Harapan setiap orang tua adalah anaknya dapat berkembang dan tumbuh dengan baik. Dalam tahapan tumbuh kembang anak, ada satu tahapan penting yang menjadi sorotan orang tua, yaitu tahap berbicara atau anak lancar mengucapkan kata-kata. Namun, tidak sedikit anak yang mengalami speech delay.
Apa itu Speech Delay dan Tahapan Perkembangan Kemampuan Berbicara Anak
Speech delay adalah suatu keadaan di mana anak mengalami keterlambatan berbicara atau kemampuan berbicaranya belum lancar pada usia umumnya anak bisa berbicara.
Sebenarnya kemampuan berbicara anak juga dipengaruhi oleh usia serta rangsangan dari orang tua.
Namun, lebih lengkap, berikut tahapan perkembangan kemampuan komunikasi pada anak.
1. Pada usia 3 bulan, bayi mengeluarkan suara berupa bahasa bayi yang hanya bayi yang tahu artinya. Selain itu, bayi juga mulai mengenali, mendengarkan, juga memperhatikan raut muka orang tua.
2. Kemudian pada usia 6 bulan, bayi sudah mulai bisa mengulang suku kata, seperti pa-pa, ba-ba, ma-ma. Pada usia ini juga bayi sudah bisa mengekspresikan apa yang dia rasakan, seperti senang, sedih; serta menengok pada arah datangnya suara dan menyimak musik.
3. Memasuki usia 9 bulan, anak sudah mulai bisa mengeluarkan suara dengan kata dasar, misal tidak dan ya. Nada suaranya juga terdengar lebih luas.
4. Usia 12 bulan, anak sudah bisa meniru perkataan orang sekitarnya. Pada usia ini juga, anak sudah bisa merespons perintah sederhana, seperti “Ayo, sini!”
5. Kemudian pada usia 18 bulan, anak sudah bisa meniru ucapan orang tua sekaligus menunjuk benda atau bagian yang dilafalkan. Namun, pada usia ini juga masih beberapa kata yang belum jelas terdengar. Hal ini biasa.
6. Lalu pada usia 24 bulan anak mampu mengucapkan kosakata sebanyak 50 kata dan memakai dua kata untuk berkomunikasi.
7. Terakhir pada usia 3-5 tahun, kosakatanya berkembang cepat.
Namun, pada kondisi lambat bicara, anak usia 3-16 tahun belum mampu lancar berkomunikasi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang hasilnya dikeluarkan oleh National Centre for biotechnology information yang menyebutkan bahwa prevalensi gangguan telat berbicara terjadi sebanyak 1-32% pada populasi normal.
Faktor Penyebab Anak Terlambat Berbicara atau Speech Delay
Adanya gangguan kemampuan berkomunikasi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya:
1. Memiliki Masalah pada Struktur Mulut
Ini adalah masalah yang umum terjadi pada anak, yaitu masalah lidah dan langit-langit mulut.
Hal ini membuat anak lemah mengontrol otot dan mulut untuk berbicara. Bibir, lidah, dan rahangnya membuka tetapi tidak ada kata yang keluar. Umumnya, masalah ini juga dibarengi dengan masalah motorik oral lain.
2. Apraksia
Faktor selanjutnya adalah gangguan neurologis untuk mengendalikan gerakan atau istilahnya apraxia. Hal ini terjadi karena kecelakaan atau kelainan pada lobus parietal yang ada di otak.
Selain sulit menggerakkan alat gerak: kepala, kaki, dan tangan; apraksia juga membuat anak kesulitan berbicara karena otak kesulitan mengorientasikan dan mensinkronisasikan gerakan otot.
3. Gangguan Pendengaran
Photo by Dylann Hendricks | 딜란 on Unsplash
Kemudian adanya gangguan pendengaran atau infeksi pada telinga juga bisa memicu keterlambatan berbicara. Ketika anak mengalami masalah pada telinganya, anak kesulitan mengerti dan mencontoh kata.
4. Kondisi Mulut Kurang Sempurna
Selain masalah struktur mulut: lidah dan langit-langit mulut, kondisi mulut juga bisa mempengaruhi anak terlambat bicara. Seperti bibir sumbing dan frenulum pendek.
5. Punya Masalah dengan Perkembangannya
Melansir MCS Mott Children Hospital melalui situs resminya menyebutkan ada beberapa masalah perkembangan yang menyebabkan keterlambatan berbicara, yaitu cerebral palsy, kecelakaan otak traumatis, juga kondisi otot yang kurang sempurna.
Ketiga hal tersebut membuat kemampuan berbicara anak terpengaruh dan akhirnya anak terlambat bicara.
6. Autisme
Pada beberapa kasus lain, terlambat bicara bisa menjadi tanda awal autisme pada anak. Tentunya, ada perbedaan terlambat berbicara sebagai tanda awal autisme dan telat bicara yang umum anak alami.
Beda anak speech delay dan autis, yaitu bentuk komunikasinya, kemampuan pemakaian kata, ketertarikan anak, interaksi dengan sekitar, dan bagaimana mereka merespons reaksi.
Anak autis cenderung mengucapkan frasa juga berperilaku berulang-ulang. Komunikasi anak autis juga terganggu baik verbal dan nonverbal. Di sisi lain, ada juga yang interaksinya dengan sekitar terganggu dan mengalami penurunan kemampuan berkomunikasi.
Berbeda dengan anak speech delay yang masih bisa menunjukkan kemauannya dengan bahasa isyarat, memiliki ketertarikan untuk meniru, serta responsnya pun baik dan wajar.
Lain dengan anak autis yang tidak memiliki ketertarikan meniru sekitar dan juga merespons reaksi dengan kasar.
7. Masalah Psikologis
Penyebab lainnya, yaitu masalah psikologis. Untuk mengatasi masalah ini, Anda perlu membawa anak ke psikolog untuk memperoleh terapi dan stimulasi yang sesuai.
Ciri-Ciri Anak Speech Delay
Anda tentu takut komunikasi anak terganggu karena mengalami speech delay. Namun, untuk mendeteksi apakah anak mengalami keterlambatan bicara atau tidak, Anda bisa mengamati ciri-ciri atau tanda speech delay berikut.
- Apabila pada usia 2 bulan, bayi tidak mengeluarkan suara lain.
- Kemudian pada usia 18 bulan, anak belum bisa lancar berbicara kata sederhana, misal mama, papa, dada, ibu, dan lain-lain.
- Usia 2 tahun belum mampu mengucapkan lebih dari 25 kata.
- Usia 2,5 tahun belum mampu mengucapkan kombinasi frasa unik atau gabungan dua kata.
- Terakhir pada usia 3 tahun, anak belum mampu mengucapkan setidaknya 200 kata, belum mampu meminta dengan nama, dan ucapannya tidak jelas, sehingga orang yang mendengarnya susah memahaminya (artikulasinya tidak buruk).
- Anak kesulitan mengikuti petunjuk.
- Sulit atau kebingungan membentuk kalimat.
- Dalam satu kalimatnya ada kata yang tertinggal sehingga membuat bingung yang mendengar.
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasi Speech Delay pada Anak?
Memang untuk mendeteksi anak mengalami telat bicara atau tidak, tidak perlu mengunjungi dokter, tetapi tetap saja orang tua yang tahu anaknya telat bicara pasti akan panik, cemas, dan khawatir.
Oleh karena itu, ketahui apa penyebabnya terlebih dahulu untuk memutuskan tindakan apa yang tepat untuk kondisi anak Anda.
Namun, Anda juga bisa mencoba melakukan hal-hal berikut ini untuk mengatasinya sebagai tindak awal.
1. Lakukan Dialog Sederhana dan Mudah Dipahami
Langkah yang pertama adalah mengajak anak berbicara dengan topik yang sederhana dan mudah anak pahami. Dialog seperti ini akan membantu anak untuk lebih cakap merespons pertanyaan.
Di sisi lain, pertanyaan sederhana membuat anak tidak kesulitan menjawabnya. Dengan demikian, Anda membentuk dialog yang menarik bersama anak. Ke depannya, anak akan senang ketika Anda mengajaknya berdiskusi lagi.
2. Membaca atau Mendongeng Buku
Selanjutnya, Anda bisa mengajak anak untuk membaca buku bersama atau mendongeng. Di sisi lain, gunakan buku cerita bergambar yang colourful untuk memanjakan anak. Umumnya, anak lebih tertarik dengan cerita bergambar yang menarik.
Selain untuk menambah kosakata anak, cara ini juga bisa meningkatkan daya imajinasi anak.
3. Menyanyikan Lagu Berirama Sederhana
Mengapa bernyanyi? Karena bernyanyi adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan untuk anak selain bermain. Di sisi lain, Anda juga bisa menambahkan sedikit gerakan agar anak lebih tertarik.
Anda juga tidak harus gonta-ganti lagu. Yang paling penting, anak sudah bertambah kosakatanya. Apabila sudah menguasai satu lagu, Anda boleh mengganti lagunya.
Contoh lagu yang dapat Anda nyanyikan bersama, yaitu lagu “Sayang Semua” milik Pak Kasur.
4. Berikan Batasan Anak untuk Bermain Gadget
Coba Anda perhatikan sekitar, tidak sedikit anak yang sulit lepas dari gadget. Oleh karena itu, berikan batasan pada anak untuk bermain gadget.
Untuk anak yang usianya di bawah 2 tahun, ada baiknya Anda jangan memberikan gadget. Sementara untuk anak usia 2-5 tahun, maksimal menggunakan gadget adalah 2 jam per hari.
Adanya gadget ini mempengaruhi kemampuan berkomunikasi anak pada sekitar karena anak hanya terfokus pada gadget.
5. Minum Menggunakan Sedotan
Tujuan mengajarkan anak untuk minum dengan sedotan adalah untuk menguatkan otot yang ada pada sekitar mulut. Alhasil kemampuan berkomunikasi anak pun meningkat.
Namun, pastikan sedotannya reusable dan ramah lingkungan, ya. Selain itu, jangan melulu cairan, tetapi jus, bubur encer juga bisa Anda gunakan untuk minum anak. Agar anak lebih tertarik, Anda bisa menggunakan sedotan yang bentuknya lucu.
6. Letakkan Benda yang Susah Anak Jangkau
Cara selanjutnya yaitu meletakkan benda atau sesuatu yang anak sukai di tempat yang tinggi atau anak sulit menjangkaunya. Hal ini berguna agar anak meminta pertolongan untuk mendapatkan benda tersebut alias merangsangnya untuk berkomunikasi.
7. Bermain Sembari Melatih Fokus Anak Speech Delay
Ada beberapa permainan yang bisa Anda gunakan untuk melatih fokus anak speech delay, permainan tersebut, yaitu
- memanfaatkan cotton ball dan sedotan. Cara bermainnya, letakkan cotton ball di atas meja atau lantai, kemudian biarkan anak untuk meniupnya. Hal ini akan menguatkan otot di sekitar mulut,
- kartu flash. Kartu flash memang lebih menarik perhatian anak karena ada visual yang memikat. Selain anak belajar bentuk, warna, anak juga belajar mendengarkan kemudian menirukan ucapan Anda yang mengucapkan nama objek. Di sisi lain, Anda juga bisa meminta anak mengulanginya lagi tanpa Anda mengulangi nama objeknya,
- beberapa mainan untuk anak speech delay lain, yaitu permainan balok, balon, puzzle, dan mobil-mobilan.
- Buat Magnet Kulkas dengan Bentuk yang Disukai Anak
Selain itu, Anda juga bisa membantu anak membebaskannya dari rasa frustasi sebab Anda kesulitan memahami ucapannya dengan membuat magnet kulkas.
Buatlah magnet kulkas dengan bentuk sederhana yang menggambarkan keinginan anak. Contoh buah, cangkir untuk minum, piring atau makanan, dan lain-lain.
Di sisi lain, Anda juga bisa mengajarkannya bahasa isyarat.
8. Konsultasi dengan Tenaga Ahli
Photo by LinkedIn Sales Solutions on Unsplash
Selanjutnya, Anda juga bisa melakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga ahli untuk mendapatkan solusi tepat atas masalah Anda.
Kesimpulan
Agar apa yang Anda lakukan lebih maksimal dalam mengatasi masalah telat bicara pada anak, Anda harus melakukannya dengan tekun, menghindari distraksi yang akan mengganggu fokus anak, sabar, dan jangan lupa untuk memberikan pujian pada anak atas pencapaiannya.
Perlu Anda ketahui juga, trik-trik di atas, juga kami terapkan di sekolah Prestasi Global untuk mengatasi anak yang masih belum lancar berbicara seperti cadel atau malu berbicara di depan umum.
Sebagai orang tua, Anda memang harus tahu dan waspada akan keterlambatan bicara pada anak.
Selain Anda bisa mengatasinya sendiri di rumah, Anda juga bisa mengomunikasikannya permasalahan speech delay ini sehingga sekolah juga bisa membantu memberikan stimulasi selama berada di sekolah demi mendapatkan hasil yang terbaik untuk perkembangan berbicara anak.
Bagaimana cara membesarkan anak dengan cara menyenangkan dan penuh kebersamaan?
1.Memiliki kebijakan nol toleransi untuk kejahatan fisik dan mental. ... 2. Sebuah hadiah berupa pengalaman. ... 3.Minimalkan waktu browsing. ... 4.Mengajarkan anak-anak untuk merasa bahagia. ... 5.Mengajarkan setiap anggota keluarga untuk bersyukur.
Cara melatih fokus anak yang bisa bunda lakukan?
1.Membagi tugas besar ke hal-hal kecil. 2.Menyelesaikan tugas dengan cara menyenangkan. 3.Melatih Fokus Anak dengan mengurangi distraksi. 4. Atur tenggat waktu saat menyelesaikan satu tujuan. 5.Sediakan permainan yang membutuhkan fokus. 6. Sediakan waktu jeda di antara aktivitas.
Manfaat memberi Reward pada anak?
1.Meningkatkan Motivasi Belajar Anak. Ketika seorang anak mendapatkan reward dari orang tua ataupun gurunya maka otomatis dia akan semakin termotivasi untuk semakin giat belajar dan mempertahankan prestasinya itu. 2.Meningkatkan Jiwa Kompetitif Anak. 3.Penghargaan Terhadap Diri Anak.
Baca Juga :12 Good Attitude Dasar yang Wajib Dimiliki Anak Sejak Dini