Tentunya, masalah hoarding disorder adalah hal yang penting untuk banyak orang.Sayangnya, hal ini juga sering kurang disadari oleh para orangtua. Gangguan ini memang bukan sesuatu yang berbahaya seperti penyakit dan lain sebagainya. Namun, dapat menimbulkan kebiasaan buruk dan menyebabkan kondisi tidak nyaman.
Pengertian Hoarding Disorder
Sebelum masuk lebih jauh untuk pembahasan mengenai gangguan ini, ada baiknya jika Anda mengetahui informasi dasarnya dulu. Jika Anda sering melihat anak menumpuk barang diberbagai macam tempat dan tidak boleh dipindahkan. Maka, Anda perlu waspada agar anak tidak terkena gangguan penimbunan barang ini.Menimbun barang bukan suatu kebiasaan yang baik dan membuat ruangan menjadi berantakan. Berdasarkan penelitian dari para psikiater dan juga psikolog yang ahli dalam memberikan diagnosa, gangguan ini masuk ke kategori gangguan obsesif-kompulsif. Jadi,maksud dari gangguan ini adalah kondisi dimana anak suka menyimpan barang.
Bukan sekedar menyimpan barang biasa yang sering digunakan. Kebiasaan ini membuat anak tetap menyimpan barang yang sudah rusak dan tidak digunakan lagi. Lalu, alasannya adalah akan digunakan kemudian hari atau mempunyai kondisi emosional dengan barang-barang tersebut.
Anak biasanya akan menangis ketika barangnya harus dibuang. Hal ini dikarenakan anakmerasa stress ketika akan membuang barang. Ini adalah salah satu tingkah yang palingbanyak ditunjukkan oleh anak dengan hoarding disorder.Jadi, wajar jika Anda lebih perhatian agar anak dapat memperoleh penanganan terbaik.
Secara umum, barang yang ditimbun juga bukan barang yang bernilai besar. Ada yang menimbun buku kemudian pakaian. Ada juga yang selebaran dan surat. Bahkan, surat sampah juga bisa saja disimpannya. Secara umum, anak akan menimbun kantong plastik hingga kotak kardus yang jelas tidak akan digunakan lagi olehnya.
Gejala Hoarding Disorder Umum
Hoarding disorder ini dapat dicegah atau diobati dengan baik jika sudah tahu lebih awal mengenai gejalanya. Untuk itu, Anda perlu mencari informasi berkaitan dengan gejalagangguan penimbunan barang pada anak. Berikut ini beberapa gejala yang akan ditunjukkansecara umum:
Barang tidak berguna
Gejala pertama yang dapat Anda cek ada pada barang yang dikumpulkan. Cobalah telaah tumpukan barang yang sudah dibuat Si Kecil. Pastikan kalau barang yang ada di situ memang berguna. Jika merupakan barang tidak bernilai seperti bekas origami atau koran harian. Maka,hal ini bisa dijadikan sebagai gejala.
Lihat kondisi barang
Tidak hanya jenis barang yang disimpan saja yang menjadi hal penting untuk diperiksa dalamhoarding disorder.Pastikan kalau Anda juga melakukan pengecekan pada kondisibarangnya. Secara umum, mereka akan menyimpan barang yang sudah kotor dan usang.Beberapa lainnya justru bagian mainan yang rusak atau patah.
Malu menunjukkannya
Gejala malu ketika menunjukkan barang ini merupakan gejala yang sangat terlihat. Andadapat coba bertanya kepada anak, barang apa yang disimpannya. Secara naluriah, merekaakan menghindari pertanyaan ini dan tidak ingin menunjukkannya.
Reaksi tidak wajar
Hoarding disorder juga membuat seorang anak bersikap dengan aneh hanya karena alasan sepele. Merupakan hal yang wajar untuk membuat barang yang menurut Anda sudah tidak berguna. Namun, anak dengan gangguan ini akan memberikan respon tidak biasa. Bahkan,hanya ketika Anda menyentuh barangnya saja, ia sudah mulai marah hingga menangis.
Tempat meletakkan barang
Tidak hanya itu saja, cobalah untuk mengecek tempat yang biasanya jadi persembunyian barang-barang usang ini. Dibandingkan dengan barang yang masih terpakai, anak akanmeletakkannya di tempat yang tidak mudah terlihat. Dengan begitu, lebih kecil kemungkinan kalau barang tersebut akan dibuang. Coba cek bagian kolong tempat tidur atau pojok kamar.
Sering waspada
Anak dengan hoarding disorder ini juga mempunyai perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan anak lain ketika bermain. Mereka cenderung tidak fokus jika tidakberada di tempat penyimpanan barang tersebut. Beberapa juga terganggu aktivitas hariannya dikarenakan tidak bisa berhenti memikirkan barang tersebut.
Cara Mencegah Hoarding Disorder
Tenang saja, hal ini dapat diatasi jika menggunakan langkah yang tepat dan juga sadar lebih awal. Ada berbagai macam langkah yang dapat dimanfaatkan sebagai cara pencegahan juga. Jangan sampai mengalami kesalahan dalam penerapan perilaku yang harusnya dilakukan juga.Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai wujud perilaku kognitif:
Menahan keinginan
Biasakan untuk menghindari hoarding disorder dengan cara menahan keinginan. Cara ini sangat penting agar Anda tidak terus melakukan pembelian akan berbagai macam barang.Semakin banyak barang yang dibeli, semakin besar kemungkinan penimbunan. Jika Anda tidak merasa membutuhkan barang tersebut, jangan beli. Buat pertimbangan maksimal.
Mengatur benda
Jika sudah berhasil menahan keinginan untuk membeli barang, Anda sudah berhasil mengatasi bagian dari akar permasalahan. Jadi, yang penting untuk dilakukan sekarangadalah mempelajari cara mengatur barang yang benar. Jangan asal meletakkan barang di satutempat begitu saja. Selain karena tidak bagus dipandang, juga membuang tempat.Ada banyak cara untuk membuat kategori benda yang dimiliki. Dengan begitu, Anda sedang melakukan pencegahan hoarding disorder. Adanya kategori ini membuat benda terletak padatempatnya. Putuskan juga benda yang sudah sepantasnya dibuang dan rapikan yang masihbisa digunakan. Anda bisa menjual kardus dan kertas bekas agar menjadi uang.
Letakkan tempat sampah
Meletakkan tempat sampah di kamar merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Anda akan terbiasa untuk membuang barang yang tidak berguna. Selain karena lebih mudah, hal inijuga membantu mengatasi kamar yang berantakan. Anda hanya perlu melemparkan barang yang kurang digunakan ke dalam tempat sampah tersebut.
Rapikan rumah
Merapikan rumah dan kamar menjadi salah satu kebiasaan yang perlu dilakukan orang dengan hoarding disorder.Anda harus merapikan rumah dengan baik agar terbiasa melihat hal-hal rapi. Tidak harus dimulai dari tempat yang besar, coba susun dulu rak kamar mandi Anda. Dengan begitu, lebih mudah untuk membuang barang tidak berguna.Anak juga harus membiasakan diri untuk merapikan mainan yang dimiliki. Buat anak mempunyai keputusannya sendiri. Dibandingkan dengan menyuruh anak memasukkan semua mainannya ke dalam kotak lagi, ada baiknya untuk membongkar mainan. Anda harus memastikan anak bisa memberikan mainan yang tidak digunakan lagi ke orang lain.
Temui psikiater
Solusi atau cara penting yang tidak boleh Anda hindari adalah mencari psikiater. Dengan bantuan konsultasi dalam beberapa pertemuan, akan ada perubahan yang jelas. Psikiater dapat membantu Anda untuk mengatasihoarding disorder dengan baik. Konsultasi begitu menemukan gejala merupakan hal yang paling penting untuk dilakukan.Demikian informasi yang perlu Anda ketahui berkaitan dengan hoarding disorder.Jangan sampai membiarkan anak menimbun berbagai barang dalam jumlah yang banyak. Hal inidapat membuatnya mempunyai kebiasaan tersebut dan tidak bisa membuang barang.