Pendidikan karakter di sekolah merupakan elemen yang sangat penting untuk diterapkan di lingkungan sekolah di mana pendidikan ini memiliki fungsi sebagai pembentuk karakter dan juga moral siswa dalam interaksinya di tengah-tengah masyarakat.
Di Sekolah Prestasi Global kami sangat mementingkan unsur pendidikan karakter dalam setiap kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah terutama dengan basis ajaran-ajaran agama Islam untuk membentuk akhlak yang lebih baik, santun, dan menanamkan pada karakter peserta didik mengenai nilai-nilai budi agama Islam.
Pendidikan karakter bisa dilakukan mulai dari hal yang paling kecil misalnya membiasakan anak untuk mencium tangan guru dan orang tua ketika tiba di sekolah, mengucapkan salam ketika guru masuk ke kelas, dan lainnya.
Apa itu pendidikan karakter? Secara formal pendidikan karakter memiliki definisi sebuah sistem pendidikan yang sistematis dan direncanakan untuk mendidik dan juga memberdayakan dan mengembangkan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga mereka bisa tumbuh menjadi individu yang bisa memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, dan juga lingkungan sekitarnya. Beberapa ahli pun juga mengemukakan pendapatnya mengenai definisi pendidikan karakter, antara lain:
1. T. Ramli
Menurut beliau, pendidikan karakter merupakan pendidikan yang esensinya adalah moral dan akhlak dimana hal tersebut bisa memberikan bimbingan kepada peserta didik agar menjadi individu yang lebih baik kepribadiannya.
2. Thomas Lickona
Menurut Lickona, pendidikan karakter di sekolah merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sengaja untuk membantu peserta didik sehingga peserta didik tersebut bisa memahami, memperhatikan, dan juga melakukan hal-hal yang beretika.
3. John W. Santrock
Pendidikan karakter menurut Santrock adalah pendidikan dengan pendekatan personal yang langsung ditujukan kepada peserta didik yang fungsinya adalah untuk menanamkan nilai moral dan juga memberikan pelajaran kepada peserta didik mengenai pengetahuan moral sehingga peserta didik tidak melakukan hal-hal yang dilarang dalam norma-norma yang berlaku.
4. Elkind
Elkind mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pengajar untuk memberikan pengaruh pada karakter peserta didik. Dalam hal ini maknanya adalah pengajar memiliki peran tidak hanya sebagai pengajar akademik tapi juga memberikan atau menjadi teladan dengan moral tinggi di lingkungan peserta didiknya.
Secara umum bisa disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka bisa memiliki karakter dan kepribadian dengan rasa moral yang tinggi, tidak melakukan hal-hal yang dilarang secara norma, dan tenaga pendidik atau pengajar memiliki fungsi peran yang sangat penting untuk menjadi contoh teladan yang baik bagi peserta didik agar memiliki karakter yang baik pula. Lalu apa pentingnya pendidikan karakter di sekolah terutama di lingkungan sekolah kami di Sekolah Prestasi Global?
Fungsi dan tujuan dari pendidikan karakter di lingkungan sekolah
Theodore Roosevelt memiliki pandangan menarik mengenai pendidikan karakter, ia mengatakan “Mendidik pikiran seseorang tanpa mendidik moralnya sama saja dengan mendidik ancaman terhadap lingkungan masyarakat”. Artinya orang yang cerdas dan memiliki daya intelegensi yang tinggi apabila memiliki moral yang rendah maka ia justru bisa menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakatnya.
Karena tanpa moral yang benar, seseorang bisa melakukan hal yang berbahaya dan membuat rugi banyak orang dengan ilmu dan keahlian yang dimilikinya. Maka dari itu sangat penting bagi lingkungan sekolah untuk menekankan pendidikan karakter pada peserta didik sejak usia atau tingkat pendidikan yang awal.
Secara umum fungsi dari pendidikan karakter di sekolah dasar adalah untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang sehingga menjadi orang yang memiliki nilai moral tinggi, berakhlak mulia, memiliki toleransi, tangguh, dan juga berperilaku baik.
Dan karena sekolah kami adalah sekolah Islam berwawasan global maka pendidikan karakter memiliki fungsi untuk membentuk kepribadian anak agar tidak goyah moralnya diterpa dengan berbagai macam budaya dan attitude global yang masuk dengan bebas, dan berpegang teguh pada nilai agama Islam. Secara khusus fungsi pendidikan karakter untuk anak sekolah antara lain adalah:
- Mengembangkan potensi dasar yang dimiliki oleh setiap diri manusia untuk menjadi pribadi yang bisa berpikiran baik, berhati baik, dan juga memiliki perilaku yang baik pula
- Membangun dan memperkuat perilaku peserta didik yang hidup di tengah masyarakat multikultur
- Membangun dan juga meningkatkan peradaban dan karakter bangsa yang memiliki daya kompetisi tinggi dalam hubungan internasional.
Karakter-karakter yang perlu ditanamkan pada moral anak
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang ditunjukkan melalui cara bersikapnya, cara berperilaku, dan juga cara bertindak untuk hidup dan juga bekerjasama dalam lingkungan sosialnya baik itu dalam lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Anak-anak yang tidak dididik karakternya pada usia dini maka ketika ia tumbuh dewasa ia bisa memiliki karakter yang dipandang negatif oleh masyarakat dan bisa membuatnya sulit untuk diterima dengan baik di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu berikut ini merupakan jenis-jenis pendidikan karakter di sekolah yang menjadi dasar bagi kami para pengajar di Sekolah Prestasi Global untuk ditanamkan pada peserta didik.
- Karakter religius
Nilai agama adalah sumber dari pendidikan karakter dan juga moral yang berlaku di sekolah kami. Hal ini karena karakter religius adalah karakter paling dasar yang ada pada diri seseorang dan bisa menjadi langkah awal dalam mengembangkan sifat, sikap, dan juga perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan terutama pada masa perkembangan peserta didik selanjutnya. Nilai-nilai religi adalah nilai yang paling tepat ditanamkan pada anak sejak usia dini dan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangannya.
Anak-anak berperilaku dengan mencontoh perilaku orang dewasa yang ada di sekitarnya. Termasuk kesadaran dalam beragamanya pun juga masih berada dalam tahap meniru, belum paham benar mengapa seorang muslim harus melakukan ibadah dan menjauhi larangan-larangan Allah SWT.
Maka dari itu kondisi lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses penanaman karakter religius yang lebih baik apalagi jika dilakukan dengan cara yang lebih kreatif. Dalam hal ini peran guru sebagai sosok orang dewasa dan yang memiliki otoritas di lingkungan sekolah adalah sosok yang memiliki peran penting dalam menjadi teladan dan juga pengingat.
- Mencintai kebersihan dan lingkungannya
Pendidikan karakter di sekolah dasar selanjutnya yang wajib diberikan kepada anak sejak usia dini adalah mengenai kecintaan terhadap kebersihan diri maupun kebersihan lingkungannya. Dalam nilai agama Islam dikenal kebersihan merupakan sebagian dari iman karena dengan menjaga kebersihan diri maupun lingkungan, kita menjaga ciptaan dan anugerah Allah SWT yang telah diberikan kepada manusia.
Kebersihan pada diri sendiri tidak hanya mengenai sanitasi tapi juga berkaitan dengan mendidik anak agar memiliki pribadi yang sehat dan jiwa yang kuat. Jika anak-anak memiliki pribadi yang sehat dan juga jiwa yang kuat maka materi yang diberikan di sekolah pun bisa diserap dengan lebih baik.
Kemudian anak-anak juga sudah mulai harus belajar untuk menghargai lingkungan di sekitarnya. Menjaga kebersihan di lingkungan sekitar bisa dimulai dari hal-hal yang kecil seperti misalnya membersihkan kamarnya sendiri, membersihkan halaman rumah, membuang sampah pada tempatnya, dan lainnya.
Di sekolah pendidikan karakter yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan bisa diwujudkan dengan melaksanakan jadwal piket secara teratur, mengadakan agenda Jumat bersih, bisa juga dengan mengadakan lomba kebersihan dan keindahan ruang kelas di dalam lingkungan internal sekolah. Pendidikan karakter yang berhubungan dengan kebersihan bisa dilakukan dengan cara yang lebih menyenangkan dengan cara dilombakan.
- Sikap dan perilaku yang peduli
Memiliki empati yang tinggi adalah salah satu karakter baik yang bisa membuat seseorang memiliki posisi yang baik di tengah masyarakat. Kami sebagai pengajar di Sekolah Prestasi Global terus mendorong peserta didik untuk memiliki rasa kepedulian yang tinggi mulai dari skala yang paling kecil yaitu peduli dengan teman di sekitarnya.
Pendidikan karakter di sekolah mengajarkan sikap peduli yaitu sikap dan juga tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain yang membutuhkannya. Wujud kepedulian di lingkungan sekolah bisa didorong dengan berbagai cara misalnya membuat surat tulisan tangan untuk diberikan kepada teman yang sedang sakit, saling membantu saat mengerjakan tugas kelompok, mengumpulkan uang belasungkawa jika ada musibah yang menimpa keluarga teman, dan lainnya.
Memiliki sikap yang peduli dan mudah memberikan bantuan adalah karakter yang disukai banyak orang. Anak akan dididik untuk memiliki sifat yang ringan tangan karena membantu orang yang membutuhkan bantuan adalah salah satu nilai yang juga diajarkan dalam agama Islam.
Orang yang suka membantu temannya yang dalam kesulitan, ketika ia mengalami kesulitan pun juga akan dengan mudah mendapatkan bantuan dari teman-teman dan orang-orang di sekitarnya yang lain oleh karena itu memiliki sikap peduli adalah investasi amal yang penting untuk ditanamkan sejak usia dini.
- Sikap dan perilaku yang jujur
Sikap jujur, sayangnya adalah karakter yang makin langka di era zaman sekarang dan tentunya untuk memperbaiki nasib bangsa, karakter yang jujur harus benar-benar ditanamkan pada generasi yang baru melalui pendidikan karakter di sekolah dasar.
Memiliki sikap jujur mungkin akan mendatangkan banyak tantangan bagi seseorang tapi dengan karakter selalu berkata dan bersikap jujur maka bisa membuat orang tersebut bisa dipercaya orang lain termasuk dipercaya untuk mengemban tugas atau tanggungjawab yang tidak akan diberikan kepada orang yang kejujurannya dipertanyakan.
Kejujuran merupakan investasi yang bisa menjadi modal dasar bagi seseorang untuk memiliki hubungan komunikasi yang sehat dan efektif dengan orang lain. Peserta didik yang sudah diajarkan untuk bersikap dan berkata jujur sejak dini akan lebih mudah untuk diterima di tengah masyarakat yang mendambakan kejujuran pada karakter setiap orang.
Di tingkat sekolah perilaku yang jujur bisa dicerminkan dengan menekankan pentingnya untuk tidak curang saat mengerjakan ujian, berani untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, membuat kantin kejujuran, mengerjakan tugas sendiri, boleh dibantu tapi tidak boleh menjiplak, dan sebagainya.
- Karakter cinta tanah air
Sekolah kami adalah sekolah yang mendasarkan kegiatan pendidikannya pada ajaran agama Islam namun peserta didik juga ditanamkan rasa cinta pada tanah airnya sendiri yaitu Republik Indonesia agar anak-anak nantinya tumbuh menjadi anak dengan jalan pikir yang tidak mudah dipengaruhi dengan paham yang menyesatkan.
Memiliki karakter cinta tanah air artinya adalah memiliki cara berpikir, cara bertindak, dan juga memiliki wawasan untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya maupun kepentingan atas kelompok atau golongan tertentu.
Pentingnya pendidikan karakter di sekolah pada bidang nasionalisme adalah agar peserta didik memiliki karakter yang siap berkorban demi kepentingan negaranya apabila negaranya sendiri menghadapi ancaman dari negara lain maupun kelompok tertentu.
Pendidikan karakter cinta tanah air bisa dilakukan dengan melakukan upacara bendera setiap hari Senin atau pada saat perayaan Hari Kemerdekaan, menghapal dan mengamalkan Pancasila, mengikuti organisasi Paskibraka, dan lainnya. Menjadi insan yang agamis dan juga mencintai negaranya sendiri akan membuat anak menjadi karakter yang bisa memberikan kontribusi positif bagi kelangsungan hidup negara yang bisa dilakukan dengan berbagai macam cara baik sebagai generasi yang produktif maupun terjun langsung duduk di kursi pemerintahan nantinya.
Metode-metode dalam pendidikan karakter
Pendidikan karakter tidak hanya bisa dilakukan di sekolah saja, bahkan pendidikan karakter yang dimulai di lingkungan keluarga akan lebih efektif dan lebih tertanam dalam setiap karakter anak karena keluarga merupakan bagian yang besar dalam hidup seseorang.
Berikut dibawah ini adalah metode-metode atau cara yang bisa dilakukan untuk memberikan pendidikan karakter pada anak. Metode di bawah ini juga digunakan untuk pendidikan karakter di sekolah kami baik yang ditujukan untuk individu per individu atau dilakukan dalam unit kelompok.
- Metode percakapan
Metode percakapan adalah pendidikan karakter yang dilakukan dengan cara pembicaraan antara dua pihak atau lebih yang membahas mengenai topik tertentu sesuai dengan tujuan atau hasil yang dikehendaki. Kunci dari metode ini adalah komunikasi yang berlangsung timbal balik artinya bukan dilakukan dengan ceramah.
Karena dengan melakukan komunikasi dua arah, maka pihak-pihak yang terlibat dalam percakapan bisa lebih terbuka pikirannya, mengembangkan pola pikirnya karena mendapatkan opini dari sudut pandang yang berbeda, bisa juga untuk membangkitkan kesan, perasaan, serta menimbulkan rasa untuk saling menghargai pendapat satu sama lain.
Banyak orang dewasa yang menganggap diskusi dengan anak yang masih kecil adalah bukan hal yang penting. Padahal anak-anak sudah memiliki opininya sendiri, dan dengan memberikan lingkungan baginya untuk berkesempatan mengekspresikan diri dan berkomunikasi dengan orang lain secara terbuka nantinya akan menumbuhkan karakter yang tidak ragu untuk menyampaikan pendapatnya, tidak mudah malu atau minder, dan menjadi orang dengan karakter yang memegang teguh prinsip namun tetap menghargai perbedaan pendapat orang lain.
- Metode bercerita
Metode bercerita cocok diberikan untuk pendidikan karakter di sekolah dasar di mana anak-anak akan lebih mudah menyerap pesan moral melalui kisah-kisah tokoh fantasi maupun tokoh teladan dalam agama Islam. Cerita bisa disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan sesuai dengan level anak-anak agar anak bisa mengikuti alur cerita dari awal hingga akhir dan mendapatkan pesan moral yang tersimpan di dalamnya.
Kisah para Nabi dan Rasul adalah salah satu cerita yang bisa disampaikan kepada anak untuk pembentukan karakter yang agamis danberakhlak karena di dalam cerita Nabi dan Rasul terdapat pesan moral, perintah untuk menjalankan ibadah, anekdot, dan juga contoh-contoh balasan yang menimpa orang-orang yang berakhlak buruk bahkan zalim.
- Metode keteladanan
Seperti telah disebutkan di atas, anak-anak membangun karakter dan perilakunya dengan mencontoh perilaku dan karakter orang-orang yang ada di sekitarnya. Maka dari itu keteladanan adalah metode yang sangat penting karena meski tidak diberikan secara langsung, memberikan contoh teladan merupakan pendidikan karakter yang memiliki dampak cukup signifikan.
Guru maupun orang tua dan wali peserta didik harus senantiasa menunjukkan karakter dan perilaku yang baik agar anak yang melihatnya pun juga berperilaku yang baik. Memberi perintah ini itu dan melarang melakukan hal ini itu tidak akan efektif jika yang memberikan perintah justru berperilaku sebaliknya. Misalnya jika Anda ingin anak memiliki kebiasaan untuk sholat 5 waktu maka sejak dari kecil ia juga harus melihat keluarga maupun pendidiknya yang lain mengerjakan ibadah tersebut.
- Metode pembiasaan
Metode selanjutnya adalah dengan pembiasaan. Karakter tertentu yang ingin ditanamkan pada peserta didik harus ditekankan secara berulang-ulang sehingga kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan karakter tertentu akan menjadi bagian dari refleknya dan menjadi kebiasaan yang positif. Metode pembiasaan juga sangat baik untuk materi hapalan. Materi hapalan yang dihapalkan hanya satu kali tapi tidak diterapkan secara berulang-ulang akan lebih mudah untuk dilupakan.
Misalnya untuk menanamkan karakter yang agamis atau religius maka peserta didik harus hapal bacaan surat pendek yang digunakan untuk sholat. Menghapalkan surat pendek kemudian menggunakannya setiap kali saat sholat lama kelamaan surat pendek tersebut sudah menempel lekat di otaknya dan tidak harus diingat-ingat lagi tapi sudah secara otomatis muncul di benaknya.
- Metode ‘Ibrah dan Mau’idah
Metode ‘Ibrah adalah pendidikan karakter di sekolah yang bisa dilakukan dengan maksud untuk mengarahkan peserta didik kepada intisari pada sebuah peristiwa atau kejadian yang disaksikan, yang kemudian dihadapi dengan nalar yang membuat hati para peserta didik mau mengakui merasakan intisari tersebut.
Sedangkan Mau’idah adalah memberikan nasehat yang disampaikan dengan tutur kata yang lembut, dan bisa diterima oleh hati para peserta didik dengan cara menjelaskan pahala dan juga balasan kebaikan yang akan didapatkannya. Hal ini penting dilakukan karena ketika dinasehati kadang sulit untuk diterima oleh hati apalagi jika disampaikan dengan kata-kata yang menyinggung, bahasa dan nada yang kasar, dan tidak disertai dengan alasan yang logis mengapa hal tersebut harus dilakukan.
- Metode janji dan juga ancaman
Metode selanjutnya memanfaatkan fitrah atau sifat alami manusia yaitu yang menginginkan kesenangan dan juga menjauhi kesengsaraan. Oleh karena itu dalam kegiatan pendidikan karakter pun bisa diterapkan dengan memberikan janji dan ancaman atau yang lebih populer disebut dengan reward and punishment.
Tujuannya adalah agar peserta didik mau melakukan atau berperilaku dan bertindak dengan cara tertentu karena ingin mendapatkan reward, sedangkan bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman yang tentunya akan dihindari sebaik-baiknya. Contoh dalam pendidikan agama Islam misalnya, Allah SWT menjanjikan bagi umatnya pahala dan berkah bagi yang menjalankan perintah-Nya dan menjanjikan dosa serta api neraka bagi yang melakukan larangan-Nya.
Hambatan dalam implementasi pendidikan karakter anak
Pentingnya pendidikan karakter di sekolah sudah dibahas di atas dan Anda pasti sekarang paham mengapa pendidikan karakter ini patut untuk ditekankan di samping memberikan pendidikan akademik atau ilmu pengetahuan kepada anak sekolah. Tapi disisi lain implementasi kegiatan pendidikan karakter bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Ada banyak faktor yang menjadi penghambat dalam melakukan pendidikan karakter baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan secara umum. Beberapa hambatan yang ditemui dan menjadi tantangan tersendiri ketika menjalankan program kegiatan pendidikan karakter antara lain adalah:
- Hambatan dari lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan sumber pendidikan pertama pada anak tapi sayangnya pendidikan karakter seringkali tidak begitu ditekankan bahkan cenderung diabaikan. Pendidikan karakter berbeda dengan mendisiplinkan anak karena yang termasuk ke dalam pendidikan karakter tidak hanya membuat anak patuh terhadap perintah dari orang tua.
Bahkan anak yang dididik untuk bisa mengutarakan opininya tanpa takut dengan orang tua adalah salah satu bagian dari pendidikan karakter yang bisa berguna bagi anak di masa depan. Pendidikan karakter kerap kali dikesampingkan karena keluarga yang lebih fokus pada hal lain yang dianggap lebih penting, misalnya meningkatkan perekonomian sehingga waktu yang disediakan untuk mendidik karakter anak pun nyaris tidak ada.
- Hambatan dari lingkungan masyarakat
Hambatan pendidikan karakter di sekolah selanjutnya adalah karena kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Peserta didik hanya menghabiskan sebagian kecil waktunya di sekolah sementara ia akan terekspos lebih lama ketika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Maksudnya meski pendidikan karakter yang diberikan di sekolah sudah cukup baik, jika peserta didik menyerap moral yang negatif dari lingkungannya maka ajaran moral dan akhlak dari sekolah bisa dengan mudah terhapus dan tergantikan. Peserta didik yang terekspos dengan kondisi lingkungan yang kurang kondusif tanpa penyaring bisa berujung pada perilaku yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
- Hambatan dari lingkungan sekolah
Tentu saja, hambatan pendidikan karakter pun juga ada di lingkungan sekolah. Misalnya karena kurikulum yang berubah-ubah namun tanpa proses sosialisasi dan minimnya pelatihan untuk tenaga pengajar sehingga meski dalam kurikulum ditekankan pentingnya aspek karakter pada peserta didik, tenaga pengajar banyak yang tetap memberikan penilaian berdasarkan dengan aspek kognitifnya semata.
Sayangnya banyak juga sekolah yang saling berkompetisi satu sama lain untuk membandingkan jumlah siswanya yang melanjutkan pendidikan ke sekolah yang berkualitas bagus, sehingga yang digenjot adalah aspek kognitifnya dan menganaktirikan pendidikan karakter.
Di sekolah kami Sekolah Prestasi Global, kami berusaha untuk menyeimbangkan aspek kognitif dengan pendidikan karakter di sekolah dasar. Selain sebagai sekolah formal untuk anak tingkat Taman Kanak Kanak hingga Sekolah Dasar, kami sebagai pengajar juga menerapkan pendidikan karakter berbasis nilai Islam dan juga menyediakan aneka macam kegiatan ekstrakurikuler yang bisa mengajarkan peserta didik berbagai macam keahlian khusus.
Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan juga kegiatan sekolah lain di luar jam belajar, karakter anak pun akan lebih terbentuk misalnya karakter bekerja dalam tim atau organisasi, karakter yang lebih percaya diri, bisa dipercaya, disiplin, agamis, dan karakter positif lainnya.
Demikian adalah penjelasan mengenai pentingnya pendidikan karakter di sekolah yang sebaiknya dimulai sejak usia dini agar karakter yang terbentuk bisa terbawa hingga peserta didik tumbuh dewasa. Kami dari Sekolah Prestasi Global berkomitmen untuk mendidik anak yang bergabung di sekolah kami untuk menjadi siswa yang cerdas, berintelektual tinggi, memiliki wawasan keagamaan yang lebih dalam, dan bisa memiliki karakter yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan juga negara bangsanya.
Kesimpulan
Apa saja karakter-karakter yang perlu ditanamkan pada moral anak?
1. Karakter religius
2. Mencintai kebersihan dan lingkungannya
3. Sikap dan perilaku yang peduli
4. Sikap dan perlaku yang jujur
5. Karakter cinta tanah air
Metode apa saja yang menjadi pendidikan karakter?
1. Metode percakapan
2. Metode bercerita
3. Metode keteladanan
4. Metode 'ibrah dan mau'idah
6. Metode janji dan juga ancaman
Apa saja hambatan dalam implementasi dalam pendidikan karakter anak?
1. Hambatan dalam lingkungan keluarga
2. Hambaran dari lingkungan masyarakat
3. Hambatan dari lingkungan sekolah