Ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan penyesalan ahli neraka. Bagaimana isinya? Baca ulasan lengkapnya disini!
Kehidupan Usai Kematian
Bagi umat Islam kehidupan setelah kematian adalah salah satu bagian penting dari keimanannya. Baik dari hadits maupun Al-Qur’an menjelaskan tentang rincian kehidupan setelah manusia meninggal.
Salah satunya yaumul hisab di padang Mahsyar dimana golongan manusia terbagi menjadi dua, yakni penghuni surga dan neraka. Pada beberapa firman-Nya, terdapat penjabaran tentang penyesalan para penghuni tempat siksaan tersebut.
Mereka memohon supaya bisa kembali hidup yakni ingin memperbaiki amalan buruk di masa lalu. Dikisahkan bahwa para penghuni tempat pembalasan itu berteriak-teriak ingin menjalankan perinta Allah dengan taat apabila kembali.
Hal tersebut dijelaskan pada ayat ke 37 Surat Al-fatir yang merupakan surat ke 35 dalam urutan mushaf. Sesuai dengan namanya, kata pertama mengawali suratnya disebutkan nama Allah SWT sebagai Fatir. Terjemah dari ayat pertama tersebut yakni “Segala puji bagi Allah SWT, sang Pencipta langit serta bumi”.
Terdiri atas sebanyak 45 ayat dan pada susunan ke 37 disana dijelaskan tentang penyesalan para ahli Nar. Sejumlah ahli tafsir menuangkan hasil telaah ayat ini ke dalam kitabnya.
Terjemah Surat Fatir yakni “Dan mereka (ahli Nar) berteriak di dalamnya, ‘Ya Tuhan, keluarkanlah kami maka kami akan melakukan kebajikan, bukan seperti yang sudah kami kerjakan di masa lalu”. Kemudian Allah menjawab kepada ahli Nar “Bukankah telah Kami panjangkan umurmu untuk bisa berpikir bagi orang yang ingin berpikir.”
Dalam surat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah mengirim seorang yang memberikan petunjuk atau peringatan kepada manusia. Akan tetapi, mereka enggan menerima sehingga Allah berfirman “maka rasakanlah azab Kami”. Sebab Allah SWT tidak memberikan pertolongan bagi seseorang yang zalim.
Memohon pengampunan setelah kematian merupakan kesia-sian semata. Tobat atau memohon pengampunan kepada Allah SWT hanya bisa dilakukan semasa hidup. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang berpikir dan memanfaatkan usia yang masih tersisa dengan mendekat pada sang Khaliq.
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fatir
Masing-masing ayat Al-Qur’an mempunyai kandungan pesan bagi umat Islam. Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, ayat ini menjelaskan tentang permintaan ahli Nar yang tidak Allah SWT kabulkan. Sebagai dzat yang Maha Mengetahui, tentu Allah sudah tahu bahwa manusia akan kembali ingkar. Begitu mereka kembali hidup, maka akan mengulangi kesalahan dengan mengerjakan larangan-Nya.
Tafsir Al-Qur’an pada ayat ini menyebutkan bahwa para penghuni tempat siksaan itu benar-benar berdusta tentang pengakuan untuk taat. Sementara telah ditegaskan bahwa Allah SWT telah memberikan kesempatan waktu semasa hidup manusia.
Tafsir tentang waktu ini masih menjadi perdebatan oleh para ahli tafsir. Berdasarkan pada riwayat Zainul Abidin ra, kadar waktu yang dimaksud yakni 17 tahun. Berbeda pendapat dengan Abu Galib Asy-Syaibani dan Qatadah yang mengatakan kadar usia yang dimaksud ialah 18 tahun.
Kemudian ada Abdullah ibnu Mubarak yang mengatakan terjemah surat Fatir tentang waktu merujuk pada usia 20 tahun. Imam Ahmad berpendapat kadar usia tersebut antara 60 atau 70 tahun, dan Ibnu Jarir serta Hasyim berpendapat 40 tahun.
Pendapat Hasyim tersebut berdasarkan pada riwayat Mujalid, yang berasal dari Asy-Sya’bi, dan dari Masruq. Yang mana disebutkan bahwa seseorang yang memasuki usia empat puluh tahun, hendaknya semakin berhati-hati kepada Allah SWT.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad datang dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi Muhammad bersabdah tentang usia tersebut. Yang mana dijelaskan bahwa Allah telah memberikan usia hingga 60 tahun atau 70 tahun kepada manusia. Sehingga menurutnya usia yang disebut dalam surat Al-fatir 60 tahun.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW telah bersabda, “Ketika hari kiamat, maka dikatakan, “Dimanakah manusia yang memiliki usia 60 tahun? Yakni usia yang disebutkan Allah SWT dalam firmannya.” Perlu diingat bahwa panjang usia seseorang merupakan hujjah, maka mintalah perlindungan kepada Allah SWT.
Selain itu, Nabi Muhammad pula yang memberikan peringatan dengan menyampaikan surat Al-Fatir. Kemudian mengajarkan Al-Qur’an kepada umat Islam. Semasa hidup beliau selalu memberikan peringatan kepada umat mengenai ancaman Allah SWT.
Wallahu A’lam, hanya Allah SWT yang mengetahui tentang makna waktu dalam ayat ini. Sebagian ulama bersepakat bahwa usia wajar yakni sepanjang 120 tahun. Fase manusia mencapai segala hal sejak usia lahir hingga 60 tahun.
Diatas usia tersebut, maka memasuki fase penurunan, semua hal mulai berkurang hingga menyentuh usia pikun. Namun berdasar sabda Rasulullah hanya sedikit saja dari umat beliau yang melampaui usia 60 hingga 70 tahun. Sudah seharusnya bagi umat Muslim untuk memanfaatkan usia sebaik mungkin dengan bertobat sebelum tidak lagi memiliki kesempatan.
Oleh karena itu, dalam ayat ini disebutkan bahwa permintaan ahli Nar tidak pernah Allah SWT kabulkan. Dalam tafsir Tahlili Qur’an, tempat siksaan tersebut merupakan balasan setimpal bagi orang-orang yang tidak patuh pada Allah dan berbuat zalim.
Surat Al-fatir diterjemahkan oleh Ibnu Katsir bahwa Nar ialah tempat pembalasan bagi manusia yang semasa hidup menentang Nabi-nabi utusan Allah. Tidak ada penyelamat yang akan menolong mereka dari api yang membelenggunya. Ayat tentang hal ini juga dijelaskan pada surat Al-Mulk ayat 8-9.
Surga atau Neraka
Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya bahwa Allah menciptakan Nar dan Jannah sebagai balasan umat manusia. Tahapan akhir diman disanalah nasib masing-masing orang ditentukan.
Kebahagian abadi akan diperoleh oleh mereka yang Allah SWT izinkan masuk surga. Sebaliknya orang-orang zalim yang mengerjakan larangan Allah akan menjadi ahli neraka.
Pedihnya siksaan membuat para penghuninya berteriak dan memohon kepada Allah sebagaimana isi surat Fatir. Namun, sayangnya jeritan dan permohonan tersebut tidak sama sekali bisa mengurangi siksaan yang mereka terima.
Berdasarkan tafsir surat Fatir, setidaknya ada dua poin penting yang perlu digaris bawahi. Pertama ialah manusia telah Allah berikan kesempatan hidup yang sangat lama yakni antara 60 hingga 70 tahun. Kemudian kedua, telah diutus Nabi dan Rasul kepada manusia untuk menyampaikan ajaran dan peringatan Allah SWT.
Akan tetapi usia seseorang berbeda-beda, sehingga waktu yang disinggung dalam surat ini bisa ditafsirkan umur sebelum kematian. Usia dan kematian merupakan peringatan Allah yang nyata bahwa tinggal di dunia fana tidaklah lama lagi.
Maka, masa hidup merupakan kesempatan bagi seseorang untuk senantiasa melakukan kebaikan dan menjauhi larangan-Nya. Bertobat memohon ampunan Allah dengan bersungguh-sungguh kemudian tidak kembali ingkar atas larangan-Nya.
Allah SWT adalah dzat yang Maha Pengampun seberapapun besar dosa hambanya, akan diampuni selama dilakukan dengan tulus. Tidak ada cara lain untuk selamat dari siksa akhirat kecuali dengan mensucikan ruh dan mendekat kepada Allah SWT.
Terjemah surat Fatir di atas semoga menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa siksa di hari pembalasan adalah nyata. Sebelum berlarut dalam penyesalan, mari senantiasa memperbaiki diri dan memohon ampunan Allah SWT.