Anak bisa saja mengalami kendala saat belajar. Mereka mungkin mengalami kesulitan saat harus menyalin tulisan, mengeja, membaca, ataupun mengoperasikan hitungan sederhana. Apabila terjadi, mungkin anak tersebut mengalami gangguan belajar.
Sayangnya, saat anak mengalami keterlambatan dalam mengembangkan kemampuan motorik dan kognitif mereka, orang tua langsung memberi label bodoh kepadanya. Itulah sebabnya, orang tua perlu memahami pengertian gangguan belajar pada anak.
Pengertian Kesulitan Belajar Menurut Para Ahli
Anak yang kesulitan belajar, biasanya mengalami hambatan tertentu untuk memperoleh hasil optimal dari proses learning. Hambatan tersebut bisa jadi memiliki sifat psikologis, fisiologis, maupun sosiologis. Akibatnya, nilainya berada di bawah rata-rata.
Mereka bisa jadi merasa kesulitan mengembangkan kemampuannya, meskipun telah melakukan beberapa jenis latihan. Kondisi ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sasmita (1989:64), Gozali (1999:38), dan Syaiful Bahri Djamarah (2002:201).
Secara garis besar, para ahli tersebut memberikan pengertian gangguan belajar sebagai suatu kondisi saat anak tidak dapat menjalani pembelajaran sebagaimana mestinya. Sayangnya, kadang orang tua maupun anak itu sendiri tidak menyadarinya. Untuk dapat mengetahuinya, ada beberapa gejala yang bisa menjadi petunjuk bagi orang tua maupun guru, yaitu seperti di bawah ini.
- Hasil belajar lebih rendah daripada anak yang berada dalam kelompok kemampuan sama
- Sering terlambat menyelesaikan tugas dan mengalami ketertinggalan dari teman sekelas
- Memiliki sikap emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, dan pemarah ketika sedang belajar
- Sering tampak cuek, berbohong, dan menunjukkan sikap menentang pada guru atau orang tua saat belajar
Orang tua perlu mewaspadai jika melihat anak menunjukkan tanda-tanda kesulitan belajar seperti di atas. Sebaiknya segera mencari faktor penyebab dan cara mengatasi gangguan belajar tersebut.
Penyebab Kesulitan Belajar Pada Anak
Ada banyak faktor yang membuat anak dapat mengalami gangguan dalam proses belajarnya. Beberapa penyebab merupakan pengaruh lingkungan, maupun faktor dari dalam diri anak tersebut. Agar lebih jelas, silakan simak uraian di bawah ini.
1. Komplikasi Saat dalam Kandungan
Faktor penyebab kesulitan belajar dapat terjadi sejak anak dalam kandungan. Ibu hamil yang mengalami komplikasi, dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini, karena bisa jadi otak janin mengalami hambatan perkembangan.
Selain saat dalam kandungan, kondisi ketika persalinan juga dapat mempengaruhi otak anak. Ketika sang ibu mengalami kendala saat persalinan, bisa jadi suplai oksigen untuk bayinya berkurang, sehingga mengakibatkan kerusakan pada syaraf otak.
2. Mengalami Sakit Parah Saat Bayi
Seorang anak juga bisa mengalami kesulitan dalam belajar apabila saat kecil pernah mengalami sakit parah. Penyakit seperti meningitis pada bayi dapat mengakibatkan kerusakan pada otaknya.
3. Pernah Mengalami Trauma Fisik pada Kepala
Penyebab lain yang bisa membuat anak mengalami kesulitan belajar adalah adanya trauma fisik, terutama pada bagian kepala. Kecelakaan atau terjatuh dan terbentur di kepala saat kecil juga bisa menyebabkan adanya gangguan pada otak anak.
Tidak hanya kecelakaan saja, tindakan gegabah orang tua juga dapat menyebabkan gangguan pada otak anak. Contohnya mengayun atau mengguncangkan anak terlalu keras. Apabila terjadi kerusakan syaraf otak, anak dapat mengalami kesulitan belajar.
4. Trauma Psikologis
Anak yang pernah mengalami trauma psikologis saat kecil mungkin akan kesulitan belajar saat beranjak remaja. Hal ini merupakan akibat dari perkembangan otaknya yang terganggu. Contohnya ketika mengalami kekerasan fisik maupun verbal saat kecil.
Itulah sebabnya, situasi keluarga yang kondusif sangat mendukung kemampuan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebaiknya hidarkan anak dari situasi tidak menyenangkan yang dapat membuatnya trauma.
5. Kurangnya Motivasi
Dorongan yang kurang juga dapat menyebabkan kesulitan belajar pada anak usia dini. Orang tua yang terlalu mengabaikannya, teman-teman yang juga malas belajar, bahkan kurangnya motivasi dalam diri membuat anak menjadi enggan belajar.
Selain itu, kondisi sosial dan ekonomi dalam keluarga juga dapat menghambat perkembangan kemampuan anak. Sarana belajar minim, beban tugas dari orang tua, atau kurangnya kasih sayang juga mempengaruhi daya juang anak dalam belajar. Meskipun demikian, para ahli masih belum dapat menentukan penyebab pasti kesulitan belajar ini. Beberapa penyebab di atas merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya kondisi tersebut.
Jenis-Jenis Gangguan Kesulitan Belajar yang Umum Dialami Anak
Selanjutnya, guru maupun orang tua juga perlu mengetahui macam-macam kesulitan belajar dan cara mengatasinya. Dengan mengetahui jenisnya, orang tua dapat lebih memahami kendala anaknya dalam belajar. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya.
1. Disleksia
Anak yang mengidap disleksia akan mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja, ataupun menuliskan suatu kata akibat kurangnya kemampuan mengidentifikasi kata. Mereka kesulitan mengubah kata yang diucapkan menjadi huruf atau kalimat. Ada beragam tanda yang muncul saat anak mengalami gangguan ini. Beberapa di antaranya adalah sering terbalik saat menuliskan kata, lamban mempelajari bunyi abjad, dan kesulitan mengucapkan huruf tertentu.
Untungnya, kondisi gangguan ini pada dasarnya tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Namun, tentu dapat mengganggu proses belajarnya di sekolah. Pengidap gangguan ini juga dapat merasa minder di hadapan teman-temannya. Apabila anak mengalami gangguan ini, sebaiknya orang tuanya menyampaikan kepada guru. Tujuannya agar guru dapat memahami kesulitan belajar yang dihadapi siswa tersebut.
Belum ada metode untuk menyembuhkan gangguan ini. Namun, ada beberapa terapi yang dapat membantu meningkatkan keberhasilan belajar terkait kemampuan si anak dalam menulis dan membaca.
2. Disgrafia
Seorang anak juga bisa mengalami gangguan disgrafia, yaitu kesulitan dalam menulis. Mereka memerlukan waktu yang sangat lama dalam menuliskan suatu kalimat. Orang lain sulit membaca tulisannya karena tulisannya jelek dan susunannya kacau.
Anak yang mengalami gangguan ini sering terlihat kesulitan dalam memegang alat tulisnya. Selain itu, mereka tampak sangat enggan melakukan kegiatan menulis ataupun menggambar. Tak jarang mereka marah saat harus melakukan kegiatan itu.
3. Dyscalculia
Selanjutnya adalah gangguan dyscalculia yang dapat membuat anak mengalami kesulitan dalam memahami angka. Siswa yang mengalami gangguan tersebut akan kesulitan dalam pelajaran matematika atau apa pun yang berkaitan dengan angka.
Mereka sulit mengurutkan angka, membaca jam, atau mengoperasikan aritmatika sederhana. Namun, bukan berarti anak yang nilai matematikanya rendah pasti mengidap diskalkulia, karena penegakan diagnosis harus melalui observasi spesialis.
Ketiga jenis gangguan di atas merupakan kesulitan belajar akademis yang dialami oleh siswa akibat adanya kelainan syaraf. Selain ketiganya, masih ada lainnya, yaitu gangguan belajar simbolik dan non simbolik. Pengertian gangguan belajar simbolik adalah kondisi saat anak kesulitan memahami sesuatu yang ia dengar. Namun, hal ini bukan karena adanya gangguan pada pendengaran dan penglihatannya.
Adapun gangguan nonsimbolik merupakan kondisi ketika anak kesulitan memahami pelajaran. Penyebabnya adalah ketidakmampuan mengingat pelajaran yang tadinya telah ia pelajari. Saat mendeteksi adanya kendala pada kemampuan belajar, sebaiknya orang tua segera mewaspadai kemungkinan terjadinya gangguan belajar pada anak. Tujuannya untuk dapat segera melakukan penanganan untuk meningkatkan kemampuannya.
Tips Mengatasi Gangguan Belajar pada Anak
Setelah sebelumnya mengetahui penyebab gangguan belajar, tentunya orang tua dan guru dapat melakukan terapi untuk mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi anak yang kesulitan belajar.
1. Memberikan Motivasi dan Stimulasi yang Tepat
Orang tua perlu memberikan motivasi kepada anaknya agar selalu bersemangat belajar. Pada anak dengan gangguan khusus seperti disleksia, disgrafia, maupun diskalkulia, perlu melatihnya dengan beberapa metode tertentu.
Untuk anak dengan disleksia, orang tua dapat melatihnya membaca menggunakan balok huruf aneka warna. Ajak mereka menyusun balok tersebut menjadi kata, dan latih untuk mengucapkannya. Pastikan suasana belajar santai dan menyenangkan. Begitu juga pada anak yang mengidap diskalkulia. Suasana nyaman sangat mempengaruhinya. Jadi, tak ada salahnya menyetel musik yang menenangkan untuk menemani mempelajari angka.
Anak juga dapat bermain sambil belajar, yaitu dengan memainkan game matematika. Orang tua bisa membuat suatu papan permainan berisi operasi hitungan sederhana. Tak ada salahnya sesekali mengizinkan anak memainkan aplikasi game berhitung. Cara mengatasi kesulitan belajar matematika melalui permainan dapat membuat anak lebih rileks dan bersemangat mempelajari materi.
2. Mendampingi Anak Belajar
Orang tua juga perlu mendampingi setiap waktu belajar anak. Namun perlu memahami, pengendalian emosi sangat penting saat melakukan hal ini. Beri dorongan agar anak memahami pelajaran dan menjawab soal dengan kemampuannya sendiri.
Jangan sampai hilang kesabaran saat menghadapi anak yang kesulitan menjawab soal. Sebaliknya, cobalah memberikan trik untuk mempermudah mereka. Dengan demikian anak tidak merasa tertekan saat belajar, sehingga akan lebih mudah memahami materi.
3. Menerapkan Metode Prior Knowledge
Kedua tips di atas merupakan cara mengatasi kesulitan belajar anak di rumah. Selanjutnya perlu juga menerapkan beberapa metode mengatasi kesulitan belajar di sekolah. Para guru bisa menerapkan metode prior knowledge, yaitu pembelajaran dengan menghubungkan pengetahuan siswa sebelumnya. Caranya dengan menugaskan murid membaca dan membuat rangkuman materi yang akan dipelajari hari berikutnya.
Metode ini membuat anak sudah memiliki bekal sebelum menerima materi dari gurunya. Jadi, keesokan harinya, sang guru dapat mudah mengaktifkan memori pengetahuan muridnya.
4. Memberikan Feedback
Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, ia tidak mampu mengerjakan tugas dengan durasi waktu panjang. Itulah sebabnya, memberikan tugas singkat merupakan pilihan yang tepat. Guru perlu melakukan quick test sebagai feedback (umpan balik) untuk mengetahui daya serap siswa. Tes semacam itu dapat memudahkan guru mengevaluasi daya serap materi belajar tersebut.
5. Membentuk Kelompok Belajar
Belajar dalam kelompok dapat meningkatkan efektivitasnya. Para siswa akan saling membantu agar seluruh anggota kelompok dapat memahami materi yang diberikan. Selain itu, dapat meningkatkan kreativitas untuk menemukan cara yang lebih mudah.
Sekolah Prestasi Global juga menerapkan metode-metode seperti itu untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Selain itu, para guru menjalin hubungan personal yang baik dengan siswa agar mereka merasa nyaman. Pada Sekolah Prestasi Global juga membuka komunikasi efektif antara guru dan orang tua murid. Tujuannya adalah membangun sinergi agar dapat sama-sama mendukung proses belajar anak secara optimal.
Kesimpulan
Orang tua dan guru perlu memahami bahwa gangguan belajar yang dialami anak bukanlah tolok ukur kecerdasannya. Beberapa anak dengan gangguan tersebut, bahkan bisa menunjukkan kemampuan kecerdasan yang tinggi.
Baca juga :10 Cara Belajar Efektif dan Menyenangkan
Orang tua dan guru perlu memahami bahwa gangguan belajar yang dialami anak bukanlah tolok ukur kecerdasannya. Beberapa anak dengan gangguan tersebut, bahkan bisa menunjukkan kemampuan kecerdasan yang tinggi.
Anak yang mengidap disleksia akan mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja, ataupun menuliskan suatu kata akibat kurangnya kemampuan mengidentifikasi kata. Mereka kesulitan mengubah kata yang diucapkan menjadi huruf atau kalimat.
Orang tua perlu memberikan motivasi kepada anaknya agar selalu bersemangat belajar. Apa yang harus orangtua dan guru pahami dari gangguan belajar ini?
Apa itu Gangguan Disleksia?
Apa tips paling penting untuk mengatasi gangguan belajar pada anak?