Zaman mengalami kemajuan dengan sangat cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi pun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berbagai alat dan penemuan tercipta agar manusia bisa menjalankan kehidupan dengan lebih berkualitas.
Bersamaan dengan perkembangan zaman, berkembang juga pemikiran masyarakatnya. Hal ini membuat fenomena banjir informasi serta pergeseran nilai dan norma pun tidak terhindarkan. Nilai dan norma yang Anda praktikkan bisa jadi berbeda dengan apa yang generasi muda praktikkan.
Perkembangan yang sangat pesat ini menuntut setiap orang untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri demi memenuhi kebutuhan pasar. Pun dengan para orangtua, yang selalu berusaha memberikan kualitas pendidikan terbaik untuk sang buah hati, agar ia siap menghadapi masa depannya.
Berbagai metode pembelajaran pun mengalami pengembangkan demi mencetak sumber daya manusia yang unggul. Berbagai fasilitas tersedia agar anak bisa mengembangkan potensinya secara maksimal.
Sayangnya, perkembangan kemampuan intelektual tidak selalu berjalan beriringan dengan perkembangan kemampuan spiritual melalui pendidikan agama. Padahal, pemahaman agama merupakan bekal utama agar anak tidak hanya tumbuh sebagai sosok yang cerdas, namun juga berbudi pekerti dan memiliki integritas.
Pemahaman akan agama merupakan pemahaman yang harus anak pelajari dan praktikkan secara konsisten. Maka dari itu, penting untuk menanamkan pemahaman pada anak sejak usia dini
Hal ini bertujuan agar anak bisa mengadopsi kebiasaan baik yang terkandung dalam agama serta tidak mengalami kesulitan mempraktikkannya saat ia sudah dewasa.
Perkembangan Kognitif dan Pentingnya Memberi Pemahaman Agama Sejak Dini
Usia dini merupakan usia keemasan (golden age) pada anak. Pada periode usia ini, anak mengalami perkembangan kognitif yang sangat pesat.
Proses belajar anak pada periode golden age bergantung erat pada stimulasi dari lingkungan sekitarnya. John Piaget, seorang psikolog asal Perancis, mengemukakan hal yang sama dalam teorinya mengenai perkembangan kognitif anak.
Menurut Piaget, ada empat fase dalam perkembangan kognitif anak, yaitu:
- Fase Sensorimotor (0-2 tahun), yaitu fase anak menyerap interaksi fisik dari lingkungan sekitar untuk melakukan gerakan sederhana.
- Fase Pra-Operasional (2-7 tahun). Di fase ini, anak mulai menggunakan simbol dan perumpamaan sebagai upaya menginterpretasi dunia.
- Fase Operasi Konkrit (6-11 tahun), di mana anak mulai bisa menambah, mengurangi dan mengubah informasi secara logis.
- Fase Operasi Formal (11 tahun-dewasa), di mana anak sudah bisa mengolah informasi yang abstrak, seperti konsep dan ide. Selain itu, di fase ini anak juga sudah memiliki kemampuan problem solving.
Selain teori Piaget, Dr. Masganti Sit, M.Ag juga turut menguatkan argumentasi tersebut di bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Dr. Masganti menyebutkan bahwa 50% perkembangan kognitif anak akan terpenuhi saat ia berusia 0-4 tahun. Setelah itu, perkembangan kognitif anak akan mencapai 80% di usia 8 tahun dan 100% di usia 18 tahun.
Kedua teori ini menunjukkan bahwa perkembangan anak mengalami peningkatan paling signifikan saat berusia dini. Maka dari itu, anak pada periode ini perlu mendapatkan stimulasi yang positif. Minimnya stimulasi positif bisa berdampak pada terbentuknya kebiasaan buruk yang terbawa hingga anak beranjak dewasa.
Saat anak memiliki bekal pemahaman agama yang baik, kecil kemungkinan anak akan terpapar oleh berbagai krisis moral yang marak terjadi belakangan ini, seperti mencontek, perundungan (bullying), serta perbuatan tidak terpuji lainnya.
Oleh karena itu, memberikan pemahaman agama sejak usia dini pada anak penting untuk Anda lakukan, agar anak memahami konsep beragama serta bisa memupuk kebiasaan-kebiasaan baik yang akan ia bawa hingga dewasa.
Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini
Islam merupakan agama yang sarat akan tradisi serta memiliki banyak sekali panduan untuk bisa menjalankan hidup dengan baik dan bermanfaat.
Mempelajari agama Islam tidak cukup jika anda lakukan hanya dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, pendidikan agama Islam terhadap anak harus mulai anda lakukan sejak anak berusia dini.
Seperti yang dijabarkan oleh Piaget dan Dr. Masgati, anak usia dini belajar melalui lingkungan sekitar. Metode yang paling efektif untuk mengajarkan agama Islam pada anak adalah dengan membentuk kebiasaan dan memberikan pemahaman dengan cara yang menyenangkan.
Konsistensi dan kesabaran orangtua dan guru di sekolah merupakan kunci agar anak bisa mengadopsi nilai-nilai mulia dalam agama Islam sedini mungkin dan bisa mengaplikasikannya di masa kini dan masa depan.
Cara Mengenalkan Agama Islam pada Anak
Untuk menanamkan pelajaran agama untuk anak TK dan PAUD, ada beberapa hal yang bisa Anda praktikkan:
1. Perbanyak Memberi Contoh daripada Instruksi Verbal
Anak usia dini merupakan pembelajar yang hebat serta memiliki daya serap tinggi. Maka dari itu, Anda bisa mencoba memberi teladan mengenai nilai-nilai Islam yang ingin Anda tanamkan. Cara ini lebih efektif daripada sekedar memberi instruksi secara verbal.
Sebagai contoh, apabila Anda ingin mengajarkan sudut pandang Islam mengenai kebersihan, Anda bisa mulai dengan melakukan kegiatan bersih-bersih di depan anak, atau mengajak anak bersih-bersih bersama.
2. Membuat Proses Belajar seperti Sedang Bermain
Kodrat anak sejatinya adalah bermain. Dengan bermain, anak bisa lebih antusias dalam belajar serta lebih mudah menyerap ilmu yang anda berikan.
Oleh karena itu, Anda bisa mencoba menyematkan nilai Islam melalui berbagai cara yang sederhana namun menyenangkan. Misalnya saja menceritakan kisah Nabi dengan buku bergambar, atau memperkenalkan malaikat melalui lagu sederhana.
3. Lakukan Kegiatan Kecil namun Konsisten
Konsistensi dan kesabaran merupakan kunci keberhasilan bagi orangtua untuk menanamkan pemahaman Islam kepada anak. Kegiatan yang Anda lakukan dengan konsisten memiliki dampak yang lebih banyak daripada kegiatan yang hanya Anda lakukan sesekali.
Konsistensi ini bisa Anda tunjukkan melalui kegiatan yang sederhana namun penting, misalnya saja berdoa saat hendak makan atau tidur. Untuk mengakali agar tidak lupa, Anda bisa membuat jadwal atau menempelkan pengingat di dinding atau smartphone.
4. Menjelaskan Konsep Libur Keagamaan
Islam merayakan beberapa hari keagamaan setiap tahunnya, seperti Tahun Baru Islam, Idul Adha dan Idul Fitri. Anda bisa memanfaatkan waktu ini untuk menceritakan mengenai perayaan keagamaan. Tentu saja, Anda harus melakukannya dengan metode yang menyenangkan bagi anak.
5. Melibatkan Anak dalam Kegiatan Keagamaan
Perdalam eksposur anak terhadap kegiatan keagamaan yang Anda ikuti, misalnya saja saat Anda mengikuti forum kajian atau kegiatan tahunan seperti shalat tarawih di bulan Ramadhan.
Selain untuk meningkatkan pemahaman agama Islam, Anda juga bisa memanfaatkan momen ini untuk mempererat hubungan dengan anak.
6. Ikutkan Anak dalam Kegiatan Keagamaan bersama Teman Sebaya
Beri kesempatan anak untuk meningkatkan skill interpersonal dengan mengikutsertakan anak dalam kegiatan keagamaan bersama teman-teman sebayanya. Salah satu contohnya adalah melakukan kegiatan pesantren kilat.
7. Beri Ruang untuk Anak Berpendapat dan Bertanya
Indikasi proses belajar dan mengajar yang baik adalah adanya pertukaran informasi serta interaksi dua arah. Berilah kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapat dan pertanyaan yang ia miliki.
Saat anda tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan anak, Anda tidak perlu berdalih atau menampik. Ajak anak untuk mencari jawabannya bersama agar anak terbiasa dengan proses belajar.
8. Melakukan Demonstrasi dan Karyawisata
Untuk membangkitkan minat anak, Anda juga bisa melakukan kegiatan di luar kegiatan akademis, misalnya melakukan demonstrasi atau mengajak anak jalan-jalan ke tempat wisata bernuansa Islami.
Salah satu contoh kegiatan demonstrasi yang bisa anda lakukan meminta anak menggunakan pakaian ihram lalu melakukan kegiatan thawaf.
Manfaat Mengenalkan Agama Islam sejak Dini
Proses pembelajaran agama Islam yang anak terima sejak dini tentunya tidak akan sia-sia. Banyak sekali manfaat yang bisa anak dapatkan baik di masa kini maupun saat sudah dewasa nanti. Berikut beberapa manfaat mengenalkan agama Islam sejak dini:
1. Membuat Anak Mengenal Allah Sejak Usia Dini
Inti dari kegiatan pembelajaran keagamaan adalah untuk mengenalkan anak terhadap Allah SWT, sang Pencipta Alam Semesta serta menanamkan pemahaman bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang harus taat kepada-Nya.
Dengan pemahaman ini, anak akan selalu teringat pada Allah SWT dalam setiap tindak tanduknya, sehingga bisa menghindarkan ia dari berbagai perilaku tidak terpuji.
2. Meningkatkan Budi Pekerti
Keyakinan bahwa Islam merupakan bekal kehidupan di masa depan membuat anak memiliki karakter yang kuat. Kebiasaan Islami yang terpupuk sejak dini bisa membuat anak memiliki karakter akhlakul karimah yang terpuji.
3. Menguatkan Fondasi Keimanan
Dalam hidup, tidak jarang anak akan menghadapi kesulitan atau kesedihan. Fenomena menurunnya tingkat kesehatan mental pada anak pun perlu menjadi perhatian, terutama di era yang sangat maju seperti sekarang ini.
Pemahaman bahwa dalam Islam segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah serta tidak ada tempat bergantu selain Allah bisa membuat anak merasa lebih aman, optimis dan percaya diri. Karakter-karakter ini pada akhirnya akan membawa anak pada kesuksesan.
4. Meningkatkan toleransi
Tidak hanya konsep Habluminallah, Islam juga memiliki konsep Habluminannas, yang mewajibkan semua Hamba Allah melakukan perbuatan baik pada sesamanya.
Dengan pemahaman ini, anak bisa membiasakan berbuat baik dan memberikan manfaat pada lingkungan sekitarnya. Selain itu, anak juga akan terbiasa dengan keragaman dan memiliki tingkat toleransi yang tinggi.
Menanamkan pemahaman agama pada anak, terutama anak usia TK dan PAUD, tidak bisa melalui paksaan. Hal ini pula yang kami yakini dan implementasikan di Sekolah Prestasi Global. Maka dari itu, Sekolah Prestasi Global menerapkan sistem yang membuat anak terbiasa untuk melakukan kegiatan keagamaan secara sukarela.
Kesimpulan
Perkembangan zaman membuat segala hal berlangsung serba cepat. Perubahan pada nilai dan norma masyarakat juga tidak dapat terhindarkan. Maka dari itu, penting untuk mengajarkan agama Islam pada anak sedini mungkin agar anak jauh dari berbagai perbuatan tidak terpuji.
Baca juga : Peran Guru Dalam Pendidikan Menghadapi Era Digital
Bagaimanakah perkembangan anak menurut John Piaget?
John Piaget, seorang psikolog asal Perancis, mengemukakan hal dalam teorinya mengenai perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget, ada empat fase dalam perkembangan kognitif anak, yaitu: 1. Fase Sensorimotor (0-2 tahun), yaitu fase anak menyerap interaksi fisik dari lingkungan sekitar untuk melakukan gerakan sederhana. 2. Fase Pra-Operasional (2-7 tahun). Di fase ini, anak mulai menggunakan simbol dan perumpamaan sebagai upaya menginterpretasi dunia. 3. Fase Operasi Konkrit (6-11 tahun), di mana anak mulai bisa menambah, mengurangi dan mengubah informasi secara logis. 4. Fase Operasi Formal (11 tahun-dewasa), di mana anak sudah bisa mengolah informasi yang abstrak, seperti konsep dan ide. Selain itu, di fase ini anak juga sudah memiliki kemampuan problem solving.
Bagaimana cara mengajarkan agama islam kepada anak sembari bermain?
Anda bisa mencoba menyematkan nilai Islam melalui berbagai cara yang sederhana namun menyenangkan. Misalnya saja menceritakan kisah Nabi dengan buku bergambar, atau memperkenalkan malaikat melalui lagu sederhana.
Apakah manfaat mengajarkan agama islam pada anak sejak dini?
1. Membuat Anak Mengenal Allah Sejak Usia Dini 2. Meningkatkan Budi Pekerti 3. Menguatkan Fondasi Keimanan 4. Meningkatkan toleransi