Setelah belum lama pandemi covid berakhir, kini muncul penyakit yang sebenarnya sudah terjadi sejak lama namun kembali meluas dan menyerang manusia, khususnya anak-anak. Penyakit tersebut adalah penyakit campak yang terjadi di 31 provinsi. Kondisi ini menyebabkan kementerian kesehatan menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa).
Meningkatnya penyakit ini tak lain disebabkan karena adanya pandemi covid-19 yang telah terjadi selama 2 tahun dan menyerang jutaan jiwa di seluruh dunia. Peristiwa kelam pandemi covid-19 telah mengubah dunia menjadi serba diam saat terjadinya pandemi tersebut. Selama 2 tahun lamanya dunia tidak melakukan aktivitas untuk menekan laju virus ini.
Kini setelah pandemi berakhir, di Indonesia, justru terjadi peningkatan penyakit campak yang terjadi di setidaknya 31 provinsi sepanjang tahun 2022. Jumlah kasus ini meningkat hingga 32 kali lipat jika dibandingkan dengan jumlah kasus yang sama pada tahun 2021. Terjadinya peningkatan campak kemungkinan disebabkan oleh kurangnya imunisasi rutin pada anak.
Penyakit campak yang terjadi di Indonesia selama kurun waktu bulan Januari hingga Desember 2022 ini banyak menyerang anak -anak sebab kurangnya imunisasi rutin yang biasa dilakukan oleh anak -anak. Kurangnya imunisasi ini tak lain disebabkan oleh adanya pandemi yang mengharuskan pengurangan kontak fisik antar sesama manusia.
Lantas, apa sebenarnya campak itu? Pada artikel ini akan kita bahas seluk beluk penyakit campak, gejala, serta cara pencegahannya.
Apa itu Penyakit Campak dan Apa Penyebabnya?
Campak adalah penyakit berjangkit yang disebabkan oleh virus campak (Measles virus) dan merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Walaupun terdapat vaksin yang berkesan untuk mencegah penyakit ini, campak masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan.
Penyebab campak adalah sejenis virus yang dikenali sebagai virus campak atau Measles virus. Virus ini merupakan virus RNA yang tergolong dalam keluarga virus Paramyxoviridae. Virus ini dapat bertahan di udara dan di permukaan benda-benda yang terkontaminasi oleh percikan dari penderita campak.
Penularan virus campak ini bisa terjadi melalui kontak langsung dengan percikan yang terinfeksi oleh virus campak, seperti batuk, bersin, atau kontak dengan cairan dari hidung atau tenggorokan penderita campak. Orang yang terpapar virus campak akan menjadi penderita apabila tidak memiliki imunitas terhadap virus tersebut.
Selain itu, virus campak juga dapat bertahan di permukaan benda-benda selama beberapa jam setelah terinfeksi oleh percikan virus. Jika seseorang menyentuh permukaan ini dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka sendiri, mereka dapat terinfeksi.
Virus campak dapat menginfeksi manusia secara eksklusif, ini berarti bahwa manusia adalah satu-satunya inang alami bagi virus ini. Ini memudahkan penyebaran virus dalam populasi manusia, karena tidak ada reservior alami di luar manusia.
Penyakit campak ini sangat menular, dan seorang individu yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada orang lain selama beberapa hari sebelum munculnya gejala hingga beberapa hari setelahnya. Inilah yang membuat virus campak sangat mudah menyebar dalam populasi.
Apa Saja Gejala Penyakit Campak?
Penyakit campak memiliki gejala yang khas yang dapat berkembang dalam beberapa tahap. Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak yang terinfeksi campak akan mengalam gejala yang sama, dan tingkat keparahannya bisa bervariasi. Gejala campakpada anak dapat meliputi
- Demam Tinggi dan Flu
Gejala campak ini biasanya terjadi di tahap awal. Dimulai dengan demam tinggi, sering kali mencapai suhu 39C atau lebih tinggi. Demam ini biasanya muncul sekitar 10-14 hari setelah paparan virus. Selain itu, anak juga akan mengalami flu seperti batuk kering dan bersin-bersin. - Konjungtivitis
Ini merupakan gejala berupa peradangan pada mata yang merupakan salah satu tanda penyakit campak. Pada gejala ini, mata anak menjadi merah berair, dan sangat sensitif terhadap cahaya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kenyamanan anak. - Ruam
Ruam campak biasanya muncul sekitar 2-4 hari setelah gejala awal. Ruam ini dimulai dari wajah dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dalam beberapa hari. Ruam campak berupa bercak -bercak merah kecil yang dapat berkumpul menjadi satu, memberikan kulit anak tampilan yang khas. - Gejala Lain
Selain beberapa gejala yang disebutkan di atas, ada gejala lain yang bisa saja terjadi. Seperti kehilangan nafsu makan. Anak seringkali kehilangan nafsu makan yang diakibatkan karena demam dan ketidaknyamanan saat terjadinya gejala campak.Anak juga bisa mengalami sakit kepala yang parah serta merasa lemah dan tidak bertenaga. Gejala hidung tersumbat dan pilek juga merupakan gejala campak yang biasa terjadi pada anak-anak. Beberapa anak juga mungkin mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher. - Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu gejala campak yang terjadi jika sudah mencapai fase komplikasi. Gejala pneumonia meliputi batuk parah, sesak napas atau pernapasan yang cepat, nyeri di bagian dada, serta demam tinggi yang tidak merespons pengobatan. - Diare dan Dehidrasi
Anak-anak yang mengalami campak dapat mengalami diare berat yang dapat menyebabkan dehidrasi. Gejala dehidrasi ini dapat meliputi mulut kering, penurunan frekuensi buang air kecil, kelalahan atau lemah, mata cekung, serta mulut kering. Dehidrasi dapat berdampak buruk pada kesehatan anak dan memerlukan perawatan medis.
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Campak?
Penyakit campak adalah penyakit menular yang dapat memiliki dampak serius pada anak-anak. Meskipun campak bisa sangat menular, kita dapat mengambillangkah -langkah efektif untuk mencegah penyebarannya. Berikut beberapa pencegahan campak yang dapat dilakukan:
- Vaknisasi Tepat Waktu
Vaknisasi adalah cara utama untuk pencegahan campakpada anak-anak. Vaksin campak yang efektif telah tersedia selama beberapa dekade dan telah membantu mengurangi jumlah kasus campak secara signifikan di banyak negara. Anak biasanya mendapatkan dua dosis vaksin campak.Dosis pertama biasa diberikan pada usia sekitar 1 tahun dan dosis kedua diberikan pada usia 4 hingga 6 tahun. Ini adalah jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh banyak otoritas kesehatan di seluruh dunia. - Menghindari Kontak dengan Penderita Campak
Jika ada wabah campak di komunitas atau sekitar, pertimbangkan untuk mengambil langkah berikut :- Isolasi Penderita Campak : Orang yang terinfeksi campak harus diisolasi selama periode penularan, yang berlangsung sekitar 4 hari sebelum munculnya ruam hingga 4 hari setelah munculnya ruam. Hal ini akan membantu mencegah penyebaran penyakit kepada individu lain.
- Menghindari Kerumunan : Hindari situasi atau tempat yang ramai, terutama jika ada wabah campak di daerah tersebut. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko paparan terhadap virus campak.
Penyakit campak adalah penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaknisasi yang tepat. Meskipun telah ada kemajuan dalam mengendalikan penyebaran campak melalui program vaknisasi, penyakit ini masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan global. Untuk itu penting untuk mengetahui gejala serta cara menanganinya dengan tepat.