Sebagai orang tua, tentunya sudah hafal betul, bahwa dalam sebuah konsep pola asuh anak, tidak hanya tentang hanya memberi makan, menyediakan tempat tinggal yang nyaman dan layak, dan juga memenuhi aneka kebutuhan lainnya, untuk si kecil. Namun juga yang berhubungan dengan pola pendidikan. Dalam hal ini pola didik setiap keluarga, berbeda-beda. Walaupun terlihat berbeda namun tujuan utamanya adalah untuk memberikan pendidikan yang baik untuk si kecil tersebut.

Dalam mendidik dan menjaga anak dari kecil hingga dewasa, memang bukan perkara yang mudah. Bahkan beberapa orang tua, menerapkan sistem pola asuh yang berbeda-beda, dalam mendidik, membesarkan dan membimbing anak, agar sesuai dengan karakter dan sifat yang dimilikinya. Mengingat sifat yang dimiliki oleh masing-masing anak berbeda-beda, jadi secara tidak langsung, membuat setiap anak jadi unik, berbeda dan spesial. Ulasan kali ini akan membahas tentang beberapa pola asuh, yang tentunya dapat diterapkan oleh para orang tua, kepada sang buah hati tersebut.

Sebelum membahas tentang pola asuh, sebaiknya Anda tahu apa itu pola asuh. Pola asuh sendiri adalah, sebuah pola perilaku, yang diterapkan oleh masing-masing orang tua, kepada sang buah hatinya. Tentunya pola asuh tersebut dilakukan, sebagai proses untuk meningkatkan serta mendukung perkembangan emosional, sosial, fisik, bahkan intelektual yang dimulai dari anak ketika masih kecil, hingga anak sudah beranjak dewasa. Dalam hal ini, penerapan pola asuh yang orang tua berikan akan meliputi pola interaksi, bagaimana menerapkan aturan di dalam rumah, termasuk di dalamnya penerapan sistem penghargaan atau hukuman kepada anak itu sendiri. Berikut adalah pola asuh yang dimaksud :

1. Nurturant Parenting / Pola Asuh Pendampingan

 

Pola asuh pendampingan

Sumber : https://lifestyle.okezone.com/read/2016/10/16/196/1516187/akademisi-tumbuh-kembang-anak-dipengaruhi-pola-asuh

Ini termasuk salah satu pola asuh yang baik, terutama bagi sang anak. Karena pada jenis pola asuh ini orang tua akan memberikan kebebasan kepada sang anak untuk mengeksplorasi lingkungan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, sang anak bisa belajar secara seluasa, akan berbagai hal yang ada disekelilingnya. Walau demikian, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pola asuh yang satu ini, yaitu :

  • Walaupun diberi kebebasan, namun pola asih yang satu ini, tetap membutuhkan pengawasan orang tua. Artinya dalam setiap aktivitas anak-anak, terutama ketika sang anak masih anak-anak, harus selalu didampingi. Jadi ketika sang anak membutuhkan sesuatu, maka orang tua dapat memberikan masukan.
  • Walaupun diberi kebebasan, namun tetap ada beberapa batasan yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya. Batasan ini dilakukan untuk mencegah sang anak dari beberapa hal yang dinilai negatif. Adanya batasan ini akan tetap dilakukan, dikerjakan, bahkan menjadi sebuah kebiasaan sang anak, hingga dewasa kelak.

Secara tidak langsung, pola asuh dengan seperti ini, membuat sang anak belajar belajar bagaimana cara bertanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, lingkungan, dan juga orang lain. Tentu saja, juga mendidik anak agar lebih percaya diri.

2. Permissive Parenting / Pola Asuh Permisif

 

Pola asuh permisif

Sumber : https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3397331/pola-asuh-permisif-baik-atau-buruk

Permissive parenting adalah pola asuh berikutnya yang akan dibahas. Walaupun sama-sama memberikan kebebasan pada anaknya untuk bereksplorasi, dan sama-sama mendampingi sang anak ketika beraktifitas. Namun ada beberapa hal yang berbeda dengan pola asuh yang satu ini, yaitu :

  • Pada pola asuh yang satu ini, orang tua cenderung tidak memberikan batasan, kontrol, atau bahkan aturan disiplin.
  • Orang tua terbilang bersikap sangat longgar atau dalam hal ini bebas, dan bimbingan terhadap sang anak sangat kurang.
  • Dalam hal ini, orang tua terbilang jarang memberikan tuntutan dan harapan terhadap anaknya. Bahkan untuk rasa tanggung jawab dan rasa disiplin.
  • Selain itu, anak mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa.
  • Berbagai keputusan yang diambil oleh anak, kebanyakan adalah dibuat oleh anak itu sendiri, ketimbang orang tuanya.

Secara tidak langsung, anak dengan pola asuh seperti ini, cenderung tumbuh dengan tanpa sikap dan rasa disiplin, berbuat berbagai kegiatan sekehendak hatinya, bahkan dalam beberapa kegiatan, terbilang kurang kontrol.

3.Neglectful Parenting / Pola Asuh Lalai

 

Berikutnya adalah cara mengasuh anak neglectful parenting. Ini adalah salah satu pola asuh yang cukup banyak dilakukan secara tidak sadar oleh banyak orang tua modern saat ini. Dimana orang tua hanya mengontrol anak seperlunya saja, dan tidak memperhatikan anak secara lebih mendalam. Ada beberapa ciri, untuk pola asuh seperti ini, antara lain :

  • Orang tua, lebih mengabaikan sisi emosi dan pendapat dari anak mereka.
  • Kecenderungan orang tua terlalu membebaskan anak, dalam berbuat berbagai macam hal yang disukai oleh sang anak tersebut. Sedangkan orang tua, tidak terlibat apapun di dalamnya.
  • Kurangnya rasa responsif dari orang tua terhadap anaknya, jarang menuntut, bahkan jarang berkomunikasi dengan sang anak.
  • Anak dengan pola asuh seperti ini cenderung memiliki tingkat kedisiplinan yang kurang, dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
  • Ada kalanya anak berkembang dan tumbuh dewasa sebelum waktunya, bahkan terkadang sering bertengkar dengan orang tuanya.

Orang tua yang tidak sengaja menerapkan pola asuh seperti ini, umumnya hanya memastikan bahwa berbagai kebutuhan anaknya sudah tercukupi. Namun tidak dengan kebutuhan emosional sang anak. Sedangkan dari sisi anak sendiri, umumnya tumbuh dengan rasa kurang percaya diri dan kontrol diri.

4. Natural Parenting / Pola Asuh dengan Kasih Sayang

Bangun Hubungan Terbuka dengan Anak

Pola asuh dengan kasih sayang atau Natural Parenting ini, adalah salah satu pola asuh sehat untuk kembang anak. Dimana dalam pola asuh seperti ini, dibentuk dengan keterikatan emosional yang baik, antara orang tua dan anak. Ada beberapa ciri, terhadap pola asuh yang satu ini, antara lain :

  • Orang tua cenderung selalu melakukan diskusi ketika merembukkan sebuah masalah, kepada sang anak. Dalam hal ini orang tua akan bersikap baik, dan memberikan kebebasan pada sang anak untuk mengemukakan pendapatnya. Tidak hanya itu, jika ada yang dirasa kurang tepat, maka pihak orang tua akan memberikan nasihat.
  • Dalam pola asuh yang satu ini, orang tua cenderung menghindari hukuman fisik, kepada sang buah hati. Terutama ketika sang anak melakukan suatu kesalahan. Orang tua lebih cenderung menganalisa kenapa sang anak bisa berbuat demikian, dan mengatasinya dengan cara memberi nasehat dan memaafkannya.
  • Ketika berinteraksi, orang tua, lebih cenderung mengajarkan sikap disiplin pada sang anak. Baik itu mulai dari hal sepele, hingga yang lebih rumit.
  • Adanya rasa interaksi yang baik, dimana ada kalanya orang tua, memberikan perhatian lebih, misalnya memberikan beberapa barang yang memang diinginkan sang anak. Bahkan mengajak sang anak untuk ikut membelinya.

Dari beberapa ciri yang disebutkan di atas, secara tidak langsung membuat sang anak merasa nyaman berada dekat dengan orang tua, terkadang anak akan terbuka atas apapun pada sang anak. Kedekatan ini terjalin lantaran adanya rasa nyaman atas kasih sayang yang orang tua berikan terhadap anak tersebut.

Namun salah satu yang dirasa jelek untuk pola asuh yang satu ini adalah, anak terkadang lebih manja, dan bahkan selalu tergantung pada orang tuanya sendiri, terutama ketika ada masalah, yang sulit untuk dipecahkan.

5. Positive Parenting / Pola Asuh Positif

Pastikan Beri Ruang Eksplorasi

Seperti namanya pola asuh positif atau positive parenting, dimana dalam pola asuh seperti ini, orang tua lebih memberikan atau mengajarkan hal-hal positif pada sang anak. Adapun ciri-diri dari pola asuh yang satu ini antara lain :

  • Orang tua akan memberikan nasihat akan apa dan boleh dan tidak boleh dilakukan oleh sang anak. Dalam hal ini, orang tua juga akan menjelaskan alasan di balik ‘boleh’ atau ‘tidak bolehnya’ sang anak ketika melakukan sesuatu.
  • Orang tua juga cenderung mengajarkan adanya pilihan pada sang anak. Dalam Setiap pilihan akan dijelaskan tentang aneka konsekuensi yang akan diterima oleh sang anak itu sendiri.
  • Dalam hal ini orang tua, tentunya akan mendukung berbagai keputusan yang dipilih oleh sang anak. Jika pilihan yang dipilih dirasa kurang tepat, orang tua biasanya akan memberikan nasihat, selebihnya anak yang memutuskan.
  • Hanya saja jika ada tindakan yang dilakukan oleh sang anak, dinilai benar-benar membahayakan, biasanya orang tua yang akan mengambil alih, atau memutuskan masalah tersebut.
  • Tidak ada hukuman dalam pola asuh yang satu ini, hanya konsekuensi langsung yang akan dirasakan oleh sang anak, atas kegiatan yang dilakukannya, baik itu tindakan positif, maupun tindakan negatif.

Sisi positif dari pola asuh seperti ini adalah anak, jadi belajar untuk mempertimbangkan aneka pilihannya sendiri, mampu menerima konsekuensi yang dirinya pilih. Serta mampu bertanggung jawab atas aneka macam pilihan yang dipilihnya. Tidak hanya itu, anak juga jadi lebih bertanggung jawab atas pilihannya sendiri, dan tidak akan menyalahkan orang lain.

6. Authoritative Parenting atau Pola Asuh Otoritatif

 

Pola asuh otoritatif

Sumber : https://www.bernas.id/27636-cari-tahu-4-jenis-pola-asuh-yang-diterapkan-orangtua-pada-anak.html

Untuk Authoritative parenting atau pola asuh otoritatif ini, lebih memberikan hal-hal yang dinilai positif dan baik untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh sang anak, terutama masa depan sang anak itu sendiri. Tentunya ciri-ciri pola asuh seperti ini adalah :

  • Orang tua cenderung mengatur berbagai macam batas tertentu pada sang anak. Tidak hanya itu, dalam hal ini, anak-anak akan diberikan pemahaman yang baik.
  • Orang tua akan cepat tanggap akan kebutuhan emosional sang anak.
  • Umumnya pola asuh seperti ini, membuat orang tua cenderung hangat pada sang anak. Serta memberikan alasan yang jelas, mengapa anak-anak harus mengikuti dan patuh akan aturan tersebut.

Adapun hasil dari pola didik seperti ini, umumnya membuat anak-anak jadi jauh lebih mandiri, mudah diterima secara sosial, bahkan beberapa diantaranya sukses dalam bidang akademis, serta bertingkah laku yang baik.

Dari beberapa pola asuh yang disebutkan di atas, mana yang dinilai paling mendekati pola asuh yang Anda berikan pada sang anak, atau dinilai cocok untuk karakteristik anak Anda. Yang perlu Anda ketahui adalah, sadar atau tidak, pola asuh seperti ini umumnya diturunkan oleh generasi sebelumnya, pada anaknya. Namun ada juga yang memutuskan untuk membentuk dan menggunakan pola asuh yang baru, dan tidak mengikuti pola asuh dari orang tua, karena dinilai tidak sesuai atau tidak cocok.

Apakah pengertian dari Nurturant parenting / Pola asuh pendampingan?

Ini termasuk salah satu pola asuh yang baik, terutama bagi sang anak. Karena pada jenis pola asuh ini orang tua akan memberikan kebebasan kepada sang anak untuk mengeksplorasi lingkungan yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, sang anak bisa belajar secara seluasa, akan berbagai hal yang ada disekelilingnya. Walau demikian, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pola asuh yang satu ini, yaitu : • Walaupun diberi kebebasan, namun pola asih yang satu ini, tetap membutuhkan pengawasan orang tua. Artinya dalam setiap aktivitas anak-anak, terutama ketika sang anak masih anak-anak, harus selalu didampingi. Jadi ketika sang anak membutuhkan sesuatu, maka orang tua dapat memberikan masukan. • Walaupun diberi kebebasan, namun tetap ada beberapa batasan yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya. Batasan ini dilakukan untuk mencegah sang anak dari beberapa hal yang dinilai negatif. Adanya batasan ini akan tetap dilakukan, dikerjakan, bahkan menjadi sebuah kebiasaan sang anak, hingga dewasa kelak. Secara tidak langsung, pola asuh dengan seperti ini, membuat sang anak belajar belajar bagaimana cara bertanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, lingkungan, dan juga orang lain. Tentu saja, juga mendidik anak agar lebih percaya diri.

Apakah pngertian dari Permissive parenting / pola asuh permisif

Permissive parenting adalah pola asuh berikutnya yang akan dibahas. Walaupun sama-sama memberikan kebebasan pada anaknya untuk bereksplorasi, dan sama-sama mendampingi sang anak ketika beraktifitas. Namun ada beberapa hal yang berbeda dengan pola asuh yang satu ini, yaitu : • Pada pola asuh yang satu ini, orang tua cenderung tidak memberikan batasan, kontrol, atau bahkan aturan disiplin. • Orang tua terbilang bersikap sangat longgar atau dalam hal ini bebas, dan bimbingan terhadap sang anak sangat kurang. • Dalam hal ini, orang tua terbilang jarang memberikan tuntutan dan harapan terhadap anaknya. Bahkan untuk rasa tanggung jawab dan rasa disiplin. • Selain itu, anak mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. • Berbagai keputusan yang diambil oleh anak, kebanyakan adalah dibuat oleh anak itu sendiri, ketimbang orang tuanya. Secara tidak langsung, anak dengan pola asuh seperti ini, cenderung tumbuh dengan tanpa sikap dan rasa disiplin, berbuat berbagai kegiatan sekehendak hatinya, bahkan dalam beberapa kegiatan, terbilang kurang kontrol.

Apakah pengertian dari Neglectful parenting / pola asuh lalai

Berikutnya adalah cara mengasuh anak neglectful parenting. Ini adalah salah satu pola asuh yang cukup banyak dilakukan secara tidak sadar oleh banyak orang tua modern saat ini. Dimana orang tua hanya mengontrol anak seperlunya saja, dan tidak memperhatikan anak secara lebih mendalam. Ada beberapa ciri, untuk pola asuh seperti ini, antara lain : • Orang tua, lebih mengabaikan sisi emosi dan pendapat dari anak mereka. • Kecenderungan orang tua terlalu membebaskan anak, dalam berbuat berbagai macam hal yang disukai oleh sang anak tersebut. Sedangkan orang tua, tidak terlibat apapun di dalamnya. • Kurangnya rasa responsif dari orang tua terhadap anaknya, jarang menuntut, bahkan jarang berkomunikasi dengan sang anak. • Anak dengan pola asuh seperti ini cenderung memiliki tingkat kedisiplinan yang kurang, dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. • Ada kalanya anak berkembang dan tumbuh dewasa sebelum waktunya, bahkan terkadang sering bertengkar dengan orang tuanya. Orang tua yang tidak sengaja menerapkan pola asuh seperti ini, umumnya hanya memastikan bahwa berbagai kebutuhan anaknya sudah tercukupi. Namun tidak dengan kebutuhan emosional sang anak. Sedangkan dari sisi anak sendiri, umumnya tumbuh dengan rasa kurang percaya diri dan kontrol diri.