Parents, tahukah Anda mengenai sistem belajar kebut semalam yang sering anak lakukan? Sistem belajar tersebut menjadi cara belajar hampir semua anak sekolah. Banyak anak beranggapan bahwa cara belajar seperti itu lebih efektif daripada belajar sejak jauh-jauh hari, tapi, benarkah demikian?
Dampak Buruk Sistem Kebut Semalam
Photo by Road Trip with Raj on Unsplash
Sistem yang hanya mengandalkan satu malam saja untuk belajar nyatanya memiliki berbagai dampak buruk untuk anak. Anda sebagai orang tua harus mengetahui apa saja dampak buruk yang timbul akibat sistem belajar tersebut. Berikut dampak buruk yang dapat terjadi pada anak:
1. Kurang Tidur Malam
Photo by Mpho Mojapelo on Unsplash
Sistem kebut semalam dapat membuat anak kurang tidur karena banyaknya materi yang harus dibaca pada malam hari. Tak jarang, sistem belajar ini turut menyebabkan anak harus begadang semalaman tanpa tidur demi menuntaskan aktivitas belajarnya.
Anak terkadang menganggap begadang bukanlah masalah besar karena Ia tidak merasa lelah ketika begadang. Menurut W. Christopher Winter, spesialis terapi tidur dan ahli saraf, hal ini terjadi karena pelepasan stres hormon seperti kortisol dan norepinefrin (adrenalin).
Pada kenyataannya, tubuh sebenarnya mengalami kelelahan ketika begadang. Namun, karena hormon-hormon tertentu itulah anak tidak menyadari bahwa sebenarnya Ia sudah lelah. Efek dari begadang sendiri biasanya akan terasa jika anak sudah lebih dewasa.
Di sisi lain, anak yang menerapkan sistem ini tidur kurang dari waktu tidur yang seharusnya. Melansir dari health.detik.com, anak usia sekolah seharusnya tidur selama 10-11 jam tiap malamnya. Jika anak tidur kurang dari waktu tersebut atau bahkan terjaga semalaman, akan timbul banyak dampak negatif terhadapnya.
Salah satu dampak langsung yang anak rasakan adalah tertidur pada saat ujian berlangsung. Hal tersebut terjadi karena anak menggunakan waktu malam sebelum ujian untuk belajar. Pada keesokan harinya, rasa kantuk yang Ia tahan sebelumnya justru menghampiri dan membuatnya rentan tertidur saat ujian.
2. Mudah Lupa Terhadap Materi Ujian
Banyak anak yang berpikir bahwa sistem belajar ini dapat membantu mereka mengingat materi ujian dengan lebih baik. Anak menganggap bahwa semakin dekat waktu Ia belajar dengan ujian, semakin fresh pula daya ingatnya terhadap materi.
Mengutip dari guesehat.com, cara belajar yang mepet dapat membuat hormon adrenalin dalam tubuh meningkat. Peningkatan hormon adrenalin menyebabkan tubuh dapat melakukan kemampuan yang biasanya tidak dapat dilakukan. Meski begitu, hal ini tidak serta merta membuat anak lebih mudah mengingat materi ujian.
Pada dasarnya, ketika anak menghadapi ujian, maka membutuhkan pemahaman mendalam terhadap suatu materi. Proses memahami membutuhkan waktu yang lebih lama dari sekadar menghafal. Namun, jika sudah paham, ingatan anak terhadap materi tersebut justru bertahan lama.
Sementara itu, Sistem kebut semalam hanya mendorong anak untuk menghafal, bukan memahami. Sistem belajar ini hanya bergantung pada memori jangka pendek. Akibatnya, anak cenderung melupakan materi ketika ujian.
3. Sulit Konsentrasi
Cara belajar sistem kebut semalam cenderung membuat anak sulit berkonsentrasi. Anak akan merasa pusing dan kesulitan memahami soal yang keluar pada saat ujian.
Penyebabnya adalah pada malam harinya, anak tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk tidur. Akibatnya, tubuh anak terlalu lelah untuk mencerna soal ujian dan memikirkan jawabannya.
4. Tidak Percaya Diri Saat Ujian
Imbas dari sulitnya konsentrasi tersebut adalah anak tidak percaya diri ketika ujian. Anak merasa bahwa Ia tidak yakin dengan jawabannya sehingga ragu-ragu untuk menjawab soal. Ini merupakan akibat dari sedikitnya materi yang terserap ke otak.
Materi yang hanya samar-samar terlintas di pikiran tersebut tidak dapat membantu anak dalam mengerjakan soal ujian. Sebaliknya, anak justru merasa bahwa Ia tidak yakin apakah materi yang terlintas tersebut benar atau tidak.
5. Berpotensi Menyontek Teman
Rendahnya rasa percaya diri anak dalam menjawab soal ujian dapat merembet ke dampak lainnya. Anak yang kebingungan menjawab soal, akan memilih jalan pintas supaya Ia tidak mendapatkan nilai jelek. Menyontek adalah cara alternatif yang dapat anak pilih jika Ia menginginkan nilai bagus.
Hal ini tentu saja merupakan perbuatan yang tidak baik. Anak yang pernah menyontek sekali biasanya akan keterusan untuk melakukan perbuatan tersebut. Jika terus berlanjut, anak tidak hanya terbiasa belajar kebut semalam, melainkan memutuskan untuk tidak belajar sama sekali.
6. Tidak Dapat Mengerjakan Ujian dengan Maksimal
Melupakan materi ujian, sulit konsentrasi, tidak percaya diri, menyontek teman, semuanya berimbas pada proses mengerjakan ujian. Alhasil, anak tidak dapat mengerjakan ujian secara maksimal. Banyak jawaban yang seharusnya bisa dijawab jika belajar jauh-jauh hari, justru tidak terjawab dengan benar.
Proses mengerjakan ujian yang tidak dapat berjalan dengan maksimal akan berdampak pula pada hasilnya. Kemungkinan besar Anakmendapat nilai rendah pada ujian. Jika hal tersebut terjadi, tentu saja akan sangat berpengaruh pada capaian akademis anak di sekolah.
Bahkan, bukan tidak mungkin hal ini dapat menyebabkan efek domino. Nilai ujian yang rendah dapat mengakibatkan anak tertinggal secara akademis dari teman-temannya. Jika terus berlarut, ada kemungkinan anak tidak naik kelas dan harus mengulang kembali.
7. Terbiasa Menunda Pekerjaan
Pemikiran bahwa sistem belajar yang mepet ini dapat berguna di saat genting, nyatanya berpengaruh pada kebiasaan lain. Anggapan anak bahwa segala sesuatu dapat dikerjakan dalam kondisi kepepet, membuatnya jadi terbiasa menunda pekerjaan. Tidak hanya di rumah saja, melainkan di sekolah.
Jika hal ini terus berlangsung, anak akan jauh lebih tertinggal daripada teman-teman di sekitarnya. Saat anak seharusnya mengerjakan soal yang diberikan oleh guru di kelas, Ia justru melakukan aktivitas lain. Akibatnya, proses belajar anak di sekolah pun tidak dapat berjalan dengan maksimal.
Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan anak menjadi malas. Ia akan menggunakan waktunya untuk melakukan hal tidak penting terlebih dahulu, sebelum mulai melaksanakan tugasnya.
8. Gangguan Pada Otak
Otak terus terforsir selama semalaman untuk membaca dan mengingat banyak materi yang seharusnya anak pelajari sejak jauh hari. Apabila otak dipaksakan untuk menyerap materi hanya dalam satu malam, maka akan membuatnya cepat lelah. Akibatnya, kelelahan tersebut membuat otak mengalami beberapa gangguan.
Salah satu gangguan yang timbul akibat otak lelah adalah gangguan memori. Anak akan menjadi lebih sering lupa akibat terbiasa belajar dalam kondisi mepet. Selain gangguan memori, otak juga mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.
Dalam kasus ini, otak sulit mencerna penjelasan terkait suatu materi yang guru berikan sehingga anak akan semakin tertinggal. Anak menjadi kesulitan dalam mengikuti proses belajar di sekolah, hal ini berpotensi menurunkan prestasi akademiknya.
9. Menyebabkan Insomnia
Kebiasaan terjaga pada malam hari, akan membuat anak sulit tidur di kemudian hari. Hal ini dikarenakan, tubuh anak telah membiasakan diri pada pola tidur larut malam atau bahkan begadang. Jika terus seperti ini, anak dapat mengalami insomnia di usianya yang masih muda.
Insomnia membuat anak sulit mendapatkan waktu tidur yang cukup, Ia merasa tidak bisa tidur meski malam sudah semakin larut. Anak pun akan mencari aktivitas lain yang bisa dikerjakannya pada saat insomnia. Padahal, hal ini justru membuat anak semakin tidak bisa tidur.
Anak yang mengalami insomnia biasanya akan lebih sering tertidur di siang hari. Tentu saja hal tersebut tidak baik bagi tumbuh kembangnya. Malam hari yang seharusnya digunakan untuk beristirahat justru tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Sementara itu, siang hari yang umumnya berlangsung pada saat kegiatan belajar di sekolah justru digunakan untuk tidur. Kebiasaan ini jika terus dibiarkan akan berdampak semakin buruk bagi anak, baik dalam aspek kesehatan maupun pendidikannya.
10. Kesehatan Terganggu
Dampak sistem belajar kebut semalam juga dapat mempengaruhi kesehatan anak. Selain menyebabkan insomnia, kebiasaan belajar hingga larut malam juga dapat mengganggu jadwal tidur. Akibatnya anak tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup sesuai usianya.
Kurangnya waktu tidur ini juga berdampak pada masalah kesehatan lain, yaitu meningkatkan risiko obesitas serta penuaan dini. Hal ini karena pada saat tidur organ dalam tubuh bekerja supaya tubuh tetap sehat. Akan tetapi, kekurangan tidur menyebabkan organ-organ tersebut tidak bekerja secara maksimal.
Padahal, tidur yang cukup sangat bermanfaat bagi tubuh anak supaya dapat mengembalikan energi dan membersihkan racun-racun dalam tubuh. Di samping itu, tidur juga turut membantu pergantian sel dan memperbaiki jaringan yang rusak.
Selain kesehatan fisik, psikis anak pun dapat terganggu akibat kurang tidur. Melansir dari health.detik.com, kekurangan jam tidur akan mendorong munculnya kecemasan berlebih disertai perasaan gelisah dan tertekan. Jika terus dibiarkan, masalah ini dapat berkembang menjadi gangguan mental.
Tips Belajar yang Efektif
Apakah sistem belajar kebut semalam efektif? Tentu tidak, banyaknya dampak buruk yang timbul akibat sistem belajar ini menandakan bahwa hal tersebut tidak efektif. Supaya anak dapat belajar dengan cara yang lebih efektif, Anda bisa menerapkan tips berikut ini:
1. Perencanaan yang Matang
Anda sebagai orang tua tentunya menginginkan cara belajar untuk ujian besok yang efektif bagi anak. Supaya dapat merealisasikan hal ini, Anda dapat membuat perencanaan belajar yang lebih matang untuk anak.
Anda bisa membuat sebuah target yang harus anak capai dalam belajar. Agar anak terpacu untuk mencapai target tersebut, Anda bisa menyiapkan reward jika anak berhasil mencapai targetnya. Dengan begini, anak dapat membiasakan diri untuk belajar lebih awal supaya dapat mencapai target dari Anda.
2. Pendampingan dari Orang Tua
Peran Anda sebagai orang tua turut membantu anak dalam menemukan sistem belajar yang efektif. Disela kesibukan Anda, tidak ada salahnya jika sesekali mendampingi anak ketika belajar. Beritahu anak bahwa belajar lebih awal itu penting demi pemahamannya akan materi yang diajarkan di sekolah.
3. Evaluasi Cara Belajar
Jika selama ini cara belajar anak masih belum maksimal, Anda dapat bisa mengevaluasinya. Perbaiki hal-hal yang dirasa kurang tepat diterapkan dalam sistem belajar anak Anda. Terus lakukan evaluasi sampai Anda menemukan cara belajar yang cocok dan efektif untuk anak.
Prestasi Global menghimbau murid supaya tidak menggunakan sistem belajar kebut semalam. Harapannya, murid dapat menerapkan cara belajar yang efektif supaya mereka dapat memahami materi dengan baik.
Kesimpulan
Sistem belajar kebut semalam memiliki banyak sekali dampak negatif bagi anak. Tidak hanya pada proses belajarnya, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan psikisnya. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk menerapkan cara belajar yang efektif bagi anak.
Baca Juga : 7 Solusi Belajar untuk Anak yang Kesulitan Membaca
Apa yang akan terjadi bila siswa melakukan sistem kebut semalam ketika belajar untuk ujian?
Pelajar yang sering belajar menggunakan sistem kebut semalam, akan berdampak pada terjadinya gangguan memori pada otak dan sulitnya otak menerima rangsangan dari luar. Jika ini yang terjadi, otak justru sulit menerima pelajaran baru.
Apa itu belajar kebut?
Belajar sistem kebut semalam bisa diartikan sebagai proses belajar atau mengerjakan tugas, semalam sebelum ujian atau menjelang pengumpulan tugas.
Mengapa belajar secara sistem kebut semalam tidak efektif?
Belajar sistem kebut semalam memaksa anak untuk menguasai banyak materi. Padahal terlalu banyak materi yang dipelajari justru membuat anak kebingungan dan tidak dapat mempelajari secara mendalam.