Bulan Ramadhan yang penuh berkah sudah tiba dan anak anak sudah mulai melakukan ibadah puasa. Namun, terkadang emosi anak cenderung tidak stabil selama berpuasa. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui bagaimana cara mengendalikan emosi anak saat berpuasa. Ketika masa anak anak merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan berbagai nilai baik termasuk berpuasa. Memang tidak mudah, namun anak anak perlu diperkenalkan sejak dini tentang ibadah puasa dan maknanya.
Namun, tentu ada saja tantangan saat memperkenalkan puasa kepada si kecil. Salah satunya adalah anak anak yang menjadi mudah emosi ketika mereka sedang menjalankan puasa. Terlebih apabila mereka baru belajar puasa dan diminta untuk tidak makan, minum hingga bangun sahur. Wajar apabila mereka merasa kesal dan mudah marah. 8Tetapi, hal ini tidak bisa Anda biarkan berlarut larut karena akan menjadi kebiasaan buruk. Bulan puasa merupakan waktu yang tepat bagi Anda untuk melatih emosi anak agar bisa menjadi lebih stabil.
Tips Melatih Emosi Anak agar Stabil di Bulan Puasa
Bagaimana caranya untuk membuat emosi si kecil menjadi lebih stabil khususnya pada bulan puasa? Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan
1. Memberi Penjelasan Tentang Ibadah Puasa
Apakah anak anak sering marah karena Anda bangunkan pagi hari untuk melakukan sahur? Kemudian mereka juga mudah marah karena tidak bisa minum es pada siang hari yang terik? Perubahan jadwal pada bulan puasa memang membuat anak anak kaget karena tidak terbiasa. Karena mereka berpikir mengapa hal hal yang selama ini boleh dilakukan seperti minum di siang hari menjadi dilarang. Sebagai orang tua, hal pertama yang Anda harus lakukan adalah memberikan pengertian dan pemahaman tentang makna puasa. Ajarkan kepada anak anak bahwa puasa merupakan bulan yang baik.
Katakan bahwa puasa adalah suatu ibadah yang mengajarkan umat muslim untuk bisa menahan lapar, haus, hawa nafsu dan sebagainya. Jadi, ketika berpuasa memang semua orang harus menahan lapar dan haus pada siang hari. Lalu, ketika anak anak mengeluh mengapa mereka harus bangun pagi hari untuk sahur Anda bisa menjelaskan pentingnya sahur. Jelaskan pada si kecil bahwa jika mereka meninggalkan sahur maka tidak akan kuat berpuasa. Berikan penjelasan yang mudah anak anak pahami agar mereka bisa lebih memahami makna dari puasa.
2. Memberikan Contoh Baik Kepada Anak
Cara mendidik anak agar tidak mudah marah selanjutnya adalah dengan memberikan contoh yang baik kepada mereka. Anda ingin anak anak memiliki emosi yang stabil, namun yang ditunjukan orang tua justru sebaliknya. Anak anak cenderung mengikuti perilaku orang tuanya, sehingga Anda juga harus memperhatikan perilaku dan sikap. Jika Anda berbuat baik, maka anak anak akan mengikutinya begitupun apabila berbuat buruk.
Oleh karena itu, berikan contoh yang baik kepada si kecil tentang bagaimana Anda bisa mengendalikan emosi dengan baik. Salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengajak si kecil ke pasar untuk berbelanja. Tunjukkan kepada anak anak bahwa Anda tetap bisa beraktivitas dan tidak mudah marah. Meskipun cuacanya panas dan melelahkan, namun Anda bisa tetap tenang dan memiliki emosi yang stabil. Dengan melihat orang tua mampu mengendalikan emosi dengan baik, maka anak anak juga akan mengikutinya. Mereka akan tidak mudah bersikap reaktif dan mudah marah meskipun sedang dalam keadaan sulit.
3. Tetap Tenang
Tentu jika anak anak merasa marah dan emosinya tidak terkendali sebagai orang tua wajar jika Anda juga merasa marah. Apalagi jika Anda sedang lelah karena mengerjakan berbagai pekerjaan. Namun, Anda tetap harus tenang dan tidak boleh mengikuti amarah yang menyelimuti diri. Meskipun Anda juga terpancing karena anak anak mudah marah selama puasa.
Anda harus tetap tenang dan jangan terpancing emosi, anak anak mudah marah dikarenakan mereka menahan rasa lapar dan haus. Belum lagi karena waktu tidur mereka berkurang dan berubah selama puasa. Perubahan suasana hati anak anak harus Anda hadapi dengan kepala dingin. Jangan mudah terpancing apalagi sampai marah marah kepada anak anak. Bukannya menyelesaikan masalah, Anda justru menyebabkan masalah baru. Anda harus tetap tenang untuk mengatasi emosi anak yang tidak stabil. Dengan bersikap tenang Anda bisa mencari cara terbaik untuk mengatasi emosi si kecil.
4. Ajak Bicara Anak
Anak anak selalu marah setiap saat dan membuat Anda bingung bagaimana cara mengatasinya? Hal paling mudah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi perkembangan emosional anak anak adalah dengan melakukan pendekatan. Tanyakan kepada anak anak mengapa mereka merasa kesal dan marah. Apa yang menjadi penyebab mereka emosi dan apa yang tidak mereka sukai.
Ketika si kecil marah marah, maka dekati mereka dengan tenang dan lembut. Anda bisa menanyakan hal ini “Adek kenapa sih marah marah terus, emangnya gak capek? Mereka akan menjawab dan memberikan alasan kenapa mereka marah. Misalkan karena mereka haus, letih atau karena bosan saja.
Anda bisa memberikan pengertian dan memberikan rasa nyaman kepada anak anak. Jika mereka marah karena haus, maka minta mereka untuk bersabar. Ucapkan kalimat “Sabar ya, sedikit lagi buka puasa” “Allah sayang loh sama anak anak yang sabar”. Berikan pengertian dan penjelasan terbaik pada setiap alasan kenapa mereka marah. Jika Anda membiarkan anak anak marah begitu saja, mereka akan kesulitan mengontrol emosi emosi dan ada jadi kebiasaan. Bangunlah komunikasi yang baik dengan sang anak sehingga Anda bisa mengerti permasalahan dan mencari tahu solusi terbaik.
5. Memberikan Kasih Sayang
Cara mengontrol emosi pada anak selanjutnya adalah dengan menunjukkan dan memberikan kasih sayang kepada anak anak. Ketika anak anak merasa marah dan kesal, maka Anda bisa memberikan kasih sayang. Ketika bulan puasa memang emosi anak cenderung berubah ubah dengan cepat. Terutama ketika mereka merasa lapar di siang hari. Sebagai orang tua, Anda harus memahami si kecil.
Tidak mudah bagi mereka untuk belajar puasa, sehingga perubahan emosi bisa saja terjadi. Ketika anak anak marah, maka dekati mereka dan tunjukkan rasa kasih sayang. Anda bisa memeluknya untuk membantu menenangkan emosi dan meredakan rasa amarah pada si anak. Katakan kata kata manis kepada mereka yang dapat menenangkan dan memberikan semangat. Sambil memeluk dan mengusap kepala si kecil, katakan kata kata “Kakak pintar ya puasanya ga bolong sampai sekarang” , “Anak ibu hebat ya bisa puasa full seharian”. Ucapkan kata kata manis dan tunjukkan perhatian kepada si kecil untuk memberi semangat dan meredakan amarah mereka.
6. Berikan Anak Waktu
Terkadang, anak anak juga perlu diperkenalkan dengan emosi negatif. Mereka juga boleh meluapkan emosi yang dirasakan. Namun, penyampaian amarah ini harus dilakukan dengan tepat dan benar. Jangan sampai anak anak malah mengeluarkan kata kasar atau bahkan merusak barang yang ada di rumah. Cara mengendalikan emosi anak yang selanjutnya adalah dengan memberikan waktu. Biarkan mereka marah untuk 5 hingga 10 menit sehingga mereka merasa lega telah meluapkan amarahnya. Jika memang anak anak sampai merusak barang atau memukul anggota keluarga yang lain, berikan mereka waktu untuk menyendiri. Minta mereka untuk merenungkan kesalahan apa yang telah diperbuat.
Setelah itu, minta anak anak untuk meminta maaf atas kesalahannya. Minta mereka untuk minta maaf kepada anggota keluarga atau minta mereka untuk bereskan barang barang. Beri penjelasan kepada si kecil bahwa apa yang telah mereka perbuat itu salah. Katakan bahwa hal tersebut tidak baik dan jangan sampai hal hal tersebut terulang kembali.
7. Ajak Si Kecil Melakukan Aktivitas Lain
Salah satu alasan mengapa si kecil mudah marah adalah bosan dan tidak memiliki aktivitas. Sebagai orang tua, Anda harus melakukan berbagai cara untuk mengajak si kecil memiliki aktivitas bermanfaat. Di bulan puasa ini merupakan saat terbaik untuk mengajarkan berbagai nilai agama dan hal baik kepada si kecil. Cara mengendalikan emosi pada anak selanjutnya adalah dengan mengajak si kecil melakukan berbagai aktivitas.
Mulai dari mengajari Alquran, membantu orang tua mempersiapkan makanan buka puasa hingga berbagi ke sesama. Penuhi hari hari si kecil dengan berbagai kegiatan bermakna sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk kesal.
8. Melakukan Negosiasi
Tanyakan kepada si kecil apa yang mereka inginkan sehingga bisa membuat mereka apa yang sebenarnya anak inginkan. Misalkan mereka ingin makan siang namun ternyata tidak bisa karena sedang puasa. Anda bisa melakukan negosiasi dengan menawarkan menu favoritnya sebagai menu berbuka. “Kalau kakak bisa kuat puasanya, nanti kita buka sama es krim ya”. Dengan langkah ini, maka anak anak bisa lebih tenang dan tidak terlalu emosi.
9. Bersikap Tegas
Apabila Anda sudah melakukan berbagai cara namun anak tetap sering marah marah dan emosi, berarti kini saatnya Anda bertindak tegas. Beri hukuman karena perbuatan yang anak anak lakukan sebagai pembelajaran untuk mereka. Apalagi jika mereka sudah melakukan tindakan seperti merusak barang maka harus diberi tindakan tegas. Misalkan dengan mengurangi waktu bermain game dan menonton TV setiap mereka melakukan kesalahan. Dengan memberikan hukuman, maka mereka akan menyadari bahwa bersikap emosi hanya akan merugikan diri sendiri.
Kesimpulan
Anak anak tentu memiliki emosi yang cenderung berubah, namun jika mereka terus menerus merasa marah hal ini akan berdampak buruk. Dikhawatirkan bahwa perilaku emosi ini akan terbawa sampai mereka dewasa nanti. Oleh karena itu, Anda sebagai orang tua perlu melakukan beragam cara untuk mengatasi permasalahan ini. Lakukan berbagai langkah terbaik agar emosi si kecil bisa lebih stabil.
Sekolah Prestasi Global memahami bahwa anak anak memiliki waktu terbaik untuk mengembangkan kepribadiannya. Oleh karena itu, kami memiliki nilai nilai yang mampu membantu kepribadian murid menjadi lebih baik. Nilai nilai tersebut diantaranya adalah disiplin yang akan membantu anak anak menjadi pribadi yang taat, tertib dan penuh aturan. Selanjutnya adalah kesadaran diri yang membantu anak anak untuk melakukan penyesuaian diri dan tingkah laku.
Nilai nilai lainnya yang kami terapkan adalah menghormati, empati, integritas dan ketangguhan. Dengan berbagai nilai ini, maka anak murid bisa memiliki kepribadian yang baik termasuk memiliki emosi yang lebih stabil. Lakukan berbagai cara mengendalikan emosi anak terutama saat berpuasa agar anak anak menjadi pribadi yang lebih sabar. Temani mereka dan bimbing anak anak menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca juga : Meningkatkan Kualitas Belajar Anak di Bulan Ramadhan
Katakan bahwa puasa adalah suatu ibadah yang mengajarkan umat muslim untuk bisa menahan lapar, haus, hawa nafsu dan sebagainya. Jadi, ketika berpuasa memang semua orang harus menahan lapar dan haus pada siang hari. Lalu, ketika anak anak mengeluh mengapa mereka harus bangun pagi hari untuk sahur Anda bisa menjelaskan pentingnya sahur. Jelaskan pada si kecil bahwa jika mereka meninggalkan sahur maka tidak akan kuat berpuasa.
Hal yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan pendekatan. Tanyakan kepada anak anak mengapa mereka merasa kesal dan marah. Berikan pengertian dan penjelasan terbaik pada setiap alasan kenapa mereka marah. Jika Anda membiarkan anak anak marah begitu saja, mereka akan kesulitan mengontrol emosi emosi dan ada jadi kebiasaan. Bangunlah komunikasi yang baik dengan sang anak sehingga Anda bisa mengerti permasalahan dan mencari tahu solusi terbaik.
Hal yang harus dilakukan ketika semua cara sudah tidak bisa mengatasi emosi dan sikap anak yang sering marah yaitu dengan bersikap tegas. Beri hukuman karena perbuatan yang anak anak lakukan sebagai pembelajaran untuk mereka. Apalagi jika mereka sudah melakukan tindakan seperti merusak barang maka harus diberi tindakan tegas. Bagaimana mengajarkan anak untuk berpuasa?
Bagaimana cara berkomunikasi dengan anak yang sedang marah/emosi?
Bagaimana jika sudah melakukan banyak hal dan anak masih sering emosi dan marah?