Media Sosial kini diakses oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui dampak buruk media sosial bagi anak agar bisa mengawasi mereka dengan baik.
Sejatinya, perkembangan teknologi memang tak dapat manusia hindari, sebab ada berbagai keuntungan dan kemudahan dari globalisasi.
Namun, seiring dengan banyaknya dampak positif, tentu juga ada dampak negatif dari penggunaan teknologi, termasuk sosial media, jika digunakan secara berlebihan.
Dampak Negatif Penggunaan Sosial Media untuk Anak
Photo by Chris Montgomery on Unsplash
Kini, ada banyak anak yang menggunakan handphone dan bermain sosial media. Hal ini wajar karena memang mereka terlahir dan besar di era teknologi. Namun, bukan berarti Anda tidak memberikan batasan dalam penggunaan sosial media.
Penggunaan sosial media yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi perkembangan buah hati. Apa saja dampak negatif dari penggunaan sosial media yang terlalu lama? Simak ulasan lengkapnya berikut ini
1. Malas
Photo by Drew Coffman on Unsplash
Bermain sosial media memang seru dan menyenangkan, namun bagaimana jika si kecil menjadi kecanduan untuk bermain sosial media?
Bahaya pertama dari penggunaan sosial media yang berlebihan ialah menimbulkan rasa malas. Si kecil menjadi terpaku dengan handphone dan menghabiskan waktu seharian untuk membuka sosial media favoritnya.
Hal ini membuat si kecil menjadi memiliki rasa malas untuk melakukan berbagai kegiatan. Ketika bangun tidur, mereka akan langsung mengambil handphone untuk membuka sosial media. Ketika dimintai tolong oleh orang tua, mereka malas untuk melakukannya.
Rasa malas ini bisa terus berkembang mulai dari malas bergerak, malas berolahraga, hingga malas melakukan kegiatan produktif lainnya.
2. Bersikap Tidak Acuh pada Lingkungan
Dampak negatif kecanduan sosial media untuk anak-anak selanjutnya ialah menjadi tidak acuh terhadap lingkungan.
Mereka terpaku menatap layar handphone sembari melihat berbagai hal yang ada di sosial media.
Ketika Anda memanggil mereka, si anak tidak mengacuhkan karena terlalu fokus untuk bermain sosial media. Atau ketika saudaranya meminta mereka untuk bermain bersama, si kecil tetap memilih untuk bermain sosial media.
Kecanduan akan bermain sosial media juga membuat si kecil lebih mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Jika hal ini terus terjadi, maka jiwa empati si anak bisa benar-benar berkurang dan hal ini tentunya tidak baik karena mereka bisa sulit bersosialisasi di masyarakat.
3. Sulit Berkomunikasi
Apabila si kecil masih dalam masa perkembangan, memiliki kecanduan sosial media bisa berdampak kurang baik untuk tumbuh kembangnya.
Dalam menggunakan sosial media, pada umumnya komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah. Maksudnya adalah pengguna sosial media tidak melakukan komunikasi dengan orang yang ada di layar.
Hal ini dapat membuat si kecil kesulitan untuk berkomunikasi. Terlebih, apabila memang Anda tidak sering mengajak mereka berbicara dan membiarkannya untuk bermain sosial media.
Jika si anak sudah memasuki usia sekolah, bahasa yang ada di sosial media bisa mempengaruhi penulisan dan ejaan tata bahasa.
Hal ini karena memang penggunaan bahasa di sosial media cenderung tidak formal dan mengikuti aturan tata bahasa yang tepat.
Jika terlalu sering melihat sosial media dan melihat bahasa yang digunakan, mereka akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik.
4. Produktivitas Belajar Menurun
Sebagai seorang pelajar, anak memiliki tanggung jawab untuk belajar dan mengerjakan berbagai tugas sekolah.
Kini, seiring dengan pembelajaran jarak jauh yang sudah diterapkan, tentu akan menjadi tantangan sendiri untuk anak.
Ketika mereka sedang sekolah, mereka bisa menjadi tidak fokus dan cenderung ingin membuka sosial media. Sang guru menjelaskan materi pembelajaran namun anak sibuk untuk melihat sosial media.
Fokusnya menjadi terganggu dan produktivitas dalam belajar juga menjadi menurun.
Hal ini membuat si kecil kesulitan untuk bisa memahami materi pelajaran di sekolahnya.
5. Mengalami Gangguan Fisik
Bukan menjadi rahasia umum lagi jika melihat layar handphone dan gadget terlalu lama maka akan membuat mata menjadi cepat lelah. Terlebih apabila si kecil menatap layar handphone berjam-jam hanya untuk bermain sosial media.
Jika berlangsung dalam waktu yang lama, maka mata anak akan menjadi rusak dan tidak bisa memiliki penglihatan yang sempurna. Anak berpotensi mengalami gangguan rabun jauh atau miopi sehingga harus menggunakan kacamata untuk beraktivitas sehari-hari.
Selain gangguan pada mata, gangguan fisik lainnya yang mungkin juga dialami oleh anak ialah sakit kepala dan leher. Ketika bermain sosial media, mereka akan menghabiskan waktu untuk menunduk dalam waktu yang lama.
Hal ini akan membuat bagian leher, bahu, dan kepala akan menjadi lebih pegal. Terlebih apabila memang si kecil jarang beraktivitas dan bergerak sehari – hari.
6. Menimbulkan Gangguan Mental
Perkembangan jiwa si kecil memang masih belum stabil sehingga masih mudah untuk terpengaruh.
Bermain sosial media memang menyenangkan, karena banyak orang yang membagikan hal-hal menyenangkan dalam hidupnya.
Tentu saja, orang-orang tersebut hanya akan membagikan kisah bahagia mereka dan cenderung menutupi kesulitan yang dilalui, demi mendapatkan citra di sosial media dan kekaguman dari para pengikutnya.
Hal ini bisa menjadi motivasi atau justru bisa mengganggu kondisi mental orang yang melihat tayangan di media sosial tersebut.
Tanpa disadari, banyak orang yang membandingkan diri mereka dengan orang yang dilihat di sosial media.
Mereka kemudian menganggap bahwa diri mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang yang mereka lihat di sosial media. Hal ini dapat menimbulkan rasa iri, stress, frustasi, cemas, emosi dan beragam gangguan mental lainnya.
Bahkan, jika terlalu mengikuti sosial media bagi anak akan timbul perilaku Fear of Missing Out (FOMO) yakni kondisi takut tertinggal dari orang lain.
Padahal, setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda.
7. Terpapar Konten Negatif
Sosial media merupakan platform yang bebas di mana para penggunanya bebas untuk membagikan konten.
Memang banyak konten positif yang bisa ditemukan di sosial media, namun bukan berarti tidak ada konten negatif yang mengganggu.
Beragam konten negatif bisa saja muncul di sosial media mulai dari konten yang melanggar norma, mengandung unsur kekerasan, hingga memuat unsur SARA.
Berbagai konten negatif ini tidak layak untuk dilihat oleh anak-anak terutama mereka yang masih belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Khawatirnya, mereka menerapkan dan melakukan hal-hal negatif tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
8. Terpapar Berita Hoax
Dampak buruk sosial media untuk anak-anak selanjutnya ialah terpapar berita hoax. Tentu saja, bukan menjadi rahasia lagi bahwa di sosial media kini banyak berita hoax yang bermunculan.
Karena masih belum bisa membedakan mana berita yang benar dan palsu, maka si kecil masih menerima seluruh informasi dan berita yang mereka lihat di sosial media.
Bisa saja, mereka juga mengalami penipuan akibat banyaknya berita palsu yang tersebar di sosial media.
Cara Mengantisipasi Dampak Buruk Penggunaan Sosial Media
Dari banyaknya hal negatif yang bisa terjadi dari penggunaan media sosial, tentu saja peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mencegah hal ini. Penggunaan sosial media memang tidak bisa lagi dihindari karena kini semua serba digital dan teknologi.
Pemberian izin untuk menggunakan sosial media bagi anak-anak tetap bisa Anda berikan. Namun, Anda juga harus bisa menemani dan mengawasi penggunaan sosial media untuk anak.
Berikut ini ialah beberapa panduan bagi orang tua untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan sosial media.
1. Memberikan Batasan Waktu Penggunaan
Tiba-tiba melarang anak bermain sosial media tentu bukan hal yang bijak. Namun sebagai orang tua, yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir dampak negatif sosial media untuk anak adalah menetapkan batas penggunaan sosial media.
Jangan biarkan anak-anak untuk bebas bermain sosial media seharian. Kontrol waktu mereka untuk bisa bermain sosial media, misalnya satu hari maksimal dua jam.
Dua jam itu juga bukan sekaligus, namun bisa Anda bagi lagi misalnya 1 jam ketika istirahat siang hari dan 1 jam ketika malam hari.
Lakukan secara disiplin sehingga lama-kelamaan anak bisa menyadari bahwa penggunaan sosial media tidak boleh dilakukan terlalu lama.
2. Temani Aktivitas Anak Saat Menggunakan Media Sosial
Usahakan untuk menemani si kecil ketika mereka menggunakan media sosial. Jangan biarkan mereka bermain sosial media sendiri terlalu lama dan menerima seluruh informasi mentah-mentah.
Jika ada orang tua menemani aktivitas anak saat menggunakan media sosial, maka mereka bisa mengetahui mana konten yang baik dan mana yang tidak.
Anda bisa memberi informasi terkait konten yang mereka lihat. Katakan bahwa konten ini tidak baik karena mengandung unsur kekerasan.
Pastikan juga Anda mengetahui apa yang anak-anak lakukan dengan sosial media mereka. Jangan biarkan si kecil untuk memberikan komentar yang jahat dan tidak baik kepada orang lain yang tak dikenalnya.
Katakan bahwa komentar yang dibuat si kecil tersebut bukanlah komentar yang baik dan bisa menyakiti perasaan orang lain.
Berikan pemahaman kepada anak bagaimana untuk bisa bermain sosial media yang bijak.
3. Mengatur Program Khusus pada HP Anak
Jika Anda merasa kesulitan untuk mengawasi anak selama mereka bermain handphone, maka Anda bisa mengatur privasi dan program khusus.
Kini, Anda bisa mengatur tentang penggunaan sosial media dan juga penggunaan handphone. Anda bisa mengatur bahwa handphone tersebut hanya bisa digunakan untuk berbagai aplikasi tertentu.
Anda juga bisa untuk menggunakan aplikasi khusus untuk memantau aktivitas media sosial si kecil. Termasuk apa saja komentar yang ditulis anak hingga gambar apa saja yang dibagikan.
Kesimpulan
Di era teknologi ini, menggunakan sosial media kini memang sudah menjadi hal yang wajar, bahkan untuk anak-anak. Tetapi, terdapat berbagai dampak negatif yang dapat terjadi apabila penggunaan sosial media dilakukan secara berlebihan.
Peran orangtua menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa anak menggunakan sosial media dalam batas yang wajar. Dengan pengawasan dari orangtua, maka dampak negatif juga bisa diminimalisir.
Bersama dengan orang tua, sekolah juga memiliki peran penting untuk memberi pengetahuan kepada anak-anak tentang dampak negatif dan positif teknologi.
Dengan pengetahuan yang cukup, maka anak-anak dapat mendapatkan hasil yang positif dari sosial media dan bisa terhindar dari berbagai hal negatif.
Sekolah prestasi Global menerapkan sistem pembelajaran dengan basis teknologi informasi namun tetap menerapkan nilai-nilai baik. Mulai dari disiplin, empati, kesadaran diri, dan menghormati yang membuat anak bisa lebih bijak dalam menggunakan sosial media. Dengan langkah ini, maka dapat dampak buruk sosial media bagi anak dikurangi
Baca Juga : 11 Cara Memantau Aktivitas Online Anak yang Aman
Apa dampak buruk media sosial bagi anak?
1. Malas
2. Bersikap Tidak Acuh pada Lingkungan
3. Sulit Berkomunikasi
4. Produktivitas Belajar Menurun
5. Mengalami Gangguan Fisik
6. Menimbulkan Gangguan Mental
7. Terpapar Konten Negatif
8. Terpapar Berita Hoax
Bagaimana cara mengantisipasi dampak buruk penggunaan sosial media pada anak?
1. Memberikan Batasan Waktu Penggunaan
2. Temani Aktivitas Anak Saat Menggunakan Media Sosial
3. Mengatur Program Khusus pada HP Anak.
Apa yang dimaksud dengan istilah FOMO?
Perilaku Fear of Missing Out (FOMO) adalah kondisi takut tertinggal dari orang lain baik itu dalam gaya hidup atau tren-tren terkini.