Seiring pertumbuhan anak, batas-batas pribadi berkembang dan anak membutuhkan lebih banyak privasi. Untuk itu Anda harus tahu cara mengajarkan anak privasi.
Namun bagaimana Anda melakukannya? Jangan khawatir, karena di sini kami akan berbagi cara membantu pikiran kecilnya memahami apa itu konsep privasi dan bagaimana cara menghormati.
Supaya nantinya Anda tahu:
- Bagaimana berbicara dengan anak tentang privasi.
- Usia berapa seorang anak harus mengerti tentang privasi.
- Bagaimana cara Anda menjelaskan kepada anak Anda tentang batasan pribadi.
Apakah Baik Bagi Anak Memiliki Privasi?
Photo by Benjamin Manley on Unsplash
Ada saatnya anak Anda menginjak usia remaja dan memiliki beberapa rahasia. Hal ini wajar, sebab mereka mulai menjadi lebih mandiri dan percaya diri dengan kemampuannya sendiri.
Sebagai orang tua, yang harus Anda lakukan adalah membuat keseimbangan antara :
- memahami apa yang dilakukan anak remaja Anda,
- memberi anak kepercayaan untuk menangani beberapa masalah pribadinya, dan
- tahu kapan harus ikut campur.
Namun Anda tidak harus menunggu mereka remaja dan memahami arti privasi dengan sendirinya. Salah satu alasannya yaitu perubahan fisik yang terus terjadi sejak usia dini dan Anda harus mengenalkan privasi anak lebih awal.
Untuk itu peran orang tua sangat dibutuhkan supaya mereka belajar memahami privasi.
Kenapa harus?
Karena jika tidak, anak Anda berpotensi melewati batasan privasi, baik itu privasinya sendiri maupun privasi orang lain. Parahnya, ini akan menjadi perilaku yang tidak sehat dan membuat anak tidak memiliki tata krama.
Kapan Mengajarkan Anak tentang Privasi?
Sudah cukup umum mengajarkan anak privasi saat usia mereka 6 tahun. Namun sebenarnya, Anda bisa mulai mengenalkan tentang privasi sejak si kecil berusia sekitar 2 tahun.
Saat anak mulai mengerti apa yang Anda sampaikan, baik melalui percakapan maupun sikap dan tindakan.
Lalu bagaimana Anda mulai melakukannya?
10 Cara Mudah Mengajarkan Privasi kepada Anak
Berikut beberapa cara yang Anda lakukan untuk menjelaskan privasi kepada anak Anda serta mengajarkan mereka cara menghormati privasi:
1. Mengenalkan Batasan Pribadi Anak
Mulai kenalkan kepada anak Anda tentang berbagai macam privasi, yaitu yang berkaitan dengan tubuh maupun sosial. Namun hal terpenting pertama yang harus Anda kenalkan adalah yang berkaitan dengan privasi tubuh.
Kenalkan kepada anak Anda, bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain. Buat mereka mengerti kalau mereka memiliki hak untuk menolak kontak fisik dengan siapapun.
Ajarkan anak Anda batasan kedekatan dan tidak terlalu mengeksplorasi bagian tertentu dari tubuhnya. Anda juga bisa mulai dari cara Anda bersikap dengan anak.
Seperti mencium kening dan pipi. Mulai beri pengertian jika area bibir termasuk area pribadi yang harus dihormati. Perilaku yang demikian juga sebaiknya dihentikan saat anak mulai remaja. Khususnya dengan lawan jenis.
Seperti ayah dengan anak perempuan atau ibu dengan anak laki-laki. Jelas jika cara Anda dalam parenting berpengaruh terhadap pemahaman anak tentang batasannya.
2. Membicarakan Ruang Pribadi
Mengajarkan anak untuk menghormati privasi pribadi itu sangat penting. Misalnya:
- Mengganti pakaian bukan sesuatu yang dilakukan di depan umum.
- Menutup pintu saat masuk kamar mandi.
- Meminta anak mengetuk pintu sebelum masuk kamar Anda atau orang lain.
Anda bisa langsung memberikan contoh, sehingga anak Anda akan menemukan sikap ini sebagai kebiasaan.
Bantu mereka mengembangkan rasa kritis dan mengevaluasi dampak dari apa yang mereka bagikan.
Setelah Anda menekankan rasa hormat terhadap ruang pribadi anak, saatnya membantu mereka belajar menghormati ruang pribadi orang lain. Buat anak mengerti bagaimana menjaga jarak yang nyaman dari siapapun.
3. Mendiskusikan Barang Pribadi
Saat anak mulai belajar tentang dunia di sekitar mereka, bantu mereka belajar untuk tidak menyentuh apa pun yang mereka inginkan kapan saja.
Sama seperti ketika mereka memiliki mainan, mereka juga harus belajar kalau orang lain juga memiliki barang yang sama. Sampaikan pada anak Anda untuk sebaiknya bertanya lebih dulu, boleh atau tidak menyentuh milik orang lain.
Dengan demikian maka anak akan segera belajar menghargai milik orang lain dan tidak menganggap semua tersedia untuknya.
Terutama ketika anak Anda masih kecil. Mereka sangat suka sekali mengambil apa pun yang mereka anggap menarik. Baik itu di toko, di rumah orang, atau milik temannya.
Maka dari itu, buat mereka mengerti perbedaan antara barang miliknya dengan barang yang bukan miliknya. Katakan dengan bahasa yang lembut, kalau ingin melihat atau menyentuh milik orang lain harus meminta izin pemiliknya.
Coba mulai dari rumah. Saat anak ingin mengambil barang pribadi milik salah satu anggota keluarga, sudah sepatutnya meminta izin terlebih dahulu.
4. Menjelaskan Percakapan Pribadi
Photo by Sai De Silva on Unsplash
Anak-anak selalu tertarik untuk terlibat dalam berbagai kejadian, termasuk percakapan orang lain. Mendengarkan percakapan dan menangkap pandangan orang dewasa adalah hal yang mereka suka.
Namun akan tiba saatnya Anda menjelaskan kepada anak-anak untuk tidak bergabung dalam diskusi orang lain. Terlebih ketika orang berbicara dengan nada lembut, artinya tidak boleh ada orang lain yang mendengar.
Bahkan jika seseorang berbicara dengan keras, edukasi anak Anda untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum bergabung. Ini sekaligus mengajarkan tata krama kesopanan.
Contoh lain saat orang menggunakan gadget. Anak-anak cenderung tertarik untuk melihat layar saat orang lain menggunakannya. Untuk itu, tegur anak Anda dengan cara yang baik dan beri pemahaman kalau itu tidak sopan.
5. Melakukan Permainan Peran
Saat Anda merasa kesulitan menjelaskan konsep privasi atau anak Anda sulit untuk memahaminya, coba terapkan melalui tindakan. Anda bisa menyampaikan maksud Anda melalui kegiatan sederhana yang dilakukan sehari-hari di rumah.
Tujuannya hanya supaya anak mudah memahami apa yang Anda maksud.
Contohnya seperti meminta tolong anak mengambilkan sesuatu. Saat mereka kembali untuk memberikan apa yang Anda minta, suruh mereka berhenti pada jarak tertentu.
Supaya mereka tahu kalau mereka harus menjaga jarak dengan orang lain. Jadi sedekat apa pun mereka dengan seseorang, seperti teman atau tetangga, ada batas fisik yang harus mereka patuhi. Terlebih dengan seseorang yang baru mereka kenal atau orang asing.
Anda juga bisa membuat permainan bertukar peran. Seperti menjadi orang yang boleh disentuh atau tidak boleh disentuh serta orang yang bisa atau tidak bisa menyentuhnya.
6. Membuat Catatan
Tidak mudah memberikan pengertian secara terus-menerus, karena Anda juga tidak selalu bersama anak Anda setiap saat. Untuk itu Anda bisa membuat catatan di kertas dan menempatkannya di tempat tertentu.
Seperti di pintu kamar Anda, tempelkan kertas dengan catatan, “Ketuk pintu sebelum masuk kamar”.
Mungkin ada sudut tertentu di kamar yang merupakan tempat Anda meletakkan barang yang sering dipinjam anak Anda. Di sudut tersebut Anda bisa membuat catatan, “Minta izin sebelum menggunakan”.
Jangan lupa, mereka adalah anak-anak dan mereka membutuhkan aturan. Untuk itu Anda bisa membuat beberapa catatan yang mudah dibaca dan melepasnya saat anak sudah terbiasa melakukannya.
7. Beri Pengertian Pentingnya Privasi
Meskipun anak sudah memahami tentang menjaga privasi dan menghormatinya, mereka belum tahu apa pentingnya melakukan semua itu.
Anda dapat mulai berkomunikasi dengannya tentang hal-hal yang Anda ajarkan dalam privasi serta alasannya. Lakukan secara pribadi, hanya Anda dan anak Anda.
Dengan demikian maka Anda lebih leluasa membicarakan hal-hal pribadi dengannya tanpa ada orang lain yang mendengar.
Tentu cara ini membantu membekali anak Anda dengan informasi yang dapat mencegah hal yang tidak diinginkan, seperti pelecehan seksual.
Jadi biarkan anak tahu sehingga lebih berhati-hati menjaga tubuh untuk dirinya sendiri. Lebih dari itu mereka juga akan sadar untuk memberlakukan jarak dengan orang asing.
8. Tekankan untuk Menghormati Privasi Orang Lain
Setelah mereka memahami dan mulai menghargai batasan pribadinya, anak juga harus belajar menghormati batasan yang ditetapkan orang lain.
Sejak lahir, cara Anda memperlakukan anak membuat mereka merasa bahwa dunia mengelilingi mereka. Maka dari itu segera setelah anak memahami apa yang Anda bicarakan, beritahu bahwa mereka berbagi dunia dengan orang lain.
Supaya mereka menyadari bahwa orang lain juga berhak mendapatkan penghormatan atas privasinya.
Bahkan ketika anak membicarakan seseorang, ajarkan mereka untuk membicarakannya dengan hormat. Kemudian sadarkan kalau mengungkapkan detail seseorang saat tidak ada orangnya adalah kebiasaan buruk.
9. Mengulang dan Mengulang
Jika menurut Anda ada cara yang lebih efektif untuk mengajarkan tentang privasi, maka lakukanlah. Mungkin Anda pikir anak Anda lebih mudah memahami sesuatu melalui gambar atau video. Jika demikian, gunakan beberapa dan ciptakan permainan yang seru.
Contohnya dengan menggunakan gambar pintu tertutup dan pintu terbuka. Ajak anak Anda memilih yang sesuai dengan aktivitas yang Anda berpura-pura melakukannya.
Selain gambar, video juga bisa menjadi cara yang paling interaktif untuk mengedukasi anak tentang privasi. Jadi, jangan pernah berhenti menemukan gaya belajar yang kreatif sampai anak Anda benar-benar memahami bagaimana menjaga privasi.
Sebagian anak mungkin cukup mendengarkan sekali, namun sebaliknya, beberapa membutuhkan banyak pengulangan. Maka Anda harus siap untuk mengulang dan mengulang lagi.
Pastinya, hanya Anda yang mengenal anak Anda dengan baik, jadi Anda yang lebih tahu bagaimana membantunya belajar dengan baik.
10. Tindakan Anda Adalah Pelajaran Terbaik
Cukup sulit memberikan pemahaman kepada anak-anak melalui perkataan, tapi mereka sangat pandai mencontoh sikap orang lain. Mereka sangat suka melakukan apa yang orang dewasa lakukan, terutama orang terdekat.
Maka dari itu sebagai orang tua Anda bisa menerapkan privasi di depan anak-anak. Dengan melihat apa yang Anda lakukan, mereka akan tergerak untuk melakukan hal yang sama.
Coba untuk meminta izin sebelum masuk kamar anak atau untuk menangani barang-barang pribadi miliknya. Seperti membawakan tas sekolah, membereskan kamar tidurnya, atau ingin bergabung dalam percakapan anak dengan temannya.
Cara ini bisa melatih anak Anda untuk memahami privasi setiap orang dan menghargainya.
Kesimpulan
Keluarga adalah tempat dimulainya kehidupan. Jadi untuk mengajarkan privasi, harus dimulai di rumah. Maka jadilah teladan dalam kehidupan seorang anak, karena mereka sangat mudah menemukan seseorang untuk mereka tiru.
Sementara, lingkungan kedua bagi anak-anak adalah sekolah. Kami di sekolah Prestasi Global turut mendukung anak memahami bahwa ada saat di mana setiap orang membutuhkan sedikit privasi.
Bagian terpentingnya, sekarang mereka tahu bagaimana menghormati privasi tersebut. Maka setelah menerapkan cara mengajarkan anak privasi, akan tertanam rasa hormat dalam diri anak terhadap privasi serta cara menerapkannya.
Baca juga : Begini 9 Cara Mengajarkan dan Membiasakan Anak Sholat Lima Waktu Teratur
Apakah orang tua berperan penting supaya anak bisa belajar memahami privasi?
Tentu orang tua berperan sangat penting agar anak bisa memahami privasi. Karena jika tidak, anak akan berpotensi melewati batasan privasi, baik itu privasinya sendiri maupun privasi orang lain. Parahnya, ini akan menjadi perilaku yang tidak sehat dan membuat anak tidak memiliki tata krama.
Bagaimana cara mengenalkan batasan pribadi pada anak terutama yang berkaitan dengan bagian tubuh?
Orang tua bisa mengenalkan pada anak bagian-bagian tubuh yang tidak boleh dilihat atau disentuh orang lain. Buat mereka mengerti kalau mereka memiliki hak untuk menolak kontak fisik dengan siapapun. Ajarkan anak Anda batasan kedekatan dan tidak terlalu mengeksplorasi bagian tertentu dari tubuhnya. Orang tua juga bisa mulai dari cara Anda bersikap dengan anak. Seperti mencium kening dan pipi. Mulai beri pengertian jika area bibir termasuk area pribadi yang harus dihormati. Perilaku yang demikian juga sebaiknya dihentikan saat anak mulai remaja. Khususnya dengan lawan jenis.
Kapan waktu untuk mengajarkan anak tentang privasi?
Usia umum untuk mengajarkan anak privasi adalah saat usia mereka 6 tahun. Namun, Anda bisa mulai mengenalkan tentang privasi sejak si kecil berusia sekitar 2 tahun. Saat anak mulai mengerti apa yang Anda sampaikan, baik melalui percakapan maupun sikap dan tindakan.