Mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada anak dilakukan dengan cara menanamkan nilai ketuhanan, mengajarkan anak berbagi, mengajarkan anak berdiskusi, hingga berempati. Pancasila sebagai ideologi menjadi hal yang penting untuk dikenalkan pada anak sejak dini. Nilai-nilai pancasila mengandung makna sebagai bagian dari pembentukan karakter anak baik secara pendidikan formal di sekolah maupun non formal di rumah.
Selaku orang tua mungkin Anda belum berpikir bagaimana caranya mengintegrasikan atau memadukan pembelajaran nilai pancasila dalam kehidupan anak. Mengajarkan anak nilai pancasila bukan dengan cara menghafalnya, tetapi praktik langsung dengan perbuatan.
Sebagai panduan bagi orang tua, kami akan merangkum bagaimana implementasi pancasila dalam pengasuhan dan pendidikan anak sehari-hari yang didasarkan pada pengamalan setiap silanya. Uraian ini sebagaimana kami kutip langsung dari situs Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) bpip.go.id.
Cara Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Anak Usia Dini
1. Implementasi Sila Pertama: Menanamkan Semangat Ibadah pada Anak
Praktik implementasi pada anak untuk sila pertama adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai ketuhanan kepada anak sejak dini. Dengan kata lain menumbuhkan nilai keimanan pada anak. Secara sederhana contohnya seperti menanamkan rasa cinta beribadah pada anak. Anak-anak mungkin mudah dilatih dan disuruh untuk beribadah, tetapi sampai kepada kondisi mereka cinta itu yang sulit. Mengapa harus sampai pada kondisi cinta? Sebab saat anak-anak sudah suka dengan sesuatu maka ia bisa mengerjakannya tanpa harus diperintah.
Cara lain untuk mengamalkan Pancasila di sila pertama ini antara lain:
- Menanamkan keyakinan kepada Tuhan
- Mengajak anak beribadah bersama (orang tua menjadi contoh)
- Mengajarkan anak berdoa kepada Tuhan, dll.
- Mengajarkan anak membaca kitab suci
- Membacakan cerita-cerita dalam kitab suci
- Mengajak anak belajar dan mencontoh kisah-kisah teladan dalam keyakinannya seperti Nabi dan Rasul dalam Islam
- Mengajarkan anak untuk komitmen dengan agama dan ibadahnya masing-masing.
Kehidupan beragama merupakan konsekuensi dari pengamalan Pancasila di sila pertama tersebut. Hal ini harus dipahamkan dan ditanamkan pada diri anak. Agama adalah dasar dari moral yang nantinya akan didukung dengan implementasi sila-sila Pancasila selanjutnya.
2. Implementasi Sila Kedua: Berkumpul dan Memahami Sanak Saudara
Cara menanamkan nilai Pancasila untuk sila kedua adalah bagaimana orang tua bisa menanamkan nilai-nilai kemanusiaan pada anak terhadap orang-orang di sekitarnya. Bagaimana memunculkan sikap simpati dan empati terhadap orang lain, menghormati orang lain, memperlakukan orang lain dengan adil dan bagaimana bisa bersikap dengan baik kepada orang lain. Praktik implementasi sila kedua ini bisa dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
- Mengajak anak berkumpul dengan saudara, kerabat atau teman-temannya
- Mengajarkan anak menghibur temannya yang sedang sedih atau dalam masalah.
- Mengajarkan anak menolong temannya yang sedang kesusahan
- Mengajarkan anak berdonasi saat ada bencana alam dan sejenisnya, dll.
Keberhasilan orang tua menanamkan pancasila sila kedua kepada anak akan membantu anak tumbuh menjadi seorang yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi kepada orang lain. Hal seperti ini perlu ditanamkan sejak kecil.
3. Implementasi Sila Ketiga: Mengajak Bermain Bersama
Pancasila sila ketiga merupakan hal yang cukup penting ditanamkan kepada anak sejak dini. Memberi pemahaman kepada anak bahwa hidup bersama-sama merupakan kehidupan yang lebih baik dibandingkan hidup berpecah belah.
Menanamkan makna kekuatan persatuan, sesuatu yang bersama akan lebih baik dibandingkan dengan sendiri-sendiri. Sesuatu akan menjadi kuat apabila dilakukan bersama-sama, jika sendiri-sendiri maka akan mudah dikalahkan musuh. Demikian juga dengan kehidupan berbangsa. Hidup bersatu dengan berbagai keragaman suku bangsa akan membuat Indonesia lebih kuat.
Indonesia memiliki banyak perbedaan. Bersikap bijak dengan perbedaan, menghormati perbedaan dengan didasarkan pada pengamalan beragama masing-masing yang benar akan membuat kehidupan lebih harmoni. Hal semacam ini perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Bagi orang tua yang ingin menanamkan nilai tersebut kepada anak bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut:
- Mengajak anak-anak bermain bersama teman-temannya yang berbeda suku, bahasa, dan sebagainya.
- Mengajarkan anak untuk berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakannya
- Tidak boleh memandang orang lain lebih buruk kondisinya dengan diri sendiri, misalnya orang yang lebih hitam, lebih jelek, lebih miskin dan lainnya harus dipandang sama.
- Bergaul dengan siapa saja, tidak boleh memilih-milih teman.
Nilai persatuan dan kesatuan pada anak pada akhirnya akan membantu anak lebih bijak dalam bersikap memandang perbedaan. Persatuan dan kesatuan adalah nilai penting untuk menjaga agar kehidupan lebih damai dan bahagia. Jika kondisi sudah jauh dari nilai persatuan, atau munculnya berbagai perpecahan maka tak ada lagi rasa percaya terhadap orang lain. Kehidupan pun akan semakin keruh dan sering terjadi masalah sosial di tengah masyarakat, terutama dalam kehidupan bernegara. Menghormati perbedaan didasarkan pada keyakinan kepada Tuhan (dasar sila pertama) dan nilai-nilai kemanusiaan (dasar sila kedua) sehingga persatuan yang dihasilkan lebih bermakna dan memiliki kekuatan. Bersatu dengan perbedaan yang tidak melebur satu sama lain.
4. Implementasi Sila Keempat: Mengajarkan Diskusi Bersama
Sila keempat dari Pancasila adalah penanaman nilai-nilai musyawarah sebagai cara pengambilan keputusan terbaik dalam kehidupan bersama. Anak-anak sejak kecil perlu diajarkan untuk bermusyawarah sebagai cara untuk mengurangi rasa ego pribadi yang tinggi. Pengambilan keputusan yang dilakukan secara bersama-sama akan terasa lebih bermakna, terasa kebaikannya dan mengurangi berbagai risiko masalah. Bagaimana menanamkan nilai Pancasila pada usia anak-anak untuk pengamalan dari sila keempat tersebut? Berikut beberapa contohnya:
- Mengajarkan anak berdiskusi dalam mengambil keputusan, misalnya saja diskusi pelajaran di dalam kelas.
- Mengajarkan anak cara dan adab berbicara yang baik dalam proses diskusi atau musyawarah.
- Mengajarkan kepada anak agar bisa menghargai pendapat orang lain, tidak menyalahkan pendapat yang berbeda sebagai bagian dari musyawarah.
- Menanyakan kepada anak apa yang menjadi keinginannya, ini adalah cara orang tua mengajarkan contoh musyawarah yang konkret.
- Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan dalam musyawarah yang menyangkut kepentingan anak.
- Meminta pendapat anak tentang sesuatu hal yang melibatkan urusan anak
- Menghormati anak saat bicara dan mengungkapkan keinginannya
- Tidak memotong saat anak bicara
- Menghargai pendapat anak walaupun mungkin pendapat tersebut kurang solutif
Segala hal yang terkait dengan musyawarah perlu diajarkan dan dipahamkan kepada anak sesuai dengan usianya. Pada kondisi anak-anak jarang berinteraksi atau berdiskusi dengan orang lain mungkin saja mereka belum paham, tetapi seiring usianya yang bertambah anak-anak akan ingat pesan dan nasihat yang diberikan orang tuanya tersebut.
5. Implementasi Sila Kelima: Memberi pada Orang Lain
Sila kelima pancasila mengandung nilai-nilai urgen seperti keadilan sosial yang erat kaitannya dengan kesejahteraan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memiliki titik tekan dalam setiap silanya. Sila pertama tentang ketuhanan, sila kedua kemanusiaan, sila ketiga persatuan, sila keempat permusyawaratan, dan sila kelima adalah keadilan. Bagaimana anak-anak bisa memaknai nilai keadilan? Hal tersebut bisa coba diimplementasikan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Mengajarkan anak-anak untuk berbagi sesuatu dengan rekannya, sebab keadilan pada akhirnya adalah kesejahteraan. Maka saat anak diajarkan berbagi hal tersebut merupakan awal dari nilai keadilan yang hendak ditanamkan.
- Mengajarkan anak untuk tidak bersikap zalim atau jahat kepada rekannya yang lain, menghindari sikap tidak baik sebagai bentuk ketidakadilan secara nyata.
- Melarang anak yang ingin mengambil hak milik orang lain. Terutama milik teman-temannya, jelaskan tentang makna nilai keadilan secara sederhana sesuai dengan usia si kecil.
- Mengajarkan anak untuk selalu bersikap baik kepada orang lain, tidak berbuat buruk atau menyakiti hati teman-teman.
Makna keadilan sangat luas yang bisa dijelaskan dalam tindakan positif. Anak-anak pun bisa ditanamkan sikap anti korupsi sebagai cara penanaman sikap keadilan tersebut. Korupsi adalah sikap yang bertentangan sangat jauh dengan nilai keadilan.
Korupsi secara sederhana yang perlu dihindari pada anak-anak dan ditanamkan padanya bahwa sikap tersebut tidak baik contohnya datang ke sekolah tepat waktu, tidak mencontek saat ujian, tidak mengambil uang kas di kelas, dan sebagainya. Jika anak usia pra sekolah maka juga bisa dididik untuk disiplin dalam melakukan sesuatu. Misalnya mandi dan makan tepat waktu, mengajarkan ibadah tepat waktu, dan sebagainya. Semua itu akan semakin efektif jika diberi contoh oleh orang tua.
Penanaman Nilai Pancasila pada Anak dengan Cara Kreatif
Pancasila adalah ideologi bagi setiap warga Indonesia. Nilai-nilainya adalah cerminan dari kehidupan berbangsa masyarakat Indonesia itu sendiri. Sehingga saat dilaksanakan oleh anak-anak sekalipun nilainya tidak bertentangan sebab anak Indonesia terlahir dengan budaya orang Indonesia. Cara menanamkan nilai Pancasila kepada anak-anak juga bisa dilakukan dengan cara-cara kreatif antara lain:
- Membacakan dongeng cerita rakyat Indonesia kepada anak sebagai upaya menumbuhkan nilai sila ketiga dari Pancasila yakni persatuan dan kesatuan.
- Menanamkan semangat berwirausaha pada anak untuk mencapai nilai kesejahteraan sosial dalam sila kelima sekaligus nilai kemanusiaan yang adil dan beradab yang ditunjukkan dengan kepedulian sosial.
- Mengajarkan anak skill kesenian tertentu sebagai bagian dari nilai persatuan Indonesia.
- Mengajarkan anak bergabung bersama club-club anak atau balita tertentu sebagai cara untuk menanamkan pengamalan sila keempat dari Pancasila.
- Mengajarkan anak beribadah dengan baik sejak kecil, misalnya menjadikan si kecil seorang penghafal kitab suci, seorang dai kecil dan sebagainya sebagai upaya si anak memiliki nilai Ketuhanan yang Maha Esa secara benar dan lebih baik.
Di sekolah anak-anak diajarkan tentang hari Pancasila bersama peringatannya setiap tahun. Termasuk sosialisasi nilai-nilai Pancasila tersebut, tetapi apakah anak cukup bisa memahaminya? Belum tentu, sebab bisa jadi Pancasila hanya sekadar hafalan bagi anak-anak saja. Lalu bagaimana? Cara terbaik memang dengan mengajarkan secara konkret sikap dan akhlak yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila tersebut. Tidak cukup hanya dengan teori tetapi juga diukur dengan pengamalan sikap.
Mengajarkan anak nilai Pancasila akan lebih efektif jika didahului dengan sikap orang tua sebagai contoh bagi perilaku anak. Selain itu, orang tua juga perlu memilihkan pendidikan formal sekolah yang memiliki kurikulum mengacu pada pengamalan nilai Pancasila secara nyata. Bagi Anda para orang tua dapat memilih sekolah Prestasi Global yang mengajarkan nilai-nilai Pancasila bukan sekadar teori tetapi langsung pada praktik nilai-nilai sikap dalam proses pembelajaran dan penilaian.
Anak Anda akan diajarkan bagaimana mengamalkan nilai-nilai Ketuhanan secara benar, bagaimana bersikap adil kepada teman-temannya, menghargai perbedaan hingga bisa bergaul dan bermusyawarah secara baik di lingkungan sekolah. Nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai kehidupan. Semakin orang tua bisa mengajarkan nilai kehidupan kepada anak, maka Pancasila lebih mudah diimplementasikan.
Baca Juga: Rekomendasi Aplikasi Edukatif Anak
Apa saja ideologi pancasila?
1. Implementasi Sila Pertama: Menanamkan Semangat Ibadah pada Anak 2. Implementasi Sila Kedua: Berkumpul dan Memahami Sanak Saudara 3. Implementasi Sila Ketiga: Mengajak Bermain Bersama 4. Implementasi Sila Keempat: Mengajarkan Diskusi Bersama 5. Implementasi Sila Kelima: Memberi pada Orang Lain
Apa saja cara menanamkan nilai Pancasila kepada anak-anak?
• Membacakan dongeng cerita rakyat Indonesia kepada anak sebagai upaya menumbuhkan nilai sila ketiga dari Pancasila yakni persatuan dan kesatuan. • Menanamkan semangat berwirausaha pada anak untuk mencapai nilai kesejahteraan sosial dalam sila kelima sekaligus nilai kemanusiaan yang adil dan beradab yang ditunjukkan dengan kepedulian sosial. • Mengajarkan anak skill kesenian tertentu sebagai bagian dari nilai persatuan Indonesia. • Mengajarkan anak bergabung bersama club-club anak atau balita tertentu sebagai cara untuk menanamkan pengamalan sila keempat dari Pancasila. • Mengajarkan anak beribadah dengan baik sejak kecil, misalnya menjadikan si kecil seorang penghafal kitab suci, seorang dai kecil dan sebagainya sebagai upaya si anak memiliki nilai Ketuhanan yang Maha Esa secara benar dan lebih baik.
Bagaimana cara untuk mengimplementasi sila kelima?
- Mengajarkan anak-anak untuk berbagi sesuatu dengan rekannya, sebab keadilan pada akhirnya adalah kesejahteraan. Maka saat anak diajarkan berbagi hal tersebut merupakan awal dari nilai keadilan yang hendak ditanamkan. - Mengajarkan anak untuk tidak bersikap zalim atau jahat kepada rekannya yang lain, menghindari sikap tidak baik sebagai bentuk ketidakadilan secara nyata. - Melarang anak yang ingin mengambil hak milik orang lain. Terutama milik teman-temannya, jelaskan tentang makna nilai keadilan secara sederhana sesuai dengan usia si kecil. - Mengajarkan anak untuk selalu bersikap baik kepada orang lain, tidak berbuat buruk atau menyakiti hati teman-teman.