Salah satu cara mencegah atau setidaknya menekan penularan virus COVID-19 adalah dengan membatasi aktivitas di luar rumah atau stay at home. Namun, jika pembatasan aktivitas di luar rumah terjadi dalam jangka waktu lama, hal ini juga tidak baik untuk kesehatan, karena dapat mengakibatkan cabin fever. Saat mengalami cabin fever, orang akan mengalami emosi yang kurang stabil. Seperti merasakan sedih, mudah tersinggung, bosan, gelisah, dan berbagai emosi negatif lainnya akibat terlalu lama berdiam diri di satu tempat. Tapi, cabin fever ini bukanlah gangguan psikologis. Lantas, apakah itu? Simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Cabin Fever
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cabin fever sebenarnya bukanlah gangguan psikologis. Menurut sumber wikipedia, cabin fever bukan termasuk penyakit. Fenomena ini juga tidak memiliki prognosisnya. Meskipun bukan tergolong sebagai penyakit, bukan berarti cabin fever merupakan sesuatu yang tidak nyata. Berbagai gejala emosi yang dialami oleh penderita cabin fever benar-benar nyata. Tak jarang, gejalanya pun bisa mengganggu berjalannya aktivitas keseharian.
Bila ditarik kesimpulan, cabin fever adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena perasaan-perasaan negatif yang muncul akibat terlalu lama menjalani isolasi di satu tempat dalam waktu lama. Termasuk pada saat-saat berlakunya kebijakan stay at home untuk menekan penularan COVID-19.
Bagaimana Cabin Fever Dapat Terjadi?
Pandemi COVID-19 mendesak pemerintah untuk menetapkan peraturan pembatasan aktivitas luar ruangan. Terutama aktivitas-aktivitas yang memerlukan kontak fisik dengan orang lain. Mengingat sangat mudahnya proses penularan virus yang satu ini. Dampak dari hal ini menyebabkan terjadinya cabin fever. Cabin fever ini akan muncul pada minggu ketiga dan hari-hari selanjutnya saat Anda berada di rumah dan kurang aktivitas di luar ruangan. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Novita Tandry, seorang Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga.
Umumnya, remaja akan lebih nyaman beraktivitas di luar rumah, baik untuk ke sekolah, bermain, atau melakukan berbagai hal lainnya. Jika melihat mekanismenya, pada dua minggu awal, orang akan merasa biasa saja dan cenderung senang karena aktivitas luar ruangan yang bikin lelah tidak ada lagi. Di minggu-minggu awal ini, mereka seringkali menganggap sebagai waktu hiburan dan waktunya liburan bersama keluarga. Namun. semenjak minggu ketiga dan seterusnya, banyak orang mulai suntuk dan bosan di rumah saja. Mereka cenderung merasa tertekan dan stres akibat terlalu lama di rumah saja. Nah, pada minggu ketiga dan seterusnya, mungkin Anda akan mulai gelisah dan terus bertanya-tanya “Kapan pandemi akan berakhir?” Berfikir tentang kerinduan aktivitas di luar rumah, dan akhirnya beragam perasaan pun muncul.
Menurut Novita Tandry, perasaan-perasaan dan emosi yang bermunculan jika tidak segera teratasi, memungkinkan orang itu akan mengalami cabin fever pada remaja. Namun, sebenarnya apa saja yang dapat menjadi acuan sebagai tanda-tanda awal atau gejala cabin fever? Berikut penjelasannya!
Tanda dan Gejala Cabin Fever
Seperti yang disebutkan oleh situs Alodokter, yang menyatakan bahwa meski cabin fever sebenarnya bukan merupakan gangguan psikologis, tetapi gejala yang cabin fever ini nyata. Adapun gejala cabin fever adalah sebagai berikut.
- Sering mengalami rasa malas, lemah lesu
- Sifatnya berubah menjadi kurang sabaran
- Pola tidur cenderung tidak beraturan
- Menjadi sulit untuk bangun tidur
- Sulit berkonsentrasi dalam melakukan berbagai hal
- Mudah putus asa saat menghadapi sesuatu
- Mengalami emosi sedih dan depresi dalam jangka waktu lama
- Tiba-tiba menjadi sulit untuk mempercayai orang lain
- Perasaan jadi lebih sensitif dan mudah tersinggung
- Motivasi untuk melakukan sesuatu tiba tiba dapat berkurang
- Mudah gelisah
Dalam hal ini, remaja atau setidaknya anak, terutama yang sedang sekolah dengan metode online cenderung lebih mudah mengalami gangguan cabin fever. Apalagi emosi yang ada dalam diri anak juga tidak sama stabilnya dengan emosi orang dewasa. Untuk itulah, perlu berbagai cara agar anak terhindar dari Cabin Fever. Apa saja?
Tips Pencegahan Sekaligus Cara Mengatasi Cabin Fever
Jika melihat penyebab utamanya, cabin fever dapat timbul akibat seseorang merasa terkekang dalam rumah, seperti salah satunya akibat COVID-19. Tentu saja cara yang paling efektif adalah aktivitas luar rumah. Namun sayang, kondisinya kurang memungkinkan. WHO juga menetapkan pembatasan aktivitas dan menyarankan untuk tidak bepergian kecuali hal-hal yang mendesak. Hal itu mengingat sangat mudahnya orang terjangkit virus COVID-19. Untuk mengatasi cabin fever, berikut ini tips atasi cabin fever yang bisa Anda lakukan dalam keseharian.
1. Hirup Udara Segar
Rasa stres dan jenuh akibat adanya pembatasan aktivitas di luar rumah merupakan salah satu efek yang langsung terasa. Namun, pembatasan aktivitas di luar rumah bukan berarti Anda tidak boleh duduk-duduk dan menghirup udara di depan atau teras rumah sendiri. Stres dan jenuh selama terus berada di rumah, terutama dalam masa pandemi seperti ini dapat dihilangkan untuk sementara dengan duduk-duduk di teras rumah untuk sekedar menghirup udara segar. Tubuh juga memerlukan sinar matahari agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
Anda tidak perlu berlama-lama di luar rumah, cukup 10 sampai 20 menit mungkin sudah cukup. Anda juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak dengan orang-orang sekitar. Jangan sampai Anda melupakan masker meski hanya sekedar jalan-jalan di sekitar rumah. Setelah selesai, segera bersihkan diri.
2. Lakukan Olahraga Rumahan
Meskipun terdapat peraturan pembatasan aktivitas, bukan berarti Anda tidak menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga rutin setiap harinya. Anda bahkan bisa mengalahkan COVID-19 dengan daya tahan tubuh yang fit dan selalu terjaga. Tentu hal ini membuat Anda perlu rutin berolahraga setiap hari. Walaupun hanya di dalam rumah, pastikan Anda dan keluarga rutin berolahraga setiap hari, sedikitnya 30 menit dalam sehari. Ada banyak pilihan aktivitas olahraga yang bisa Anda pilih. Mulai dari treadmil, yoga, sampai berbagai latihan yang bisa bikin penampilan jadi glow up nan kekar.
Semenjak pandemi ini berlangsung, banyak pengembang aplikasi yang juga menawarkan berbagai tutorial melakukan home workout atau olahraga rumahan. Tampilan yang sederhana dan cara yang mudah dapat membantu Anda tetap bugar dan sehat meski menjalani masa-masa berat dengan di rumah saja.
3. Mencoba Buat Rutinitas Sehari-hari
Jadwal atau rencana harian yang kondusif, teratur, dan tertata rapi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan suntuk dan bosan. Seperti yang Anda tahu, kebanyakan orang justru kurang memanfaatkan waktu waktu kerja dari rumah dengan baik dan hanya rebahan. Padahal, bisa jadi karena terlalu sering rebahan itulah, hanya pikiran yang bekerja dan ujung-ujungnya stres karena tidak melakukan aktivitas fisik apapun. Terlalu sering rebahan itu juga yang bisa menyebabkan motivasi-motivasi luntur secara perlahan.
Setidaknya, Anda bisa membuat jadwal harian, seperti berapa lama waktu bekerja, belajar, dan berbagai rutinitas lainnya. Agar, Anda dapat menjalani hari-hari dengan produktif dan terjaga keteraturannya. Salah satu contoh paling sederhana dalam hal ketertiban adalah mandi. Selama pandemi dan adanya protokol untuk tetap berada di rumah, banyak orang yang justru jadwal mandinya tidak teratur. Padahal, dengan mandi yang teratur, aktivitas lainnya biasanya juga dengan sendirinya akan teratur pula.
4. Tetap Terhubung dengan Orang Lain
Komunikasi memang salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan, termasuk saat-saat masa sulit seperti pandemi. Beruntung kita berada di zaman dengan teknologi yang canggih. Anda bisa menghindari stres dan cemas dengan berbagi cerita bersama orang lain melalui media sosial. Rutin berkomunikasi, apalagi bersama teman-teman atau siapapun itu yang tidak tinggal satu rumah menjadi salah satu sarana berekspresi dan berbicara agar Anda terhindar dari cabin fever. Jangan sungkan untuk berbagi cerita mengenai apa yang sedang Anda rasakan. Selain untuk melegakan pikiran, cerita Anda juga bisa menjadi sarana hiburan dan sarana penenang bagi orang lain di luar sana yang sedang suntuk dan kesepian.
5. Jangan Tinggalkan Waktu Rutinitas Biasa
Sebelum adanya kebijakan Work From Home, rutinitas apa saja yang biasa Anda lakukan? Tentu saja rutinitas yang dimaksud di sini adalah jadwal waktunya. Seperti mandi pagi jam sekian, belajar jam sekian, sampai jam sekian, dan lain sebagainya. Di saat-saat sulit seperti sekarang ini, sebaiknya Anda tidak melupakan jadwal rutinitas sebelum pandemi. Terlebih jika Anda merasa tidak nyaman untuk membuat rutinitas baru. Anda bisa menuliskan dan menetapkan jadwal harian dan sebaiknya Anda patuhi rutinitas tersebut. Anggap saja Anda sedang menjalani aktivitas hari-hari biasa seperti tidak terjadi hal apapun.
6. Ubah Suasana Rumah
Salah satu cara yang bisa Anda gunakan untuk menghindari kebosanan adalah dengan merubah suasana rumah. Biasanya adalah dengan merubah tatanan perabotan rumah agar suasana tidak monoton. Misalnya seperti merubah posisi meja kerja, desain ulang kamar, ganti seprei, atau hal-hal lain yang bikin tampilan berubah.
7. Hindari Main Game atau Nonton Secara Maraton
Bagi remaja yang umumnya mudah stres karena emosi yang belum stabil, mungkin nonton film atau main game satu cara untuk menghabiskan waktu. Apalagi di saat-saat yang membosankan selama pembatasan aktivitas. Tapi ternyata hal ini bukan hal yang bagus, terlebih jika dilihat dari segi kesehatan. Secara tidak sadar, nonton film dan main game secara maraton justru jadi penyebab utama perasaan depresi dan mudah menyerah atau putus asa. Seperti yang Anda tahu, waktu paling ideal untuk nonton maupun main game paling lama non stop hanyalah 2 jam per harinya. Sebaiknya lakukan hal-hal lain yang dapat menyibukkan diri, seperti bersih-bersih rumah, olahraga, belajar hal-hal baru, membaca buku, dan lain sebagainya.
Penutup
Cabin Fever merupakan fenomena yang dapat dengan mudah dialami oleh siapapun saat merasa tertekan akibat terlalu lama berada di rumah. Tentu saja hal ini harus segera diatasi agar kondisinya tidak semakin buruk, apalagi jika itu terjadi pada remaja. Dalam hal ini, prestasi global selalu menerapkan berbagai cara tersebut untuk membantu murid-murid kami selama masa-masa sulit pandemi seperti sekarang. Anda juga bisa menggunakan berbagai tips yang sudah disebutkan dan dijelaskan ini untuk mengatasi dan mencegah timbulnya cabin fever pada remaja. Anda sebaiknya menerapkan berbagai tips tersebut setiap hari agar berbagai emosi dan pikiran buruk tidak bermunculan.
Baca juga: Penanaman Pendidikan Moral Terhadap Anak Usia Remaja
Pandemi COVID-19 mendesak pemerintah untuk menetapkan peraturan pembatasan aktivitas luar ruangan. Terutama aktivitas-aktivitas yang memerlukan kontak fisik dengan orang lain. Mengingat sangat mudahnya proses penularan virus yang satu ini. Dampak dari hal ini menyebabkan terjadinya cabin fever. Cabin fever ini akan muncul pada minggu ketiga dan hari-hari selanjutnya saat Anda berada di rumah dan kurang aktivitas di luar ruangan. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Novita Tandry, seorang Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga.
cabin fever adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena perasaan-perasaan negatif yang muncul akibat terlalu lama menjalani isolasi di satu tempat dalam waktu lama.
Sering mengalami rasa malas, lemah lesu, sifatnya berubah menjadi kurang sabaran, pola tidur cenderung tidak beraturan, menjadi sulit untuk bangun tidur, sulit berkonsentrasi dalam melakukan berbagai hal. Bagaimana Cabin Fever Dapat Terjadi?
Apa yang dimaksud dengan cabin fever?
Sebutkan gejala cabin fever!