Di zaman modern seperti sekarang ini banyak istilah-istilah baru yang muncul. Salah satu di antaranya ialah istilah nomophobia. Istilah ini sebenarnya merupakan singkatan dari no mobile phone phobia. Di mana, dari namanya saja bisa diketahui bahwa istilah ini merujuk pada ketakutan saat lupa membawa atau tidak menggunakan smartphone.
Smartphone sendiri sudah menjadi kebutuhan bagi berbagai kalangan. Apalagi sudah banyak kegiatan yang bisa dilakukan secara online melalui smartphone. Efek samping dari hal tersebut ialah smartphone menjadi barang wajib yang ada di genggaman.
Oleh sebab itu, orang tua harus waspada terhadap kondisi nomophobia yang bisa terjadi pada anak-anak. Tentu saja sejak awal memberikan smartphone, harus bisa memperhatikan apakah penggunaan smartphone masih di batas wajar atau tidak.
Mengenal Apa Itu Nomophobia
Perlu diketahui bahwa istilah ini merujuk pada gangguan mental yang akan membuat penderitanya sulit untuk bisa jauh dari smartphone. Sebenarnya, hal ini tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi bisa juga terjadi pada orang dewasa. Penderitanya akan merasa cemas apabila tidak memegang gadget.
Dari hasil sebuah study didapat bahwa nomophobia adalah jenis gangguan kecemasan yang diakibatkan karena jauh dari ponsel. Layaknya seperti seorang pecandu, seseorang yang sulit pisah dengan gadget akan mengalamu beberapa gangguan, mulai dari khawatir, cemas, ketakutan, sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Bahkan, anak-anak yang sudah menderita penyakit ini akan cenderung tantrum apabila dijauhkan dari gadget. Bahkan, anak-anak pun bisa mengalami rasa cemas yang sangat berlebihan. Mulai dari mudah emosi sampai bisa terlihat dari tampilan fisik juga.
Gejala Umum Nomophobia
Umumnya, gejala nomophobia seperti gejala phobia lainnya. Di mana, seseorang akan mengalami gangguan kecemasan yang berlebihan. Selain itu, akan muncul rasa takut yang parah ketika memikirkan atau menghadapi ketakutan tersebut. Tentu saja terdapat banyak gejala lain, baik gejala secara fisik ataupun emosional.
Beberapa gejala fisik yang dialami oleh penderita gangguan mental ini ialah berkeringat, peningkatan detak jantung, dada terasa sesak, tubuh gemetar, sakit kepala, sampai sulit bernapas dengan normal. Jika dibiarkan begitu saja, maka tubuh yang akan menjadi korbannya.
Selain itu, ada juga gejala emosional yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang menderita nomophobia. Beberapa gejala emosional tersebut antara lain timbul perasaan khawatir, takut, dan panik apabila tidak membawa smartphone. Selain itu juga stres ketika bisa mengecek smartphone dalam waktu tertentu.
Bisa juga menjadi gelisah saat tidak memegang atau tidak bisa menggunakan smartphone untuk sementara waktu. Melewatkan berbagai aktivitas karena sibuk memainkan smartphone. Terakhir, menjadi stres dan takut apabila jaringan internet atau wifi tidak bisa digunakan.
Faktor Penyebab Nomophobia
Setelah mengetahui berbagai hal mengenai penyakit di atas, Anda juga perlu mengetahui penyebab nomophobia. Di mana sebenarnya untuk penyebabnya sendiri tidak pasti. Hanya saja terdapat beberapa faktor yang bisa memicu seseorang memiliki kondisi seperti itu.
Anak-anak Sudah Mulai Akrab dengan Teknologi
Di zaman modern seperti saat ini anak-anak biasanya sudah mulai akrab dengan teknologi. Bahkan sejak dini sudah diperkenalkan dengan smartphone. Tidak heran jika nantinya anak-anak akan sulit untuk berpisah dari smartphone mereka.
Keakraban anak-anak dengan teknologi sebenarnya karena mereka lahir dan di era kecanggihan teknologi. Itu sebabnya, Anda perlu membatasi pemakaian smartphone untuk anak-anak. Sehingga, anak-anak hanya menggunakan smartphone di waktu tertentu saja.
Sering Menghabiskan Waktu Bermain Gadget
Faktor lain yang menjadi pemicu terkena nomophobia ialah sering menghabiskan waktu dengan bermain gadget. Terlebih saat ini, jika anak-anak marah atau menangis langsung diiming-imingi smartphone. Hal ini akan membuatnya susah berpisah dari smartphone tersebut.
Lambat laun, semua aktivitasnya hanya dihabiskan dengan bermain gadget. Tentunya hal ini akan berdampak pada kemampuan dalam berinteraksi dengan anak-anak sebanya. Kemampuan sosial akan snagat menurun ketika anak sibuk dengan gadget.
Smartphone Sudah Menjadi Penunjang Aktivitas
Saat ini, penggunaan smartphone sudah menjadi penunjang aktivitas. Tidak hanya untuk keperluan bermain game saja, tetapi juga untuk belajar atau bekerja. Hal ini membuat seseorang susah lepas dari smartphone. Terlebih, data-data penting pun bisa disimpan di smartphone. Tidak heran jika hal ini menjadi salah satu faktor penyebab nomophobia.
Kebiasaan orang-orang menggunakan smartphone membuatnya susah melepas begitu saja. Bahkan, meskipun semua aktivitas utama yang berhubungan dengan smartphone sudah selesai dilakukan, tetapi tetap saja ingin menggunakan smartphone.
Cara Mengatasi Anak yang Terkena Nomophobia
Keakraban anak-anak dengan teknologi membuatnya tidak bisa dipisahkan lagi dari smartphone. Jika sudah begini, maka diperlukan beberapa cara untuk bisa mengatasi anak yang terkena nomophobia. Adapun beberapa cara yang dimaksud ialah:
Membuat Aturan Penggunaan Gadget
Cara pertama yang bisa Anda lakukan ialah dengan membuat aturan penggunaan gadget. Sudah pasti cara ini sangatlah mudah. Anda bisa membuat kesepakatan bersama anak tentang penggunaan smartphone. Pastikan juga untuk membuat konsekuensi atau sanksi apabila melanggar.
Dalam pembuatan aturan penggunaan gadget ini perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Misalnya saja jika anak memiliki banyak tugas yang membutuhkan smartphone, maka bisa diberikan dalam jangka waktu yang lama. Tentukanlah waktu dari penggunaan smartphone ini untuk bisa mencegah nomophobia.
Menjalankan Aturan yang Sudah Dibuat
Kadang, banyak ditemukan bahwa ternyata orang-orang hanya membuat aturan saja tanpa menjalankan aturannya. Oleh sebab itu, tidak bisa mencegah hal ini dengan baik. Ketika sudah membuat kesepakatan dengan anak mengenai aturan ini, maka Anda dan anak harus berkomitmen untuk menjalankannya.
Adapun agar aturan bisa dijalankan dengan baik, maka dari awal harus dibuatkan sanksi jika melanggar aturan tersebut. Sanksi yang dibuat pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan begitu, maka Anda dan anak bisa menjalankan dan mencegah nomophobia.
Melakukan Detoksifikasi Digital
Terakhir, Anda bisa melakukan detoksifikasi digital. Hal ini masih berkaitan dengan penjelasan sebelumnya. Di mana memang akan dilakukan apabila anak-anak tidak menjalankan peraturan yang sudah dibuat. Tentu saja hal ini akan membuat anak lebih disiplin lagi.
Detoksifikasi digital bisa dilakukan dengan memutuskan jaringan internet atau menyita gadget sebagai konsekuensinya. Hal ini bisa membantu mencegah nomophobia pada anak. Selain itu juga, anak pun memiliki waktu yang banyak untuk bermain bersama dengan temannya.
Sebenarnya memang tak mudah untuk bisa memisahkan anak dengan gadget. Terlebih gadget sudah menjadi kebutuhan umum yang tentunya bisa membuat anak mendapatkan banyak hal baru. Namun, apabila tidak dibatasi dengan baik, maka akan menyebabkan kecanduan pada anak. Hal ini tentunya akan menimbulkan banyak dampak buruk.
Demikianlah beberapa hal mengenai nomophobia yang perlu diketahui. Meskipun memang teknologi sudah berkembang dengan canggih, tetapi tetap perlu pembatasan dan pengawasan penggunaan teknologi kepada anak. Sehingga, mereka pun bisa terbebas dari kecanduan teknologi.