Salah satu kewajiban orangtua terhadap anak adalah menjadikan anak yang cerdas dan berprestasi. Tak heran, jika banyak orangtua yang begitu bersemangat untuk membangkitkan prestasi anak. Memotivasi anak untuk berprestasi juga tidak bisa secara instan. Melainkan harus dilakukan sejak usia dini agar anak memiliki motivasi untuk berprestasi. Banyak orangtua yang kurang tepat dalam mendidik anak. Mereka kebanyakan hanya menyuruh anak untuk rajin belajar sebagai cara utama untuk meraih prestasi. Padahal, banyak hal lain yang tidak kalah penting dari rutinitas belajar, salah satunya adalah dukungan orangtua. Jadi, selain mengajak anak untuk rajin belajar, orangtua juga perlu memberikan dukungan penuh kepada anak.
Mendukung Prestasi Anak
Lantas, apa saja bentuk dukungan dari orangtua agar anak bisa meraih prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. Pastikan Anak Punya Waktu Istirahat Yang Cukup
Salah satu tantangan berat dihadapi setiap orangtua adalah membiasakan anak agar disiplin dalam beristirahat. Apalagi, dunia anak identik dengan dunia bermain. Banyak anak yang tidak memiliki waktu istirahat yang cukup karena asyik bermain. Tentu waktu istirahat yang kurang akan berdampak kurang baik bagi perkembangan prestasi anak. Untuk itu, orangtua harus memastikan anak punya waktu istirahat tidur yang cukup.
Waktu istirahat tidur yang cukup bagi anak minimal 8 jam setiap harinya. Selain cukup dalam hitungan jam, kualitas tidur juga harus diperhatikan. Hal ini penting karena waktu tidur yang tidak cukup dan tidak berkualitas akan sangat mengganggu konsentrasi anak saat menerima pelajaran di kelas, karena lesu dan mengantuk pastinya. Kuncinya adalah orangtua mengajari tentang pentingnya disiplin waktu sejak dini.
2. Arahkan Untuk Fokus Pada Tugas Belajar
Dunia digital dengan segala perangkatnya seperti smartphone memang telah membius anak-anak. Bahkan, tidak sedikit anak-anak yang sudah kecanduan main game. Tugas orangtua adalah mengembalikan kebiasaan anak untuk berpikir prioritas. Orangtua harus memberi pemahaman kepada anak tentang tugas utama anak sekolah yakni belajar dengan rajin. Prakteknya, orangtua bisa mendorong anak untuk disiplin menggunakan waktu, kapan waktu belajar dan kapan waktu bermain. Ingatkan agar anak mengurangi kegiatan yang tidak berhubungan dengan sekolah. Misalnya, bermain dengan teman-teman hingga lupa waktu makan atau belajar.
Tentu, melarang anak bermain juga bukan tindakan bijak. Sebab, dunia anak adalah dunia bermain yang juga penting buat perkembangan anak. Mungkin perlu diberi pemahaman yang lebih sederhana. Misalnya, boleh bermain namun jika pekerjaan sekolahnya sudah selesai. Atau, belajar dulu baru boleh bermain bersama teman-teman.
3. Bantu Anak Sesuai Kebutuhan
Tugas utama orangtua adalah mendampingi anak saat belajar atau saat anak mengalami kesulitan. Orangtua harus selalu siaga ketika anak membutuhkan bantuan. Orangtua juga harus proaktif. Jangan segan-segan untuk menawarkan bantuan ketika melihat anak sedang menghadapi kesulitan. Yang dilakukan orangtua itu sekaligus sebagai bentuk dukungan dan cara meningkatkan prestasi belajar.
Namun, bukan berarti semua kesulitan yang anak hadapi perlu keterlibatan orangtua. Orangtua harus selektif dan bantulah anak hanya pada saat benar-benar membutuhkan. Bantu anak memiliki sikap mandiri. Ibarat pepatah kata: “beri anak kail bukan ikannya.” Beri sedikit solusi, selebihnya biar anak yang memecahkan masalahnya sendiri.
4. Bantu Atasi Stres pada Anak
Pekerjaan rumah yang menumpuk dari guru kerap membuat anak mengalami stres. Sebagai orangtua, Anda harus membantu anak mengurangi stres akibat beban pekerjaan yang terlalu berat. Caranya? Ajak anak berbicara tentang masalah yang sedang dia hadapi. Yakinkan dia bahwa setiap masalah ada solusinya. Setiap orangtua juga harus memastikan anak benar-benar dalam kondisi nyaman saat belajar. Meraih prestasi anak tidak bisa Anda lakukan dalam situasi yang kurang kondusif.
Jangan lupa untuk selalu berserah diri dan berdoa kepada Allah SWT agar segala beban kesulitan bisa teratasi. Arahkan anak untuk memahami agama Islam secara benar. Kami, di Prestasi Global menerapkan prinsip-prinsip Islami untuk membantu siswa memahami dan mencintai agama Islam dengan baik.
5. Ajak Anak Untuk Refreshing
Rasa bosan sering membuat anak sulit berkonsentrasi dalam belajar. Beban PR yang guru berikan kerap membuat anak stres. Belum lagi, anak masih harus mengikuti les atau kursus. Untuk mengusir rasa bosan dan kepenatan pada anak, orangtua perlu mengajaknya jalan-jalan atau refreshing. Kegiatan refreshing itu bisa diisi dengan kegiatan yang menyehatkan, misalnya jogging, berenang, atau sekadar lari-lari kecil di taman. Mengajak anak-anak untuk melakukan kegiatan di luar akan membuat anak lebih segar dan bersemangat ketika belajar di sekolah.
6. Hindari Kritikan pada Anak
Ada ungkapan bijak: “lebih baik gagal daripada tidak mengerjakan sama sekali.” Dalam konteks pendidikan anak, ungkapan ini mengandung pesan bahwa sebagai orangtua, Anda harus memberi kebebasan kepada anak. Anda harus mendorong anak untuk berani melakukan sesuatu. Soal hasilnya yang masih gagal, itu urusan lain. Yang terpenting, anak sudah berani bertindak di jalan yang benar.
Dalam beberapa kasus, justru orangtua kerap menambah beban dan tekanan pada anak. Orangtua kerap memaksakan kehendak kepada anak, sehingga anak sering mengalami stres. Ketika anak mendapatkan nilai tes yang rendah, misalnya, Anda langsung mengkritiknya. Seolah nilai ujian yang jelek merupakan akhir dari segalanya. Kritik bukanlah solusi untuk meningkatkan prestasi belajar. Sebaiknya hindari kritik-kritik yang tidak perlu, karena itu hanya akan membuat anak Anda semakin stres. Yang harus orangtua lakukan adalah justru memberikan semangat dan motivasi untuk belajar lebih giat lagi sehingga pada ujian mendatang bisa meraih nilai memuaskan.
7. Beri Makanan Yang Sehat dan Bergizi
Pola makan menjadi salah satu faktor penting yang bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan seorang anak. Semakin bergizi makanan yang dia makan akan semakin mudah anak meningkatkan kecerdasannya. Sebaliknya, pola makan yang salah bisa membuat anak mudah mengalami stres. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, misalnya, ternyata tidak baik untuk kesehatan tubuh dan perkembangan kecerdasan anak. Masalahnya saat ini banyak anak yang terlanjur ‘ketagihan’ makanan cepat saji. Untuk itu, orangtua harus membuat resep makanan sendiri yang lebih sehat dan disukai anak. Tidak usah khawatir, saat ini banyak informasi tentang cara membuat menu masakan yang sehat dan bergizi di internet.
8. Beri Contoh Yang Baik
Cara paling efektif ketika meminta anak untuk melakukan sesuatu adalah dengan memberikan contoh. Orangtua harus memberi contoh dan teladan yang baik bagi anak. Setiap perkataan, tindakan, dan perbuatan orangtua kerap menjadi contoh bagi anak-anaknya. Perilaku orangtua adalah cermin bagi anak-anaknya. Untuk itu, berhati-hatilah khususnya ketika berada di depan anak.
Seorang tua yang memberi contoh yang baik kepada anak secara tidak langsung telah mendukung prestasi anak untuk tumbuh dan berkembang. Saat anak sedang belajar, misalnya, orangtua perlu menunjukkan seolah sedang serius mempelajari sesuatu. Sambil menunggu anak belajar, Anda bisa melakukan kegiatan membaca atau lainnya. Intinya, buat anak lebih bersemangat untuk belajar setelah melihat orangtuanya juga gemar membaca buku atau majalah yang bermanfaat.
9. Beri Anak Tanggung Jawab
Memberikan tanggungjawab kepada anak sesuai kemampuannya juga menjadi salah satu cara orangtua untuk meningkatkan prestasi anak. Mulailah dari hal-hal kecil, misalnya dengan memberikan tanggungjawab harian. Selesai belajar, umumnya buku-buku berserakan dimana-mana. Anda harus meminta anak untuk merapikan sendiri buku-buku yang telah digunakan. Namun, pemberian tanggung jawab ini tetap harus mempertimbangan faktor usia anak. Jangan memberikan tanggungjawab yang berada diluar kemampuannya, karena hal ini justru akan membuat anak tertekan.
10. Ceritakan Tokoh Berprestasi
Salah satu cara memotivasi anak untuk meraih prestasi adalah dengan menceritakan tokoh-tokoh besar yang terkenal dan memiliki segudang prestasi. Prestasi yang diraih para tokoh tersebut bisa menginspirasi anak untuk lebih giat belajar dan mengejar prestasi. Ada banyak tokoh di level nasional dan internasional yang bisa menjadi teladan.
Jika demikian, orangtua tentu harus rajin buka-buka buku biografi tentang tokoh-tokoh terkenal agar punya bahan untuk cerita kepada anak. Lakukan itu secara terus menerus kepada anak hingga muncul keinginan pada diri anak untuk mencontoh tokoh berprestasi yang Anda ceritakan itu.
11. Menonton Acara Orang Berprestasi
Selain bercerita sendiri tentang tokoh-tokoh berprestasi, orangtua juga bisa mengajak anak-anak untuk bersama-sama menonton acara TV atau internet yang membahas tentang orang-orang berprestasi. Acara-acara semacam itu sangat berguna untuk memotivasi anak meraih prestasi. Orangtua harus memanfaatkan tontonan yang bermanfaat bagi peningkatan prestasi anak. Secara tidak langsung, anak akan termotivasi dan mencontoh figur terkenal yang ada di televisi tersebut. Tugas orangtua adalah mengarahkan anak agar bisa lebih fokus mendengar cerita tokoh yang membanggakan itu.
12. Ikut Acara Pencarian Bakat
Berbagai cara perlu Anda lakukan untuk mendukung anak berprestasi. Tak ada salahnya juga mengajak anak untuk ikut dalam acara pencarian bakat di beberapa saluran televisi. Jika anak Anda memiliki bakat bernyanyi, mengikuti ajang pencarian bakat sangat tepat. Secara tidak langsung, anak akan termot7ivasi untuk memperlihatkan penampilan terbaiknya kepada penonton. Apalagi, ketika melihat teman-temannya bisa melakukan yang terbaik, anak Anda akan semakin bersemangat untuk bersaing dengan mereka.
13. Beri Pujian pada Anak
Secara umum, setiap anak suka dipuji, apalagi seorang anak perempuan. Dari sisi psikologi perkembangan anak, bentuk pujian dari orangtua akan sangat berkesan bagi seorang anak. Anak akan semakin termotivasi untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Namun, pujian itu hendaknya tidak secara berlebihan karena justru akan membuat anak tidak nyaman. Pujian kepada seorang anak juga tidak hanya dengan kata-kata. Orangtua bisa memuji anak dengan perbuatan. Misalnya, setiap kali anak mengerjakan sesuatu yang Anda suruh, Anda memberikan semacam hadiah buat dia.
Itu bentuk apresiasi yang paling nyata dan akan sangat berkesan bagi anak. Apapun hadiahnya, bisa dengan membiarkan dia sejenak menonton acara TV favoritnya. Hadiah itu akan memotivasi dia untuk belajar lebih giat dan bersemangat untuk meraih prestasi yang lebih baik di sekolahnya. Kesimpulannya, mewujudkan anak berprestasi bukanlah usaha yang instan. Selain butuh kerja keras, Anda butuh waktu yang panjang dengan penuh ketekunan. Anak adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada kita. Sebaik-baiknya orangtua adalah mereka yang bisa menjaga amanah itu dengan memberikan pendidikan terbaik.
Baca juga: Kenali Gangguan Belajar pada Anak dan Cara Mengatasinya
Sebutkan 13 Hal yang Diperlukan Orangtua Untuk Mendukung Prestasi Anak !
1. Pastikan Anak Punya Waktu Istirahat Yang Cukup
2. Arahkan Untuk Fokus Pada Tugas Belajar
3. Bantu Anak Sesuai Kebutuhan
4. Bantu Atasi Stres pada Anak
5. Ajak Anak Untuk Refreshing
6. Hindari Kritikan pada Anak
7. Beri Makanan Yang Sehat dan Bergizi
8. Beri Contoh Yang Baik
9. Beri Anak Tanggung Jawab
10. Ceritakan Tokoh Berprestasi
11. Menonton Acara Orang Berprestasi
12. Ikut Acara Pencarian Bakat
13. Beri Pujian pada Anak
Apa arti dari ungkapan bijak “lebih baik gagal daripada tidak mengerjakan sama sekali.”?
Dalam konteks pendidikan anak, ungkapan ini mengandung pesan bahwa sebagai orangtua, Anda harus memberi kebebasan kepada anak. Anda harus mendorong anak untuk berani melakukan sesuatu. Soal hasilnya yang masih gagal, itu urusan lain. Yang terpenting, anak sudah berani bertindak di jalan yang benar.
Bagaimana cara efektif beri contoh yang baik untuk anak?
Cara paling efektif ketika meminta anak untuk melakukan sesuatu adalah dengan memberikan contoh. Orangtua harus memberi contoh dan teladan yang baik bagi anak. Setiap perkataan, tindakan, dan perbuatan orangtua kerap menjadi contoh bagi anak-anaknya. Perilaku orangtua adalah cermin bagi anak-anaknya. Untuk itu, berhati-hatilah khususnya ketika berada di depan anak.