Dominasi kuat suku Jawa dan Batak bisa ditemukan di daerah mana saja. Namun, bagaimana keunikan suku yang mendiami Provinsi Sumatera ini? Apa saja fakta menarik yang dimiliki suku Batak?
Indonesia terkenal akan keberagaman etnis suku dan budayanya. Dari ujung barat hingga timur mempunyai ciri khas serta identitasnya masing-masing. Kekayaan budaya ini juga yang menjadikan siapa pun warga negaranya bangga.
Sejarah Singkat Suku Batak
Sampai sekarang masih belum ditemukan peninggalan khusus yang menyebutkan asal-usul nenek moyangnya. Namun, diperkirakan leluhurnya sudah ada sejak zaman logam. Ini dikarenakan artefak dari zaman neolitikum untuk menjelaskan leluhurnya belum ditemukan. Suku Batak berasal dari kumpulan orang yang mendiami wilayah Sumatera Utara.
Sama halnya dengan suku Jawa, Batak juga memiliki sub-suku di antaranya Mandailing, Karo, Pakpak, Toba, Angkola, dan Simalungun. Tentunya, masing-masingnya memiliki budaya tersendiri.
9 Fakta Menarik dan Unik Suku Batak
Selama ini, masyarakat umum mengenal suku dari Sumatera ini dengan kekhasan suara yang besar dan blak-blakannya. Namun, jika dilihat langsung ke keluarga Batak, karakter tersebut terasa sedikit berlebihan.
Padahal masih ada banyak keunikan yang dimilikinya. Tidak percaya? Coba lihat daftar ini.
1. Nilai-nilai Budaya Suku Batak
Jika bertanya nilai budaya yang dimilikinya, jawabannya ada banyak. Ini juga dipengaruhi oleh keberagaman subsukunya sehingga budaya yang dihasilkan terasa lengkap.
Nilai budaya yang dipegangnya merupakan falsafah hidup demi mengontrol sistem sosial. Penasaran ada nilai budaya apa saja?
a. Hagabeon
Hagabeon berarti harapan untuk memiliki anak hingga cucu yang baik dan berusia panjang. Panjangnya usia yang dimiliki diharapkan mampu melahirkan generasi yang baik.
Bagi suku, anak menjadi kesuksesan dalam rumah tangga. Apalagi jika memiliki anak laki-laki yang akan menjadi penerus marga. Adat kuno mengatakan bahwa aturan memiliki anak sebanyak 33 orang.
33 ini dibagi dua yaitu tujuh belas anak laki-laki dan sisanya perempuan. Namun, nilai budaya kuno ini telah mengalami pergeseran. Bukan lagi terkait kuantitas tetapi kualitas dari anak yang diharapkan.
b. Hamoraon
Atau kehormatan. Bisa diartikan keseimbangan antara ilmu spiritual dan material. Seseorang dianggap terhormat apabila memiliki kekayaan tetapi bersifat dan bersikap luhur. Tanpa keseimbangan tersebut, dia tidak ada artinya.
c. Uhum dan Ugari
Nilai budaya ini sama artinya dengan hukum atau tata aturan. Bagi orang Batak, uhum atau hukum mutlak dipegang dan ditegakkan. Ini diimplementasikan dengan menjunjung tinggi keadilan.
Ugari sendiri adalah kebiasaan dalam menerapkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang berkhianat akan dianggap tercela dan mendapat sanksi adat.
Seorang Batak dianggap sempurna jika mampu memegang uhum dan ugari serta setia menjalankannya.
d. Pengayoman
Pengayoman di suku ini cukup ini. Kenapa? Karena dari nilai budaya ini bisa dilihat bahwa mereka adalah suku yang mandiri. Ini karena semua orang adalah pengayom dan kewajiban sesama untuk saling mengayomi.
Prinsip ini bertalian erat dengan magis kepercayaan tetapi sangat baik nilainya bagi kehidupan. Prinsip ini diambil dari unsur Dalihan Na Tolu.
e. Marsisarian
Nilai adat yang mengatur keseimbangan hubungan antar manusia. Marsisarian ini bermakna saling menghargai, mengerti, dan tolong menolong. Dengan Marsisarian menciptakan toleransi antar sesama dan mencegah konflik.
f. Kekerabatan
Kekerabatan antar sub-suku juga terjalin cukup baik. Hal ini direalisasikan dalam tutur sapa yang baik, pertalian pernikahan, dan martarombo. Martarombo adalah bertutur dan mencari hubungan kekerabatan.
Umumnya ini terjadi jika bertemu sesama orang Batak di perantauan.
2. Rumah Adat Suku Batak
Rumah tradisional Batak disebut dengan Rumah Bolon. Rumah Bolon terdiri dari enam jenis sesuai sukunya yang menggambarkan ciri khas dalam rumah. Meskipun begitu, bentuknya hampir sama. Bentuknya persegi panjang, seperti rumah panggung dengan tiang penyangga yang berukuran 1,75 meter. Tangga menuju pintu rumah yang sedikit tinggi jumlahnya pasti ganjil.
Di dalamnya bisa ditinggali hingga enam keluarga dengan banyak ornamen khas Batak yang berguna untuk hiasan atau penolak bala. Hiasan ini bernama Gorga. Atap rumahnya depan dan belakang lancip. Bagian depannya lebih panjang dibanding bagian belakang yang memiliki makna filosofis berkaitan dengan keturunan atau kesuksesannya.
Konsep pintu masuknya yang lebih rendah berarti siapa pun tamu yang bertandang wajib menghormati tuan rumah dan mengikuti aturan yang berlaku di sana.
3. Pakaian Adat Suku Batak
Setiap puak memiliki pakaian adatnya sendiri untuk membedakan dengan suku lainnya.
a. Baju Adat Batak Simalungun
Pakaian adatnya memiliki aksesoris yang unik dan khas yaitu ujung penutup kepalanya memiliki bentuk runcing ke samping. Ditambah dengan kain sampingnya berupa songket yang khas.
Kain penutup kepala diberi nama Gotong untuk pria sedangkan untuk wanita disebut Bulang. Kainnya disebut Suri-suri.
b. Baju Adat Batak Karo
Pakaian adatnya didominasi dengan warna hitam dan merah ditambah penuh perhiasan emas. Dari desain serta pembuatannya baju khas Karo mirip dengan baju adat batak lain.
Kainnya terbuat dari pintalan kapas bernama Uis Gara yang dipakai untuk menutupi tubuh saat beraktivitas sehari-hari. Kainnya berwarna merah hasil tenunan dari perpaduan benang merah, putih, dan hitam. Tak lupa imbuhan benang emas untuk menambah keunikannya.
c.Baju Adat Batak Toba
Pakaian adatnya terdiri dari kain ulos, kain tenun khas Batak yang diberi motif menarik dari benang perak atau emas. Corak motifnya pun beragam mulai dari bintang maratur, antak antak, mangiring, padang ursa, boolean, pinan lobu-lobu, dan pinuncaan.
d. Baju Adat Batak Samosir
Model, bahan kain pembuatannya, dan desain sama dengan Batak Toba yang membedakan adalah warnanya cenderung lebih gelap.
e. Baju Adat Batak Mandailing
Bentuknya tak jauh berbeda dengan Batak Toba hanya setelannya lebih ke aksen merah berpadu dengan emas baik itu laki-laki maupun wanita.
f. Baju Adat Batak Angkola
Baju adatnya tak jauh beda dengan Batak Mandailing hanya setelannya didominasi hitam dan aksesoris emas.
g. Baju Adat Pernikahan
Setiap ada pesta pernikahan, baju pengantin yang digunakan adalah baju tradisional masing-masing suku. Umumnya perpaduan antara tudung kepala dengan kain ulos yang sebanyak tiga lapis.
Untuk pemilihan warnanya cenderung cerah, kuning emas atau merah. Disempurnakan dengan aksesoris emas.
4. Tradisi Suku Batak
Ada beberapa tradisi yang cukup terkenal yaitu Tuhor dan Mandok Hata.
a. Tuhor
Uang untuk membeli wanita sesaat sebelum dipinang laki-laki. Tuhor digunakan sebagai biaya pernikahan. Tuhor yang diberikan sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Selain itu, besarannya juga tergantung dari pendidikan dan pekerjaan perempuan yang hendak dilamar. Semakin tinggi pendidikannya, semakin besar Tuhor-nya.
b. Mandok Hata
Artinya berkumpul dan mengobrol menjelang tahun baru. Selain berkumpul dan bercerita, di sini sesama anggota keluarga akan saling meminta maaf dan mengutarakan harapannya di masa depan. Ini diawali dari orang paling tua sampai ke anak terkecil.
5. Makanan Khas Suku Batak
Sama seperti daerah lainnya, suku ini juga memiliki cita rasa yang unik dan khas. Beberapa kuliner khas Batak adalah arsik, natinombur, naniura (sushi khas Batak) yang terbuat dari ikan air tawar.
Selain itu ada juga yang berbahan dasar babi yaitu Saksang. Yang paling disukai adalah Dali Ni Horbo yang terbuat dari susu kerbau.
6. Kesenian Suku Batak
Selanjutnya, kesenian. Penasaran ada kesenian apa saja yang dimiliki suku ini?
Beberapa keseniannya yang cukup populer adalah seni musik margondang, tari manortor, dan yang lainnya direalisasikan dalam kehidupannya seperti rumah, upacara pernikahan, kain ulos.
7. Ciri Khas Suku Batak
Kekhasan dan keunikannya terletak dari kainnya yang sangat populer yaitu kain ulos. Kain ini dihasilkan dari pembuatan manual pintalan kapas Uis Gara. Warnanya didominasi hitam, merah, kuning, putih dengan imbuhan benang perak atau emas.
Kain ulos jika dibandingkan dengan kain lain, ia memiliki keunggulan dalam daya tahan simpannya. Ini karena ia terbuat dari bahan yang kuat. Perawatannya juga mudah. Warnanya tidak mudah luntur meski sering dicuci. Kainnya juga tidak mudah kusust dan paling enak, kainnya mudah didapatkan. Banyak yang menjualnya.
Awalnya kain ini berfungsi sebagai kain penghangat badan tetapi seiring berjalannya waktu kain ini bertambah kegunaannya. Seperti fungsi simbolis dalam kehidupan masyarakat Batak. Kain ini biasa dikenakan sehari-hari atau pada saat acara penting seperti kematian, pernikahan dengan penggunaan kain ulos yang berbeda.
8. Salam Khas Batak
Setiap puak atau suku memiliki salam khas. Meskipun yang populer adalah salam Horas, tetapi ada juga salam lainnya yaitu Mejuah-juah dan Njuah-juah. Baik salam Horas maupun Mejuah atau Njuah memiliki penyebutannya sesuai suku.
- Batak Pakpak: “Njuah-juah Mo Banta Karina”
- Batak Toba: “Horas Jala Gabe Ma Dihita Saluhutna”
- Batak Karo: “Mejuah-juah Kita Kerina”
- Batak Simalungun: “Horas Banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona”
- Batak Angkola dan Mandailing: “ Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung”
Kira-kira artinya apa ya? Pengucapan salam di atas sebagai ungkapan syukur yang luas atas rasa gembira, kesehatan, rezeki, dan lain sebagainya nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penerapan salam ini bisa saat berjumpa atau perpisahan bisa juga digunakan untuk salam pembuka atau penutup dalam acara Batak.
9. Pantangan Menikah di Suku Batak
Dalam aturan orang Batak dilarang menikah dengan pria atau wanita satu marga atau satu silsilah. Jadi, di dalam aturan ada beberapa marga yang dianggap satu silsilah atau saudara sehingga dilarang adanya pernikahan. Di sinilah fungsi Martarambo, untuk mengetahui silsilah marga sehingga mencegah adanya pernikahan sesama marga atau silsilah. Tidak mau kan jika sudah cinta tapi terhalang marga?
Namun ada pula menikah dengan pariban atau sepupu. Namun bukan sembarang sepupu juga bisa dinikahi. Sepupu di sini bermakna, perempuan boleh menikahi putra dari adik ayahnya yang perempuan. Sedangkan laki-laki boleh menikahi putri dari adik ibunya yang laki-laki.
Filosofi Cicak dan Orang Batak
Orang batak kerap diibaratkan dengan cicak yang ada di mana-mana. Merayap ke mana saja, baik itu rumahnya kecil, sedang, atau besar.
Hal ini disetarakan dengan masyarakat Batak yang bisa dijumpai dengan mudah dan cepat beradaptasi, baik di perkampungan atau perkotaan. Bahkan sikapnya pun keras laksana cicak yang mampu bertahan hidup dalam kerasnya kehidupan.
Demikianlah fakta menarik yang dimiliki suku Batak, tentunya masih ada banyak sekali budaya mereka yang tidak bisa dijelaskan satu per satu secara detail. Keberagaman budaya inilah yang membuat warga negara Indonesia bangga.
Baca Juga : 21 Macam Macam Tari Tradisional dari Seluruh Indonesia
Sebutkan 9 Fakta Menarik Tentang Kebudayaan Suku Batak!
9 Fakta Menarik Tentang Kebudayaan Suku Batak 1. Nilai-nilai Budaya Suku Batak 2. Rumah Adat Suku Batak 3. Pakaian Adat Suku Batak 4. Tradisi Suku Batak 5. Makanan Khas Suku Batak 6. Kesenian Suku Batak 7. Ciri Khas Suku Batak 8. Salam Khas Batak 9. Pantangan Menikah di Suku Batak
Bagaimana Sejarah Singkat Suku Batak?
Sampai sekarang masih belum ditemukan peninggalan khusus yang menyebutkan asal-usul nenek moyangnya. Namun, diperkirakan leluhurnya sudah ada sejak zaman logam. Ini dikarenakan artefak dari zaman neolitikum untuk menjelaskan leluhurnya belum ditemukan. Suku Batak berasal dari kumpulan orang yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Sama halnya dengan suku Jawa, Batak juga memiliki sub-suku di antaranya Mandailing, Karo, Pakpak, Toba, Angkola, dan Simalungun. Tentunya, masing-masingnya memiliki budaya tersendiri.
Seperti apa Filosofi Cicak dan Orang Batak?
Orang batak kerap diibaratkan dengan cicak yang ada di mana-mana. Merayap ke mana saja, baik itu rumahnya kecil, sedang, atau besar. Hal ini disetarakan dengan masyarakat Batak yang bisa dijumpai dengan mudah dan cepat beradaptasi, baik di perkampungan atau perkotaan. Bahkan sikapnya pun keras laksana cicak yang mampu bertahan hidup dalam kerasnya kehidupan.