Menerapkan keterampilan manajemen waktu untuk anak akan membantu mereka mereka menjalani aktivitas lebih baik. Anak akan paham kapan waktunya mandi, bermain, belajar, atau bahkan membantu orang tua.
Pemahaman ini juga bisa mempermudah orang tua dalam mendidik anak. Tapi mengajarkan keterampilan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Anda perlu meluangkan waktu, tenaga, hingga kreativitas dalam prosesnya.
Cara Manajemen Waktu pada Anak
Photo by twenty20photos on Envato
Berikut ada beberapa tips mengajarkan manajemen waktu pada anak yang bisa Anda ikuti:
1. Mulai Sedini Mungkin
Mulai umur berapa anak di ajari manajemen waktu?
Ini adalah pertanyaan yang pasti muncul pertama kali di benak Anda. Pada dasarnya anak dan remaja adalah dua fase yang berbeda. Kedua fase ini punya pendekatan dan cara yang berbeda pula.
Namun, semakin cepat Anda memulai maka hasilnya akan lebih baik. Anak akan terbiasa menggunakan waktu lebih efektif sejak awal.
Di sini kami beri contoh cara mengajarkan manajemen waktu untuk anak. Usia preschool Anda bisa mengajari anak untuk membereskan mainan dalam waktu tertentu. Kemudian, untuk anak usia sekolah, Anda bisa mulai dengan waktu untuk mengerjakan tugas atau PR.
2. Pilih Alat Manajemen Waktu yang Tepat
Ada banyak alat yang bisa Anda gunakan untuk mengajarkan manajemen waktu untuk anak. Namun, akan lebih baik jika Anda menggunakan tools yang ramah anak.
Sebagai contoh ada kalender magnet warna-warni. Tools ini akan menarik perhatian dan membuat mereka antusias. Kuncinya adalah di visual dan elemen yang bisa ditempel sesuai dengan jadwal.
Jika tidak ingin mengeluarkan budget lebih, Anda juga bisa membuat kalender sendiri. Ada poin lanjutan yang membahas mengenai ini. Pastikan Anda membaca ulasan ini sampai selesai ya.
Selain kalender gadget, Anda juga bisa menggunakan visual timer. Alat ini cocok untuk anak-anak di tahun pertama. Tampilan timer yang mencolok memudahkan anak melihat waktu.
Bahkan karakter timer ini bisa membuat anak merasa bersemangat dalam menjalankan aktivitas. Mereka juga bisa tahu berapa waktu yang tersisa karena visualisasi timer berubah-ubah sesuai kondisi waktu.
3. Beri Contoh Cara Ukur Waktu
Anak mungkin sudah mengenal waktu. Seperti pagi, siang, dan malam. Namun, mereka masih belum paham soal bagaimana cara mengukur waktu. Disinilah peran Anda untuk mengajari mereka.
Bantu anak untuk mengatur batas waktu di tiap kegiatan. Anda bisa menggunakan timer atau alat lainnya.
Anda juga bisa memberikan arahan. Misalkan waktu kurang 30 atau 15 menit. Countdown di detik-detik akhir juga bisa meningkatkan awareness akan waktu pada anak.
Tujuan utama pengenalan cara mengukur waktu adalah agar anak memahami seperti apa waktu satu jam atau 10 menit. Ke depannya, mereka bisa mudah mengatur aktivitas saat Anda mengatakan “Kita pergi 10 menit lagi”.
4. Buat dan Hias Kalender
Belajar manajemen waktu untuk anak akan lebih seru jika Anda menuangkan kreativitas di dalamnya. Misalkan Anda bisa membuat kalender untuk masing-masing anggota keluarga.
Jadi, setiap orang memiliki jadwal berbeda. Namun, akan ada waktu di mana semuanya ada di jadwal yang sama. Misalkan saat quality time.
Seluruh anggota keluarga harus ikut serta dalam proses ini. Masing-masing boleh menghias dan mewarnai kalendernya sesuka hati. Aktivitas sederhana ini bisa membantu anak paham kegiatan mama, papa, atau pun saudaranya.
Akan lebih baik jika setiap anggota keluarga menyimpan kalender sendiri di kamar. Kemudian buat satu kalender keluarga untuk tracking kegiatan bersama. Jangan lupa untuk menyisakan space khusus di kalender. Space ini sebagai tempat untuk menulis siapa-siapa saja yang berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu.
5. Atur Jadwal
Manajemen waktu identik dengan jadwal. Tanpa adanya jadwal, maka sulit menjalankannya. Apalagi anak baru mulai mengenal manajemen waktu ini.
Jadi, sejak awal Anda bisa membuat jadwal untuk anak. Mulai dengan waktu tidur, mandi, sarapan, belajar, bermain, dan lain sebagainya.
Keberadaan jadwal ini akan membantu anak terbiasa dengan keteraturan. Mereka tahu kapan harus melakukan apa hingga akhirnya terbentuk kebiasaan yang terorganisir.
6. Selalu Sesuaikan dengan Jadwal
Anak-anak cenderung suka menghabiskan waktu lebih lama dalam aktivitas tertentu. Misalkan bermain, mandi, atau pun tidur.
Atau bahkan para orang tua juga punya tendensi untuk menambahkan waktu belajar bagi anaknya. Kedua hal ini sama-sama tidak baik untuk mengajari anak manajemen waktu.
Mengingat sekarang adalah awal pembelajaran, maka pastikan sesuai jadwal. Apapun kondisinya sebisa mungkin stay dengan jadwal. Sedikit saja perbedaan bisa memicu anak tidak teratur.
7. Pastikan Ada Jadwal Istirahat
Esensi dari manajemen waktu adalah agar anak terbiasa melakukan aktivitas tepat waktu. Namun ini tidak berarti mereka harus terus beraktivitas tanpa henti.
Anda tetap perlu menjadwalkan waktu istirahat di luar jam tidur. Jangan bebani anak dengan jadwal yang terlalu padat. Ini justru bisa membuat mereka tertekan dan tidak efektif dalam belajar manajemen waktu.
Buat tanda di kalender harian, jam berapa mereka boleh tidak diam melakukan apapun. Tapi pastikan mereka tidak menggunakan jam kosong ini untuk menyentuh gadget. Kecuali memang tidak ada agenda bermain gadget di kalender mereka.
8. Tetapkan Prioritas Harian
Penting untuk mengajarkan anak prioritas. Mana yang harus diutamakan dan mana yang tidak. Meski anak kesulitan untuk menentukan prioritas secara aktual, tapi Anda sebagai orang tua bisa mengajarkan konsepnya.
Apalagi memang gambaran besar prioritas ini bergantung pada usia anak itu sendiri.
Bagaimana cara mengajarkan konsep ini?
Bantu mereka mengatur jadwal harian. Mana yang harus mereka dahulukan, urutan kedua, dan terakhir. Misalkan, saat bangun tidur maka sikat gigi atau mandi adalah hal pertama yang harus dilakukan.
Kemudian, lanjutkan dengan membereskan tempat tidur, sarapan, baru berangkat sekolah. Hingga akhirnya mereka kembali bersiap untuk tidur.
Dengan begini, anak akan memiliki rutinitas harian yang tetap. Aktivitas wajib tidak akan terlupakan meski kondisinya tanggal merah atau liburan berlangsung. Jika sudah terbiasa dengan prioritas harian, Anda bisa lanjutkan mengajari mereka prioritas mingguan dan bulanan.
9. Pantau Penggunaan Gadget
Banyak anak yang sudah terpapar penggunaan gadget sejak kecil. Apalagi jika Anda sebagai orang tua tidak bisa lepas dari gadget di rumah. Selain itu, faktor lingkungan teman di sekolah atau luar rumah juga bisa mengekspos anak ke penggunaan gadget.
Jika anak Anda dalam fase ini, maka cukup sulit untuk menghilangkan eksistensi gadget. Jalan tengahnya, Anda bisa memanfaatkan time management.
Buat jadwal kapan mereka bisa dan boleh menyentuh gadget. Sebaiknya tetap berikan pendampingan saat mereka menggunakannya. Dengan begini, Anda tidak akan kehilangan kontrol.
Di sisi lain, Anda juga bisa membantu anak untuk mengambil sisi positif dari adanya gadget. Tapi kembali pastikan penggunaannya masih di batas wajar ya.
Bagaimana dengan game online?
Mengingat saat ini banyak sekali anak-anak yang bermain game online, maka Anda bisa mencoretnya dari jadwal. Kenalkan anak pada aktivitas digital yang positif dan tidak memicu terjadinya kecanduan.
10. Jadikan Rutinitas yang Menyenangkan
Mengatur waktu bisa jadi membosankan bagi anak. Padahal belajar manajemen waktu untuk anak haruslah menyenangkan.
Anda bisa menggunakan kreativitas agar aktivitas ini seru. Misalkan penggunaan krayon, spidol, atau stabilo untuk membuat tanda di kalender. Anda juga bisa menjadikan pembelajaran ini sebagai permainan.
Misalkan di rumah ada 5 anggota keluarga. Masukkan semua dalam permainan siapa yang paling cepat dan bersih dalam menyikat gigi atau menghabiskan makanan. Pemenang akan mendapatkan hadiah atau mark khusus nantinya.
Semakin menyenangkan kegiatan ini maka semakin mudah bagi anak untuk memahami manajemen waktu.
11. Tempat untuk Meletakkan Barang-Barang Anak
Anak-anak tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik jika tidak tahu di mana tempat untuk menyimpan. Misalnya, ada jadwal untuk mengerjakan PR. Tapi mereka tidak tahu di mana pensil atau alat tulis lain. Anak akan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Untuk itu, Anda bisa meletakkan barang-barang anak di tempat khusus dan terlihat. Pastikan saat memulai time management ini, anak sudah tahu keberadaan barang-barangnya ada di mana.
12. Ajari Anak Seni untuk Menunggu
Level paling dasar dari manajemen waktu adalah kemampuan untuk menunda kebahagiaan atau kepuasaan. Bagaimana maksudnya?
Kemampuan ini terkait dengan kebiasaan belajar lebih baik. Untuk menguatkan kemampuan ini, Anda bisa meminta anak menunggu sebelum mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Misalkan mereka ingin membeli alat tulis baru. Hindari membelikan secara langsung. Sebaliknya, Anda bisa menjadwalkannya minggu depan.
Tandai tanggal untuk rencana membeli alat tulis yang mereka inginkan di kalender. Berikan catatan agar mereka tahu dan bisa melihatnya.
Kondisi ini akan memicu excitement dalam diri anak. Semakin dekat dengan hari pembelian, mereka akan makin antusias. Hal seperti ini bisa Anda aplikasikan untuk aktivitas lain. Misalkan acara makan malam di luar, perayaan ulang tahun, berbelanja kado natal, dan lain sebagainya.
13. Jangan Segan Beri Pujian
Pujian dan pelukan adalah dua hal yang sangat penting untuk anak. Khusus untuk belajar manajemen waktu, Anda disarankan untuk memberi pujian dan pelukan ketika anak melakukan progress.
Selain membuat anak senang dan merasa dihargai, pujian ini juga membuat mereka bersemangat. Anak bisa tahu perbedaan yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Melalui pujian ini, secara tidak langsung akan mendorong anak untuk berusaha dengan lebih baik lagi. Ingat, beri pujian secara langsung. Lakukan kontak mata yang lembut. Sejajarkan tinggi tubuh Anda dengan anak agar mereka tidak merasa terintimidasi.
14. Pertimbangkan Memberi Hadiah
Photo by twenty20photos on Envato
Selain pujian, Anda juga bisa memberikan hadiah bagi anak yang melakukan manajemen waktu dengan baik.
Hadiah ini bisa Anda berikan di akhir hari ataupun mingguan. Durasi bulanan juga boleh jika anak sudah agak besar. Karena untuk anak kecil, monthly rewards bisa terasa terlalu lama.
Untuk memutuskan waktu pemberian rewards ini, Anda tentunya bisa berdiskusi terlebih dahulu dengan anak ya. Putuskan apa yang membuat mereka nyaman.
Kemudian, daftar hadiahnya juga tak harus berbentuk barang. Anda bisa mengandalkan kreatifitas di sini. Misalkan, ada jam tambahan untuk bermain.
Intinya, gunakan pembelajaran manajemen waktu untuk anak ini sebagai motivasi agar mereka lebih baik.
Kesimpulan
Banyak anak merasa kesulitan melakukan berbagai aktivitas di sekolah dan rumah. Namun, melalui pembelajaran manajemen waktu ini Anda bisa membuat mereka nyaman menjalani hari.
Selain fokus dengan belajar mengatur waktu di rumah, anak seharusnya juga menerapkan hal yang sama di sekolah. Staf pendidik di Prestasi Global secara berkelanjutan menerapkan keterampilan manajemen waktu untuk anak.
Baca Juga : 7 Kegiatan Edukatif Saat Liburan Anak Sekolah
Mulai Umur Berapa Anak Diajarkan Mengatur Waktu ?
Pada dasarnya anak dan remaja adalah dua fase yang berbeda. Kedua fase ini punya pendekatan dan cara yang berbeda pula. Namun, semakin cepat Anda memulai maka hasilnya akan lebih baik. Anak akan terbiasa menggunakan waktu lebih efektif sejak awal. Di sini kami beri contoh cara mengajarkan manajemen waktu untuk anak. Usia preschool Anda bisa mengajari anak untuk membereskan mainan dalam waktu tertentu. Kemudian, untuk anak usia sekolah, Anda bisa mulai dengan waktu untuk mengerjakan tugas atau PR.
Bagaimana Membuat Jadwal yang Benar Saat Mengajari Manajemen Waktu ?
Manajemen waktu identik dengan jadwal. Tanpa adanya jadwal, maka sulit menjalankannya. Apalagi anak baru mulai mengenal manajemen waktu ini. Jadi, sejak awal Anda bisa membuat jadwal untuk anak. Mulai dengan waktu tidur, mandi, sarapan, belajar, bermain, dan lain sebagainya. Keberadaan jadwal ini akan membantu anak terbiasa dengan keteraturan. Mereka tahu kapan harus melakukan apa hingga akhirnya terbentuk kebiasaan yang terorganisir.
Bagaimana Mengatur Penggunaan Gadget Pada Anak ?
Buat jadwal kapan mereka bisa dan boleh menyentuh gadget. Sebaiknya tetap berikan pendampingan saat mereka menggunakannya. Dengan begini, Anda tidak akan kehilangan kontrol. Di sisi lain, Anda juga bisa membantu anak untuk mengambil sisi positif dari adanya gadget. Tapi kembali pastikan penggunaannya masih di batas wajar ya.