Good attitude pada anak sangat penting Anda tanamkan sejak dini. Proses pembiasaan ini pada dasarnya adalah pembelajaran. Awalnya mungkin anak-anak akan merasa terpaksa bahkan menolak. Namun, seiring waktu anak akan paham dan setelah dewasa ia akan mengerti tujuan baik dari apa yang selama ini ia lakukan.
Attitude yang Bisa Kita Ajarkan Pada Anak Sejak Dini
Photo By nd3000 on Envato
Selain menanamkan nilai-nilai religius sebagai pondasi pembentukan karakter yang baik pada anak, ada beberapa attitude dasar yang penting dilatih pada anak sejak dini. Apa saja? Berikut ini kami akan mengulasnya untuk Anda.
1. Sikap Jujur
Pada dasarnya anak-anak tidak mengerti apa itu bohong. Pribadi yang polos dan melihat sesuatu apa adanya. Sikap bohong biasanya akan muncul karena contoh lingkungan sekitarnya. Selain itu, kondisi takut, tertekan, dan sejenisnya juga akan membuat anak-anak akhirnya berbohong.
Menanamkan sikap jujur pada anak sangat penting. Sebab inilah salah satu mata uang kehidupan yang berlaku di mana-mana. Orang-orang dewasa yang sejak kecil tidak dilatih untuk jujur maka kebohongan baginya bagian dari siasat atau bahkan hal yang tak pernah ia rasakan sebagai hal buruk.
Tanamkan sikap jujur pada anak dengan memberikan ruang pada anak untuk mengungkap apa yang ada di hatinya, bebaskan dari tekanan atau risiko ketakutan. Hal paling penting adalah contoh dari Anda sebagai orang tua.
2. Permisi, Maaf, dan Terima Kasih
Cara mendidik anak paling dasar yang sudah sama-sama diketahui banyak orang adalah menanamkan pada anak untuk selalu melakukan mengungkapkan tiga hal yakni kata permisi, maaf, dan terima kasih.
Kata permisi sebagai bentuk adab dalam melakukan sesuatu di hadapan orang lain. Kata maaf pun perlu Anda tanamkan tidak hanya ketika anak melakukan kesalahan, tetapi lebih ke adab ucapan sebelum melakukan sesuatu, mengungkap satu hal yang salah atau tidak sesuai.
Sedangkan kata terima kasih menjadi bentuk penghargaan atas perbuatan baik orang lain. Anak-anak perlu ajarkan hal tersebut sejak dini.
Cara paling mudah selain meminta anak untuk selalu mengucapkan tiga kata tersebut adalah orang tua perlu memberi contoh. Anda pun harus telaten mengingatkan anak jika lupa mengungkapkan hal tersebut.
3. Berani Meminta Maaf
Photo By NomadSoul1 on Envato
Berkata maaf tak selalunya bermakna meminta maaf dalam pengertian yang lebih dalam. Hal yang penting Anda tanamkan pada anak adalah mengajarkan anak untuk memahami kesalahan orang lain, menerima apa yang menjadi kekurangan dari kesalahan tersebut, mengajak anak untuk melupakan kesalahan orang lain.
Cobalah menjelaskan jika hal itu anak Anda yang mengalaminya, buat perumpamaan bagaimana kondisi setiap orang cenderung berharap untuk dimaafkan kesalahannya. Tanamkan pada dasarnya tak ada orang jahat, yang ada hanyalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kondisi.
4. Meminta Izin Sebelum Mengambil Sesuatu
Memaklumi kondisi anak-anak saat mengambil sesuatu yang bukan miliknya tanpa izin adalah hal yang salah. Orang tua perlu hadir dan menanamkan kebiasaan meminta izin lebih sebelum mengambil, meminjam apa yang bukan menjadi miliknya.
Misalnya saat bertamu di rumah tetangga atau bahkan rumah orang baru. Jika anak-anak sudah Anda ajarkan hal tersebut, maka tak sulit bagi Anda mengingatkan anak untuk tidak bersikap sesuka hatinya.
Kecenderungan anak-anak suka mengambil mainan anak lain, mengambil barang di tempat baru tanpa izin. Tanamkan adab meminta izin lebih dulu, jangan mengambil apapun yang bukan hak miliknya tanpa izin.
5. Menghormati Orang yang Lebih Tua
Sikap hormat kepada orang tua sangat penting Anda tanamkan kepada anak sejak dini. Walaupun usia anak-anak jangan memberi pemakluman dengan kata-kata yang kasar, sikap yang tidak baik terhadap orang yang lebih tua.
Bukan hanya pada orang lain, terhadap keluarga dan kerabat pun perlu Anda tanamkan hal ini. Ini adalah bagian dari adab. Sikap menghormati orang yang lebih tua nantinya akan berkembang menjadi sikap menghormati orang yang baru ditemui, orang yang lebih berilmu dan sebagainya.
Hal ini akan tumbuh dalam diri anak seiring dengan waktu. Membiarkan anak bersikap kasar, kata-kata tidak terkontrol kepada orang tua karena alasan mereka masih anak-anak adalah hal salah yang perlu Anda ubah. Karakter seseorang setelah besar cukup dipengaruhi karakter seperti apa yang ia dapatkan dari orang tuanya.
6. Tidak Mengejek Orang Lain
Usia anak-anak seringkali menimbulkan interaksi yang beragam antar sesama. Sebagian anak saat berkelahi memiliki kebiasaan mengejek-ejek temannya. Bukan hanya ejekan pada saat pertengkaran terjadi, sebagian anak bahkan sudah terbiasa melakukan perundungan atau bully pada anak lainnya.
Jika Anda melihat gejala hal ini terjadi pada anak, sebaiknya segera tegur anak dan katakan hal itu tidak baik. Katakan bagaimana seandainya ejekan itu terjadi pada diri kita, tentu saja perasaan akan sedih, marah, kecewa, dan merasa tidak ada penghargaan dari teman-teman sekitar.
Jika anak mengikuti karakter anak yang lain, katakan hal seperti itu tidak boleh menjadi teladan, ingat kata-kata orang tua.
7. Tidak Mengatakan Ah pada Orang Tua
Memiliki anak yang taat pada perintah orang tua bukan hanya harapan dan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Anda pun perlu mengusahakannya dengan segala kemampuan.
Kata-kata ‘ah’ atau bantahan atau bahkan ejekan hingga makian kepada orang tua adalah akhlak buruk yang harus Anda hapuskan jika telah terjadi pada anak.
Bagaimana caranya? Penyebabnya bisa jadi karena pergaulan, pengaruh teman-teman atau bahkan semua itu ia lihat ada di lingkungan terdekatnya.
Jika lingkungan keluarga memberikan contoh buruk, maka hal pertama yang perlu Anda perbaiki adalah meniadakan contoh buruk tersebut. Selanjutnya jika hal tersebut merupakan pengaruh lingkungan, usahakan agar anak seminimal mungkin menghindari lingkungan tersebut jika anak tidak cukup kuat menghadapinya.
Agar anak tidak mengatakan ah, bantahan, dan sejenisnya, maka sebaiknya orang tua juga memberikan sikap teladan yang baik.
Pertama adalah memberikan pelayanan yang baik pada anak, kemudian tidak berbohong dalam berjanji. Memberikan kasih sayang yang tulus pada anak juga penting sehingga anak merasakan peran dan perhatian orang tuanya.
8. Belajar Menepati Janji
Perkembangan anak terus terjadi seiring usia yang bertambah. Mengajarkan anak untuk menepati janjinya adalah hal yang juga penting Anda tanamkan sejak dini. Ingatkan jika anak sudah berjanji.
Cara ini sebenarnya mudah jika orang tua juga memberikan contoh yang baik. Masalahnya terkadang orang tua lebih banyak menuntut anak menepati janjinya tetapi orang tua sendiri sering lalai dengan janji-janji tersebut.
Janji memberikan hadiah, mengajak jalan-jalan, melakukan sesuatu untuk anak terkadang akan selalu jadi ingatan dalam diri anak. Jika anak enggan menepati janjinya bisa jadi memang ada kesalahan dari orang tua dalam memberikan contoh kepada anaknya.
Anak yang kecewa akan sulit untuk dihapus, bahkan hal tersebut akan jadi ingatan pada anak hingga usia dewasa.
9. Berani Mengatakan Apa yang Dirasakan
Tentang apa yang jadi pikiran, kegelisahan, pertanyaan, atau apapun itu dalam diri anak, orang tua perlu menstimulasi agar anak berani mengungkapkannya.
Keberanian untuk mengungkapkan ini bukan hanya berpengaruh pada pola komunikasi yang baik tetapi juga aspek psikologi anak.
Ajak anak untuk berani mengatakan apa yang ia rasakan. Beri waktu, ajak berbincang secara empat mata dan latih anak untuk belajar mengungkapkan apa yang ia rasakan.
Hal ini juga bisa Anda contohkan pada anak. Misalnya saat melihat anak melakukan kesalahan, orang tua bisa saja mengatakan apa yang ia rasakan pada anaknya dengan bahasa yang tepat.
Selanjutnya minta hal yang serupa jika misalnya ia merasakan hal yang tak menyenangkan saat berinteraksi dengan Anda atau orang lain.
10. Beribadah
Mengajarkan anak untuk beribadah sejak dini adalah bagian dari karakter yang penting Anda tanamkan. Betapa banyak anak-anak yang akhirnya enggan melakukan ibadah hanya karena tidak ada pembiasaan sejak dini dari orang tuanya.
Konsep bagaimana membiasakan beribadah pada anak sudah jelas dalam ajaran agama. Maka sebagai bagian dari attitude yang baik, orang tua perlu menanamkannya pada anak sekaligus memberikan contoh.
Kebiasaan beribadah pada anak yang benar akan melahirkan karakter baik lainnya, misalnya disiplin dan akhlak yang lebih baik.
Ibadah akan memberikan pengaruh pada akhlak secara umum walaupun itu dilakukan oleh anak-anak. Pembiasaan tersebut akan sangat terasa manfaatnya setelah anak dewasa.
11. Berkata Lemah Lembut
Kebiasaan bicara keras, kasar, dan tidak sopan pada orang lain adalah hal yang juga penting Anda tanamkan pada usia anak.
Arahkan anak untuk bisa memilih kata-kata yang tepat, tidak kasar, dan terbaik. Pengaruh lingkungan terkadang membuat anak memiliki kosa kata kasar yang tak pantas.
Jika hal itu Anda dengar dari mulut anak maka sesegera mungkin untuk menegurnya. Katakan secara jelas tentang keburukan perkataan tersebut. Lemah lembut adalah cara mengajarkan kasih sayang pada anak.
12. Menghargai Sesuatu
Pengetahuan anak yang terus meningkat mungkin saja akan melahirkan berbagai prestasi dan capaian anak. Jangan ragu untuk memberikan apresiasi terhadap capaian tersebut, kenapa?
Inilah cara Anda mengajarkan anak untuk bisa menghargai sesuatu. Termasuk menghargai saat mendapatkan pemberian dari orang lain. Jika tidak suka tidak boleh mengatakan langsung tidak suka, tetapi lakukan hal yang bermanfaat lainnya dari pemberian tersebut.
Menghargai adalah hal yang secara sederhana rasanya terlalu dalam jika Anda ajarkan pada anak, tetapi penghargaan tersebut akan sangat terasa kita anak telah dewasa dan ia mengingat apa saja yang telah orang tua lakukan pada dirinya.
Kesan positif yang tentu saja sangat baik untuk seorang anak yang telah dewasa kemudian mengajarkan hal serupa pada anaknya.
Bila Anda menginginkan anak-anak yang tumbuh dengan attitude yang baik dan ternama sejak dini, pilihan pendidikan berkualitas sangat penting Anda pilih.
Inilah yang sudah kami tanamkan di Sekolah Prestasi Global. Pendidikan berkualitas yang menekankan pada pembentukan karakter anak sejak dini dan nilai-nilai religiusitas yang tertanam dengan baik.
Anda mungkin bisa memiliki anak-anak yang pintar secara akademik, tetapi apakah mereka juga unggul dalam hal karakter? Ini hal yang menjadi pekerjaan rumah dunia pendidikan.
Sekolah Prestasi Global memberi solusi untuk pendidikan anak-anak Anda. Belajar lebih kreatif, cerdas, dan berakhlak bersama kami. Good attitude pada anak adalah bagian dari cara kami dalam mendidik. Bergabunglah bersama kami.
Baca Juga : 6 Cara Meningkatkan Motivasi Remaja untuk Mencapai Impiannya
Cara mengajarkan menepati janji pada anak sejak dini ?
Perkembangan anak terus terjadi seiring usia yang bertambah. Mengajarkan anak untuk menepati janjinya adalah hal yang juga penting Anda tanamkan sejak dini. Ingatkan jika anak sudah berjanji. Cara ini sebenarnya mudah jika orang tua juga memberikan contoh yang baik. Masalahnya terkadang orang tua lebih banyak menuntut anak menepati janjinya tetapi orang tua sendiri sering lalai dengan janji-janji tersebut. Janji memberikan hadiah, mengajak jalan-jalan, melakukan sesuatu untuk anak terkadang akan selalu jadi ingatan dalam diri anak. Jika anak enggan menepati janjinya bisa jadi memang ada kesalahan dari orang tua dalam memberikan contoh kepada anaknya. Anak yang kecewa akan sulit untuk dihapus, bahkan hal tersebut akan jadi ingatan pada anak hingga usia dewasa.
Bagaimana menanamkan sifat jujur pada anak ?
Menanamkan sikap jujur pada anak sangat penting. Sebab inilah salah satu mata uang kehidupan yang berlaku di mana-mana. Orang-orang dewasa yang sejak kecil tidak dilatih untuk jujur maka kebohongan baginya bagian dari siasat atau bahkan hal yang tak pernah ia rasakan sebagai hal buruk. Tanamkan sikap jujur pada anak dengan memberikan ruang pada anak untuk mengungkap apa yang ada di hatinya, bebaskan dari tekanan atau risiko ketakutan. Hal paling penting adalah contoh dari Anda sebagai orang tua.
Bagaimana sikap kita jika melihat anak yang melakukan perundungan atau bully pada anak lainnya. ?
Jika Anda melihat gejala hal ini terjadi pada anak, sebaiknya segera tegur anak dan katakan hal itu tidak baik. Katakan bagaimana seandainya ejekan itu terjadi pada diri kita, tentu saja perasaan akan sedih, marah, kecewa, dan merasa tidak ada penghargaan dari teman-teman sekitar. Jika anak mengikuti karakter anak yang lain, katakan hal seperti itu tidak boleh menjadi teladan, ingat kata-kata orang tua.