Gerhana bulan merupakan fenomena alam di mana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus. Fenomena ini tergolong langka karena kita akan menyaksikan bulan menghilang dalam waktu singkat kemudian muncul kembali. Dalam ajaran Islam, adapun amalan-amalan saat gerhana bulan terjadi seperti melakukan shalat gerhana bulan.
Fenomena gerhana bulan sebagai bukti kuasa Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya menganjurkan beberapa amalan yang bisa anda lakukan saat gerhana bulan terjadi, yang berbunyi:
“Sesungguhnya matahari dan bulan itu dua tanda dari tanda-tanda Allah, terjadinya gerhana pada keduanya bukan karena kematian atau kelahiran seseorang, bila kalian melihat gerhana maka berdzikirlah kepada Allah, bertakbir, bersedekah, dan shalat,” (HR. Bukhari).
Berikut adalah beberapa amalan saat gerhana bulan total:
Shalat Gerhana Bulan
Salah satu amalan yang bisa anda lakukan ketika melihat gerhana bulan adalah shalat gerhana bulan. Mengutip dari NU Online, beberapa ulama mengatakan bahwa hukum menjalankan shalat gerhana adalah sunah muakkad. Berikut adalah tata cara Sholat Gerhana Bulan.
Photo by Roberto Nickson on Unsplash
1. Niat Shalat Gerhana Bulan
Sebelum mengamalkan shalat gerhana bulan, dianjurkan untuk membaca niat shalat gerhana bulan terlebih dulu. Berikut niat shalat gerhana bulan yang dilakukan berjamaah:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini imaaman/ma’muuman lillahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.
Nah, anda juga bisa melakukan shalat gerhana bulan sendirian. Berikut adalah niat shalat gerhana bulan yang anda lakukan sendirian:
Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahita’aalaa.
Artinya: “Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala,”.
2. Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Shalat gerhana bulan ini dilakukan sejak awal terjadi gerhana bulan hingga gerhana bulan penuh. Shalat gerhana bulan sedikit berbeda dengan shalat sunah atau shalat wajib. Berikut tata cara dan bacaan shalat gerhana bulan sendiri dan berjamaah:
- Membaca Niat
- Takbiratul Ihram
- Membaca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Kemudian membaca surat panjang seperti Al-Baqarah.
- Ruku’, dianjurkan untuk memanjangkan ruku’ dengan disertai membaca tasbih selama 100 kali.
- Bangkit dari ruku’ namun tidak membaca doa I’tidal, melainkan membaca Al-Fatihah, setelah itu membaca surat yang lebih pendek.
- Ruku’ lagi dengan membaca tasbih 80 kali.
- Bangkit dan membaca doa I’tidal.
- Sujud, dianjurkan memanjangkan sujud sama seperti memanjangkan ruku’ dengan membaca tasbih 100 kali.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua dengan membaca tasbih 80 kali.
- Kemudian duduk istirahat sebelum bangkit untuk rakaat kedua.
- Bangkit dari duduk dan mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
- Bedanya, setelah membaca Al-Fatihah dianjurkan membaca surat An-Nisa di rakaat pertama dan Surat Al-Maidah di rakaat kedua.
- Salam
Doa Shalat Gerhana Bulan
Setelah melaksanakan shalat, dianjurkan untuk membaca doa shalat gerhana bulan. Doa ini berisi permohonan ampun atas dosa dan juga doa untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Berikut adalah doa dan artii doa shalat gerhana bulan:
Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash
Bismillahirrahmaanirrahiim
- Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin. Hamdan yuwafi ni’amahuu wa yukaafiu maziidah. Yaa rabbanaa lakal hamdu wa lakasy syukru kamaa yambaghii lijalaali wajhikal ‘adhiimi sulthoonik.
Arti: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segala syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu”
2. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa muhammad. Sholaatan tunjiina bihaa min jami’il ahwaali wal aafaati wa taqdhii lanaa binaa jamii’il haajaati wa tuthohhirunaa bihaa min jamii’is sayyiaati wa tarfa’unaa bihaa indaka a’lad darajaat watuballgihunaa bihaa aqshol ghoyaati min jamii’il khoiraati fil hayaati wa ba’dal mamaati innahuu samii’un qariibun mujiibud da’awaati wa yaa qoodhiyal haajati.
Arti: “Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.”
3. Allahumma inna nas aluka salaamatan fid diini wad dunyaa wal aakhiroh wa’aafiyata filjasadi wa shihhata fil badani waziyaadatan fil’ilmi wa barakatan fir rizqi wataubatan qablal mauuti wa rakhmatan ‘indal mauuti wa maghfiratan ba’dal mauuti. Allahuma hawwin ‘alainaa fil sakaratil mauuti wan najaata minan naari wal’afwa ‘indal hisaab.
Arti: “Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab.”
4. Allahumma innaa nastaghfiruka, innaka kunta ghaffaaraa.
Arti: “Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepadaMu, karena Kau adalah maha pengampun.”
5. Rabbanaa maa khalaqta haadza baathila subhaanaka faqinaa ‘ adzaabannaar.
Arti: “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan penjelahan intelektual kami) peliharalah kami dari siksa neraka.”
6. Rabbana ighfirlanaa dzunuubanaa wa liwaa lidiinaa wa limasyaa yikhinaa wa limu’allimiina waliman lahuu haqqun ‘alainaa waliman ahabba wa ahsana ilainaa walikaaffatil musliminna ajma’iina
Arti: Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat Islam.”
7. Rabbana taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliimu wa tub ‘alainaa innaka anta tawwabur rahiim
Arti: “Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
8. Rabbana aatina fid dunyaa hasanatan wafil aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaa bannaar
Arti: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.”
9. Subhaana rabbika rabbil ‘izzati amma yashifuun wa salaamun ‘alal mursaliina wal hamdulillahi rabbil ‘aalamin
Arti: “Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”
Dzikir Sebelum Doa Shalat Gerhana Bulan
Sebelum membaca doa shalat gerhana bulan ini, terlebih dahulu berdzikir:
- Istigfar:
Astaghfirullah 3x
Arti: “Aku memohon ampunan Allah.”
2. Tahlil
Laa ilaaha illallaahul ‘azhiimul haliimu, laa ilaaha illallahu rabbul ‘arsyil ‘azhimi, laa ilaaha illallaahu rabus samaawati wa rabbul ardhi wa rabbul ‘arsyil kariimi.
Arti: “Tiada tuhan selain Allah yang agung dan santun. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Arasy yang megah. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan langit, bumi, dan Arasy yang mulia.”
3. Tasbih
Subhanallah walhamdulillah walailaha illohhu wallohu akbar wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyil adzhim.
4. Hauqola
Maasyaallaah, laa quwwata illa billah
Arti: “Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali pertolongan Allah.”
5. Takbir
Laailaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar walillahilhamdu
Arti: “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah.”
Itulah beberapa amalan-amalan saat gerhana bulan terjadi. Beberapa amalan tersebut meliputi berdzikir kepada Allah, bertakbir, bersedekah, dan shalat mengutip dari Hadist Riwayat Bukhori.
Baca Juga : Mengenal Sejarah dan Nama 12 Bulan Hijriyah dalam Kalender Islam
Salah satu amalan yang bisa anda lakukan ketika melihat gerhana bulan adalah shalat gerhana bulan. Mengutip dari NU Online, beberapa ulama mengatakan bahwa hukum menjalankan shalat gerhana adalah sunah muakkad.
Tata cara shalat gerhana bulan bisa dimulai degan membaca niat, Takbiratul Ihram, Membaca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Kemudian membaca surat panjang seperti Al-Baqarah, Ruku’, dianjurkan untuk memanjangkan ruku’ dengan disertai membaca tasbih selama 100 kali, bangkit dari ruku’ namun tidak membaca doa i’tidal, melainkan membaca Al-Fatihah, setelah itu membaca surat yang lebih pendek, Ruku’ lagi dengan membaca tasbih 80 kali, bangkit dan membaca doa i’tidal, sujud, dianjurkan memanjangkan sujud sama seperti memanjangkan ruku’ dengan membaca tasbih 100 kali, duduk di antara dua sujud, sujud kedua dengan membaca tasbih 80 kali, kemudian duduk istirahat sebelum bangkit untuk rakaat kedua, bangkit dari duduk dan mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama, bedanya, setelah membaca Al-Fatihah dianjurkan membaca surat An-Nisa di rakaat pertama dan Surat Al-Maidah di rakaat kedua, salam.
Shalat gerhana bulan dapat dilakukan secara berjamaah ataupun sendirian. Berikut adalah niat shalat gerhana bulan yang dapat dilakukan sendirian yaitu dengan Usholli sunnatal khusuufi rok’ataini lillahita’aalaa yang memiliki arti Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala. 1. Apa saja amalan saat gerhana bulan total?
2. Bagaimana tata cara shalat gerhana bulan?
3. Bagaimana niat shalat gerhana bulan yang dilakukan sendiri?