Berkebun adalah salah satu contoh kegiatan luar ruangan seru yang bisa Anda lakukan bersama buah hati Anda. Tidak hanya menyenangkan, nyatanya ada segudang manfaat bercocok tanam pada anak yang berdampak signifikan untuk tumbuh kembangnya.
Pada dasarnya, alam memang baik untuk anak-anak. Entah berwujud indoor mini garden atau kebun di halaman belakang rumah, anak-anak yang aktif berkebun bisa memanen lebih dari sekadar sayuran, buah, atau bunga. Sebab, ada banyak manfaat berkebun lainnya pada anak.
7 Manfaat Bercocok Tanam bagi Anak
Photo by Filip Urban on Unsplash
Bercocok tanam adalah aktivitas ideal untuk membangun anak secara holistik. Nyatanya, mengajari anak berkebun menawarkan segudang kesempatan untuk mengembangkan semua jenis keterampilannya. Alhasil, tidak berlebihan untuk menyebut kebun atau rumah Anda sebagai sekolah alam.
Berikut sederet manfaat berkebun untuk anak:
1. Mengajari Anak tentang Proses Alam
Sejak anak menabur benih pertama, dibarengi dengan rasa ingin tahu yang meluap-luap, anak akan berkembang bersamaan dengan bertumbuhnya tanaman. Ke depannya, mereka bisa mengamati dari dekat bagaimana proses pertumbuhan itu terjadi, seperti pembentukan bunga dan pematangan buah.
Tidak jarang si Kecil akan memiliki berbagai pertanyaan yang tak terhitung jumlahnya selama pembelajaran itu. Anda sebaiknya menjawab satu per satu rasa penasaran si Kecil, alih-alih menampiknya dengan dalih kewalahan. Faktanya, justru dari sanalah mereka belajar tentang proses alam.
Di samping itu, anak juga akan mengetahui pentingnya serangga dan cacing bagi tanaman dan memahami bahwa segala sesuatu di alam ini saling berhubungan.
Tidak hanya belajar tentang proses alam, anak-anak yang gemar berkebun sedari dini juga diketahui memiliki observatory skill yang baik. Ini karena selagi bercocok tanam, mereka dapat membandingkan ukuran buah, bentuk kelopak bunga, jumlah biji, dan elemen-elemen lainnya yang menajamkan pengamatan mereka.
2. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab dan Kesadaran Lingkungan
Manfaat lainnya dari bercocok tanam untuk anak adalah bahwa dari kegiatan ini, anak dapat belajar tentang kesabaran dan tanggung jawab. Dengan aktif di kebun, anak-anak akan memperoleh langsung first-hand experience tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan agar benih berkecambah sampai berbuah.
Dari pengalaman tersebut, ketekunan dan kedisiplinan buah hati Anda juga akan diasah dengan menyirami tanamannya secara teratur, membersihkannya dari gulma, dan hal-hal seputar berkebun lainnya yang memakan banyak waktu. Tanpa Anda sadari, ini mengajarkan si Kecil tentang komitmen dan keteguhan.
Tidak berhenti sampai di situ, lewat bercocok tanam, anak-anak juga belajar tentang pentingnya merawat lingkungan. Alhasil, aktivitas yang satu ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk belajar tentang hama, pestisida, polusi, dan daur ulang, yang mana kesemuanya adalah isu penting dewasa ini.
3. Mengaktifkan Indera dan Keterampilan Motorik Anak
Kemudian, saat berkebun, selain bisa menyentuh tanah dan menggunakan berbagai peralatan yang ada, anak-anak pun berkesempatan untuk menyaksikan perbedaan antara tanaman-tanaman yang berbeda. Perbedaan itu hadir dalam hal warna dan ukuran, serta aroma bunga, dan buah.
Di samping itu, mereka juga dapat mendengar suara bermacam-macam serangga yang umumnya ada di taman. Faktanya, berinteraksi dengan alam sekitar ampuh mendorong terjadinya proses belajar. Bermain dengan tanah, menggali, menanam, menyiram, dan mencabut rumput liar merangsang gerakan tubuh.
Hal ini terutama berlaku pada pergerakan lengan dan tangan si Kecil. Tahukah Anda, egiatan-kegiatan ini sangat membantu perkembangan keterampilan motorik buah hati Anda, lho. Juga, melalui pengalaman mereka sendiri, anak-anak akhirnya belajar banyak hal baru yang menajamkan indera mereka.
Misalnya, mereka sanggup membedakan apa yang kecil atau besar, halus atau kasar, dingin atau hangat, serta kering atau basah.
4. Memupuk Kebiasaan Makan yang Sehat
Ada berbagai macam faedah yang bisa dipetik dari hobi bercocok tanam, khususnya yang berkaitan dengan pola makan si Kecil.
Misalnya, dari membudidayakan tanaman, memetik sayuran dan buah, hingga membersihkan sayuran dan melibatkan mereka dalam proses persiapan hidangan, tentu akan memunculkan keinginan anak untuk mencoba dan mengonsumsi sendiri makanan yang mereka buat.
Alhasil, anak-anak akan dengan senang hati mencoba sayur dan buah yang mereka tanam dan rawat sendiri. Ringkasnya, ini adalah cara terbaik bagi anak-anak untuk memahami pentingnya makanan sehat dan diet yang tepat.
5. Mengembangkan Kreativitas
Taman atau kebun adalah salah satu ruang paling kreatif yang bisa Anda jelajahi bersama buah hati Anda. Jika Anda tidak memiliki keduanya di muka atau belakang rumah, Anda bisa membuat satu berbasis indoor alias di dalam ruangan.
Caranya mudah saja. Contohnya, Anda bisa membariskan beberapa pot kecil di area dapur tertentu untuk menanam tanaman herbal. Di sisi lain, outdoor garden bisa menambahkan nuansa alam yang menjembatani anak untuk berkomunikasi dengan alam.
Akan tetapi, apa pun jenis ruang hidup yang Anda miliki di hunian Anda, semuanya memungkinkan untuk membiarkan buah hati Anda untuk berkreasi dengan tanaman di kebun.
Ringkasnya, prakarya dengan tema kebun dapat menumbuhkan kreativitas anak. Anda bisa mengajak putra dan putri Anda membuat orang-orangan sawah yang lucu. Ide-ide kreatif ini pasti membuat anak tertarik bercocok tanam di rumah.
6. Memicu Pertumbuhan Emosional Anak
Munculnya rasa gembira dalam diri anak-anak saat mereka menyaksikan tanaman mereka berbunga dan tumbuh dengan baik merupakan manfaat luar biasa lainnya dari bercocok tanam. Pada dasarnya, menjelajahi alam melalui berkebun menghadirkan berbagai macam pengalaman yang tidak ada duanya.
Ada perasaan campur aduk ketika tanaman tidak tumbuh dengan baik. Kemudian, ada kepuasaan yang menggantikan kekecewaan saat menuai hasil panen. Ragam perasaan ini bagus untuk memicu pertumbuhan emosional anak. Faktanya, kecerdasan emosional (EQ) tidak kalah pentingnya dari kecerdasan intelektual (IQ).
Mengembangkan EQ memungkinkan anak-anak untuk mengelola emosi mereka secara efektif dan menghindarkan mereka dari kebiasaan buruk untuk lekas marah. Tidak hanya itu, anak-anak dengan EQ yang tinggi mampu menjalin hubungan yang lebih positif dengan orang-orang di sekitar mereka serta berempati tinggi.
7. Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak
Menariknya, ada begitu banyak peluang di kebun untuk meningkatkan keterampilan matematika anak di usia belia. Misalnya, menghitung, mengukur, membandingkan, dan posisi spasial adalah beberapa contoh kemampuan matematika yang anak perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Malah, tidak ada habisnya kesempatan untuk melatih keterampilan ini, bahkan lewat kegiatan sesederhana merawat tanaman.
Cara Mengajarkan Anak Bercocok Tanam
Photo by CDC on Unsplash
Nyatanya, berkebun tidak harus mahal, rumit, apa lagi sampai memakan waktu. Hanya dengan meluangkan waktu beberapa menit setiap minggu, Anda bisa menyusun proyek taman sederhana bersama sang buah hati. Berikut cara ajak anak berkebun di rumah yang mudah untuk Anda praktikkan:
1. Awali dengan Langkah Kecil
Langkah-langkah bercocok tanam tidak selalu harus dimulai dengan hal yang besar. Dengan kata lain, Anda tidak perlu halaman yang luas untuk mengajari si Kecil tentang berkebun. Faktanya, taman kecil nan sederhana justru lebih disarankan untuk mencegah anak-anak merasa kewalahan.
Misalnya, Anda bisa mengajak anak menanam kacang atau bunga matahari dalam cangkir yang ditempatkan di dekat jendela. Atau, libatkan anak untuk menanam tanaman tomat dalam pot di teras rumah. Praktik menanam tanaman lainnya yang tidak kalah gampang adalah menumbuhkan rempah-rempah di dapur.
Gunakan proyek sederhana seperti ini untuk mengajari anak Anda dasar-dasar berkebun, seperti kriteria tanah yang sehat dan curah sinar matahari serta air yang tanaman perlukan. Begitu minat si Kecil mulai tumbuh, Anda bisa melanjutkan ke proyek yang lebih besar, seperti merawat kebun sayur atau buah.
2. Bebaskan Anak Memilih Tanaman Kesukaannya
Kemudian, biarkan anak memutuskan sendiri tanaman mana yang akan ia tanam berdasarkan minatnya. Sebagai permulaan, Anda bisa menjelaskan khasiat dan kriteria dari masing-masing tanaman untuk memberi gambaran awal.
Contohnya, tomat ceri cocok ditambahkan ke dalam salad, menjadikannya kudapan sehat nan lezat. Di samping itu, selada dan bayam tumbuh dengan cepat dan bisa Anda panen lebih dari satu kali. Ada pula wortel yang tumbuh dengan baik di segala musim.
Di sisi lain, jika buah hati Anda cenderung menyukai bunga, pertimbangkan untuk memilih tanaman yang berbunga cepat. Contohnya, ada bunga matahari, morning glory, dan marigold. Cara menanam tanaman yang satu ini dijamin akan semakin melipatgandakan ketertarikan anak dalam bercocok tanam.
3. Pupuk Kebiasaan Baik
Cara ajak anak bercocok tanam yang ketiga yakni dengan menanamkan kebiasaan baik. Apa maksudnya? Seperti banyak hal dalam hidup, kesuksesan dalam berkebun sangat tergantung pada konsistensi Anda dalam menekuni hobi tersebut. Bukan cuma itu, keterampilan pun memegang peranan penting.
Alhasil, Anda perlu menjadi sosok penggagas untuk menumbuhkan kebiasaan baik dalam diri anak agar kegiatan ini membuahkan hasil. Misalnya, Anda bisa mengajari si Kecil untuk menyimpan alat setelah digunakan. Kemudian, sisihkan 15 hingga 20 menit sekali atau dua kali seminggu untuk merawat kebun Anda.
Tunjukkan pada anak Anda cara mencabut rumput liar dan menyirami tanaman. Contoh kegiatan berkebun ini mungkin terlihat sederhana. Akan tetapi, pengalaman-pengalaman di atas memberikan pelajaran bermakna tentang tanggung jawab dan organisasi.
4. Manfaatkan Hasil Jerih Payah dengan Sebaik-baiknya
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, anak-anak memperoleh pengalaman langsung tentang dari mana datangnya buah dan sayuran yang mereka makan sehari-hari lewat bercocok tanam. Rasa takjub tersebut akan berlipat ganda kala mereka melihat apa yang semula ada di kebun berpindah ke meja makan keluarga.
Tidak lengkap rasanya mengajarkan berkebun untuk anak usia dini tanpa meminta buah hati Anda untuk membantu di dapur dengan menyiapkan dan memasak makanan lezatnya sendiri. Anda bisa memanggang pizza yang menggugah selera dengan topping tomat dan basil.
Atau, memasak sayur dari wortel, timun, dan seledri hasil taman sendiri. Mengiris stroberi untuk melengkapi sarapan anak juga merupakan ide cemerlang lainnya. Bahkan, lebih bagus lagi jika Anda berbagi hasil panen dengan tetangga. Selain menguatkan kecintaan anak akan bercocok tanam, tindakan ini juga mengajarkan anak keutamaan berbagi.
Penutup
Kesimpulannya, ada bermacam-macam manfaat bercocok tanam pada anak yang sayang untuk Anda lewatkan, seperti yang tercantum di atas. Jika Anda siap menyertakan putra dan putri Anda ke kegiatan ini, jangan ketinggalan pula untuk menerapkan panduan bercocok tanam untuk pemula di atas. Have fun!
Baca Juga: 4 Hal Pentingnya Bermain Bersama Anak – SEKOLAH PRESTASI GLOBAL
Apa Pengertian Dari Bercocok Tanam?
Bercocok tanam adalah aktivitas ideal untuk membangun anak secara holistik. Nyatanya, mengajari anak berkebun menawarkan segudang kesempatan untuk mengembangkan semua jenis keterampilannya. Alhasil, tidak berlebihan untuk menyebut kebun atau rumah Anda sebagai sekolah alam.
Bagaimana Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab dan Kesadaran Lingkungan pada Anak?
Dari pengalaman bercocok tanam tersebut, ketekunan dan kedisiplinan buah hati Anda juga akan diasah dengan menyirami tanamannya secara teratur, membersihkannya dari gulma, dan hal-hal seputar berkebun lainnya yang memakan banyak waktu. Tanpa Anda sadari, ini mengajarkan si Kecil tentang komitmen dan keteguhan.
Bagaimana Bebaskan Anak Memilih Tanaman Kesukaannya?
Biarkan anak memutuskan sendiri tanaman mana yang akan ia tanam berdasarkan minatnya. Sebagai permulaan, Anda bisa menjelaskan khasiat dan kriteria dari masing-masing tanaman untuk memberi gambaran awal. Contohnya, tomat ceri cocok ditambahkan ke dalam salad, menjadikannya kudapan sehat nan lezat. Di samping itu, selada dan bayam tumbuh dengan cepat dan bisa Anda panen lebih dari satu kali. Ada pula wortel yang tumbuh dengan baik di segala musim.