Agama Islam tak hanya berkaitan dengan ritual keagamaan atau ritual peribadatan tetapi juga seluruh aspek dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah adab masuk kamar mandi Islam yang mungkin seringkali terlupa dalam keseharian kita, misalnya membaca doa saat akan masuk kamar mandi.
Mengapa harus demikian? Sejatinya semua yang telah menjadi ketentuan dalam agama adalah demi kebaikan kita sendiri. Dengan menerapkannya kita akan mendapatkan keberkahan, kelancaran, serta kemudahan dalam berbagai aktivitas, termasuk saat ke belakang.
Adab Ke Kamar Mandi Untuk Mukmin
Photo by twenty20photos on Envato
Untuk kembali mengingatkan Anda akan adab seorang mukmin saat ke kamar mandi, simak daftar berikut.
1. Meninggalkan Benda-benda yang Bertuliskan Nama Allah, Rasul, dan Nabi di Luar Kamar Mandi
Alasannya karena sebagai mukmin kita seharusnya mengagungkan nama-Nya. Jadi membawa sesuatu bertuliskan nama Allah atau rasul ke kamar mandi bukan hanya perbuatan yang tidak sopan namun juga terlarang.
Landasan:
Perintah untuk mengagungkan nama Allah tercantum dalam ayat berikut:
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj: 32)
Meski demikian menurut Syaikh Abu Malik hafizhohullah, ketentuan tersebut tidak berlaku mutlak. Anda masih boleh membawa benda-benda dengan tulisan nama-nama demikian dalam kamar mandi asalkan dalam keadaan tertutup. Contohnya dengan memasukkannya ke dalam kantong baju.
Imam Ahmad bin Hambal-pun sependapat. Jika yang bersangkutan khawatir barangnya hilang maka ia boleh membawanya ke toilet dengan menggenggamnya di tangan. Ini dengan maksud agar tulisan nama Allah tersebut tak terlihat.
Kondisi darurat demikian ini kerap terjadi saat kita harus menggunakan kamar mandi umum.
2. Membaca Doa untuk Meminta Perlindungan Kepada Allah
Jangan langsung masuk kamar mandi, namun bacalah basmalah dahulu dan doa, yaitu:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
Dalam mengucapkan bacaan tersebut harus saat berada di luar kamar mandi, alih-alih saat sudah berada di dalamnya.
Landasan:
Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ
“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”.
Inilah sebabnya kita sebaiknya membaca doa memohon perlindungan jika memasuki kamar mandi baik di tempat tertutup maupun terbuka.
Sebagaimana diriwayatkan Anas Anas bin Malik:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.
3. Melangkahkan Kaki Kiri Terlebih Dahulu untuk Memasuki Kamar Mandi, dan Menggunakan Kaki Kanan Saat Keluar
Sebagai mukmin sebaiknya kita mendahulukan anggota tubuh yang kanan untuk sesuatu yang baik, misalnya mengenakan alas kaki atau menyisir. Sementara kamar mandi adalah tempat membuang hajat (BAB dan BAK), sehingga dapat diumpamakan sebagai tempat yang kotor.
Ini sebabnya kita mendahulukan kaki kiri saat memasuki kamar mandi.
Landasan:
Dalam sebuah riwayat dikatakan:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).
Syaikh Ali Basam mengatakan bahwa perkara yang baik dengan mendahulukan kanan merupakan tuntunan yang bersumber dari dalil syar’i, logika, serta fitrah yang baik.
Sementara Asy Syaukani rahimahullah berpendapat bahwa ini sesuai dengan kebiasaan Rasul Muhammad SAW yang senantiasa mendahulukan bagian kanan terkait hal baik.
4. Tidak Terlalu Lama di Dalam Kamar Mandi
Photo by twenty20photos on Envato
Adab ke kamar mandi dalam Islam yang mungkin paling sering dilupakan adalah tidak berdiam terlalu lama dalam kamar mandi. Dalam agama kita kamar mandi bukanlah tempat yang baik, melainkan tempat berkumpulnya jin dan syaitan.
Inilah alasannya kita sebaiknya tidak menghabiskan waktu terlalu lama dalam kamar mandi/toilet. Jadi tinggalkan majalah, koran, dan ponsel Anda karena kamar mandi bukanlah tempat yang ideal untuk menggunakannya di sana.
Landasan:
Diriwayatkan oleh Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya toilet ini dihadiri setan. (HR. Ahmad 19807, Abu Daud 6, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
5. Tidak Menghadap Kiblat ataupun Membelakanginya
Adab yang kelima ini lebih berkaitan dengan tata cara peletakan kloset saat pembangunan kamar mandi. Seharusnya posisi kloset memang berlawanan dengan arah kiblat.
Landasan:
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Ayyub Al Anshari, Rasulullah SAW bersabda,
« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى
“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.”
Selanjutnya Abu Ayyub mengatakan bahwa saat tinggal di Syam para sahabat mendapati jamban yang dibangun dengan arah menghadap kiblat. Arah jamban tersebut lalu diubah dan mereka meminta ampun kepada Allah SWT.
Dengan landasan hadis tersebut maka mukmin Indonesia tidak boleh membuat hajat menghadap ke arah barat atau timur. Sesuai lokasi negara kita seharusnya kloset di kamar mandi menghadap ke arah selatan atau utara, bukan ke barat atau timur. Sedangkan saat itu Abu Ayyub tengah berada di Madinah.
Aturan yang sama berlaku juga saat kita terpaksa BAB atau BAK di luar ruangan, yaitu terlarang untuk menghadap dan membelakangi kiblat.
6. Hindari Menyanyi atau Berbicara
Mandi saat bernyanyi dapat dibilang sudah menjadi kebiasaan beberapa orang. Padahal menurut aturan agama kita ini adalah perbuatan yang mutlak terlarang. Saat berada di kamar mandi yang bersangkutan harus diam kecuali ada kondisi darurat yang mengharuskannya berbicara.
Landasan:
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan,
أَنَّ رَجُلاً مَرَّ وَرَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَبُولُ فَسَلَّمَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ.
“Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.”
Dengan menjadikan dasar hadis di atas, Syaikh Ali Basam menyatakan pendapatnya: Berbicara dengan orang lain saat buang hajat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah kehilangan rasa malu serta merendahkan harga dirinya (muru’ah).
Kemutlakan larangan tersebut ditunjukkan bahwa kita juga tidak boleh menjawab salam saat berada di kamar mandi, meskipun menjawab salam hukumnya wajib. Rasulullah Muhammad SAW pun meninggalkan kewajiban tersebut yang semakin membuktikan keharamannya.
Jadi Anda perlu mengingat untuk menutup mulut saat berada di kamar mandi, apalagi dari kata-kata yang mengandung doa/dzikir.
Yang dimaksud dengan kondisi darurat yang menggugurkan larangan tersebut adalah ada kebutuhan yang mustahil ditunda. Ini misalnya meminta orang lain mengambilkan air untuk membasuh.
Saat tengah buang hajat di luar ruangan, misalnya saat sedang berkemah, mungkin ada orang yang menanyakan arah. Pada keadaan-keadaan demikian ini Anda diperbolehkan berbicara.
7. Istinja’
Photo by twenty20photos on Envato
Ini maknanya adalah membasuh bekas buang hajat sehingga kembali suci. Adabnya adalah melakukan istinja’ menggunakan tangan kiri menggunakan batu atau air. Tentu saja di zaman sekarang ini air cukup melimpah untuk kebutuhan tersebut sehingga lebih utama menggunakan air agar lebih bersih.
Landasan:
Hadis berikut diriwayatkan oleh Abu Qotadah, Nabi Muhammad SAW bersabda,
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِى الإِنَاءِ ، وَإِذَا أَتَى الْخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ ، وَلاَ يَتَمَسَّحْ بِيَمِينِ
“Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.”
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا خَرَجَ لِحَاجَتِهِ أَجِىءُ أَنَا وَغُلاَمٌ مَعَنَا إِدَاوَةٌ مِنْ مَاءٍ . يَعْنِى يَسْتَنْجِى بِهِ
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk buang hajat, aku dan anak sebaya denganku datang membawa seember air, lalu beliau beristinja’ dengannya.”
8. Mengucapkan Doa Keluar dari Kamar Mandi
Tidak hanya saat hendak masuk, saat keluar dari kamar mandi jangan lupa untuk membaca doa pendek, yaitu:
غُفْرَانَك
“Ya Allah, aku mengharap ampunan-Mu.”
Mengapa kita juga dianjurkan untuk berdoa saat keluar dari kamar mandi? Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah, ini karena Allah SWT telah memudahkan untuk mengeluarkan kotoran dalam tubuh.
Dengan demikian seharusnya dia mengingat dosa-dosanya dan memohon agar Allah menghapuskan dosa-dosa tersebut sebagaimana keluarnya kotoran dari tubuh dengan mudah.
Coba bayangkan seandainya terjadi gangguan yang berhubungan dengan sistem ekskresi sehingga kita kesulitan BAB dan BAK. Betapa menderitanya dan kita tentu harus melakukan perawatan medis agar semuanya dapat berfungsi normal kembali. Karena itu kita juga perlu bersyukur atas nikmat kesehatan ini.
Landasan:
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, istri kecintaan Rasulullah pernah meriwayatkan:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ « غُفْرَانَكَ ».
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).”
Anak perlu dibiasakan untuk membaca doa keluar dan masuk kamar mandi menurut Islam serta menjalankan aktivitasnya di sana sesuai adab ajaran Islam. Untuk itu orang tua perlu menjadi teladan yang baik karena dengan melihat contoh akan lebih mudah bagi mereka untuk mengimitasi.
Apakah Anda mendambakan buah hati untuk menuntut ilmu dalam lembaga pendidikan bernuansa Islami? Jika demikian Sekolah Prestasi Global, Modern Islamic School adalah pilihan terbaik.
Di sini kami menerapkan kurikulum yang tidak hanya berkonsentrasi pada capaian prestasi akademik, tetapi juga life skil dan nilai-nilai keagamaan.
Dengan demikian peserta didik diharapkan tidak menjadi generasi muda yang mumpuni dalam teknologi dan pengetahuan sekaligus teguh memegang prinsip keislaman.
Baca Juga : 25 Mukjizat Nabi dan Rasul
Apa saja adab saat masuk kamar mandi?
• Meninggalkan benda-benda yang bertuliskan nama Allah, rasul, dan nabi di luar kamar mandi.
• Membaca Doa untuk Meminta Perlindungan Kepada Allah.
• Melangkahkan Kaki Kiri terlebih Dahulu untuk Memasuki Kamar Mandi, dan Menggunakan Kaki Kanan saat Keluar.
• Tidak Terlalu Lama di Dalam Kamar Mandi.
• Tidak Menghadap Kiblat ataupun Membelakanginya.
• Hindari Menyanyi atau Berbicara.
• Istinja’.
• Mengucapkan Doa Keluar dari Kamar Mandi.
Mengapa berbicara dan bernyanyi saat di kamar mandi sangat di larang?
Syaikh Ali Basam menyatakan pendapatnya: Berbicara dengan orang lain saat buang hajat menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah kehilangan rasa malu serta merendahkan harga dirinya (muru'ah). Kemutlakan larangan tersebut ditunjukkan bahwa kita juga tidak boleh menjawab salam saat berada di kamar mandi, meskipun menjawab salam hukumnya wajib. Rasulullah Muhammad SAW pun meninggalkan kewajiban tersebut yang semakin membuktikan keharamannya.
Kenapa harus melangkahkan kaki kiri terlebih dahulu saat memasuki kamar mandi?
Sebagai mukmin sebaiknya kita mendahulukan anggota tubuh yang kanan untuk sesuatu yang baik, misalnya mengenakan alas kaki atau menyisir. Sementara kamar mandi adalah tempat membuang hajat (BAB dan BAK), sehingga dapat diumpamakan sebagai tempat yang kotor. Ini sebabnya kita mendahulukan kaki kiri saat memasuki kamar mandi.