UNICEF melaporkan penemuan sejumlah kasus infeksi hepatitis misterius pada anak-anak di negara-negara di Eropa, Amerika Utara, dan Asia, termasuk Indonesia, pada April 2022. Untuk melindungi buah hati Anda dari wabah ini, Anda sebaiknya mengetahui tentang gejala hepatitis misterius ini.
Awal mula merebaknya wabah hepatitis di dunia ini datang dari Inggris. Negara tersebut melaporkan adanya peningkatan signifikan secara tidak terduga dalam kasus hepatitis akut parah pada anak-anak. Kemudian, negara-negara terdekat seperti Irlandia dan Belanda turut melaporkan peningkatan angka infeksi hepatitis.
Sementara WHO menyimpulkan bahwa adenovirus merupakan salah satu hipotesis sebagai penyebab yang mendasari, sejauh ini belum ada penjelasan pasti mengenai gambaran klinis dari penyakit misterius ini. Walaupun demikian, berikut adalah informasi terkini yang perlu Anda ketahui tentang hepatitis misterius pada anak.
Apa Itu Penyakit Hepatitis?
Photo by Annie Spratt on Unsplash
Pada dasarnya, hepatitis merujuk pada istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan hati. Ada bermacam-macam penyebab inflamasi pada organ yang satu ini, seperti virus, bahan kimia, obat-obatan, minuman beralkohol, atau kelainan genetik tertentu.
Tergantung pada haluannya, hepatitis biasa bisa berubah menjadi hepatitis akut, yang muncul secara tiba-tiba dan kemudian menghilang. Atau, hepatitis biasa juga bisa berubah menjadi hepatitis kronis, yang merupakan kondisi jangka panjang.
Pasien hepatitis kronis biasanya menunjukkan gejala sulit dideteksi. Akan tetapi, kerusakan hati yang mereka alami lebih progresif daripada hepatitis akut.
Sementara itu, hepatitis akut umumnya mengacu pada peradangan hati. Gangguan kesehatan ini paling sering dikaitkan dengan hepatitis karena infeksi virus. Walaupun demikian, hepatitis akut juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Penderita hepatitis akut biasanya mengalami pembengkakan hati dengan rasa nyeri menyertai. Ringkasnya, gejala lainnya meliputi kelelahan, anoreksia, mual, dan muntah. Jika hepatitis akut berlangsung selama enam bulan, maka dapat mengakibatkan sirosis atau kerusakan hati kronis.
Di sisi lain, penularan hepatitis misterius bergantung pada jenis virusnya. Misalnya, penyebab hepatitis A dan E adalah makanan atau air yang terkontaminasi. Sementara itu, infeksi hepatitis B, C, dan D umumnya terjadi ketika cairan tubuh yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh melalui penetrasi kulit.
Gejala Hepatitis Misterius
Meskipun gejalanya dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, ciri-ciri hepatitis misterius secara umum mencakup:
- Demam
- Hilangnya selera makan
- Kelelahan
- Malaise, yakni suatu kondisi di mana penderitanya merasa tidak nyaman atau gelisah yang penyebab pastinya sulit untuk diidentifikasi
- Mual
- Muntah
- Nyeri sendi dan otot
- Sakit kepala
Kemudian, setelah beberapa hari sejak tanda hepatitis akut pertama muncul, beberapa penderita hepatitis akut ini akan mulai melihat semburat kuning pada kulit dan bola mata mereka. Kondisi inilah yang mengakibatkan penyakit tersebut juga dikenal sebagai “penyakit kuning”.
Penyakit kuning dapat timbul dengan atau tanpa gatal-gatal pada kulit, urin berwarna gelap, dan tinja berwarna putih. Bahkan, dalam beberapa kasus, proses inflamasi yang terkait dengan hepatitis dapat berlangsung selama lebih dari enam bulan. Pada akhirnya, pasien pun memasuki tahap hepatitis kronis.
Meskipun tidak umum, hepatitis akut bisa menjadi serius, terutama jika penyakit tersebut tidak segera terdeteksi. Jika hepatitis memburuk, hal itu bisa membatasi fungsi hati dan saluran empedu pasien. Alhasil, ini dapat meningkatkan risiko pendarahan, mengganggu produksi protein, dan mengancam imunitas tubuh.
Sementara itu, beberapa penderita penyakit hepatitis misterius juga berisiko mengalami gagal hati akut setelah didiagnosis dengan jenis hepatitis ini. Agar intervensi medis dapat segera dimulai, pasien sebaiknya memeriksakan diri ke dokter sebelum terjadi gagal hati.
Terkadang, hepatitis akut dapat menimbulkan keadaan komplikasi yang disebut dengan nama “hepatitis fulminan”. Komplikasi ini berkaitan dengan gagal hati yang mengganggu metabolisme sistemik. Hepatitis fulminan merupakan salah satu gangguan hati yang paling serius.
Faktanya, hepatitis fulminan bisa menyebabkan kematian pada 70 hingga 90 persen pasien. Bahkan, risiko kematian akibat kondisi ini meningkat seiring bertambahnya usia pasien. Gejalanya sendiri mirip dengan tanda-tanda hepatitis akut.
Selain itu, kondisi ini juga meningkatkan risiko penderitanya akan Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS). MODS adalah sebuah kondisi yang mengancam jiwa. Apabila Anda atau orang terdekat Anda menjumpai gejala ini, Anda harus segera mencari bantuan medis.
Penyebab Hepatitis Akut
Pada umumnya, penyebab hepatitis akut meliputi:
- Infeksi virus hepatitis A, B, C, D, atau E
- Infeksi lain, seperti cytomegalovirus, demam kuning, herpes, atau parvovirus
- Penggunaan obat-obatan, seperti antibiotik tertentu, antidepresan, statin, atau antikonvulsan
- Penggunaan asetaminofen
- Penyakit autoimun di mana tubuh memproduksi antibodi yang tidak sesuai
- Perubahan pada metabolisme zat besi
- Gangguan metabolisme lemak
- Kanker
- Toksisitas dari obat-obatan atau produk kimia tertentu
- Kambuhnya hepatitis kronis
Selain itu, ada pula kondisi bernama hepatitis transinfeksi, di mana infeksi yang secara tidak langsung memengaruhi kondisi hati, seperti septikemia, adalah pemicunya.
Akan tetapi, pada wabah ini, WHO menyebutkan bahwa penyebab hepatitis akut yang tengah merajalela saat ini bukanlah salah satu dari lima jenis virus hepatitis. Malahan, seperti penjelasan sebelumnya, anak yang menderita hepatitis akut terinfeksi virus adenovirus tipe 41 yang menyebabkan gastroenteritis akut.
Sayangnya, belum ada pihak yang bisa mengonfirmasi apakah betul memang virus itu yang memicu kasus hepatitis misterius menular baru-baru ini.
Kemudian, berdasarkan informasi saat ini, sebagian besar anak yang terjangkiti hepatitis akut misterius ini belum menerima vaksin COVID-19. Dengan demikian, terdapat dugaan sementara bahwa ada hubungan antara vaksinasi virus korona dan wabah penyakit tersebut.
Dalam beberapa kasus, ahli berhasil mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 pada anak-anak penderita hepatitis misterius tersebut. Tidak hanya itu, adenovirus turut menyertai.
Anak perlu menjalani sederet tindakan berikut untuk mendiagnosis hepatitis:
- Pemeriksaan fisik untuk mengecek apakah ada pembengkakan pada liver.
- Tes darah untuk memeriksa peningkatan enzim hati saat organ tersebut rusak atau terinfeksi serta untuk mengungkap keberadaan salah satu dari lima virus penyebab hepatitis dan/atau adenovirus.
- Ultrasonografi hati untuk mendeteksi perubahan apa pun pada hati.
- Biopsi hati untuk mengonfirmasi dugaan peradangan ketika hasil tes lain tidak meyakinkan dan untuk menentukan tingkat kerusakan liver yang tepat.
Cara Mencegah Hepatitis Akut Misterius
Photo by Caleb Woods on Unsplash
Faktanya, ada banyak cara untuk mencegah hepatitis, mulai dari mendapatkan suntikan vaksin hingga mencuci tangan dengan baik. Pasalnya, anak-anak bisa terkena hepatitis apabila mereka makan makanan atau minum air yang mengandung virus hepatitis.
Selain itu, mereka juga bisa terinfeksi apabila mereka melakukan kontak fisik yang dekat dengan seseorang yang juga memiliki penyakit itu.
Umumnya, cara terbaik untuk mencegah hepatitis akut adalah dengan mendapatkan vaksin. Anak-anak harus menerima suntikan vaksin mereka pada usia satu tahun. Untuk perlindungan terbaik, anak Anda akan membutuhkan masing-masing dua dosis suntikan vaksin Hepatitis A dan B.
Tidak hanya itu, sebagai orang tua, Anda juga perlu mengawasi apa-apa saja yang buah hati Anda konsumsi. Air yang tidak bersih serta buah-buahan, sayuran, dan makanan yang kurang matang merupakan penyebab umum infeksi hepatitis.
Dengan kata lain, Anda harus mengubah gaya hidup anak dan mengadopsi lifestyle baru yang sehat, seperti:
- Menghindari makanan yang dijajakan di pinggir jalan.
- Minum air kemasan sekaligus menggunakannya untuk menyikat gigi. Anda juga bisa merebus air keran selama minimal 1 menit sebagai alternatif.
- Hindari mengonsumsi produk olahan daging serta ikan yang kurang matang dan jauhi susu.
- Buat sendiri salad buah atau sayuran Anda di rumah. Anda tidak akan pernah tahu apakah salad yang Anda pesan dari rumah makan telah dicuci dengan air bersih yang mengalir.
- Kupas dan cuci sayuran Anda sendiri menggunakan air bersih.
- Biasakan anak untuk mencuci tangan setelah pergi ke kamar kecil, setelah beraktivitas di luar ruangan, dan sebelum serta setelah makan.
- Ajari anak untuk menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut.
- Tidak berdekatan dengan orang sakit.
- Biasakan anak untuk menutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk.
Cara pencegahan di atas bukan hanya melindungi anak Anda dari penularan hepatitis misterius tetapi juga mencegah penyebarannya. Akan tetapi, jika Anda menyadari anak Anda menunjukkan gejala hepatitis, segera hubungi dokter kepercayaan Anda untuk memperoleh tindakan lanjutan.
Cara Mengobati Hepatitis Akut
Menurut Charles Patrick Davis, dokter spesialis emergency medicine bersertifikat yang saat ini berpraktik di San Antonio, Texas, pengobatan awal untuk hepatitis akut terdiri dari menghilangkan gejala mual, muntah, dan sakit perut. Anda juga harus berhati-hati dalam memberikan obat apa pun untuk anak.
Pasalnya, obat-obatan tertentu bisa memiliki efek buruk pada pasien dengan fungsi hati abnormal, seperti asetaminofen. Dengan kata lain, Anda sebaiknya tidak secara sembarangan memberikan obat untuk anak karena liver yang rusak tidak dapat mengeliminasi obat secara normal.
Alhasil, obat dapat terakumulasi dalam darah dan mencapai tingkat toxic. Selain itu, hindari pemberian obat penenang karena dapat melipatgandakan efek gagal hati serta menyebabkan kelesuan dan koma. Untuk mencegah dehidrasi karena muntah, anjurkan anak agar sering minum.
Jika intensitas mual dan frekuensi muntah anak semakin parah, Anda perlu membawanya ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut dan pemberian cairan intravena.
Sementara itu, pada kasus hepatitis fulminan, anak akan memerlukan transplantasi hati. Ini karena hepatitis fulminan memiliki angka kematian yang tinggi pada pasien tanpa transplantasi hati, yakni sekitar 80%. Pasien bisa menerima tindakan tersebut di pusat-pusat yang menyanggupi transplantasi hati.
Penutup
Ringkasnya, hepatitis merupakan penyakit yang menimbulkan peradangan hati. Penyebab infeksi hepatitis yang paling umum adalah virus hepatitis. Virus ini sendiri memiliki lima strain utama, yang kemudian membedakan tingkat keparahan dan jenis penanganannya.
Saat ini, belum ada informasi pasti mengenai asal usul hepatitis akut yang tiba-tiba menjangkiti anak-anak. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak berita bohong tersebar dan membuat orang tua was-was. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa menghubungi Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI.
Akan tetapi, untuk melindungi buah hati Anda, hal terpenting yang Anda bisa lakukan adalah dengan memperhatikan gejala hepatitis misterius. Misalnya, muntah dan tanda-tanda penyakit kuning. Apabila anak Anda menunjukkan ciri-ciri tersebut, Anda harus segera mencari pertolongan medis.
Baca juga: Mengenal Tanda-tanda Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Sejak Dini
1. Apa itu penyakit hepatitis?
Pada dasarnya, hepatitis merujuk pada istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan hati.
2. Apa saja gejala hepatitis misterius?
Gejala hepatitis misterius bisa dengan demam, hilangnya selera makan, kelelahan malaise, yakni suatu kondisi di mana penderitanya merasa tidak nyaman atau gelisah yang penyebab pastinya sulit untuk diidentifikasi, mual, muntah, nyeri sendi dan otot, sakit kepala
3. Bagaimana cara mencegah hepatitis?
Menghindari makanan yang dijajakan di pinggir jalan, minum air kemasan sekaligus menggunakannya untuk menyikat gigi. Anda juga bisa merebus air keran selama minimal 1 menit sebagai alternatif, hindari mengonsumsi produk olahan daging serta ikan yang kurang matang dan jauhi susu, buat sendiri salad buah atau sayuran Anda di rumah. Anda tidak akan pernah tahu apakah salad yang Anda pesan dari rumah makan telah dicuci dengan air bersih yang mengalir, kupas dan cuci sayuran Anda sendiri menggunakan air bersih, biasakan anak untuk mencuci tangan setelah pergi ke kamar kecil, setelah beraktivitas di luar ruangan, dan sebelum serta setelah makan, ajari anak untuk menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut, tidak berdekatan dengan orang sakit, biasakan anak untuk menutup mulut dan hidung ketika bersin dan batuk.