Banyak anak-anak yang saat ini tidak tahu apa itu dan bagaimana cara bermain congklak. Padahal, ini adalah salah satu permainan tradisional paling populer pada zamannya. Oleh karena itu, melestarikan permainan tradisional seperti congklak wajib dilakukan supaya tidak punah.
Maraknya permainan virtual di ponsel pintar membuat anak-anak mulai meninggalkan permainan tradisional. Mereka lebih memilih duduk sambil menatap layar daripada berpanas-panasan di luar. Alasannya beragam, mulai dari sudah bukan zamannya hingga tidak ada lagi teman yang mau diajak bermain.
Ini amat disayangkan karena dalam setiap permainan tradisional pasti memiliki makna dan manfaat. Oleh karena itu, mari mulai mempopulerkan lagi permainan tradisional dan memperkenalkannya kepada generasi sekarang.
Apa Itu Permainan Congklak?
Di antara berbagai permainan tradisional, congklak bisa dibilang sebagai board game atau permainan papan tradisional. Papannya sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memiliki 16 lubang sebagai wadah. Terdapat tujuh lubang di masing-masing sisi dan satu lubang di kedua ujung papan.
Selain papan permainannya, benda lain yang digunakan dalam permainan ini adalah 98 biji-bijian atau kerikil. Kedua pemain nantinya akan mulai memindahkan biji-biji dari satu lubang ke lubang lainnya. Bagi yang belum pernah memainkannya, pasti sangat bingung mengapa permainan ini begitu menarik bagi pemainnya.
Dulu, permainan congklak menggunakan papan kayu dengan ukiran hanya dimainkan oleh para bangsawan saja. Sementara rakyat jelata biasanya bermain congklak dengan cara membuat lubang di tanah. Umumnya congklak memang dimainkan oleh anak-anak perempuan daripada laki-laki.
Meski identik dengan Jawa, tetapi banyak yang percaya bahwa permainan ini adalah adaptasi dari Afrika atau Arab. Meski demikian, saat ini congklak sudah menyebar ke berbagai negara Asia melalui perantara para pedagang Arab dulu. Di luar negeri, Filipina misalnya, mereka mengenal permainan congklak dengan nama sungka.
Sejarah Singkat Permainan Congklak
Benarkah congklak berasal dari Arab atau Afrika? Sampai saat ini fakta tersebut tidak diketahui secara pasti. Namun, yang jelas congklak atau dakon sangat digemari oleh anak-anak di Jawa dari segala usia. Seperti yang disampaikan tadi, congklak dulunya memang lebih sering dimainkan oleh anak-anak bangsawan.
James Dananjaya, dilansir dari Historia, mengatakan bahwa justru congklak yang menyebar luas ke berbagai negara. Selain dibawa oleh pedagang, ini juga karena pengaruh penyebaran Islam. Selain Filipina, beberapa negara seperti Srilanka bahkan juga mengenal congklak, bahkan hingga ke tanah Afrika.
Tetapi menurut sumber lain, Denys Lombard, mengatakan ada permainan dari negara lain yang juga mirip dengan congklak. Setidaknya pada abad ke-17, permainan serupa telah populer di wilayah Madagaskar hingga Turki.
Pada tahun 1983, sebuah bidak congklak ditemukan di sebuah situs di Panjunan, Banten. Situs tersebut dulunya diketahui sebagai pabrik tembikar, di mana bidak congklaknya terbuat dari tanah liat. Saat ini benda bersejarah tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Istilah batu dakon bukan hanya digunakan untuk permainan dakon atau congklak saja. Akan tetapi, terdapat sebuah temuan dari zaman Megalitikum yang dinamai batu dakon. Ini karena bentuknya memang mirip dengan bidak yang biasa digunakan bermain dakon.
Mengenai fungsi batu itu yang ditemukan itu terdapat dua pandangan dari para ahli sejarah. Pertama, kemungkinan lubang-lubang di batu tersebut digunakan untuk wadah sesajen. Anggapan kedua adalah bahwa batu tersebut difungsikan untuk memetakan bintang seperti di India.
Tetapi apakah batu dakon ada kaitannya dengan permainan dakon alias congklak masih belum diketahui.
Makna dan Filosofi dari Permainan Congklak
Setiap permainan tradisional pasti mengandung makna-makna tertentu, tak terkecuali congklak. Ada sebuah arti sederhana di balik permainan ini, yang mana mungkin tidak disangka-sangka. Lombard mengatakan bahwa dakon (congklak) diadaptasi dari kata “daku” yang artinya “saya”.
Oleh karena itu, makna permainan congklak atau dakon ini adalah menonjolkan ego seseorang. Di mana artinya permainan ini tidak memperlihatkan sisi kompetitif dari masing-masing pemainnya. Tujuannya hanya untuk saling menghibur satu sama lain atau diri sendiri.
Tidak ada persaingan untuk memenangkan permainannya seperti beberapa permainan tradisional lain. Orang Eropa bahkan pernah terkejut saat pertama kali memainkan dakon atau congklak. Mereka menyadari bahwa tidak ada persaingan di sini seperti yang terdapat pada catur Jawa atau disebut dam-daman.
Tetapi percaya atau tidak bermain congklak bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Aturan bermainnya dibuat sedemikian rupa sehingga permainan hanya mungkin berhenti karena suatu hal. Ketika tidak ada lubang yang terisi biji artinya permainan berakhir.
Selain itu, tahukah Anda bahwa di setiap gerakan permainan ini mengandung filosofi? Misalnya gerakan mengambil biji congklak berarti bahwa dalam hidup kita harus memberi dan menerima. Lalu menaruh biji ke lubang lain berarti kita harus menabung untuk masa depan dan jangan lupa berbagi dengan orang lain.
Kendati demikian, kembali pada tujuan awal permainan ini yaitu bukan tentang menang dan kalah. Tujuannya adalah kesenangan diri dan memaknai arti dari setiap langkah permainannya.
Cara Bermain Congklak untuk Pemula
Setelah mengetahui apa definisi permainan congklak dan maknanya, mari belajar cara memainkannya. Untuk alat yang digunakan sudah dijelaskan di awal tadi, yaitu papan kayu atau plastik dengan lubang-lubang di dalamnya. Kemudian untuk menjalankan permainan digunakan 98 biji-bijian atau kerikil.
Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh dua orang, walaupun terkadang ada yang memainkannya sendiri. Masing-masing mendapatkan jatah sekitar 49 biji-bijian yang nantinya diisi ke setiap lubang di papan. Tujuh lubang di sisi kanan dan kiri untuk kedua pemain, dan terdapat satu lubang di kedua ujung papan.
Lubang ini memiliki perbedaan, yaitu ada yang ukurannya kecil (di tengah papan) dan besar (di ujung papan). Pemain akan mengisi masing-masing lubang berukuran kecil dengan 5-7 biji dan lubang besarnya dikosongkan. Di awal permainan, lubang besar dianggap sebagai gudang penyimpanan bagi setiap pemain.
Cara bermainnya sangat sederhana, pemain hanya perlu memilih satu lubang kecil dan mengambil seluruh bijinya. Kemudian setiap biji dipindahkan ke lubang lainnya satu persatu searah jarum jam sampai habis termasuk ke lubang lawan. Pemain kedua mendapat giliran setelah Anda memiliki lubang yang kosong.
Aturan penting lainnya adalah Anda tidak boleh mengisi biji ke lubang besar milik pemain lainnya. Tetapi jika melewati lubang sendiri dan masih ada biji tersisa di tangan, maka semuanya diletakkan di sana.
Meski tidak bersifat kompetitif, tetapi tentu harus ada pemain yang kalah untuk mengakhiri permainan. Saat lubang-lubang kecil sudah kosong, maka pemain harus menghitung jumlah biji di lubang besar. Siapa pemilik biji terbanyak adalah pemenang dari permainan ini.
Akhir permainan menggambarkan suatu sifat, di mana orang yang menuai kebaikan pasti akan sukses. Itu termasuk usaha untuk menabung dan memikirkan strategi yang baik. Sangat filosofis sekali, bukan?
Adakah Manfaat Bermain Congklak?
Mungkin Anda mulai mengernyitkan dahi setelah mengetahui permainan congklak hanya seperti itu. Wajar jika untuk menyelesaikannya butuh waktu lama bahkan hingga berjam-jam. Tapi, siapa sangka kalau bermain congklak ternyata memberikan manfaat tertentu bagi pemainnya.
1. Melatih Keterampilan Berhitung
Ya, ini bukan hanya sekadar permainan tradisional, tetapi ada manfaat permainan congklak. Biasanya anak-anak yang gemar bermain congklak punya ketajaman berpikir yang semakin terasah. Pasalnya, bermain congklak juga akan melatih keterampilan berhitung anak secara alami.
Meski kelihatannya sederhana, bermain congklak juga penuh dengan strategi. Bagaimana cara menang adalah dengan mendapatkan lebih banyak biji di lubang besar pada akhir permainan. Jadi, mau tidak mau hal tersebut memaksa pemain terus berpikir secara bergantian.
2. Congklak untuk Pendidikan Karakter
Manfaat bermain congklak lainnya adalah bisa digunakan sebagai pendidikan karakter. Pasalnya, ini akan menguji seberapa jujur pemain dalam menjalankan gilirannya. Biji yang digenggam di tangan harus dijatuhkan satu di setiap lubang, tetapi pemain lawan tidak bisa mengetahuinya.
Aturan permainan sudah disepakati bersama, jadi para pemain terutama anak-anak dituntut untuk jujur. Dengan begitu mereka akan terbiasa tidak berlaku curang saat bermain, yang pastinya akan terbawa dalam kesehariannya.
3. Melatih Kesabaran Anak
Selain itu anak-anak juga jadi lebih sabar karena mereka harus saling menunggu satu sama lain. Aturannya adalah pada putaran pertama, kedua pemain akan berjalan secara beriringan. Tetapi kemudian mereka harus bergantian sampai permainan lawan terhenti.
Ini tidak sebentar karena pemain pertama hanya akan berhenti saat ada lubang kecil yang kosong. Jadi, anak harus bersabar menunggu gilirannya tiba. Anak yang sangat tidak sabaran pasti tidak senang dengan permainan non-kompetitif dan menuntut kesabaran seperti congklak.
4. Baik untuk Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan saraf motorik anak adalah salah satu hal yang sangat dipantau oleh orang tua. Berbagai hal dilakukan salah satunya dengan memberinya mainan edukasi. Congklak atau dakon sendiri adalah jenis mainan edukasi yang dapat melatih saraf motorik anak.
Gerakan bermain congklak memang sangat sederhana, yaitu memindahkan biji dari satu lubang ke lubang lainnya. Tetapi, tahukah Anda bahwa gerakan tersebut akan menstimulasi saraf motorik? Ya, itu karena yang dilibatkan saat bermain congklak adalah otot-otot kecil, mata dan tangan anak.
5. Memahami Aturan
Permainan tradisional umumnya memang punya aturan-aturan unik, tidak jarang berbeda antara satu daerah dengan lainnya. Tetapi aturan dasar permainan congklak ini sifatnya sudah baku dan harus dipatuhi semua pemain. Dengan itu, anak pun akan belajar untuk patuh dan memahami aturan main.
Itu akan sangat berguna baginya di masa depan karena akan ada lebih banyak aturan yang harus dipatuhi. Bukan hanya dalam permainan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Membuat anak belajar memahami aturan adalah hal yang sulit, jadi orang tua mungkin bisa melatihnya dengan bermain congklak.
Dari informasi di atas, Anda dapat menilai bahwa sangat banyak nilai yang dapat dipetik dari bermain congklak atau dakon ini. Melihat dari definisi permainan congklak sendiri sebenarnya sudah terlihat bahwa ini adalah permainan sarat makna.
Boleh saja bermain game modern di perangkat gadget, tetapi permainan tradisional tidak boleh mati. Pelajari bagaimana cara bermain congklak dan ajak anak untuk kembali memainkan permainan-permainan tradisional. Ini akan turut membentuk karakter yang kuat bagi generasi penerus bangsa.
Baca Juga : 4 Permainan Tradisional yang Bisa Jadi Alat Pembelajaran di Sekolah
Apa Itu Permainan Congklak?
Di antara berbagai permainan tradisional, congklak bisa dibilang sebagai board game atau permainan papan tradisional. Papannya sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memiliki 16 luba ng sebagai wadah. Terdapat tujuh lubang di masing-masing sisi dan satu lubang di kedua ujung papan. Selain papan permainannya, benda lain yang digunakan dalam permainan ini adalah 98 biji-bijian atau kerikil. Kedua pemain nantinya akan mulai memindahkan biji-biji dari satu lubang ke lubang lainnya. Bagi yang belum pernah memainkannya, pasti sangat bingung mengapa permainan ini begitu menarik bagi pemainnya. Dulu, permainan congklak menggunakan papan kayu dengan ukiran hanya dimainkan oleh para bangsawan saja. Sementara rakyat jelata biasanya bermain congklak dengan cara membuat lubang di tanah. Umumnya congklak memang dimainkan oleh anak-anak perempuan daripada laki-laki. Meski identik dengan Jawa, tetapi banyak yang percaya bahwa permainan ini adalah adaptasi dari Afrika atau Arab. Meski demikian, saat ini congklak sudah menyebar ke berbagai negara Asia melalui perantara para pedagang Arab dulu. Di luar negeri, Filipina misalnya, mereka mengenal permainan congklak dengan nama sungka.
Bagaimana Sejarah Singkat Permainan Congklak
Benarkah congklak berasal dari Arab atau Afrika? Sampai saat ini fakta tersebut tidak diketahui secara pasti. Namun, yang jelas congklak atau dakon sangat digemari oleh anak-anak di Jawa dari segala usia. Seperti yang disampaikan tadi, congklak dulunya memang lebih sering dimainkan oleh anak-anak bangsawan. James Dananjaya, dilansir dari Historia, mengatakan bahwa justru congklak yang menyebar luas ke berbagai negara. Selain dibawa oleh pedagang, ini juga karena pengaruh penyebaran Islam. Selain Filipina, beberapa negara seperti Srilanka bahkan juga mengenal congklak, bahkan hingga ke tanah Afrika. Tetapi menurut sumber lain, Denys Lombard, mengatakan ada permainan dari negara lain yang juga mirip dengan congklak. Setidaknya pada abad ke-17, permainan serupa telah populer di wilayah Madagaskar hingga Turki. Pada tahun 1983, sebuah bidak congklak ditemukan di sebuah situs di Panjunan, Banten. Situs tersebut dulunya diketahui sebagai pabrik tembikar, di mana bidak congklaknya terbuat dari tanah liat. Saat ini benda bersejarah tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia. Istilah batu dakon bukan hanya digunakan untuk permainan dakon atau congklak saja. Akan tetapi, terdapat sebuah temuan dari zaman Megalitikum yang dinamai batu dakon. Ini karena bentuknya memang mirip dengan bidak yang biasa digunakan bermain dakon. Mengenai fungsi batu itu yang ditemukan itu terdapat dua pandangan dari para ahli sejarah. Pertama, kemungkinan lubang-lubang di batu tersebut digunakan untuk wadah sesajen. Anggapan kedua adalah bahwa batu tersebut difungsikan untuk memetakan bintang seperti di India. Tetapi apakah batu dakon ada kaitannya dengan permainan dakon alias congklak masih belum diketahui.
Sebutkan Makna dan Filosofi dari Permainan Congklak!
Setiap permainan tradisional pasti mengandung makna-makna tertentu, tak terkecuali congklak. Ada sebuah arti sederhana di balik permainan ini, yang mana mungkin tidak disangka-sangka. Lombard mengatakan bahwa dakon (congklak) diadaptasi dari kata “daku” yang artinya “saya”. Oleh karena itu, makna permainan congklak atau dakon ini adalah menonjolkan ego seseorang. Di mana artinya permainan ini tidak memperlihatkan sisi kompetitif dari masing-masing pemainnya. Tujuannya hanya untuk saling menghibur satu sama lain atau diri sendiri. Tidak ada persaingan untuk memenangkan permainannya seperti beberapa permainan tradisional lain. Orang Eropa bahkan pernah terkejut saat pertama kali memainkan dakon atau congklak. Mereka menyadari bahwa tidak ada persaingan di sini seperti yang terdapat pada catur Jawa atau disebut dam-daman. Tetapi percaya atau tidak bermain congklak bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Aturan bermainnya dibuat sedemikian rupa sehingga permainan hanya mungkin berhenti karena suatu hal. Ketika tidak ada lubang yang terisi biji artinya permainan berakhir. Selain itu, tahukah Anda bahwa di setiap gerakan permainan ini mengandung filosofi? Misalnya gerakan mengambil biji congklak berarti bahwa dalam hidup kita harus memberi dan menerima. Lalu menaruh biji ke lubang lain berarti kita harus menabung untuk masa depan dan jangan lupa berbagi dengan orang lain. Kendati demikian, kembali pada tujuan awal permainan ini yaitu bukan tentang menang dan kalah. Tujuannya adalah kesenangan diri dan memaknai arti dari setiap langkah permainannya.