang tertinggi, dan puncaknya tidak dapat dicapai kecuali dengan bekerja keras dan sabar. Jadi bersabarlah dan bertahanlah. Jika Jihad memerlukan kesabaran selama satu jam, maka pencari ilmu harus bersabar hingga akhir hayatnya. Allah SWT berfirman:
(Hai orang-orang yang beriman! Bertahanlah dan bersabarlah (daripada musuhmu), dan jagalah wilayahmu dengan menempatkan satuan-satuan tentara secara permanen di tempat-tempat di mana musuh dapat menyerangmu, dan bertakwalah kepada Allah, agar kamu dapat sukses.) (Ali `Imran 3:3)
Miliki Niat yang Suci
Patuhi kemurnian menuntut ilmu dalam apa yang Anda lakukan. Biarlah tujuanmu adalah mencari wajah Allah (yaitu keridhaan Allah) dan tempat tinggal di akhirat. Berhati-hatilah dalam pamer dan penuh kasih sayang untuk membuat diri Anda tampak lebih unggul dari teman-teman Anda. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa mencari ilmu untuk bersaing dengan para ulama atau untuk membuktikan dirinya lebih unggul dari orang-orang bodoh atau untuk membuat orang-orang memandangnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka. .” (An-Nasa’i).
Bertindak Berdasarkan Apa yang Anda Ketahui
Ketahuilah bahwa bertindak berdasarkan apa yang Anda ketahui adalah buah dari menuntut ilmu. Barang siapa mengetahui namun tidak mengamalkan ilmunya, maka ibarat orang-orang Yahudi yang Allah ibaratkan dengan hal-hal yang paling jelek dalam Kitab-Nya, ketika Dia berfirman:
(Perumpamaan orang-orang yang diberi amanah (kewajiban) Taurat (Taurat) (yakni mentaati perintah-perintahnya dan mengamalkan hukum-hukumnya), namun kemudian lalai dalam menjalankan (kewajiban-kewajibannya), ibarat keledai yang memikul buku-buku yang sangat berat (tetapi tidak mengerti apa-apa darinya). Betapa buruknya contoh orang-orang yang mengingkari Ayat (bukti, dalil, ayat, tanda, wahyu, dsb) dari Allah, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalimun (musyrik, zalim, kafir). ) (Al-Jumu`ah 62: 5)
Selalu Sadar Bahwa Allah Sedang Mengawasi
Anda harus selalu sadar bahwa Allah sedang mengawasi Anda, secara sembunyi-sembunyi dan terbuka. Sikapmu terhadap Tuhanmu harus selalu seimbang antara rasa takut dan harapan, yang bagi umat Islam ibarat dua sayap burung. Termasuk ketika Anda hendak menuntut ilmu.
Berpalinglah kepada Allah dengan sepenuh hati dan biarkan hatimu dipenuhi dengan cinta kepada-Nya, lidahmu dengan mengingat-Nya (dzikir). Berbahagialah dan bergembiralah atas ketetapan-Nya dan hikmah-Nya.
Selalu berdoa kepada Allah (du`aa’) di setiap sujud, memohon kepada-Nya untuk memberkati Anda dan memberi Anda ilmu yang bermanfaat, karena jika Anda ikhlas kepada Allah. Baca pula hadits di atas. Dia akan mendukung Anda dan membantu Anda, dan akan membuat Anda mencapai derajat ulama yang saleh.
Manfaatkan Waktu Sebaik-baiknya
Habiskan masa muda dan seluruh hidupmu untuk belajar. Jangan tertipu oleh penundaan dan angan-angan tentang masa depan. Setiap jam dalam hidup Anda yang berlalu tidak dapat tergantikan.
Singkirkan gangguan dan hambatan apapun yang menghalangi Anda berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu salaf (Para pendahulu yang shaleh) menganjurkan untuk menjauhi keluarga dan menjaga jarak dari tanah air untuk menuntut ilmu.
Karena jika seseorang terganggu maka dia tidak akan mampu memahami hakikat ilmu dan persoalan halus. Allah tidak memberi manusia dua hati di dadanya, demikian pula dikatakan bahwa ilmu tidak akan memberi sebagian darinya sampai Anda memberikan seluruhnya.
Berhati-Hatilah
Waspadalah pada awalnya karena perselisihan di antara para ulama, atau di antara orang-orang pada umumnya, karena ini membingungkan pikiran ketika menuntut ilmu. Sebaliknya, berikanlah segalanya pada buku yang Anda baca atau topik yang Anda pelajari hingga Anda menjadi kompeten di dalamnya.
Berhati-hatilah untuk berpindah dari satu buku ke buku lainnya (sebelum menyelesaikan buku pertama), karena itu pertanda kebosanan dan kegagalan. Anda harus memperhatikan setiap cabang ilmu, berdasarkan kepentingannya.
Buku Pelajaran
Setelah Anda menghafal banyak hadits yang dirangkum dengan baik, beserta tafsirnya, dan Anda telah memahami bagian-bagian yang sulit di dalamnya serta memahami poin-poin penting, maka lanjutkan dengan mempelajari versi terperinci, selalu meninjau apa yang telah Anda pelajari dan mencatat poin-poin berharga.
Termasuk persoalan-persoalan halus, persoalan-persoalan kecil yang aneh, pemecahan masalah, dan perbedaan-perbedaan antara hukum-hukum yang serupa, dalam semua cabang ilmu pengetahuan.
Jangan menganggap remeh hal berguna yang Anda pelajari atau prinsip dasar apa pun yang Anda pahami; sebaliknya, bersegeralah mencatat dan menghafalkannya.
Biarlah perhatianmu untuk mencari ilmu menjadi yang utama; jangan puas belajar hanya sedikit ketika Anda mampu berbuat lebih banyak. Itulah ulasan tentang keutaamaan menuntut ilmu yang bisa membangkitkan semangat belajar Anda. Semoga bermanfaat!