Menjaga kesehatan mental dan fisik anak merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh kedua orang tua. Hal ini dikarenakan kesehatan secara mental dan fisik sangat berkesinambungan dan menjadi hal yang sangat krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Cara menjaga kesehatan anak yang utama yaitu menerapkan pola asuh atau parenting yang tepat. Karena karakter serta mental anak tentunya akan tumbuh sesuai dengan pola asuh dari orang tuanya. 

Apa Itu Kesehatan Mental?

Kesehatan mental sering disebut juga dengan istilah mental health dan atau mental hygiene. World Health Organization (WHO, 2018) menyatakan kesehatan mental bukan hanya bebas dari gangguan atau kelemahan, namun kesehatan mental merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh.

Kesehatan mental pada anak juga melibatkan kapasitasnya untuk dapat berkembang dalam berbagai area yakni biologis, kognitif dan sosial emosioal.

Ciri-Ciri Mental yang Sehat

  1. Secara khusus berarti terhindar dari gejala gangguan jiwa (neurosis) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psikosis)
  2. Mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan tempat tinggalnya, yang diharapkan akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan hidup
  3. Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta memiliki kesanggupan untuk menghadapi masalah yang terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik)
  4. Memiliki pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa.

Karakteristik kesehatan mental pada anak juga dijelaskan oleh American Psychological Association (APA):

1. Aspek Fisik, yang terdiri dari: 

  1. Perkembangan Normal, artinya anak secara fisik mengalami pertumbuhan tubuh yang normal dan bergaul menurut usianya. 
  2. Fisik berfungsi untuk melakukan tugas-tugasnya, artinya anak melakukan semua tugas sesuai dengan kewajibannya. 
  3. Sehat secara fisik, artinya anak memiliki kondisi tubuh yang prima dalam menjalankan aktifitasnya. 

2. Aspek Psikis, yang terdiri dari: 

  1. Respek terhadap diri sendiri dan orang lain, artinya anak mampu menilai hasil kerja orang lain dan dirinya dengan rasa menghargai. 
  2. Memiliki insight dan rasa humor, artinya anak memiliki naluri untuk bersenda gurau secara normal. 
  3. Memiliki respon emosional yang wajar, artinya anak memiliki kemampuan dalam mengendalikan suasana hati dan fikirannya. 
  4. Mampu berpikir realistik dan objektif, artinya anak memiliki perasaan yang tidak mudah terpengaruh tanpa adanya bukti. 
  5. Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis, artinya anak mampu mengendalikan masalah yang ada. 
  6. Bersifat kreatif dan inovatif, artinya anak memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan yang positif dalam hidupnya. 
  7. Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif, artinya anak memiliki kemampuan komunikasi dan interaksi yang baik pada orang lain. 
  8. Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak, artinya anak memiliki keberanian untuk menyuarakan pemikirannya yang positif. 

3. Aspek Sosial, yang terdiri dari: 

  1. Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection), artinya anak memiliki rasa peduli terhadap hal yang terjadi di sekitarnya. 
  2. Mampu menjalin interaksi dengan lingkungannya secara sehat, artinya anak memiliki kemampuan untuk menjaga no sleep disorders com lain dan perilaku dirinya sendiri. 
  3. Bersifat saling menghargai dan tidak membeda-bedakan tingkat sosial, pendidikan, agama, ras/suku, dan warna kulit, berarti anak mampu bersikap tidak diskriminan terhadap pandangannya kepada orang lain. 

4. Aspek Moral-Religius, yang terdiri dari: 

  1. Taat kepada Tuhan dan mampu menjalani ajaran-Nya, artinya anak meyakini dan berpegang teguh pada kepercayaan yang dianutnya. 
  2. Tidak berbohong, bertanggung jawab, dan tulus dalam beramal, artinya anak mampu secara konsisten untuk bertindak dan berkata benar sesuai dengan fakta yang terjadi.

Gejala Gangguan Kesehatan Mental

  • Mengalami keterkejutan (syok), marah dan kesedihan mendalam
  • Perasaan malu dan menutup diri
  • Mengalami Kecemasan dan sulit membangun kepercayaan kepada orang lain
  • Mengalami stres dan masalah perilaku

Tips Pola Hidup Sehat

Berikut tips pola hidup sehat:

1. Ajarkan anak menjaga kebersihan dan keselamatan

Orang tua dapat memberikan informasi yang cukup pada anak tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan cara memilih makanan yang sehat.  Selain itu, mengingat tingkat keaktifan pada usia anak-anak, kita juga harus memberikan informasi yang cukup tentang keselamatan beraktivitas. Jangan lupa untuk sampaikan dengan cara yang tepat agar tak terkesan menakut-nakuti.

a. Kebersihan Diri
  • cuci tangan yang benar untuk menghindari penyebaran kuman penyebab penyakit.
  • Mandi, tidak hanya bermanfaat untuk membersihkan tubuh dari kotoran, penelitian menemukan bahwa mandi, terutama mandi dengan air hangat, juga bisa membuat anak tidur lebih nyenyak dan mengurangi risiko stres.
  • Tutup mulut ketika batuk/bersin.
b. Kebersihan Lingkungan
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Terapkan Prinsip 3R yaitu Reduce (menggunakan sumber daya secara bijak serta mengurangi segala sesuatu yang menghasilkan sampah), Reuse (menggunakan kembali barang yang sudah tidak terpakai), dan Recycle (mendaur ulang sampah)
  • Biasakan tidak ada genagan air di lingkungan sekitar
2. Ajarkan anak menjaga kesehatan
a. memberikan makanan yang bergizi dan sehat 

Seperti memberikan makanan yang bervariasi sedini mungkin agar anak mengenal banyak rasa dan tidak memilih-milih makanan dan membatasi anak dalam mengkonsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam. Jenis makanan sehat dapat meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, Aturlah menu makanan yang kaya akan vitamin dan mineral seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, serta daging.

b. Biasakan anak tidur cukup minimal 9-12 jam setiap hari
  • Terapkan jadwal yang konsisten, orangtua sebaiknya konsisten soal jam tidur anak. Jika memang anak ingin tidur tidak larut malam, jangan biarkan mereka tidur siang terlalu lama. Terapkan juga waktu tidur tersebut pada ibu agar anak bisa mencontohnya.
  • Ciptakan suasana tidur yang nyaman secara konsisten perlu diterapkan dalam suasana tidur anak. Hal ini untuk mencegah anak merasa asing dengan suasana kamarnya ketika dia tiba-tiba bangun di malam hari. Siapa pun bisa kerap bangun beberapa kali dalam semalam, dan hal ini juga bisa terjadi pada anak.
  • Perbanyak asupan sinar matahari pagi. Faktanya, memperbanyak anak terkena paparan sinar matahari pada saat pagi hari meningkatkan kualitas tidur anak. Dilansir dari Very Well Health, paparan sinar matahari pagi meningkatkan kualitas tidur pada malam hari. Kualitas tidur yang baik berdampak baik juga pada kehidupan sehari-hari.
  • Menerapkan dan memberikan contoh kebiasaan untuk tidak berlebihan menatap layar televisi, smartphone, maupun video games.
c. Melakukan aktivitas fisik

Anak-anak membutuhkan setidaknya satu jam aktivitas fisik per hari. Tubuh anak perlu tetap aktif. Untuk mendorong gaya hidup sehat anak, pertimbangkan untuk menjadwalkan kegiatan olahraga atau aktivitas fisik lainnya bersama anak.  Aktivitas fisik tidak hanya membantu anak mempertahankan berat badan yang sehat, tapi juga membantu mereka mengembangkan otak yang sehat juga. Perlu diketahui, waktu bermain dan olahraga yang teratur ternyata bisa membuat anak jadi lebih pintar. 

3. Ajarkan cara anak menangani stres

Stres dapat membuat keseharian anak terganggu. Maka dari itu, dengan mengedukasi dan melatih anak cara meredakan stres juga sangat penting, agar anak dapat belajar mengatasinya sendiri saat mengalami stres. Selain itu orang tua dan lingkungan juga menjadi contoh nyata anak dalam menghadapi stres.

4. Ajarkan anak untuk membangun rasa percaya diri

Sangat penting bagi orang tua untuk membangun rasa percaya diri anak agar mereka bisa mengembangkan kemampuan interpersonal dan tingkah laku yang sesuai. Terdapat beberapa faktor anak tidak percaya diri yaitu minimnya dukungan orang tua, terlalu banyak menerima kritik, pola asuh orang tua yang overprotektif sehingga membuat mentalnya terganggu dan menjadi tidak percaya diri.

5. Berikan apresiasi dan perhatian

Perlu diingat agar jangan pernah merasa sungkan untuk memberikan apresiasi dan pujian jika anak telah melakukan hal positif. Hargai usaha yang sudah dilakukan anak-anak sekecil apapun serta tak lupa untuk beri pujian karena sudah bekerja keras untuk menyelesaikan sesuatu. 

Itulah tips parenting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik anak. Jangan lupa terapkan sedari kecil agar anak selalu sehat dan siap menjadi generasi yang mandiri dalam menghadapi tantangan saat berada di luar rumah. 

Apabila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pola hidup sehat serta cara menjaga kesehatan fisik dan mental pada anak secara tepat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Anda dapat datang langsung ke Klinik psikologi atau memanfaatkan fitur layanan telekonseling dari Presgo Psychology Center.

Layanan ini memungkinkan Anda untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan psikologis secara offline maupun online dari rumah. Anda dapat mengakses informasi pendaftaran melalui www.prestasiglobal.id.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai layanan Presgo Psychology Center, Anda dapat menghubungi kami di 0812-8333-0092. Percayakan Kesehatan psikologis Anda dan buah hati bersama Presgo Psychology Center.

Artikel ini ditulis oleh:
Priska Devy Anggraeni, M. Psi., Psikolog
PresGo Psychology Center