Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan. Lebih dari itu, anak sangat butuh rasa cinta dan kasih sayang dari orang tua. Rasa kasih sayang inilah yang diistilahkan dengan afeksi (affection). Banyak studi yang telah membuktikan bahwa anak yang tumbuh dengan kasih sayang memiliki karakter dan perkembangan mental yang baik dibandingkan anak yang kekurangan rasa kasih sayang dari orangtua. Ketahui lebih jauh mengenai definisi afeksi, pentingnya afeksi, cara pemenuhan afeksi, dan manfaatnya pada ulasan berikut.
Kenali Pengertian Afeksi
Jika Anda belum tau apa itu afeksi. Afeksi adalah kebutuhan manusia akan rasa kasih sayang dan cinta yang berasal dari luar (eksternal). Afeksi bisa berasal dari pengalaman bersama orang lain. Jadi, kalau berbicara kebutuhan afeksi anak maka yang dominan memiliki andil besar adalah orang tua.Walaupun afeksi bukanlah kebutuhan primer yang harus dipenuhi setiap saat. Tapi baik langsung maupun tidak langsung, afeksi mampu mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak.
Orang tua yang mungkin terlalu sibuk mencari nafkah terkadang melupakan kebutuhan afeksi anak-anaknya. Padahal, pemenuhan kebutuhan afeksi yang optimal dari orang tua membuat anak bisa menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Kebutuhan anak akan afeksi terutama dari Ayah dan Ibu sangat urgen ketika anak masih kecil. Pembentukan karakter yang baik pada anak sejak usia dini bisa terwujud dengan dibarengi pemenuhan afeksi anak.
Manfaat dan Pentingnya Afeksi bagi Anak
Kalau Anda bertanya, seberapa penting kebutuhan afeksi bagi anak? Jawabannya, sangat penting. Bahkan, para psikolog anak berpendapat afeksi menjadi salah satu penentu masa depan seorang anak. Jadi, menganggap remeh kebutuhan afeksi anak sama saja dengan tidak mementingkan masa depan anak. Ada beberapa hal yang menyebabkan afeksi sangat penting bagi anak. Apa sajakah itu?
1. Mendukung Perkembang Mental dan Fisik Anak
Perkembangan mental anak berkaitan dengan psikologis anak itu sendiri. Mental anak berkembang sejak usia dini lebih tepatnya saat bayi sudah bisa merasakan beragam emosi seperti sedih, senang, atau marah. Nanti ketika anak berada di usia di atas 2 tahun barulah anak mampu memahami tahapan mental lebih tinggi seperti rasa empati, rasa cemas, rasa tidak aman, dan lain sebagainya. Di tahapan usia inilah, anak sangat butuh pendampingan kedua orang tua. Bagaimana hubungan afeksi dengan perkembangan mental anak?
Sebenarnya ada banyak kasus yang terjadi dimana anak yang kurang mendapat kasih sayang orang tua tumbuh dengan gangguan perilaku sosial hingga gangguan mental. Terdapat banyak studi yang membuktikan bahwa anak yang kekurangan afeksi cenderung mengalami perasaan rendah diri, susah berkomunikasi/bergaul, pemarah, agresif, hingga antisosial. Studi lain yang menjadikan anak usia dewasa sebagai sampel. Menemukan bahwa, sebagian besar dari mereka yang menerima lebih banyak afeksi dari orang tua mengaku tidak gampang cemas apalagi depresi.
Anak yang mendapatkan pemenuhan afeksi yang optimal tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang menghadapi berbagai situasi. Kesehatan mental sangat berkaitan dengan kesehatan fisik seseorang. Hal ini benar adanya, saat mental terganggu maka lambat laun kesehatan fisik juga turut mengalami gangguan. Contoh fakta yang bisa diangkat yaitu gangguan mental seperti depresi. Anak yang depresi akan menurunkan nafsu makan, sulit beristirahat/tidur, emosi meledak-ledak, sering menangis, susah konsentrasi, dan lain sebagainya. Inilah yang menjadi alasan mengapa pemenuhan rasa kasih sayang atau afeksi sangat perlu untuk anak.
2. Membentuk Karakter Baik pada Anak
Kasih sayang atau afeksi pada anak tidak hanya membuat hubungan antara orangtua dan anak semakin dekat, rukun serta harmonis. Tapi juga, mampu membentuk karakter-karakter baik pada diri anak.
- Sikap Saling Menghargai dan Menghormati
Anak yang menerima banyak afeksi akan lebih menghargai dan menghormati orangtuanya. Hal ini layaknya memberi dan menerima. Saat anak menerima banyak kasih sayang dan cinta orangtua. Maka, sebagai balasan anak dengan sendirinya lebih menghargai dan menghormati yang ditunjukkan dengan berbagai tindakan. Seperti, berkata yang sopan pada orangtua, mendahulukan orang tua, mementingkan orang tua, dan lain sebagainya. Dengan terpeliharanya sikap saling menghargai dan menghormati antar anggota keluarga akan memperkecil resiko terjadinya konflik keluarga.
- Sikap Saling Peduli
Keluarga yang harmonis yang dipenuhi rasa kasih sayang antar sesama anggota keluarga terlihat dari kepedulian mereka satu sama lain. Anak yang selalu mendapat pemenuhan afeksi, dalam dirinya akan tumbuh sikap saling peduli. Karakter ini dapat terlihat saat ada salah satu anggota keluarga yang sakit, si anak akan turun tangan membantu merawat keluarganya. Saat anak sudah memiliki karakter baik ini sejak kecil bisa diprediksi, saat anak tersebut dewasa sikap kepeduliannya tidak hanya untuk keluarga saja tapi juga untuk orang lain.
- Sikap Saling Memahami
Sikap peduli muncul pada anak jika anak mampu memahami tiap anggota keluarga. Afeksi yang diberikan orangtua ke anaknya, lambat tapi pasti akan membantu anak memahami orangtua dan begitupun sebaliknya. Jadi, pada saat terjadi kesalahpahaman antara Ibu dengan anak, tidak akan berlangsung lama. Karena anak yang pemenuhan afeksinya baik akan langsung memahami alasan orang tuanya marah dan mampu menerima. Berbeda halnya dengan anak yang kurang afeksi, maka kemungkinan besar akan berontak dan susah berbaikan kembali dengan orangtua.
- Sikap Toleransi
Seiring terbentuknya karakter sikap saling menghargai maka sikap toleransi juga akan terbentuk. Sikap toleransi yang kuat antara anak dan orangtua akan memperkecil terjadinya kesalahpahaman diantara mereka. Karena saat terjadi masalah, anak dan orangtua lebih memilih untuk berdiskusi dan bermusyawarah bersama dalam rangka mencari penyelesaian masalah yang dihadapi.
3. Membuat Anak Lebih Bahagia
Tidak dapat dipungkiri kalau anak yang tumbuh dengan banyak cinta dan kasih sayang keluarga akan selalu terlihat lebih bahagia. Terdapat studi di UCLA pada tahun 2013 menemukan afeksi dan cinta dari orangtua dapat menghilangkan kecemasan dan lebih merasa bahagia. Hal ini dikarenakan otak memproduksi zat oxytocin, zat kimia yang dikeluarkan otak saat merasakan perasaan bahagia. Inilah yang menyebabkan anak memiliki emosi yang lebih positif.
4. Anak Dapat Tumbuh dalam Keluarga yang Harmonis
Afeksi tentunya tidak hanya diberikan oleh Ibu seorang. Ada Ayah, Kakak atau Adik yang saling bisa memenuhi kebutuhan afeksi masing-masing. Apabila kebutuhan afeksi seluruh anggota keluarga terpenuhi bisa dijamin bahwa anak dapat hidup dan tumbuh dalam keluarga yang harmonis. Keluarga harmonis merupakan keluarga yang hidup dalam ketentraman, kedamaian serta penuh rasa cinta dan kasih diantara setiap anggota keluarga. Anda pastinya sudah banyak mengetahui kasus kriminal yang bisa ditimbulkan oleh anak dari keluarga yang kurang harmonis. Dari sini Anda bisa lihat bagaimana fungsi afeksi keluarga pada anak sangat diperlukan.
5. Anak akan Merasa Aman
Afeksi yang diberikan Ayah, Ibu serta saudara akan memunculkan perasaan aman. Dalam artian, terhindar dari rasa ketakutan, kekhawatiran atau rasa terancam. Karena anak percaya kalau seluruh keluarganya akan melindungi dirinya. Sosok Ibu yang selalu berada di dekat anak menjadi perasaan paling menenangkan dan paling aman buat anak. Timbulnya rasa aman pada anak akan membuatnya lebih yakin dan lebih percaya diri dalam kesehariannya. Selain itu, anak akan terhindar dari rasa cemas dan takut yang berlebihan sehingga tidak sulit berkomunikasi dan bergaul dengan orang baru dan lingkungan baru.
Cara Pemenuhan Afeksi Anak
Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan sebagai orangtua untuk memenuhi kebutuhan afeksi untuk anak. Walaupun sebenarnya Anda sudah tau apa yang yang harus dilakukan, berikut beberapa metode yang bisa Anda gunakan.
- Libatkan diri Anda pada aktivitas yang digemari si anak. Misalnya, anak perempuan Anda menyenangi atau gemar memasak. Anda bisa meluangkan waktu untuk berbelanja bahan makanan. Dilanjut dengan memasak bersama hingga menyajikan makanan untuk disantap bersama. Cara ini sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan afeksi anak.
- Jangan lewatkan sentuhan kecil seperti pelukan hangat antara orangtua dan juga anak. Dengan melakukan hal tersebut, anak merasa dihargai keberadaannya dan merasa bernilai bagi orangtuanya. Anda bisa mencari momen tepat untuk memeluk anak. Seperti saat anak akan berangkat sekolah, saat sudah tiba di rumah, atau sebelum anak tidur. Momen sentuhan orangtua dan anak menjadi afeksi paling disenangi anak. Apalagi jika anak sedang menghadapi masalah di sekolah atau di rumah.
- Pemenuhan afeksi seperti yang telah disinggung di awal bisa diberikan sejak bayi. Berhubung bayi belum bisa berkomunikasi maka pemenuhan afeksi umumnya diberikan dalam bentuk pelukan, ciuman, atau genggaman tangan. Sentuhan kulit dengan kulit antara ibu dan bayinya menjadi perwujudan rasa kasih sayang/afeksi. Lewat sentuhan kulit Ibu anak lebih mudah tidur dan lebih tenang. Ini menandakan anak bisa merasakan kasih sayang yang tercurah dari Ibu.
- Saat anak sudah beranjak dewasa pemenuhan afeksi mereka sudah pasti berbeda. Dengan melakukan berbagai aktivitas menyenangkan dengan anak bisa menjadi cara terbaik memenuhi kebutuhan afeksi anak. Bermain dengan anak yang membuatnya bisa tersenyum dan tertawa. Saat melakukan aktivitas menyenangkan dengan anak pastikan Anda tidak terganggu dengan telepon dari tempat kerja.
- Berikan afeksi saat mendisiplinkan anak. Cara ini bisa saja dilakukan. Jadi misalnya saat anak Anda melakukan kesalahan. Anda bisa membicarakan tentang kesalahan si anak dan mendiskusikan apa yang benar. Namun, setelah itu Anda bisa meletakkan tangan Anda di bahu anak dan langsung memeluknya di akhir percakapan. Dengan melakukan hal ini, Anda mempertegas bahwa walaupun si anak melakukan kesalahan dan Anda tidak menyukai hal tersebut, Anda tetap menyayanginya. Contoh lain, apabila anak berkelahi dengan kakak atau adiknya. Peluklah mereka satu per satu dan jelaskan bagaimana pelukan lebih baik dibanding pemukulan.
- Melibatkan anak dalam musyawarah juga menjadi salah satu cara memenuhi kebutuhan afeksi anak. Saat anak sudah berusia remaja yang menunjukkan bahwa ia sudah cukup dewasa dalam mengambil keputusan. Jangan lupa untuk melibatkannya dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Lewat musyawarah kecil-kecilan, mintalah pendapat anak dan pertimbangkan pendapatnya saat akan mengambil keputusan. Dengan begini, anak merasa penting dan dibutuhkan dalam keluarga.
Bagaimana? Anda sudah tau kan betapa pentingnya afeksi bagi anak. Mulai sekarang jangan lagi mengabaikan kebutuhan afeksi untuk anak Anda. Ini demi menjamin masa depan mereka lebih cerah dan tentunya lebih bahagia.
Baca juga : 10 Cara Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak di Masa Pandemi
Mendukung perkembang mental dan fisik anak , Membentuk karakter baik pada anak , Membuat anak lebih bahagia , Anak dapat tumbuh dalam keluarga yang harmonis , dan anak akan merasa aman
Sikap saling menghargai dan menghormati , Sikap saling peduli , Sikap saling memahami , serta Sikap toleransi
Dengan melakukan berbagai aktivitas menyenangkan , Jangan lewatkan sentuhan kecil seperti pelukan hangat antara orangtua dan juga anak , Berikan afeksi saat mendisiplinkan anak Libatkan diri Anda pada aktivitas yang digemari si anak ,dan Melibatkan anak dalam musyawarah Apa manfaat dan pentingnya afeksi untuk anak ?
Bagaimana membentuk karakter baik pada anak ?