Kehadiran buah hati di dalam rumah tangga adalah anugerah. Maka bersyukurlah bagi pasangan yang sudah menikah, dan sudah dikaruniai seorang anak. Kedudukan anak dalam Islam sendiri memiliki arti yang luas dan luar biasa. Bahkan, anak memiliki perspektif sendiri di dalam pandangan Islam.
Keluarga dalam Islam, wajib mengenal arti penting seorang anak. Begitu juga dengan cara-cara yang baik memperlakukannya. Nah, semua informasi tersebut, akan diulas di sini secara detail kepada Anda. Jadi, simak hingga selesai, ya.
Anak Dalam Pandangan Islam
Masa sebelum Islam, yang disebut masa Jahiliah adalah kondisi yang buruk bagi anak-anak pada saat itu. Bagaimana tidak, masyarakat Arab pada masa Jahiliah, melakukan tindakan yang keji dan tidak terpuji. Mereka membunuh anak-anak yang tidak berdosa.
Pada masa tersebut, Arab merupakan padang pasir yang tandus. Tempat tersebut sulit dimanfaatkan untuk mencari sumber makanan. Namun, setelah kedatangan Islam, rezeki anak semuanya dijamin oleh Allah SWT. Hal tersebut tertuang pada QS. Al-An’am: 151 dan QS. Al-Isra [17]: 31.
Pada kedua ayat tersebut juga terdapat larangan membunuh anak-anak dikarenakan kemiskinan. Membunuh yang dimaksud di dalam kedua ayat tersebut, yaitu memisahkan ruh dan raganya.
Anak hadir di dalam sebuah keluarga untuk membawa kebahagiaan bagi kedua orangtuanya. Kebahagiaan tersebut, akan langsung dirasakan oleh suami istri, terutama yang sudah lama menikah dan mengharapkan seorang anak. Itulah kenapa, anak dalam pandangan Islam termasuk sebagai kebahagiaan.
Di dalam Islam, anak juga berarti amanah atau titipan. Titipan memiliki arti bahwa mereka itu bukan milik kita selamanya. Kelak, kita akan diminati pertanggungjawaban atas titipan tersebut. Tanggung jawab yang dimaksud mulai dari kesalahan, hingga kerusakan.
Kita analogikan dengan sebuah benda. Kita cenderung memperlakukan sebuah benda tergantung dari status benda tersebut. Jika benda tersebut pemberian, maka bebas melakukan apapun terhadap benda tersebut sesuka hati. Jika benda tersebut pemberian, maka kita wajib merawatnya karena bersifat amanah.
Seseorang akan cenderung berhati-hati pada saat menggunakan benda titipan. Meskipun pemiliknya mengizinkan kita untuk memanfaatkan dan memakainya, kita tetap harus bertanggung jawab.
Anak Menurut Pandangan Islam
Islam memiliki pandangan yang beragam terhadap anak. Pandangan-pandangannya tersebut, tertuang di dalam Alquran. Adapun pandangan-pandangannya di antaranya seperti:
Sebagai Penyejuk Jiwa
Pandangan pertama ada pada QS. Al-Furqan ayat 74. Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa anak merupakan penyejuk jiwa. Situasi yang menyejukan jiwa, biasanya identik dengan aman dan tentram ketika berada di dekatnya.
Kondisi di atas, hanya bisa terjadi jika anak berbakti kepada orang tuanya. Itulah kenapa, orangtua wajib merawat dan membimbing mereka sebagai sebuah amanah dari Allah SWT.
Sebagai Perhiasan Bagi Kedua Orang Tua
Pandangan lainnya ada pada QS. Al-Kahfi ayat 46. Pada ayat tersebut dijelaskan, bahwa anak adalah harta atau perhiasan kehidupan dunia. Perhiasan sendiri memiliki arti sebagai benda yang bisa mempercantik dan membuat kita terlihat lebih indah.
Seorang anak yang baik juga bisa mengharumkan dan mengangkat derajat kedua orangtuanya. Itulah kenapa, orangtua perlu memperhatikan pendidikan anak dalam Islam. Tujuannya agar mereka bisa menjadi anak yang solih dan solihah.
Anak Sebagai Musuh
Berbeda dari pandangan sebelumnya, di dalam QS. At-Taghabun ayat 14, menyebutkan bahwa anak dan istri bisa saja menjadi musuh kita. Hal ini sudah dicontohkan pada kisah Nabi Nuh yang berseteru dengan anaknya.
Banyak orangtua yang menghalalkan segala cara untuk membahagiakan anak-anaknya. Hal tersebut umumnya dilandasi karena rasa sayang yang sangat dalam kepada mereka.
Namun, atas dasar itu juga banyak orangtua yang melakukan perilaku-perilaku buruk untuk membahagiakan keluarga, khususnya anak-anaknya.
Contoh perilaku buruk yang dimaksud salah satunya seperti korupsi. Jika berangkat dari hal yang tidak baik, maka waspadalah! Bisa saja mereka menjadi musuh yang mematikan bagi orangtuanya.
Anak Sebagai Ujian Bagi Orangtuanya
Pengertian anak dalam Quran selanjutnya, ada pada QS. Al-Anfal ayat 28. Dalam ayat tersebut, Allah SWT menyebutkan bahwa harta benda dan anak-anak adalah ujian atau cobaan. Dengan kehadirannya, waktu dan fokus kita akan menjadi terbelah. Bahkan, setiap tahun kadar ujian pun akan berbeda-beda.
Surat tersebut memberitahu kita agar siap menghadapi ujian-ujian tersebut. Untuk menghadapinya, hanya ada satu cara, yaitu bersabar.
Arti Anak Bagi Orangtua di Dalam Islam
Bagi para orangtua, anak memiliki arti yang sangat luar biasa. Setidaknya ada empat arti menurut Dr Sutrisno Muslim, yang merupakan Ketua Yayasan Bosowa Bina Insani Bogor. Adapun keempat arti tersebut yaitu:
Sebagai Amanah yang Harus Dijaga
Seperti yang dijelaskan di atas, anak adalah titipan sekaligus anugerah bagi para orangtuanya. Hal tersebut juga disampaikan oleh Dr Sutrisno Muslim, saat mengisi Majelis Ta’lim Al Ikhlas, Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor.
Hal tersebut berlandaskan dari kutipan-kutipan di dalam Al Quran maupun hadis. Menurut kutipan yang beliau paparkan, setiap orang tua wajib menjaga anak-anaknya sebagai amanah dari Allah SWT.
Selain itu, beliau juga mengutip ayat Alquran yang melarang setiap orangtua yang meninggalkan generasi yang lemah. Lemah yang dimaksud baik secara fisik, ilmu, maupun iman.
Sebagai Cobaan yang Harus Dilewati
Sutrisno juga mengutip QS. Al-Anfal ayat 28, yang menyebut anak sebagai sebuah cobaan. Menurut beliau, hendaknya orangtua harus bersabar ketika dicoba dengan lahirnya seorang anak dalam bahtera keluarga.
Beliau juga mengingatkan para orangtua, ketika anak marah, hendaknya tidak direspon dengan kemarahan juga. Pasalnya, hal tersebut tidak akan bisa menyelesaikan masalah antara anak dan orangtua. Usahakanlah untuk selalu merespon anak dengan hal-hal yang positif.
Anak Sebagai Sumber Kasih Sayang
Orangtua yang lelah bekerja demi anak-anaknya, pasti akan merasa senang dan hilang lelahnya ketika melihat anak-anaknya bahagia. Itulah kenapa, salah satu arti anak bagi orangtua adalah sumber kebahagiaan mereka. Kebahagiaan seorang anak, adalah kebahagiaan bagi orangtuanya.
Anak Adalah Pelestarian Pahala
Anak yang soleh bisa menjadi pelestarian pahala bagi kedua orangtua. Ketika kedua orangtua sudah tiada, maka yang akan melanjutkan pahala mereka di dunia adalah anak-anak yang saleh.
Anak-anak saleh akan terus mengirimkan pahala kepada orang tuanya yang sudah meninggal. Mereka senantiasa terus mendoakan orang tuanya di kala shalat. Selain itu, pahala-pahala lain seperti sedekah, mengaji, dan ibadah lainnya pun akan mengalir kepada kedua orang tuanya yang sudah meninggal.
Kewajiban Orangtua Pada Anak Dalam Islam
Di dalam Islam, tidak hanya anak yang harus memenuhi kewajiban kepada orangtuanya. Orangtua pun memiliki kewajiban yang harus dipenuhi kepada anak-anaknya. Karena pada dasarnya, anak adalah titipan yang berhak untuk mendapatkan haknya.
Setidaknya ada 7 kewajiban orangtua yang harus dipenuhi pada anak-anaknya. Adapun kewajiban-kewajiban tersebut di antaranya seperti:
Memberi ASI
Air susu ibu, atau ASI, adalah salah satu hal yang wajib dipenuhi. Hal tersebut bahkan tertuang di dalam QS Al-Baqarah ayat 223. Dalam surat tersebut, seorang ibu diwajibkan untuk menyusukan anaknya selama 2 tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya.
Di dalam Islam, seorang bayi hendaknya diberi air susu ibunya. Karena, di dalam ASI, terkandung banyak sekali manfaat besar untuk si kecil. Bahkan, menurut Islam, ASI dapat menolak berbagai hal yang rentan membahayakan seorang anak.
Memberi Nama yang Baik Kepada Anak
Memberi nama juga masuk ke dalam salah satu kewajiban orangtua. Memberi nama baik yang dimaksud di sini yaitu, memilih nama-nama yang bagus menurut Islam. Kewajiban ini bahkan dianjurkan di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Adapun bunyi hadisnya yaitu sebagai berikut:
“Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian. Maka perbaguslah nama kalian”.
Senada dengan hadis di atas, hadis riwayat Imam Tirmidzi pun menyatakan hal serupa. Menurutnya, Rasulullah begitu peduli terhadap nama anaknya. Bahkan, jika Nabi Muhammad SAW, menemukan nama-nama yang kurang baik, atau tidak mengandung arti, beliau akan mengubahnya.
Mengajarkan Alquran Kepada Anak
Setiap umat muslim yang memiliki seorang anak, wajib untuk mengajarkan mereka Alquran. Selain mengajarkan, orangtua juga harus membimbing anaknya agar meneladani Al Quran. Hal tersebut sesuai dengan yang diperintahkan oleh Rasulullah.
Memberi Makanan dan Nafkah yang Halal
Orangtua harus memperhatikan makanan si kecil. Selain memperhatikan makanan yang sehat, penting juga untuk memperhatikan kehalalan makanan dan cara mencari nafkahnya. Kewajiban ini lebih tepatnya dikhususkan untuk laki-laki, atau ayah dalam keluarga.
Makanan halal, yang dicari atau dibeli dengan cara yang halal juga, akan membawa keberkahan bagi keluarga.
Bersikap Adil Terhadap Semua Anak-Anaknya
Islam juga mengajarkan kepada umatnya agar adil dalam mengasihi anak-anaknya. Sebagian orang tua, mungkin sudah ada yang memiliki anak lebih dari satu, atau lebih dari dua. Orang tua yang sudah memiliki banyak anak, biasanya perhatian dan kasih sayangnya akan terbagi.
Meski begitu, Islam tidak memperbolehkan orang tua pilih kasih terhadap anak-anaknya. Itulah kenapa, di dalam Islam, bersikap adil kepada setiap anak merupakan kewajiban yang harus diperhatikan.
Contoh kecil berlaku adil pada anak seperti, jika anak pertama diberi baju, maka beri juga baju untuk anak kedua, dan lainnya. Tidak ada yang boleh lebih banyak, semuanya harus sama rata.
Jangan Memarahi Anak Saat Mendidiknya
Terkadang, orang tua sering kesal dengan anak yang susah dididik. Maka tidak sedikit yang memarahinya karena jengkel. Sikap tersebut tidak diperbolehkan di dalam agama Islam. Bahkan, larangannya tertuang di dalam QS At Taghabun 64:14 – 15.
Di dalam ayat tersebut, Allah SWT menyerukan kepada setiap orang yang beriman, agar memaafkan dan juga tidak memarahi anak-anaknya. Bersabarlah ketika menghadapi mereka, karena, salah satu arti anak menurut pandangan Islam adalah amanah.
Menikahkan dengan Calon yang Baik
Jika anak sudah dewasa, nikahkanlah mereka dengan calon suami/istri yang baik. Hal ini tertuang di dalam QS An-Nur ayat 32. Di dalam ayat tersebut, Allah berfirman agar setiap orang tua mengawinkan anak-anaknya jika sudah waktunya.
Kesimpulan
Anak memiliki arti yang penting bagi orang tua maupun menurut pandangan Islam. Mengetahui arti dari kehadiran anak, tentu akan menambah wawasan kita agar lebih menyayangi dan memperhatikan mereka. Karena, sejatinya anak adalah titipan semata yang harus dijaga dan dirawat.
Demikian penjelasan tentang kedudukan anak dalam Islam, dan arti kehadiran mereka di dalam bahtera rumah tangga. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda.
Baca Juga : Rekomendasi Lagu Islami Terbaik.
Apa yang dimaksud kedudukan anak sebagai perhiasan didalam Islam
ZIINATUN (Perhiasan) Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al kahfi : 46)
Apa yang dimaksud dengan kedudukan anak sebagai penyejuk hati..
Sebagai Qurrata a’yun (penyejuk hati kedua orang tua). Ini kedudukan anak yang terbaik yaitu manakala anak dapat menyenangkan hati dan menyejukan mata kedua orang tuanya. Mereka adalah anak-anak yang apabila ditunjukkan untuk beribadah, mereka segera melaksanakannya dengan suka cita.
Apa yang dimaksud dengan kedudukan anak sebagai Ujian/Cobaan
Anak-anaknya terlibat dalam perbuatan yang durhaka. Seperti mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, tawuran, penipuan, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang membuat resah orang tuanya