Pada dasarnya sifat introvert dan intoleransi merupakan sifat yang harus dijauhi oleh anak-anak. Namun kebanyakan orang tua tidak mengetahui bagaimana cara menjauhkan anak dari kedua sifat ini. Untuk itu, berikut ini terdapat 16 cara yang bisa dilakukan untuk menjauhkan anak dari sifat introvert dan intoleransi.
1. Kenalkan anak pada lingkungan
Anak yang introvert pada dasarnya memiliki kecenderungan yang sulit bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, sebaiknya ajak dan kenalkan mereka terhadap lingkungannya yang bisa dilakukan secara bertahap. Misalnya saja dengan mengajaknya ikut ketika mengunjungi tetangga. Ketika diperkenalkan dengan orang lain, kemungkinan anak introvert hanya akan bersembunyi dibelakang tubuh ibunya, tetapi hal ini wajar. Secara perlahan, jika terus membiasakannya menjumpai orang lain, pastinya keberanian yang dimilikinya sedikit demi sedikit bisa tumbuh.
2. Mendorong anak untuk tampil
Cara selanjutnya yang bisa dilakukan supaya anak bisa keluar dari zona introvert yaitu dengan cara mendorongnya supaya berani tampil. Seperti tampil untuk mengemukakan pendapat maupun menyampaikan ketidaksetujuannya. Maksud mendorong anak di sini bukan berarti memaksanya untuk lebih berani. Karena pada dasarnya mendorong anak agar bisa menjadi seorang penampil dengan cara memaksanya dengan keras tidak dibenarkan. Hal ini tentunya dapat membuat sang anak tertekan. Dukunglah anak agar berani, pastinya akan membuatnya semakin percaya diri.
3. Berikan kebebasan memilih
Anak introvert biasanya tidak banyak bicara, bahkan tidak banyak menuntut. Namun mereka akan cenderung menerima apa yang dipilihkan atau diberikan oleh orang tua mereka. Tetapi, jika kebiasaan ini dibiarkan terus-menerus, maka secara perlahan anak bisa kehilangan inisiatifnya. Agar dapat mengurangi kemungkinan ini terjadi, sebaiknya berikan anak kesempatan untuk memilih. Contohnya, meminta anak agar menentukan makanan apa yang ingin dimakan hari ini. Pilihan seperti ini tentunya dapat melatih anak introvert supaya bisa menentukan sendiri apa yang diinginkan. Dengan begitu akan membuat mereka tidak menjadi pribadi yang mudah pasrah pada keadaan.
4. Bangun kepercayaan diri anak dengan pujian
Walaupun anak introvert tidak banyak menuntut dan cenderung pendiam, tetapi mereka tetaplah anak-anak yang juga senang ketika diberikan pujian. Maka dari itu, anda bisa memberikannya pujian maupun penghargaan kecil di setiap pencapaiannya. Contohnya saja ketika anak mendapatkan nilai yang baik, maka pujilah mereka. Ketika memujinya, maka hal ini sama saja dengan membangun kepercayaan diri sang anak. Saat kepercayaan dirinya tumbuh, pribadinya yang introvert dapat sedikit berkurang.
5. Buatlah ruang dan waktu khusus
Anak-anak yang berkepribadian introvert akan sulit untuk mengungkapkan perasaannya dihadapan orang lain. Tentunya anak akan cenderung untuk menyembunyikan apa yang ingin dikatakan. Sehingga hal inilah yang dapat membuat anda kebingungan bagaimana cara menghadapi mereka. Jika anda ingin mereka berbicara mengenai isi hatinya, maka buatlah waktu secara khusus antara anda dan si anak. Selanjutnya bawalah ia ke tempat atau ruang yang sepi dan tenang. Ajak ia berbicara mengenai teman-teman dan sekolahnya. Dengan begitu, anda akan mengetahui dengan baik apa yang telah ia alami. Tidak perlu orang lain agar dapat mendengarkan isi hatinya, hanya cukup anda bersama anak saja, supaya ia merasa lebih nyaman dan leluasa ketika berbagi dengan orang yang memang dekat dengannya.
6. Jangan mudah melabeli anak
Ketika si kecil pemalu, maka jangan pernah menyebutnya “Si Pemalu”. Hal ini dikarenakan ia pasti tahu julukan semacam itu di dalam kehidupan sosial merupakan bentuk kritikan. Daripada menyebutnya dengan julukan seperti itu, maka cobalah untuk menggunakan kalimat yang lain, misalnya saja “Sepertinya Ana membutuhkan waktu sendiri untuk menyelesaikannya”.
7. Perhatikan apa passion yang dimilikinya
Menghadapi anak introvert berarti anda perlu mengetahui jika biasanya mereka cenderung dapat mengembangkan passion-nya dengan baik. Terlebih lagi ketika ia menghabiskan waktu setiap hari melakukan hal yang sama. Jika ia suka menghabiskan waktu menulis atau melukis, bimbinglah dan biarkan bakatnya berkembang.
8. Berhenti mencemaskan berapa jumlah temannya
Anda sebagai orang tua pasti merasa cemas ketika si kecil tidak mempunyai banyak teman. Memang untuk sebagian orang tua, pentingnya berteman akan membuat anak-anak mendapatkan banyak teman. Sebenarnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena banyaknya teman yang dimiliki tidak ada kaitannya dengan kesuksesan anak kelak. Selama anak anda merasa nyaman, memiliki dua teman yang baik dan akrab akan lebih baik jika dibandingkan memiliki banyak teman tetapi tidak memiliki komunikasi yang baik dengannya.
9. Bicarakan dengan guru yang ada di sekolahnya
Kemungkinan saja para guru yang ada di sekolah akan bertanya, “Kenapa Ana tidak suka berbicara? Saya berharap di kelas Ana bisa lebih aktif”. Untuk anda yang memiliki cukup waktu, maka tidak ada salahnya untuk mencoba membicarakan seperti apa keadaannya dengan guru yang ada di sekolah. Pastinya sang guru dapat membantu untuk membimbingnya secara khusus. Apakah mengajaknya agar sering mengikuti tugas kelompok atau membantunya agar dapat bergaul dengan teman-temannya.
Sikap sabar dan tidak mudah menghakimi merupakan cara paling baik dalam menghadapi anak introvert. Ajukan pertanyaan, kemudian bantu mereka untuk mengekspresikan perasaannya. Ingatlah bahwa sebagai ornag tua anda perlu membantunya untuk mengatasi sifat introvertnya. Yang paling penting adalah jangan pernah paksakan si kecil ketika ia sedang merasa tidak ingin bersosialisasi.
10. Kenalkan pada lingkungan yang berbeda
Agar dapat menumbuhkan sikap toleransi, maka selain mengenalkan anak pada lingkungan sekitar, maka anda juga bisa membawanya ke lingkungan yang berbeda, seperti ke luar kota hingga ke luar negeri. Dengan melakukan hal ini, maka anak bisa belajar untuk mengenal budaya baru. Mereka bisa dengan mudah beradaptasi, dengan begitu tingkat toleransinya akan menjadi tinggi saat ia beranjak dewasa.
11. Memberikan contoh yang baik
Pada dasarnya anda merupakan peniru yang baik. Untuk itu agar anak tidak memiliki sifat intoleransi, ajarilah sikap toleransi di depannya. Dengan begitu, anak akan belajar mengamati interaksi anda terhadap orang lain. Ketika anda menghargai dan menghormati semua orang, tentunya anak juga akan mengikutinya. Sehingga mulai dari sekarang cobalah memikirkan tindakan dan ucapan sehari-hari sebelum mempraktikkannya dalam keseharian.
Sikap toleransi anda tentunya akan memberikan pesan yang baik kepada anak jika ia juga harus memperlakukan orang lain seperti yang dilakukan oleh orang tuanya. Selain itu, memberikan contoh yang baik pun dapat dilakukan dengan cara menanggapi komentar negatif mengenai toleransi. Seperti ketika salah satu tentangga atau anggota keluarga yang membuat lelucon dan menyinggung suku, agama, ras, hingga antargolongan di depan anak, segera tanggapi lelucon ini dengan sikap yang tegas. Pastinya anak akan belajar bagaimana menggunakan frasa maupun pemilihan kata yang telah anda gunakan ketika menentang hal tersebut.
12. Perkenalkan berbagai budaya
Cara selanjutnya untuk menjauhkan anak dari sifat intoleransi adalah dengan memperkenalkan berbagai budaya kepadanya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memilihkan buku, genre musik, hingga mainan yang memperlihatkan keberagaman. Tentunya hal ini dilakukan agar dapat memperkuat dan menambah ingatannya tentang makna toleransi. Ketika menggunakan buku cerita bergambar yang di dalamnya memperlihatkan toleransi, pastinya hal ini akan sangat mudah menempel pada anak. Tidak hanya itu saja, mengajak anak anda ke acara festival budaya ternyata juga bisa mengajarkannya keberagaman negeri Indonesia ini. Ketika anak bertanya, berarti anak mulai mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Tentunya hal ini merupakan permulaan yang baik.
13. Perlakukan anak dengan hormat
Untuk anda yang tidak ingin anak bersikap intoleransi, maka perlakukan anak anda dengan hormat. Ketika anak dihormati, dihargai, dan diterima, maka ia akan cenderung memperlakukan orang lain seperti keluarganya memperlakukannya. Hal ini akan berbeda ketika anak tidak dihormati, dan tidak dihargai, pastinya akan cenderung melakukan hal seperti ini kepada orang lain. Saat anak diperlakukan dengan rasa cinta, pastinya ia akan mempunyai harga diri yang kuat.
14. Tidak defensif
Memang mudah ketika melihat segala sesuatu dari sudut pandang anda sendiri, tetapi ketika orang lain mempunyai sudut pandang yang berbeda, anda akan menjadi begitu defensif. Inilah saatnya untuk menghilangkan sikap defensif serta menerima dengan baik sudut pandang orang lain. Saat anak melihat anda telah melakukan hal ini, pastinya ia akan mencontohnya juga.
15. Asah kepercayaan diri
Ketika anak mempunyai kepercayaan diri yang baik, tentunya ia tidak mudah ternganggu dengan perbedaan yang ada pada diri orang lain. Bahkan para ahli mengatakan ketika seorang anak merasa aman dan nyaman dengan dirinya sendiri, maka ia akan lebih baik dalam mengeksplorasi serta menerima perbedaan yang memang ada di lingkungan sekitarnya.
16. Hapus stereotip
bisa terlihat bahwa percakapan sehari-hari baik dalam keluarga hingga lingkungan sekitar dapat memicu sikap intoleransi pada anak anda. Misalnya saja “Wajar dia nakal, kan dia anak (dengan menyebut golongan tertentu)”. Alangkah baiknya untuk menghindari pembicaraan seperti ini karena dapat menciptakan stigma negatif pada anak. Atau, ketika anak mendengarkan perkataan tersebut dari orang lain, anda sebaiknya bisa menasihatinya dengan cara “Tidak semua anak seperti itu, sayang. Tentunya setiap orang berbeda, kamu tidak boleh menilai buruk semuanya”. Memang setiap orang tidak hidup di dunia yang memiliki sikap toleransi sempurna. Ada banyak “penghakiman” dan stereotip yang terbentuk maupun diekspos oleh media kepada suatu golongan tertentu. Sehingga tidak jarang anda pun turut ikut melakukan “penghakiman” tersebut. Untuk itu, anda harus berusaha keras agar tidak berpartisipasi dengan lelucon yang dapat menyudutkan orang lain. Berikanlah teladan yang baik kepada anak. Begitu pula dalam hal toleransi ini, tentunya anda sebagai orang tua perlu berhati-hati saat berkata dan bertindak walaupun hal tersebut hanyalah sebuah lelucon saja. Hal ini dikarenakan anak akan menganggap segala hal merupakan hal yang serius.
Perlu diketahui bahwa sifat introvert dan intoleransi yang sering terjadi pada anak perlu dijauhkan agar anak bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Untuk itu, semoga berbagai pembahasan yang telah dipaparkan di atas tentang 16 cara menjauhkan anak dari sifat introvert dan intoleransi bisa bermanfaat.
Kenapa bersosialisasi dengan lingkungan penting untuk anak yang introvert?
Karena anak introvert jika dibiasakan untuk bersosialisasi dengan orang lain akan muncul keberanian dan percaya diri untuk tampil di suatu lingkungan atau khalayak ramai.
Bagaimana salah satu cara yang baik untuk mendidik anak menjadi toleransi?
memperkenalkan berbagai budaya kepadanya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah Dengan memilihkan buku, genre musik, hingga mainan yang memperlihatkan keberagaman. Tentunya hal ini dilakukan agar dapat memperkuat dan menambah ingatannya tentang makna toleransi.
Mengapa sifat introvert dan intoleransi yang sering terjadi pada anak perlu dijauhkan?
Karena sifat ini membuat anak tidak bisa bersosialisasi dan memiliki teman, sehingga anak terbiasa dengan kesendirian dan ketakutan, tidak adanya sifat ini juga agar anak bisa menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.