Growth spurt adalah lonjakan pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak. Pada anak perempuan, kondisi ini umumnya terjadi saat prapubertas atau sekitar umur 11 tahun. Tanda growth spurt akan terlihat dari perubahan fisik maupun perilaku.
Agar pertumbuhan anak selalu maksimal, perlu adanya peran orang tua dalam memperhatikan pertumbuhan anak dan memberikan nutrisi yang simbang. Untuk itu, orang tua juga perlu mengetahui ciri-ciri anak sedang ada di fase growth spurt.
Di artikel ini, kami akan memberikan ciri-ciri growth spurt pada anak perempuan dan hal-hal yang sebaiknya orang tua lakukan untuk mendukung anak melewati fase ini.
Tanda-Tanda Growth Spurt pada Anak Perempuan
Photo by Christopher Campbell on Unsplash
Berikut adalah 10 tanda growth spurt pada anak perempuan. Tanda-tanda tersebut meliputi perubahan fisik, psikis, maupun kebiasaan.
1. Anak Mudah Merasa Lapar
Anak yang sedang berada di fase growth spurt memiliki selera makan yang tinggi. Di fase ini, anak membutuhkan nutrisi yang cukup dan seimbang serta tinggi kalori agar pertumbuhannya dapat maksimal.
Sebuah penelitian dari University of Southern California menyebutkan bahwa meningkatnya selera makan pada anak ini bisa berlangsung antara 2-3 tahun. Waktu yang cukup lama memang.
Oleh karena itu, orang tua diharapkan benar-benar bisa mengatur pola makan anak agar tidak obesitas. Anda juga dapat mengajak anak untuk rajin berolahraga, sehingga kalori yang masuk dapat berubah menjadi tenaga.
2. Ukuran Kaki Bertambah
Di fase growth spurt, ukuran kaki dan tangan akan bertambah. Ini terjadi karena tangan dan kaki mengalami pertumbuhan yang pesat. Sebuah studi menyatakan bahwa perubahan ukuran kaki menjadi indikator awal dalam fase growth spurt.
Anda dapat melihat tanda-tandanya dari ukuran sepatu yang terus membesar atau anak akan mengeluh karena sepatunya yang mulai terasa sesak.
3. Celana Menjadi Pendek dan Baju Menjadi ketat
Pernah mendengar anak mengeluh karena celananya mulai kependekan? Jangan abai! Itu juga menjadi salah satu tanda bahwa anak sedang mengalami masa growth spurt.
Biasanya, pertumbuhan yang pesat membuat celana menjadi lebih pendek dalam hitungan beberapa bulan saja. Dalam setahun, anak perempuan dapat tumbuh hingga 2-3 inchi atau sekitar 5-7 cm.
Selain celana yang mulai pendek, tanda lainnya adalah pakaian yang mulai ketat di sekitar paha, pinggul, dan pinggang. Ini terjadi karena di area ini terdapat penambahan lemak.
4. Mulai Memasuki Masa Puber
Anak perempuan yang sedang memasuki masa growth spurt juga akan memasuki masa pubertas. Sekitar 95 persen anak perempuan akan mencapai tinggi yang maksimal pada masa pubertas. Biasanya terjadi pada rata-rata usia 12,1 tahun.
Ini sesuai dengan penelitian pada Journal of Clinical Research in Pediatric Endocrinology yang menyebutkan bahwa masa growth spurt pada anak perempuan akan bersamaan dengan datangnya masa pubertas.
5. Sendi-Sendi Menonjol dengan Tulang yang Besar
Tanda seorang anak perempuan saat memasuki fase growth spurt lainnya terlihat pada sendi-sendi yang mulai menonjol. Tak hanya sendi, bahkan tulang-tulangnya pun menjadi lebih besar.
Anda dapat memperhatikan perubahan tersebut pada sendi siku dan juga sendi lutut. Selain itu juga akan terlihat pada tulang pergelangan tangan yang tampak semakin besar.
6. Mengalami Perubahan Bentuk Badan
Saat memasuki masa growth spurt, bentuk badan anak juga mengalami perubahan, khususnya di bagian-bagian tubuh tertentu. Perubahan ini terjadi karena lemak dalam tubuh bertambah akibat nafsu makan yang meningkat.
Beberapa bentuk tubuh yang mengalami perubahan di antaranya adalah pantat, pinggang, area paha, dan pinggul. Sebagai antisipasi, Anda dapat memberinya pakaian dengan ukuran yang lebih besar.
7. Mulai Tumbuhnya Payudara
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, di fase ini beberapa bentuk tubuh anak mulai mengalami perubahan karena adanya bertambahnya lemak dalam tubuh. Ini juga yang mengakibatkan tumbuhnya payudara.
Kondisi ini biasanya juga menjadi pertanda bahwa anak perempuan sudah mulai memasuki masa puber. Jika tanda ini sudah terlihat, Anda sebaiknya memberi anak pengertian bahwasanya dia sudah memasuki masa remaja.
Anda juga dapat memberi sex education perihal apa saja yang boleh dan tidak boleh anak lakukan. Beberapa kebutuhan yang berhubungan dengan perempuan seperti bra atau pembalut (jika sudah menstruasi) juga sebaiknya mulai Anda kenalkan.
8. Menstruasi
Menstruasi menjadi tanda growth spurt selanjutnya. Umumnya, tanda ini menjadi fase akhir dari masa tumbuh pacu. Ini juga menjadi fase penyempurnaan sistem reproduksi perempuan.
Saat anak memasuki fase ini, alangkah lebih baiknya Anda memberikan perhatian ekstra. Sebab, pada masa ini anak akan mudah mengalami stres akibat peralihan dari masa anak-anak menuju remaja.
Anda juga dapat memberikan sex education tambahan yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Ini bertujuan agar anak dapat menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi. Selain itu juga agar anak tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif.
9. Lebih Sering Tidur
Ciri-ciri growth spurt selanjutnya adalah anak menjadi lebih sering tidur daripada bermain. Ini disebabkan karena meningkatnya hormon yang dapat mengubah mood anak sehingga tidak seperti biasanya.
Saat anak tertidur, pertumbuhan tinggi badan anak akan menjadi lebih maksimal. Jadi, jika anak sedang memasuki fase ini, sebaiknya Anda tidak melarangnya tidur atau membangunkannya secara paksa.
Akan lebih baik lagi jika Anda dapat memberinya pengertian, sehingga anak dapat memanfaatkan perubahan mood tersebut untuk hal-hal yang positif. Sebagai contoh, Anda dapat mengajaknya membuat kue bersama, belajar masak, atau kegiatan positif lainnya.
10. Sering Menabrak Benda
Cukup terkejut ya dengan tanda ini? Tapi memang benar. American Academy of Pediatrics menyebutkan bahwa anak yang tengah berada di masa growth spurt mengalami pertumbuhan yang cepat.
Ini dapat mempengaruhi pusat keseimbangan. Pusat keseimbangan akan mengalami perubahan yang dapat menyebabkan anak terkesan lebih ceroboh daripada biasanya.
Dalam kondisi ini, biasanya orang tua akan melihat anak jadi lebih sering menabrak benda. Sebagai proteksi, Anda dapat mengamankan benda-benda yang sekiranya berisiko dan dapat membuat anak terluka.
Hal-Hal yang Sebaiknya Orang Tua Lakukan di Fase Growth Spurt
Photo by Kinga Cichewicz on Unsplash
Agar fase growth spurt dapat anak lalui dengan baik, tentu perlu adanya dukungan dari orang tua. Berikut adalah beberapa hal yang dapat orang tua lakukan untuk mendukung anak melewati fase growth spurt.
1. Penuhi Nutrisi Anak
Anak yang sedang berada di fase growth spurt memiliki nafsu makan yang tinggi. Sebagai orang tua, alangkah lebih baik jika selalu penuhi kebutuhan anak terkait hal tersebut.
Berikan anak makanan dengan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Makanan-makanan tinggi kalori dengan kadar tinggi sangat baik untuk anak-anak di fase ini.
Anda dapat memberinya makanan dengan komposisi karbohidrat, lemak, dan protein secara seimbang. Sebaiknya kurangi makanan yang mengandung garam dan gula, seperti junk food, karena ini dapat menyebabkan obesitas.
2. Beri Anak Waktu Tidur yang Cukup
Di fase growth spurt, anak memang membutuhkan waktu tidur yang lebih lama. Maka, jangan heran jika mereka menjadi sering tidur.
Lantas, sebaiknya apa yang orang tua mesti lakukan?
Anda dapat mengajak anak untuk tetap tidur sesuai dengan rutinitas dan jadwal yang sebelumnya sudah disepakati. Ini akan mengembalikan pola tidur anak, sehingga waktu tidur anak tetap teratur anak tidak kelebihan jam tidur.
Agar anak tidak mudah mengantuk, sebagai gantinya Anda dapat mengajak anak melakukan kegiatan-kegiatan positif. Seperti misalnya, olahraga, menekuni hobi, belajar memasak, dan lain sebagainya.
3. Tetap Sabar dan Penuh Kasih
Emosi anak saat berada di fase ini memang kurang stabil. Anak jadi mudah marah, kesal, dan moody. Sebagai orang tua, sebaiknya kita mencoba memahami emosi anak.
Berikan anak pelukan kasih sayang dan pengertian agar mereka tidak merasa sendiri. Anda juga dapat mengajaknya berbicara dari hati ke hati perihal kecemasannya.
Dalam kondisi emosi yang kurang stabil, sebaiknya kurangi membentak atau memarahi anak. Ini justru akan membuat anak marah dan emosinya semakin tidak stabil.
4. Perhatikan Kesehatan Anak
Hal lainnya yang sebaiknya orang tua lakukan adalah memperhatikan kesehatan anak. Jangan biarkan anak merasa sakit dan mengabaikan kesehatannya. Anda juga dapat mengajak anak untuk rutin berolahraga minimal 150 menit/minggu.
Anda dapat mengajak anak untuk periksa kesehatan secara rutin ke dokter. Sebaiknya juga periksakan kesehatan organ reproduksinya. Di fase ini, anak perempuan akan mengalami menstruasi.
Memeriksakan kesehatan organ reproduksi membuat kita mengerti kondisi organ reproduksi kita, apakah ada masalah atau tidak.
5. Berikan Anak Sex Education
Di fase ini, beberapa organ mulai mengalami perkembangan, seperti tumbuhnya payudara. Selain itu. Anak juga sudah mengalami menstruasi. Dalam hal ini berarti organ-organ dalam tubuhnya sudah mulai terbentuk dengan sempurna.
Untuk melindungi anak dari hal-hal yang negatif, sebaiknya kembali ajarkan perihal sex education. Jelaskan apa saja hal-hal yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan beserta dampaknya.
Berikan pemahaman juga bawa tubuhnya adalah miliknya dan tidak ada yang boleh menyentuh tanpa seizinnya.
6. Penuhi Kebutuhan Fisik Anak
Saat memasuki masa growth spurt, beberapa pakaian anak mungkin sudah mulai kekecilan atau kependekan.
Untuk memfasilitasi hal ini, sebaiknya ganti pakaian tersebut ke ukuran yang lebih besar. Jangan biarkan anak merasa kurang nyaman saat menggunakan pakaian tersebut.
Selain pakaian, Anda juga dapat memfasilitasi pakaian dalam anak dengan memberikannya bra. Anda juga dapat menyiapkan pembalut atau menstrual cup saat anak menstruasi.
Kesimpulan
Pada dasarnya, growth spurt merupakan suatu kondisi di mana terjadi lonjakan pada pertumbuhan anak. Ada beberapa tanda growth spurt yang dapat Anda lihat, baik secara fisik, psikis, maupun kebiasaan.
Saat tanda-tanda growth spurt tersebut mulai terlihat pada anak Anda, sebaiknya berikan dukungan. Anda dapat memberinya makanan yang cukup dengan nutrisi seimbang dan mempersiapkan beberapa kebutuhan fisiknya.
Selain itu juga bisa dengan memberinya sex education. Pahami juga emosi anak dan selalu berikan pengertian dan kasih sayang. Tunjukan bahwa dia tidak akan melewati fase ini sendirian.
Namun, untuk menghadapi anak yang sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda growth spurt tentu tidak hanya butuh perhatian dari orang tua saja. Kami, Prestasi Global juga senantiasa akan memberikan dukungan pada siswa siswi kami yang sedang memasuki fase ini.
Baca juga : 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Tumbuh Kembang Anak
Apa saja tanda-tanda growth spurt pada anak perempuan?
Tanda-tanda growth spurt pada anak perempuan diantaranya anak mudah merasa lapar, ukuran kaki bertambah, celana menjadi pendek dan baju menjadi ketat, mulai memasuki masa puber, sendi-sendi menonjol dengan tulang yang besar, mengalami perubahan bentuk badan, mulai tumbuh payudara, menstruasi, lebih sering tidur, dan sering menabrak benda.
Berapa lama peningkatan selera makan pada anak dalam fase growth spurt?
Sebuah penelitian dari University of Southern California menyebutkan bahwa peningkatan nafsu makan pada anak bisa berlangsung antara 2-3 tahun. Fase ini, anak membutuhkan nutrisi yang cukup dan seimbang serta tinggi kalori agar pertumbuhannya dapat maksimal. Disini orang tua diharapkan benar-benar bisa mengatur pola makan anak agar tidak obesitas, serta mengajak anak untuk rajin olahraga agar kalori yang masuk dapat berubah menjadi tenaga.
Hal apa yang sebaiknya dilakukan orang tua ketika anak berada dalam fase growth spurt?
Hal yang sebaikanya dilakukan oleh orang tua ketika anak sedang berada dalam fase growth spurt adalah memenuhi nutrisi anak, memberikan anak waktu tidur yang cukup, tetap sabar dan penuh kasih ketika emosi anak tidak stabil, memperhatikan kesehatan anak, berikan anak sex education, dan penuhi kebutuhan fisik anak seperti memberikan pakaian baru jika sudah mulai kekecilan.