Tantrum adalah kondisi anak dengan amukan yang akan dialami seorang anak pada usia 1 sampai dengan 3 tahun. Mengatasi anak yang sedang marah dan amuk bukanlah hal mudah untuk diatasi. Situasi anak yang sedang amuk atau marah biasanya disebut tantrum. Tantrum akan ditandai dengan beberapa hal seperti marah-marah, keras kepala dan menangis dengan keras. Jenis tantrum pada anak terdapat dua jenis:
1. Tantrum Manipulatif
Jenis tantrum ini cenderung muncul ketika ada keinginan anak yang tidak langsung dipenuhi oleh orang tua. Tantrum manipulatif ini tidak terjadi secara natural tetapi anak akan sering dibuat-buat untuk bisa mendapatkan keinginannya. Jenis ini juga tidak terjadi pada semua anak. Cara menangani anak mengamuk untuk tantrum manipulatif adalah dengan menghadapi anak lebih tenang, membawa anak ke tempat yang lebih nyaman dan biarkan anak bisa meluapkan emosinya.
2. Tantrum Frustasi
Tantrum jenis ini disebabkan anak belum tahu bagaimana cara mengekspresikan dirinya. Sebenarnya tantrum ini sangat umum terjadi pada anak, penyebabnya adalah anak merasa kelaparan, lelah bahkan merasa gagal tidak dapat melakukan sesuatu. Hal yang utama yang harus dilakukan orangtua adalah dengan memberikan penjelasan bahwa perilaku tersebut salah dan tidak baik.
Fase Tantrum Pada Anak
Tantrum terjadi dapat dilihat sebagai cara untuk negosiasi anak kepada orang tua yang tidak dapat memenuhi keinginannya. Hal ini bukan karena orang tua tidak menyayangi anak tetapi ada beberapa hal yang anak inginkan tidak harus dituruti. Ada 5 fase tantrum pada anak yang bisa dijadikan sebagai penyebab untuk mengenali tantrum tersebut:
1. Penyangkalan
Fase tantrum anak diawali dengan menyangkal sesuatu. Ini bentuk dari penolakan juga misalnya ketika seorang anak menolak perintah dari orang tuanya.
2. Marah-Marah
Setelah fase penyangkalan, anak akan masuk pada fase marah-marah yang berlebih. Anak bisa mulai dengan memukul orangtuanya, melempar barang, berteriak bahkan menendang apapun. Ini adalah bentuk luapan emosi seorang anak. orang tua harus lebih tenang dan hadapi dengan cara mengajak anak berbicara dengan perlahan. Pada fase marah-marah, orang tua harus lebih menjaga agar anak tidak melukai dirinya dan orang lain.
3. Negosiasi
Fase selanjutnya adalah negosiasi atau tahap tawar menawar. Fase negosiasi akan dialami oleh anak yang sudah fasih dalam berbicara.
Misalnya ketika anak ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkan kemudian mencoba untuk melakukan penawaran kepada orang tuanya. Tetapi, hasil yang didapat oleh anak tidak sesuai dengan keinginannya.
4. Kesedihan
Tahap kesedihan ditunjukkan dengan cara menangis agar orangtua dapat menuruti apa yang diinginkannya.
5. Penerimaan
Fase terakhir adalah penerimaan. Anak sudah dapat melewati fase-fase diatas dan mulai menerima keadaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi anak. Orang tua harus mulai mengambil tindakan untuk memberikan pengertian dan mencoba untuk berbicara. Berikan pelukan kepada anak sehingga anak lebih menyadari dirinya sangat disayang oleh orang tuanya.
5 Cara Menangani Amuk Anak
Orang tua perlu mengetahui cara menangani amukan anak atau tantrum yang terjadi saat anak tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Terlebih dahulu kenali jenis tantrum pada anak dan melihat kondisinya. Cara mengatasi anak tantrum akan berbeda di setiap kondisi dan penyebabnya. Misalnya ketika anak sedang mengamuk di depan umum atau tidak menggunakan ponsel, anda harus bisa mencari cara yang tepat. Menangani anak memang bukanlah sesuatu yang mudah. Orang tua paham betul bagaimana anak tantrum akan sangat sulit untuk mengambil kembali hatinya.
Banyak orang tua yang mulai dengan memberikan ponsel. Membiarkan anak menonton video dan main games. Ini adalah jalan pintas untuk bisa mengalihkan perhatian anak dari amukannya. Tetapi, ini bukan cara yang tepat karena akan memunculkan masalah baru yaitu anak akan kecanduan bermain gadget. Sehingga akan lupa waktu makan, tidak memiliki waktu untuk lebih enjoy dengan teman-temannya dan sebagainya. Terlebih anak dibawah usia 5 tahun tidak boleh sering terkena layar ponsel. Itu akan berbahaya untuk mata dan fungsi otaknya. Ada 5 cara menangani amuk anak pada kondisi dan keadaan tertentu tanpa memberikan ponsel:
1. Memberikan Pelukan
Jika anak sedang mengamuk di rumah atau tempat sepi, anda mungkin tidak akan bekerja lebih ekstra untuk menenangkannya. Lalu, bagaimana jika anak tantrum di depan umum misalnya ketika sedang jalan di mall atau toko-toko yang banyak orang. Umumnya, orang tua harus mulai dengan memeluk tubuh anak. Pelukan yang diberikan ibu akan merangsang hormon oksitosin yang akan membuat anak lebih nyaman dan tenang. Peluk anak Anda dengan erat sampai rasa amarahnya mereda sedikit demi sedikit.
2. Menjelaskan dengan Nada yang lembut dan halus
Jika memang dengan pelukan membuat anak tidak tenang, mulai lah dengan berbicara dengan tenang dan lembut contohnya tantrum terjadi karena anak ingin membeli mainan baru, anda bisa meyakinkan atau menolak dengan kalimat atau kata-kata “mama/ ibu tahu kamu ingin sekali mendapatkan mainan yang baru itu, tapi di rumah kan mainan adik sudah ada banyak di rumah, nanti kalau adik beli mainan baru terus bagaimana dengan mainan lamanya? Kan sayang kalau mama buang”. Carilah kata-kata yang bisa meyakinkan anak bahwa itu salah.
3. Membiarkan Anak Meluapkan Emosi
Cara mengatasi anak yang tantrum di depan umum ini memang agak ribet. Biarkan anak meluapkan emosinya terlebih dahulu. Jika anda tidak mengetahui penyebabnya sebaiknya anak diamkan saja dan anak akan mulai tenang dengan sendirinya.
Anda bisa lebih memahami perasaan anak anda dengan mulai memberikan anak kesempatan untuk mengutarakan penyebab tantrumnya. Hal ini akan membantu anak untuk mengekspresikan dan meluapkan emosi. Orang tua harus mampu memahami sudut pandang dari anaknya. Jangan memperlihatkan wajah bahwa anda tidak mengerti apa keinginan anak.
4. Lebih Perhatian dan Mengerti
Orang tua akan sering melakukan dua hal ini ketika anak sedang tantrum yaitu menuruti langsung keinginan anak dan memilih untuk membiarkannya. Hal ini tidak tepat, orang tua tidak bisa membiarkan anak mengelola emosinya sendiri. Anak masih harus dibantu untuk hal itu karena usia mereka memang masih membutuhkannya. Anda harus lebih paham bahwa anak tidak bisa menahan tantrum atau amuknya.
Seperti halnya orang dewasa, bisa marah kapan saja. Apalagi fungsi otak anak dalam mengelola emosi belum terbentuk sempurna. Anak tidak akan mempertimbangkan apapun saat sedang amuk. Untuk berkomunikasi dengan baik saja masih akan sangat sulit. Peran orang tua adalah lebih mengerti dan perhatian kepada anak.
Orang tua harus sadar bahwa anak tidak bisa menenangkan dirinya sendiri dan kekesalannya sama dengan level kesal orang dewasa. Jika anda saja sangat sulit mengelola emosi dan menenangkan diri anda sendiri, bagaimana dengan anak balita? Oleh karena itu orang tua dan keluarga harus lebih mengerti dan perhatian bukan dengan langsung menuruti keinginannya atau membiarkan anak diam sendiri.
5. Jangan Memperdulikan Reaksi Orang Sekitar
Ketika orang tua melihat reaksi orang disekitarnya maka orang tua akan menuruti keinginan anak. Ini akan terus berulang sampai ia dewasa karena anak tahu bagaimana cara meminta dan mendapatkan keinginannya. Jangan pernah memperdulikan reaksi orang, anda harus tetap fokus dan konsisten entah di rumah maupun di luar rumah dengan cara menangani tantrum seperti yang sudah anda lakukan sebelumnya.
Orang tua akan merasa malu jika anak menangis di depan umum bahkan hingga terpancing emosi. Reaksi orang membuat masalah menangani tantrum semakin memusingkan dan tidak mudah. Anda harus mulai membiasakan diri dengan cara, jika anak menangis di tempat ramai sebaiknya anda menggendong dan memeluk erat anak. kemudian bawa anak ke tempat yang nyaman dan jauh dari keramaian. Buatlah anak tenang dengan keadaan tersebut.
Selanjutnya, perhatikan perilaku anak jika sudah mulai tenang, anda bisa kembali berkomunikasi lagi. Tetapi, jika masih ada sedikit amukan atau tantrum, anda harus berbicara di rumah dengan kondisi yang tenang. Ini akan sangat membantu anak untuk lebih tumbuh menjadi anak yang tidak insecure. Jika anda sering memarahinya di depan umum hanya karena tantrum. Ini akan berakibat fatal terhadap tumbuh kembangnya anak.
Cara penanganan tantrum atau amuk pada anak akan berbeda, sebaiknya kenali terlebih dahulu apa penyebabnya, jenis trantrumnya bagaimana, hingga anda mendapatkan cara penanganan yang tepat. Lakukan cara tersebut dengan konsisten, biasakan kepada nenek, kakek, tante, adek, kakak, bahkan orang-orang di sekitarnya untuk mengetahui cara tersebut agar anda tetap bisa berhasil dengan cara tersebut.
Tanda Tantrum Anak yang Tidak Normal dan Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Setiap anak pasti pernah mengalami tantrum. Jika tantrum anak sudah melewati batas normal, anda harus segera memeriksakan keadaan anak. Anak yang sering mengamuk bisa menjadi tanda masalah dalam perkembangan pada anak. Orang tua harus sadar akan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan melihat tingkah laku yang terjadi. Tantrum pada anak sangat wajar. Ini tanda tantrum yang tidak wajar:
1. Sangat Sering Mengamuk
Tantrum tidak pada batas normal adalah sudah terjadi selama 10 hingga 20 kali dalam sebulan. Dalam sehari anak bisa mengalami tantrum atau amukan hingga 5 kali. Hal ini bukanlah kondisi yang baik, jadi sebaiknya periksakan anak anda dengan cepat.
2. Durasi Tantrum
Tanda lainnya adalah waktu tantrum yang sangat lama hingga 20 sampai 30 menit. Orang tua sudah tidak mengetahui bagaimana cara penanganannya.
3. Melakukan Kontak Fisik dengan Orang Lain dan Melukai Diri Sendiri
Anak mengamuk akan melakukan apa saja ada yang menendang, marah bahkan melempar barang disekitarnya. Perilaku tantrum akan menunjukkan apakah tantrum tersebut normal atau tidak. Jika anak sudah melakukan kontak fisik dengan orang lain seperti memukul, melempar dan orang disekitarnya sangat sulit untuk meredakan amukannya. Anda sebagai orang tua harus waspada dengan tanda tantrum seperti ini.
Selain orang lain, tantrum tidak normal akan melukai dirinya sendiri misalnya membenturkan kepala ke benda keras atau dinding.
Setelah anda memastikan tanda tantrum yang tidak wajar pada anak, orang tua harus lebih sabar dan mencari cara berkomunikasi yang tepat pada anak. Mulai dengan memberikan contoh baik dan terus mendukung perubahan yang sudah ditunjukkan. Jika memang pada tahap ini, anak masih tantrum. Anda bisa meminta bantuan kepada profesional atau psikolog anak. Konsultasikan dengan psikolog tentang keadaan anak, penyebab dan bagaimana sikapnya.
Baca Juga : 5 Cara Memahami Rasa Takut Anak
Sebutkan 5 Cara menangani Amuk Anak dan tanda tantrum yang tidak normal pada anak!
1. Memberikan pelukan 2. Menjelaskan dengan nada yang lembut dan halus 3. Membiarkan anak meluapkan emosi 4. Lebih perhatian dan mengerti 5. Jangan memperdulikan reaksi orang sekitar
Sebutkan Fase tantrum pada anak!
1. Penyangkalan Fase tantrum anak diawali dengan menyangkal sesuatu. Ini bentuk dari penolakan juga misalnya ketika seorang anak menolak perintah dari orang tuanya. 2. Marah-marah Setelah fase penyangkalan, anak akan masuk pada fase marah-marah yang berlebih. Anak bisa mulai dengan memukul orangtuanya, melempar barang, berteriak bahkan menendang apapun. Ini adalah bentuk luapan emosi seorang anak. orang tua harus lebih tenang dan hadapi dengan cara mengajak anak berbicara dengan perlahan. Pada fase marah-marah, orang tua harus lebih menjaga agar anak tidak melukai dirinya dan orang lain. 3. Negosiasi Fase selanjutnya adalah negosiasi atau tahap tawar menawar. Fase negosiasi akan dialami oleh anak yang sudah fasih dalam berbicara. Misalnya ketika anak ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkan kemudian mencoba untuk melakukan penawaran kepada orang tuanya. Tetapi, hasil yang didapat oleh anak tidak sesuai dengan keinginannya. 4. Kesedihan Tahap kesedihan ditunjukkan dengan cara menangis agar orangtua dapat menuruti apa yang diinginkannya. 5. Penerimaan Fase terakhir adalah penerimaan. Anak sudah dapat melewati fase-fase diatas dan mulai menerima keadaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi anak. Orang tua harus mulai mengambil tindakan untuk memberikan pengertian dan mencoba untuk berbicara. Berikan pelukan kepada anak sehingga anak lebih menyadari dirinya sangat disayang oleh orang tuanya.
Sebutkan Jenis tantrum pada anak!
1. Tantrum manipulatif Jenis tantrum ini cenderung muncul ketika ada keinginan anak yang tidak langsung dipenuhi oleh orang tua. Tantrum manipulatif ini tidak terjadi secara natural tetapi anak akan sering dibuat-buat untuk bisa mendapatkan keinginannya. Jenis ini juga tidak terjadi pada semua anak. Cara menangani anak mengamuk untuk tantrum manipulatif adalah dengan menghadapi anak lebih tenang, membawa anak ke tempat yang lebih nyaman dan biarkan anak bisa meluapkan emosinya. 2. Tantrum frustasi Tantrum jenis ini disebabkan anak belum tahu bagaimana cara mengekspresikan dirinya. Sebenarnya tantrum ini sangat umum terjadi pada anak, penyebabnya adalah anak merasa kelaparan, lelah bahkan merasa gagal tidak dapat melakukan sesuatu. Hal yang utama yang harus dilakukan orangtua adalah dengan memberikan penjelasan bahwa perilaku tersebut salah dan tidak baik.