Tak dapat kita pungkiri bahwa pandemi COVID-19 telah berimbas pada beragam sektor kehidupan, salah satunya pendidikan. Salah satu yang paling terdampak adalah siswa. Kondisi ini disinyalir menjadi penyebab learning loss pada siswa.
Namun, apa definisi sebenarnya dari learning loss? Lalu, apa faktor utama terjadinya learning loss pada siswa? Kemudian, apakah learning loss dapat Anda amati dan atasi?
Berikut ini kami berikan rangkuman mengenai seluk-beluk fenomena learning loss yang akhir-akhir ini kerap terjadi.
Mengenal Fenomena Learning Loss
Melansir The Glossary of Education Reform, learning loss adalah suatu fenomena yang merujuk pada keadaan hilangnya pengetahuan serta keterampilan seseorang, baik secara umum maupun spesifik, yang diakibatkan hambatan tertentu.
Selain itu, learning loss juga dapat berarti kemunduran dalam bidang pelajaran atau akademik.
Kondisi learning loss dapat disebabkan oleh beragam faktor, salah satunya yang paling umum adalah jeda hingga diskontinuitas proses pendidikan seseorang. Hal inilah yang saat ini kerap terjadi pada siswa.
Faktor Penyebab Terjadinya Learning Loss pada Siswa
Ada beberapa faktor penyebab learning loss yang harus Anda ketahui. Beberapa di antaranya adalah berikut ini:
1. Jangka Waktu Liburan yang Terlampau Lama
Sebenarnya, durasi liburan pada tiap jenjang pendidikan adalah berbeda-beda.
Namun, ketika liburan, sebagian besar siswa akan melupakan sejenak mengenai hal-hal terkait sekolah. Namun, hal inilah yang berpotensi menyebabkan learning loss.
2. Siswa Gap-Year
Saat siswa memilih untuk gap year atau tinggal kelas dalam durasi tertentu, memori siswa mengenai materi pelajaran di sekolah akan perlahan memudar.
Untuk siswa yang memang gap year dan tidak berusaha untuk review materi yang ia dapatkan di sekolah secara rutin, kondisi learning loss akan kemungkinan besar menerpanya.
3. Cuti / Putus Sekolah
Banyak alasan yang menyebabkan seorang siswa memutuskan untuk cuti atau putus sekolah, seperti alasan kesehatan, keadaan keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Kondisi ini juga ikut andil dalam fenomena learning loss. Akibat tidak menerima pendidikan yang layak dan benar selama durasi waktu tertentu, kemampuan siswa dalam belajar akan menjadi berkurang.
4. Pengajaran yang Kurang Efektif
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash
Dalam kasus tertentu, kualitas pengajar yang kurang mumpuni pun dapat menjadi salah satu penyebab learning loss pada siswa.
Jika dibandingkan, siswa yang mendapatkan fasilitas berupa pengajar yang berkualitas dan mengajar dengan cara yang efektif akan relatif lebih mudah memahami suatu topik.
Sedangkan, siswa yang kebetulan memiliki pengajar dengan kualitas yang tak bagus serta cara mengajar yang kurang efektif pun akan relatif lebih sulit untuk mencapai level pemahaman tertentu.
Jika hal ini terjadi terus menerus secara lintas jenjang pendidikan, fenomena learning loss pada siswa dapat berpotensi menjadi lebih parah.
5. Pandemi COVID-19
Selama pandemi COVID-19, kegiatan pendidikan secara tatap muka di sekolah beralih menjadi terlaksana secara online atau daring.
UKFIET pun sempat menyatakan bahwa kondisi inilah yang merupakan salah satu pemicu terjadinya learning loss pada sebagian siswa.
Hal ini terjadi akibat absennya peran dan supervisi guru secara tatap muka yang dapat membimbing dan memberi instruksi para siswa selama kegiatan pembelajaran.
Ciri-ciri Anak Terkena Learning Loss
Setelah memahami faktor-faktor penyebabnya, Anda pun wajib memantau kondisi anak.
Kenali tanda-tanda anak alami learning loss dengan memperhatikan ciri-ciri learning loss berikut ini:
1. Semangat Belajar yang Menurun
Photo by Thomas Park on Unsplash
Jika anak Anda mulai kehilangan semangat dalam belajar, bisa jadi hal tersebut adalah tanda awal terjadinya learning loss.
Seorang anak yang biasanya menjalani aktivitas belajar di sekolah dan bertemu teman-teman serta guru secara tatap muka pasti lama kelamaan akan merasa bosan saat harus menjalani pembelajaran secara daring.
2. Teledor dan Lalai Mengenai Tugas
Seorang anak hampir akan selalu mengalami masa di mana ia teledor atau lalai untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Hal tersebut cukup normal terjadi.
Namun, jika anak Anda melakukan keteledoran ini berulang kali, meskipun telah Anda tegur, bisa jadi ia sedang mengalami learning loss.
3. Grafik Nilai
Turunnya nilai anak merupakan domino effect dari ciri-ciri learning loss yang telah kami sebutkan di atas.
Namun, jangan salah, grafik nilai seorang anak yang sedang mengalami learning loss tak selalu menurun, lho.
Bahkan, bisa jadi nilai anak Anda tiba-tiba melejit meski sebenarnya hasil kerjanya biasa-biasa saja.
Mekanisme penilaian pada masa pandemi umumnya sedikit berbeda dengan pada saat sekolah tatap muka. Saat ini, anak cenderung bisa mendapatkan nilai tinggi dengan mudah.
Nah, karena itu, seorang anak bisa saja terdemotivasi dan menganggap remeh tugas-tugas sekolah.
8 Upaya Mengatasi Learning Loss di Masa Pandemi
Jika Anda mendapati anak Anda menunjukkan tanda-tanda mengalami learning loss, Anda dapat melakukan cara-cara di bawah ini untuk mengatasinya:
1. Buat Suasana Belajar Semirip Mungkin dengan Sekolah
Menghadirkan suasana sekolah di rumah adalah ide bagus untuk menambah semangat anak selama belajar secara daring.
Anda bisa membuatkan space khusus untuk anak Anda bersekolah dan menatanya dengan rapi dan nyaman. Jika anak mulai bosan dengan penataannya, Anda bisa menggantinya menjadi sesuai yang anak Anda inginkan.
Selain itu, Anda dapat membiasakan anak untuk mandi, memakai seragam lengkap, dan sarapan sebelum belajar secara daring agar seolah-olah anak Anda berangkat sekolah tatap muka.
Hal ini juga bisa menjadikan anak lebih disiplin dan fokus dalam mengikuti kegiatan belajar.
2. Pahami Materi yang Anak Pelajari
Guna mengontrol pemahaman anak selama belajar secara daring, Anda selaku orang tua juga sebisa mungkin harus memahami materi pelajaran yang sedang anak Anda pelajari.
Ketika si kecil merasa kurang paham dengan materi yang guru sampaikan, ia dapat meminta bantuan Anda dan Anda pun akan dapat memberikan pemahaman kepada si kecil dengan baik.
Selain itu, jika Anda paham materi pelajaran anak, Anda juga dapat lebih lancar menuntunnya untuk melakukan problem solving mengenai materi pelajaran terkait.
Si kecil pun jadi merasa lebih tenang karena memiliki sosok yang dapat ia andalkan.
3. Beri Anak Media Pendukung Pembelajaran
Jika Anda merasa bahwa pelajaran yang anak dapatkan dari sekolah terlalu tekstual, Anda dapat mengimbanginya dengan memberikan media pendukung.
Misalnya, saat anak belajar perkalian, Anda bisa memberinya benda nyata seperti manik-manik untuk memberinya visualisasi mengenai rumus dan penerapan perkalian tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa mengajak ia mengeksplorasi lingkungan sekitar agar ia bisa mengetahui contoh real-life.
4. Bantu Anak Menemukan dan Mengembangkan Hobi
Photo by Tanaphong Toochinda on Unsplash
Anak-anak akan cenderung mudah bosan jika hari-harinya hanya dihabiskan untuk belajar secara daring dan mengerjakan tugas sekolah.
Oleh karena itu, peran Anda adalah membantunya untuk menemukan minat dan hobi si kecil agar ia semakin semangat dalam menjalani hari.
Anda dapat menggali minat anak dengan memberinya berbagai macam kegiatan dan melihat antusiasmenya pada tiap kegiatan.
Misalnya, seorang anak menjadi sangat bersemangat saat melakukan kegiatan menggambar.
Sebagai orang tua, Anda dapat memberinya fasilitas seperti alat menggambar dan motivasi untuk mengembangkan imajinasinya.
5. Jalin Komunikasi dengan Guru
Rutinitas menjalin komunikasi dengan guru wajib Anda lakukan selaku orang tua. Dengan berkomunikasi dengan guru, Anda dapat memantau perkembangan si kecil selama proses belajar.
Umumnya, fasilitas berupa grup wali kelas akan disediakan oleh sang guru untuk memudahkan penyebaran informasi dan koordinasi antar guru, siswa, dan wali murid.
Jika Anda merasa ingin menanyakan hal-hal yang lebih detail mengenai anak Anda, Anda bisa menghubungi sang guru secara privat melalui chat personal.
Koordinasi dua arah yang baik akan memberikan transparansi dan manfaat bagi kedua belah pihak.
6. Ajak Anak Refreshing Secara Rutin
Anak yang menampakkan ciri-ciri learning loss biasanya akan menjadi kurang bersemangat dalam menjalani hari.
Oleh karena itu, usahakan untuk mengajak anak refreshing secara rutin agar semangatnya kembali seperti semula.
Karena masih suasana pandemi, aktivitas refreshing sebaiknya Anda lakukan di dalam rumah atau di tempat yang tidak ramai sekitar rumah saja.
Saat di dalam rumah, Anda dapat mengajak si kecil untuk bermain game seru seperti monopoli, permainan kartu, puzzle, karaoke, tebak lagu, hingga bermain game konsol.
Untuk kegiatan outdoor, Anda bisa mengajaknya lompat tali, kelereng, main hujan, hingga jalan-jalan atau jogging santai di taman.
7. Buat Sesi Heart-to-heart dengan Anak
Ketahuilah bahwa anak Anda pasti memiliki uneg-uneg yang ingin ia ceritakan kepada orang lain. Nah, Anda dapat berperan sebagai pendengar untuk segala curahan hatinya.
Pelan-pelan, beri ia pertanyaan mengenai bagaimana ia di sekolah, apakah pelajarannya menyenangkan, apakah gurunya menerangkan dengan baik, serta bagaimana kondisi semangatnya dalam bersekolah daring.
Namun, ingat bahwa Anda tak perlu mendesaknya untuk bercerita saat itu juga. Beri ia pancingan secara subtle agar ia tak menjadi kesal karena dipaksa bercerita.
Jika si kecil curhat bahwa ia mulai kehilangan semangat, beri ia motivasi dan kalimat-kalimat penenang untuk membangkitkan kembali semangatnya.
8. Beri Reward Kepada Anak Setelah Berusaha
Metode yang umum digunakan dalam membangkitkan kembali semangat anak adalah dengan memberinya iming-iming reward setiap ia berhasil menyelesaikan suatu target.
Misalnya, Anda dapat menyemangati si kecil untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik tanpa kurang satupun selama seminggu penuh. Lalu, Anda bisa menawarkan reward berupa mainan baru atau hal lainnya.
Sebisa mungkin buat agar reward tersebut tidak memberatkan Anda namun tetap membuat anak Anda senang dan kembali bersemangat.
Anak Alami Learning Loss? Tenang, Banyak Cara Ampuh Mengatasinya
Faktanya, faktor penyebab terjadinya learning loss cukup banyak, di antaranya jangka waktu liburan yang terlampau panjang, kondisi gap year, cuti atau putus sekolah, serta pengajaran yang kurang efektif.
Selain itu, ciri-ciri anak alami learning loss pun ternyata cukup mudah dipahami. Misalnya, anak menjadi kurang semangat dalam belajar, lalai dalam mengerjakan tugas sekolah, serta perkembangan grafik nilainya.
Meski begitu, learning loss dapat Anda atasi dengan mudah dengan melakukan upaya dan tindakan seperti yang telah kami jelaskan.
Oleh karena itu, jangan khawatir jika ternyata si kecil menunjukkan tanda-tanda mengalami learning loss, Anda bisa melakukan upaya agar si kecil menemukan semangatnya kembali.
Dengan begitu, Anda bisa lebih aware akan fenomena learning loss yang mungkin saja akan atau sedang anak Anda alami.
Baca Selengkapnya: 7 Solusi Belajar untuk Anak yang Kesulitan Membaca
Apa saja cara untuk mengatasi learning loss di masa pandemi ?
- Dengan membuat suasana belajar semirip mungkin dengan sekolah untuk menambahkan semangat anak selama belajar secara daring - Pahami materi anak yang sedang di pelajari, guna mengontrol pemahaman anak selama belajar secara daring - Beri anak media pendukung pembelajaran - Bantu anak menemukan dan mengembangkan hobi untuk semakin semangat dalam menjalani hari di masa pandemi - Jalin komunikasi dengan guru wajib dilakukan selaku orang tua untuk memantau perkembangan si kecil - Ajak anak refreshing secara rutin, agar semangatnya kembali seperti semula - Buat sesi heart-to-heart dengan anak yang berperan sebagai pendengar untuk segala curahan hatinya - Beri reward kepada anak setelah berusaha agar dapat membangkitkan kembali semangat
Apa itu learning loss ?
Suatu fenomena yang merujuk pada keadaan hilangnya pengetahuan serta keterampilan seseorang, baik secara umum maupun spesifik, yang diakibatkan hambatan tertentu
Apa saja faktor penyebab terjadinya learning loss pada siswa ?
-Jangka waktu liburan yang terlampau lama -Siswa Gap year atau tertinggal kelas dalam durasi tertentu sehingga memori siswa mengenai materi pelajaran di sekolah akan perlahan mudar -Putus sekolah dengan alasan kesehatan,keadaan keluarga,dan lain sebagainya - Pengajaran yang kurang efektif sehingga relatif lebih sulit untuk mencapai level pemahaman. - Selama pandemi covid-19 kegiatan pendidikan secara tatap muka di sekolah beralih menjadi secara online atau daring