Sebagai seorang ibu, menjaga kesehatan dan kebahagiaan buah hati adalah prioritas utama. Namun, tak ada yang bisa memprediksi kapan penyakit akan datang. Demam pada anak adalah salah satu masalah umum yang bisa membuat ibu cemas dan khawatir, terutama jika disertai dengan kejang demam. Namun, penting untuk tetap tenang dan tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama yang tepat saat situasi ini terjadi.

Pengertian Kejang Demam pada Anak

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang pertolongan pertama pada kejang demam, penting untuk memahami apa itu kejang demam dan mengapa hal ini bisa terjadi pada anak-anak.

Kejang demam adalah kondisi saat seorang anak mengalami kejang (kontraksi otot yang tak terkendali) saat suhu tubuhnya naik secara drastis karena demam. Kejang demam umumnya terjadi pada anak-anak dalam rentang usia tertentu, yaitu antara 3 bulan hingga 3 tahun. Meskipun terlihat menakutkan, dalam banyak kasus, kejang demam pada anak bukanlah kondisi darurat medis dan umumnya berakhir dalam waktu kurang dari lima menit.

Penyebab Kejang Demam pada Anak

Kejang demam pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab utama kejang demam adalah suhu tubuh yang naik secara drastis selama periode demam. Beberapa penyebab khusus kejang demam pada anak termasuk:

Imunisasi

Risiko kejang demam dapat meningkat setelah beberapa imunisasi, terutama imunisasi MMR. Demam tinggi setelah imunisasi seringkali muncul 8 hingga 14 hari setelah pemberian vaksin, dan demamlah yang memicu kejang, bukan vaksinasi itu sendiri.

Infeksi Virus atau Bakteri

Demam yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan kejang demam. Salah satu penyebab umum adalah roseola, yang sering kali memicu kejang saat demam.

Faktor Risiko Keluarga

Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam, anak Anda mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hal serupa.

Masalah Kesehatan Lainnya

Beberapa faktor risiko lain meliputi cacat saraf seperti cerebral palsy, perkembangan yang tertunda, kejang yang terjadi hanya di satu sisi tubuh, demam dengan suhu mencapai 40 derajat Celsius atau lebih tinggi, lebih dari satu episode kejang dalam sehari atau 24 jam selama penyakit yang sama, serta kejang yang terjadi tanpa demam atau kondisi penyakit tertentu.

Gejala Kejang Demam

Kejang demam memiliki gejala yang khas yang membedakannya dari kondisi lain seperti epilepsi atau ayan. Gejala kejang demam meliputi:

  • Gerakan menghentak pada tungkai dan lengan yang berulang.
  • Mata mendelik ke atas.
  • Kemungkinan kehilangan kesadaran.

Kejang demam biasanya berlangsung kurang dari 2 menit, tetapi pada beberapa kasus, kejang ini dapat berlangsung hingga 15 menit. Setelah kejang mereda, anak cenderung langsung sadar meskipun mungkin tampak bingung, menangis, atau lelah. Kejang demam biasanya tidak berulang dalam kurun waktu 24 jam, dan keadaan ini disebut sebagai kejang demam sederhana. Jika kejang demam berlangsung lebih dari 15 menit atau terjadi lebih dari sekali dalam kurun waktu 24 jam, keadaan ini disebut sebagai kejang demam kompleks.

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis

Kejang demam pada anak bisa sangat menakutkan bagi orang tua, tetapi penting untuk diketahui bahwa dalam banyak kasus, kondisi ini tidak berbahaya. Meskipun demikian, ada beberapa tanda yang perlu Anda perhatikan dan mengharuskan Anda untuk mencari bantuan medis segera, yaitu:

  • Kejang demam berlangsung lebih dari 5 menit.
  • Kejang demam disertai muntah.
  • Anak terlihat sangat mengantuk.
  • Leher anak kaku.
  • Anak mengalami sesak napas.

Jika salah satu dari tanda-tanda di atas terjadi, segera bawa anak Anda ke layanan gawat darurat (IGD) untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat.

Diagnosis Kejang Demam

Bila anak sedang mengalami kejang demam, dokter akan fokus pada penanganan medis yang mendesak. Setelah kejang reda, dokter akan menanyakan beberapa informasi penting kepada orang tua, seperti lama kejang terjadi, ciri-ciri kejang dracula le spectacle com anak, dan riwayat kejang sebelumnya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan beberapa pertanyaan, antara lain:

  • Apakah anak baru saja mendapatkan vaksinasi?
  • Apakah anak mengalami gejala infeksi?
  • Apakah anak memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu?
  • Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam atau step?

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ada penyebab khusus dari kejang atau adanya komplikasi yang timbul. Dokter juga dapat merujuk anak Anda untuk menjalani berbagai pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, atau elektroensefalografi (EEG), tergantung pada dugaan penyebab dan karakteristik kejang yang dialami anak. Tes-tes ini digunakan untuk memastikan tidak ada kondisi medis lain yang menyebabkan kejang demam pada anak Anda.

Pertolongan Pertama pada Kejang Demam

Ketika anak mengalami kejang demam, reaksi pertama yang harus dimiliki adalah tetap tenang. Meskipun kondisinya terlihat mengkhawatirkan, dalam sebagian besar kasus, kejang demam akan berakhir dengan sendirinya. Berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat Anda ambil saat menghadapi kejang demam pada anak:

Pastikan Keamanan

Saat kejang dimulai, pastikan bahwa anak dalam keadaan aman. Jika mungkin, letakkan anak di tempat tidur atau permukaan yang datar untuk mencegah cedera selama kejang.

Jaga Jalur Napas Terbuka

Pastikan bahwa jalur napas anak tetap terbuka. Putar anak dengan hati-hati ke samping jika mungkin, sehingga jika ada cairan atau muntahan, itu tidak akan menyumbat jalur napas.

Catat Durasi Kejang

Waktu berapa lama kejang berlangsung. Ini penting untuk dicatat karena dokter mungkin akan bertanya tentang hal ini nanti.

Jangan Masukkan Benda ke Mulut

Jangan mencoba memasukkan benda apa pun ke dalam mulut anak, termasuk sendok atau jari. Ini adalah salah satu kesalahan umum yang harus dihindari. Kejang tidak akan membuat anak tersedak benda asing.

Atasi Kecemasan Anda

Tentu saja, melihat anak mengalami kejang demam bisa sangat menakutkan. Tetap tenang dan kumpulkan informasi tentang kejadian kejang. Ini akan membantu dokter dalam mendiagnosis penyebab dan mengambil langkah-langkah yang tepat.

Sediakan Ventilasi

Pastikan anak berada di tempat yang cukup ventilasi. Buat lingkungan sekitarnya nyaman dan tenang.

Tanyakan Bantuan Medis

Jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau anak mengalami masalah pernapasan, segera hubungi bantuan medis darurat. Ini adalah langkah yang sangat penting dalam situasi kejang yang serius.

Jangan Panik Jika Kedua Mata Menggelap

Setelah kejang berakhir, beberapa anak mungkin mengalami periode di mana mata mereka terlihat gelap atau tidak responsif. Ini adalah kondisi normal setelah kejang dan biasanya akan pulih dengan sendirinya.

Konsultasikan dengan Dokter

Setelah kejang, segera berkonsultasi dengan dokter anak Anda. Mereka akan membantu Anda mengevaluasi penyebab kejang demam dan memberikan saran lebih lanjut mengenai pengobatan atau tindakan pencegahan yang mungkin diperlukan.

Pencegahan Kejang Demam

Tentu saja, yang terbaik adalah mencegah kejang demam jika memungkinkan. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda pertimbangkan:

  • Kontrol Demam: Jika anak Anda mengalami demam, berikan obat penurun demam yang sesuai dosis sesuai dengan petunjuk dokter. Ini dapat membantu mencegah demam mencapai suhu tinggi yang memicu kejang.
  • Ikuti Jadwal Imunisasi: Pastikan anak Anda mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh dokter. Seringkali, kejang demam dapat dipicu oleh demam tinggi setelah imunisasi tertentu.
  • Pertimbangkan Terapi Pencegahan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan terapi pencegahan untuk anak yang memiliki risiko kejang demam berulang.
  • Perhatikan Kesehatan Anak: Selalu perhatikan kesehatan anak Anda dan segera hubungi dokter jika Anda merasa ada yang tidak beres.

Kejang demam pada anak adalah pengalaman yang menakutkan bagi orang tua, tetapi dengan pengetahuan tentang pertolongan pertama dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Anda dapat membantu anak Anda mengatasi situasi ini dengan lebih baik. Selalu konsultasikan dengan dokter anak Anda jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan anak Anda.

Pertolongan Pertama Saat Kejang Demam pada Anak

Ketika anak mengalami kejang demam, reaksi pertama yang diambil orang tua adalah kunci untuk mengatasi situasi dengan benar. Ini adalah momen yang mengkhawatirkan, tetapi dengan pengetahuan dan pertolongan pertama yang tepat, Anda dapat membantu anak Anda dengan baik. Berikut panduan langkah demi langkah tentang pertolongan pertama saat kejang demam terjadi pada anak.

Jangan Panik

Reaksi pertama yang harus Anda kendalikan adalah panik. Ini adalah langkah paling penting dalam pertolongan pertama kejang demam pada anak. Panik hanya akan menghambat kemampuan Anda untuk bertindak dengan benar dan dapat mengancam keselamatan anak Anda. Cobalah untuk tetap tenang dan amati anak Anda dengan cermat.

Dr. Ajay Gupta, seorang ahli saraf dari Pusat Epilepsi Klinik Cleveland, menekankan pentingnya tidak panik dalam situasi ini. Kejang demam, meskipun menakutkan, biasanya tidak berbahaya.

Pastikan Kondisinya

Jika Anda tidak yakin apakah anak Anda mengalami kejang atau tidak, coba sentuh anak Anda dengan lembut dan panggil namanya dengan keras. Amati responsnya. Jika anak Anda tidak merespons, kemungkinan besar dia sedang mengalami kejang demam dan perlu mendapatkan pertolongan pertama segera.

Selalu temani anak Anda selama kejang dan jangan pernah meninggalkannya sendirian. Risiko apa pun yang mungkin terjadi jika Anda meninggalkannya sendirian adalah risiko yang bisa dihindari dengan pengawasan yang cermat.

Pastikan Posisi Anak Aman

Letakkan anak Anda di atas permukaan yang lembut, seperti tempat tidur, dan pastikan bahwa anak Anda dapat bernapas dengan baik. Posisikan anak dalam keadaan tidur menyamping untuk menghindari risiko tersedak jika dia muntah selama kejang.

Pastikan juga untuk menghilangkan semua benda-benda yang berpotensi berbahaya di sekitar anak Anda, seperti furnitur tajam atau benda-benda keras lainnya. Selama kejang, jangan mencoba menggendong atau menahan gerakan anak, karena anak memerlukan ruang yang lebih luas untuk menghindari cedera.

Hitung Waktu Kejang

Lihat jam atau catat waktu ketika kejang dimulai. Ini akan membantu Anda menentukan durasi kejang, yang akan memengaruhi tindakan selanjutnya. Jika kejang berlangsung lebih dari waktu yang dianggap aman, Anda harus segera mencari bantuan medis atau membawa anak Anda ke layanan gawat darurat.

Juga, perhatikan apa yang terjadi pada anak Anda selama kejang. Informasi ini akan sangat penting untuk membantu dokter melakukan evaluasi lebih lanjut.

Jangan Memasukkan Sesuatu ke dalam Mulut Anak

Selama kejang, jangan mencoba memasukkan benda apa pun ke dalam mulut anak Anda. Ini bisa sangat berbahaya dan meningkatkan risiko tersedak, terutama karena anak akan bergerak dengan gerakan yang tidak terduga selama kejang. Hindari meletakkan benda apa pun, seperti kain atau kaus kaki, di dalam mulut anak Anda. Ini dapat menyebabkan cedera pada anak Anda.

Beri Obat

Setelah kejang berakhir dan anak Anda mulai stabil, bersihkan mulutnya dengan lembut menggunakan kain yang lembut atau tisu basah. Selanjutnya, jika Anda melihat bahwa demam masih ada saat kejang berakhir, hubungi dokter anak Anda atau pergi ke unit gawat darurat setempat.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan pemberian obat penurun panas seperti ibuprofen (jika anak Anda berusia di atas 6 bulan) atau asetaminofen (Tylenol). Pastikan untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter.

Seka kulit anak Anda dengan waslap atau spons yang dibasahi dengan air suhu ruangan untuk membantu menurunkan suhu tubuhnya. Selain itu, pastikan anak Anda tetap terhidrasi dengan memberikannya air minum atau cairan lain yang tepat.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Meskipun kejang demam pada anak biasanya tidak berbahaya, ada beberapa situasi di mana Anda harus segera menghubungi dokter anak Anda atau membawa anak Anda ke layanan gawat darurat:

  • Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
  • Jika kejang disertai dengan muntah berlebihan.
  • Jika anak terlihat sangat mengantuk atau lemas setelah kejang.
  • Jika anak mengalami kaku pada leher.
  • Jika anak mengalami kesulitan bernapas.

Penting untuk diingat bahwa dalam sebagian besar kasus, kejang demam pada anak adalah kondisi yang tidak berbahaya dan akan berakhir dengan sendirinya dalam beberapa menit. Namun, Anda harus selalu menghubungi dokter anak Anda untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan saran medis jika Anda mengalami situasi seperti di atas.

Penanganan Lebih Lanjut oleh Dokter

Setelah kejang demam pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan sejumlah pertanyaan untuk memahami kondisi anak Anda lebih baik. Beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan dokter adalah:

  • Apakah anak Anda baru-baru ini menerima vaksinasi?
  • Apakah anak Anda mengalami gejala infeksi seperti demam, pilek, atau batuk?
  • Apakah anak Anda memiliki riwayat kesehatan tertentu atau kondisi medis lainnya?
  • Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam atau step?

Pemeriksaan fisik dan pertanyaan-pertanyaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab potensial dari kejang demam dan memastikan bahwa tidak ada komplikasi serius yang terjadi.

Dokter juga dapat merujuk anak Anda untuk menjalani berbagai tes diagnostik, seperti tes darah, tes urine, atau elektroensefalografi (EEG) jika diperlukan. Tes-tes ini digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi medis lain yang memicu kejang demam pada anak Anda.

Pencegahan Kejang Demam Berulang

Setelah anak mengalami kejang demam pertama kali, ada kemungkinan bahwa dia akan mengalami kejang serupa jika mengalami demam di masa mendatang. Namun, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko kejang demam berulang, termasuk:

Kendalikan Demam

Jika anak Anda mengalami demam, berikan obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen sesuai dengan dosis yang direkomendasikan oleh dokter. Hindari memberikan aspirin kepada anak Anda, karena dapat menyebabkan komplikasi serius yang dikenal sebagai sindrom Reye.

Pertimbangkan Terapi Pencegahan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan terapi pencegahan untuk anak yang memiliki risiko kejang demam berulang. Terapi ini biasanya melibatkan pemberian obat antikonvulsan untuk mencegah kejang demam.

Perhatikan Kesehatan Anak

Selalu perhatikan kesehatan anak Anda dan segera hubungi dokter jika Anda merasa ada yang tidak beres. Jika anak Anda mengalami demam yang tinggi atau demam yang berlangsung lebih lama dari yang diharapkan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini dan berkomunikasi dengan dokter anak Anda, Anda dapat membantu mengurangi risiko kejang demam berulang pada anak Anda. Selalu ingat bahwa kejang demam pada anak adalah pengalaman yang menakutkan bagi orang tua, tetapi dengan pengetahuan tentang pertolongan pertama dan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat membantu anak Anda mengatasi situasi ini dengan lebih baik. Selalu konsultasikan dengan dokter anak Anda jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan anak Anda. Dengan perawatan dan perhatian yang tepat, kejang demam pada anak dapat dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan komplikasi yang serius.