Orang tua pasti bahagia melihat anaknya bahagia, dan selalu ingin darah dagingnya seperti itu. Orang tua merasa anak adalah bagian dirinya dan sudah sepantasnya menuruti kemauan anak agar mereka gembira. Akan tetapi, tidak selamanya orang tua selalu menuruti keinginan anak itu baik.
Semua hal yang serba terlalu akan berbalik dan malah berubah menjadi hal yang negatif. Hal ini juga berlaku pada kasih sayang yang berlebihan dengan memanjakan anak dan selalu menuruti semua maunya.
Pada saat ia masih kecil dan belum memasuki usia sekolah mungkin dampak negatifnya masih bisa disangkal. Semua masih bisa dikontrol dan terlihat baik-baik saja, tapi lihat perkembangannya. Semakin ia tumbuh semakin akan terlihat dampak negatif dari selalu menuruti keinginan anak.
Dampak Negatif Jika Orang Tua Selalu Menuruti Keinginan Anak
1.Pribadi yang Selalu Menuntut dan Harus Dituruti
Dampak negatif parenting yang selalu mengikuti kemauan anak adalah membuat anak jadi penuntut. Anak merasa semua keinginannya harus dituruti dan ia akan terus meminta sampai apa yang diinginkan ia dapat.
Tentunya hal ini sangat tidak baik, apalagi jika sampai merugikan orang lain dan membebani ekonomi.
2.Lebih Mudah Tantrum
Tantrum adalah saat dimana anak kurang bisa mengekspresikan emosinya. Biasanya tantrum dilakukan dengan menangis sambil berteriak, merengek, berguling-guling, dan tindakan sejenis.
Anak yang selalu dituruti maunya hampir tidak pernah mendengar kata tidak dari orang tua. Jadi, begitu ia mendengarnya, maka reaksi berlebihan akan muncul dalam bentuk tantrum.
Sebenarnya tantrum ini wajar terjadi, apalagi bila anak masih di bawah usia 3 tahun. Pada usia tersebut ia masih belum bisa mengungkapkan emosinya dengan baik. Hanya saja, bila berlebihan dan sangat mudah tersulut, akan merugikan bagi anak sekaligus orang tua terutama saat Anda bepergian.
3.Emosinya Lebih Cepat Naik
Saat anak terbiasa diperbolehkan dan dituruti semua maunya, tentu ia merasa itulah yang seharusnya. Ketika tidak dituruti, anak akan emosi karena tidak dituruti dan karena orang tua tidak bersikap seperti biasanya. Hal ini membuat emosinya lebih cepat naik, dan tidak hanya sekedar tantrum, anak bisa memberontak.
4.Egois dan Semaunya Sendiri
Anak akan merasa bahwa semuanya berjalan sesuai apa yang ia mau. Ia merasa bahwa yang terjadi haruslah sesuai yang dia inginkan, tidak peduli bagaimana orang lain.
Bagaimana ia melakukan berbagai hal akan dilakukan sesuai maunya sendiri dan cara yang ia mau. Hal ini juga termasuk saat berhubungan dengan orang lain, baginya yang penting adalah keinginannya.
5.Anak Kurang atau Bahkan Tidak Memiliki Rasa Empati
Empati adalah bagaimana memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan merasakan apa yang ia rasakan. Ketika gaya parenting yang Anda lakukan adalah menuruti semua maunya, jangan heran ia juga berpikir semua anak seperti itu. Anak akan berpikir bahwa semua anak juga seperti dirinya, jadi tidak salah apabila ia berlaku demikian. Bahwa anak lain juga akan selalu mendapatkan yang ia mau. Dengan begini, rasa empatinya secara perlahan akan terus berkurang dan berkurang. Dikarenakan ia hanya akan memandang sesuatu dari sudut pandang dan kemauannya saja.
6.Mudah Menyerah dan Tidak Mau Bersaing
Seperti kata mutiara, “Usaha dan kerja keras tidak akan menghianati hasil”, apa yang ditanam itu yang didapat. Akan tetapi, bagaimana kalau anak hanya terbiasa menerima dengan mudah? Untuk usahanya saja ia sudah tidak mau karena tahu ia bisa mendapatkannya dengan mudah dari orang tuanya. Saat masih kecil mungkin tidak akan jadi masalah besar, tapi bagaimana jika berlanjut hingga dewasa?
7.Cenderung Pemalas dan Lebih Manja
Menuruti semua mau anak buakanla cara mendidik anak yang baik. Sikap ini hanya akan membuatnya manja, kemudian malas, dan terakhir tidak mau berusaha. Kebiasaan seperti ini tentunya tidak akan bermanfaat bagi anak ketika ia mulai besar nanti.
8.Kurang Bisa Bergaul
Rasa empati yang berkurang, egois, lebih mudah emosi dan tantrum, akan membuat anak kurang bisa bergaul. Hal ini karena orang lain jadi menghindarinya karena tidak mau diperlakukan dengan buruk. Dampak satu ini akan sangat terasa begitu anak memasuki usia sekolah. Apabila Anda diperlakukan semaunya sendiri juga tidak akan mau bersama orang seperti itu bukan?
9.Anak Menjadi Tidak Bertanggung Jawab
Mungkin daripada anak menjadi tidak bertanggung jawab, lebih kepada ia tidak tahu apa itu tanggung jawab. Anda sebagai orang tua selalu memberikan apa yang ia mau, dengan begitu anak akan berpikir semuanya mudah. Apabila ada sesuatu, ia hanya tinggal bilang kepada orang tuanya saja, dan beres. Sifat ini bisa memicu anak tidak memiliki kemampuan problem solving yang bagus ketika dewasa.
10.Tidak Bisa Menerima Kritikan
Akibat dituruti semua maunya, dan segala hal berjalan sesuai yang diinginkan membuat anak tidak bisa menerima kritik. Baginya apa yang menurutnya benar adalah benar, dan yang baginya salah adalah salah. Hal ini nantinya juga akan berdampak pada pandangannya ketika dewasa. Saat ia berhubungan dengan lawan jenis, dengan teman, atau bahkan dalam bekerja. Semua dampak negatif di atas sangat menyeramkan bukan bila sampai terjadi pada anak?
Sebagai orang tua, secara perlahan tentunya tidak akan bisa selalu bersama anak seperti saat ia kecil. Perlahan anak akan menghadapi dunianya sendiri dan pada saat itu, ia butuh mandiri, bersosialisasi, dan menghadapi semuanya sendiri. Apa jadinya jika dampak negatif dari keinginan yang selalu dituruti sampai terbawa hingga dewasa? Tentunya, ia akan mengalami banyak kesulitan dan parahnya lagi, anak tidak akan paham apa salahnya. Kalau sudah begini akan terlambat sebagai orang tua untuk memperbaiki hal tersebut. Tindakan preventif sebagai orang tua harus dimulai sedini mungkin dengan belajar mengatakan tidak pada anak.
Bagaimana Cara Mengatakan Tidak Pada Anak Agar Dimengerti?
Mengatakan tidak pada anak lebih sulit dari kelihatannya. Orang tua pasti khawatir anak akan sedih, merajuk, atau bahkan tantrum. Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk mengatakan tidak?
1.Beri Pengertian antara Kemauan dan Kebutuhan
Sedari kecil, berikan anak pengertian tentang perbedaan kemauan dan kebutuhan. Cara memberi pengertian anak ini bisa secara santai sambil mengobrol. Misalnya, menanyakan kalau makan itu kebutuhan atau kemauan, lalu bandingkan dengan mainan.
2.Beri Anak Pilihan Apabila Ia Terus Meminta
Orang tua terkadang langsung memberikan apa yang anak mau ketika ia sudah merengek. Alih-alih langsung diberikan, beri pilihan pada anak dan minta ia hanya memilih salah satu. Contohnya, bila ia ingin memiliki mainan baru padahal ia sudah punya yang sejenis. Berikan pilihan jika ia tetap mau mainannya maka ketika saudaranya membeli, ia tidak akan dibelikan lagi. Bisa juga bila anak mau patuh untuk tidak membeli, saat waktunya nanti ia akan dibelikan yang lebih bagus.
3.Ajari Anak Mengenai Konsep Uang
Anak usia 2-3 tahun tentu belum paham mengenai nominal uang. Mereka masih belum bisa membedakan antara Rp100 ribu dan Rp50 ribu. Hanya, saja anak sudah bisa paham mengenai konsep uang. Apabila diberi pengertian, anak sudah bisa paham bahwa untuk mendapatkan sesuatu tidak bisa sekedar meminta.
4.Jelaskan Sedari Awal Bila Ingin Mengajak Anak Bepergian
Semisal Anda ingin mengajak anak pergi, beri penjelasan dahulu apa alasannya kesana. Apabila Anda mau mengijinkan anak membeli mainan, beritahu berapa banyak yang boleh ia dapatkan. Jelaskan pula apa konsekuensinya jika ia tidak menurut. Dengan begini anak akan tahu sedari awal apa yang bisa mereka minta dan apa yang tidak.
Hal di atas bisa Anda coba untuk bernegosiasi dengan anak dan bagaimana mengatakan tidak padanya. Masalahnya, bagaimana kalau anak sudah terbiasa dituruti semua maunya dan tidak bisa lagi mendengar kata tidak?
Cara Merubah Sikap Negatif Anak yang Selalu Dituruti Kemauannya
Untuk merubah sikap ini sudah tentu tidak akan terjadi dalam semalam. Tidak akan pula sikap anak langsung berubah sekali Anda menerapkannya pada anak.
1.Merubah Sikap Anda
Semua dampak negatif yang dialami oleh anak adalah karena sikap Anda, mulai dari :
- Lebih mudah emosi
- Cepat tantrum
- Egois dan kurang empati
- Cepat menyerah, dan semua dampak buruk lain.
Jadi, pertama ubah sikap Anda dahulu, bedakan mana kemauan anak dan kebutuhan anak. Apabila Anda sudah paham definisinya, berpegang teguh pada hal ini dan jangan mudah luluh pada anak.
2.Contohkan Langsung Kepada Anak
Anak cenderung mencontoh perilaku orang dewasa yang ada disekitarnya dan yang paling sering berhubungan. Dalam hal ini yaitu Anda sebagai orang tua yang berinteraksi setiap hari. Apabila sebagai orang tua sering membeli barang yang tidak perlu untuk diri sendiri, anak juga akan berpikir sama. Ia akan berpikir bahwa orang tuanya boleh, mengapa ia tidak?
3.Ajarkan Anak Konsep Jika Carrot Maka Stick
Maksudnya, Anda sebagai orang tua tidak serta merta menuruti kemauan anak. Akan tetapi, berikan syarat, misalnya jika ia makan dengan lahap dan menghabiskan makananya, maka baru boleh makan cemilan.
4.Beritahu Anak Bahwa Sesuatu yang Ingin Ia Beli Butuh Uang
Biarpun anak belum paham nominal, tapi ia bila diberi pengertian akan paham konsep uang. Ketika anak meminta sesuatu, tanyakan apakah ia punya uangnya, dan bila tidak berarti tidak bisa dibeli.
5.Ajarkan Anak Konsep Menabung dan Membeli Apa yang Diinginkan Sendiri
Ketika anak paham konsep uang, ajarkan ia untuk menabung sehingga bisa membeli keinginannya sendiri. Beritahu anak, berapa yang ia butuhkan dan berapa lama kira-kira ia bisa membelinya. Hal ini supaya anak punya ekspektasi dan gol sebagai penyemangat.
6.Berikan Pengertian dengan Bahasa yang Mudah Dimengerti Anak
Langkah terakhir dalam pembahasan ini yang bisa dicoba adalah berikan anak pengertian. Lagi-lagi, cara ini terdengar mudah tapi dalam faktanya Anda akan butuh banyak kesabaran, dan keteguhan hati supaya tidak luluh. Bicarakan dengan anak menggunakan bahasa sederhana yang ia mengerti secara perlahan. Susun kata-kata dengan benar, agar anak tidak bingung dan tidak membalikkan kata-kata Anda.
Kesimpulan
Kesimpulannya, selalu menuruti apa keinginan anak itu tidak baik. Dampak negatifnya tidak hanya pada anak, dan juga Anda sebagai orang tua. Orang lain yang berhubungan dengan anak juga akan terkena imbasnya.
Dampak negatif ini bisa terbawa hingga anak dewasa, dan nantinya akan membuatnya kesulitan. Ketika sudah dewasa, akan sangat sulit merubah apa yang selama ini ia anggap betul. Jadi, arahkan anak sedini mungkin agar dampak negatif ini jangan sampai terjadi pada anak Anda.
Pola pikir anak dan orang dewasa tentunya berbeda. Memberi tahu anak tidak akan secepat memberi pemahaman pada orang dewasa. Ia butuh waktu yang lebih lama, kesabaran, dan contoh dari Anda sebagai orang tua.
Dengan begitu dampak negatif dari orang tua selalu menuruti keinginan Anak tidak akan terjadi padanya. Apabila ia terhindar dari dampak negatif ini, kemungkinan besar sifat-sifat jelek tersebut tidak akan terbawa atau muncul ketika ia dewasa nanti.
Baca juga : 10 Tips Mendidik Anak Agar Sukses di Sekolah
Tantrum adalah saat dimana anak kurang bisa mengekspresikan emosinya. Biasanya tantrum dilakukan dengan menangis sambil berteriak, merengek, berguling-guling, dan tindakan sejenis.
Empati adalah bagaimana memandang sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan merasakan apa yang ia rasakan.
1. Merubah Sikap Anda 2. Contohkan Langsung Kepada Anak 3. Ajarkan Anak Konsep Jika A Maka B 4. Beritahu Anak Bahwa Sesuatu yang Ingin Ia Beli Butuh Uang 5. Ajarkan Anak Konsep Menabung dan Membeli Apa yang Diinginkan Sendiri 6. Berikan Pengertian dengan Bahasa yang Dimengerti Anak Apa itu Tantrum?
Apa itu Empati?
Bagaimana Cara Merubah Sikap Negatif Anak yang Selalu Dituruti Kemauannya?