Akhir-akhir ini marak pemberitaan mengenai bullying pada anak di media. Bullying tidak perlakuan kasar seperti memukul, namun mengganggu aktivitas anak lain juga merupakan bentuk bullying. Tentu saja hal ini meresahkan dan membuat sedih para orang tua. Apalagi jika ternyata anaknya menjadi korban atau pelaku bullying.
Bullying atau perundungan bukanlah hal yang sepele dan wajar. Perilaku ini berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik anak. Prestasi akademis dan kehidupan sosial juga bisa hancur karena bullying. Ada pula yang mengalami depresi dan bahkan bunuh diri.
Cara Mengatasi Anak yang Suka Mengganggu Temannya
Bullying atau seorang anak mengganggu temannya yang lain bukan hanya kekerasan fisik. Bentuknya bisa verbal (seperti ejekan dan ancaman), sosial, seksual, atau cyber. Di era internet, cyber bullying sering terjadi melalui media sosial.
Pada tahun-tahun awal, anak-anak kita menjalin persahabatan melalui penitipan anak dan teman bermain yang diatur oleh orang tua mereka. Perilaku umum balita seperti menangis ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya atau mengambil mainan dari anak lain mungkin terjadi, dapat diatasi oleh orang tua yang waspada.
Ketika anak-anak memasuki sekolah dan mulai menjalin persahabatan, orang tua kurang mempunyai kendali atas dengan siapa anak-anak mereka menghabiskan waktu. Namun, bagaimana mengatasi anak yang suka mengganggu teman?
Meskipun sebagian besar pertemanan itu positif, sebagai orang tua, mengawasi dengan siapa anak Anda menghabiskan waktu adalah ide yang bagus, terutama jika teman anak Anda menunjukkan perilaku perundungan. Beberapa jenis perilaku tersebut antara lain:
- Mendorong teman sekelas untuk mengecualikan anak-anak tertentu
- Menggoda dan memanggil nama orang
- Sengaja berbicara dengan teman sekelas tentang teman bermain atau pesta ulang tahun yang tidak melibatkan mereka
- Bertindak agresif secara fisik terhadap teman sebaya
Jika Anda merasa anak Anda berteman dengan tipikal anak mengganggu teman lainnya, haruskah Anda mencoba menghentikannya berteman dengan anak tersebut?
Meskipun menyenangkan untuk memiliki kendali atas persahabatan anak Anda, hal itu tidak selalu memungkinkan. Faktanya, memberi tahu anak Anda dengan siapa dia boleh dan tidak boleh bergaul mungkin justru menimbulkan dampak buruk yang Anda harapkan.
Mainkan skenario “bagaimana jika” untuk melatih anak Anda merespons penindasan. Bangun rasa percaya diri dan keterampilan mengatasi masalah pada teman yang suka mengganggu aktivitas, karena pelaku intimidasi mencari kekuasaan dan kendali, sehingga anak yang percaya diri akan menjadi sasaran.
Oleh karena itu, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi masalah bullying. Bagi para orang tua maupun guru, Anda dapat melakukan beberapa tindakan berikut ini sebagai upaya preventif dan kuratif dalam menghadapi bullying
Beri Anak-anak Pemahaman Tentang Intimidasi
Hal pertama yang dapat Anda lakukan untuk mencegah perundungan adalah mendidik anak Anda tentang apa itu perundungan dan bentuk apa saja yang bisa mengganggu aktivitas orang lain.
Apa itu perilaku bullying, jenis-jenisnya, dan bagaimana cara menghindarinya agar tidak menjadi korban atau pelaku? Termasuk langkah dan tindakan apa yang harus dilakukan jika melihat kejadian bullying di sekitar.
Ajari Anak Untuk Berani Melawan Bullying
Berkelahi bukan berarti membalas dengan kekerasan atau tindakan verbal. Melawan perundungan pada anak atau yang suka mengganggu aktivitas orang lain dapat dilakukan dengan mengabaikan atau membiarkan pelaku perundungan.
Jika tidak terpaksa, lebih baik hindari perkelahian dan cari bantuan. Hal ini tidak mengajarkan untuk menjadi pengecut, namun merupakan pilihan yang aman untuk mencegah cedera akibat kekerasan yang mungkin terjadi akibat perkelahian. Bila perlu membekali anak dengan pengetahuan bela diri.
Bukan untuk pamer, tapi untuk membela diri saat situasi terdesak. Selain itu, ajari anak untuk berani melaporkan tindakan bullying ketika ia menjadi korban atau saksi. Dan untuk si pembully beri pemahaman bahwa perilaku itu mengganggu aktivitas orang lain dan harus dihentikan.
Membangun Rasa Percaya Diri Pada Anak
Anak yang terlihat lemah, minder, dan kurang percaya diri sering kali menjadi sasaran bullying oleh temannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan rasa percaya diri pada anak.
Misalnya mengajarkan kontak mata saat berhadapan dengan orang lain, berjalan tegak, berbicara dengan nada tegas dan jelas. Pembully juga harus diberi pengertian bagaimana menjalin pertemanan yang sehat dan bentuk-bentuk kegiatan yang masuk dalam ranah mengganggu aktivitas orang lain.
Peka Terhadap Perasaan Anak dan Berikan Dukungan
Jika anak Anda sudah menjadi korban bullying, hal pertama yang harus dilakukan orang tua adalah berbicara dengannya. Tunjukkan kepedulian dan kepekaan Anda melalui kata-kata dan tindakan.
Berikan dukungan penuh dan tulus agar anak merasa terlindungi. Untuk mengetahui penanganan seperti apa yang dibutuhkan anak korban bullying, penting untuk segera memeriksakan kondisi fisik dan psikisnya ke ahlinya. Mengatasi anak yang suka mengganggu teman perlu diberi sanksi yang tegas sebagai efek jera.
Penindasan bisa menimbulkan trauma, jadi jangan tinggalkan anak Anda sendirian. Ajak anak melakukan aktivitas menyenangkan untuk mengurangi rasa sedih dan takutnya.
Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Psikologis Anak
Anak yang kurang mendapat kasih sayang yang berlimpah dari orang tuanya cenderung akan bertindak untuk mendapatkan perhatian. Terlebih lagi, jika mereka sering mendapat perlakuan kasar atau dicap negatif, maka mereka berpotensi menjadi pelaku intimidasi dari orang yang suka mengganggu aktivitas orang lain.
Oleh karena itu, jadilah orang tua yang dapat menjadi teladan dan menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang di rumah. Ajari anak untuk memiliki empati dan kasih sayang terhadap orang lain. Dengan begitu, mereka tidak akan berperilaku tidak baik atau jahat terhadap temannya.
Bantu Si Tukang Bully Mengenali Kesalahannya
Jika anak Anda menjadi pelaku kekerasan yang mengganggu aktivitas, jangan asal memarahinya, terimalah ia sebagai anak yang harus dilindungi. Bisa jadi anak tidak menyangka bahwa akibat dari perilakunya bisa begitu serius. Bagi pelakunya, hal ini juga dapat menimbulkan gejolak batin.
Dampingi anak menghadapi akibat perbuatannya. Bantulah anak untuk mempunyai pemahaman baru dan tidak mengulangi perilaku buruknya lagi. Menanamkan pendidikan yang berbasis moral dan agama agar anak tumbuh menjadi pribadi yang mempunyai sifat positif.
Bersinergi dalam Membangun Komunitas Anti-Bullying
Menghentikan perundungan dan berbagai hal yang mengganggu aktivitas anak lain akan efektif jika melibatkan banyak pihak dan saling bersinergi. Membentuk komunitas anti-bullying merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan di lingkungan rumah atau sekolah untuk mengatasi bullying.
Pihak-pihak yang terlibat dalam masyarakat antara lain: siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, staf sekolah, supir antar jemput siswa, dokter sekolah, dan penjaga kantin. Dengan banyaknya pihak yang bergabung dalam komunitas dan saling membantu, maka upaya memerangi perundungan dapat tercapai.
Melalui komunitas hal ini dapat meningkatkan kesadaran tentang bullying pada anak di kalangan orang tua. Itulah ulasan lengkap tentang cara mengatasi anak yang suka mengganggu teman yang bisa Anda terapkan di rumah dan sekolah. Semoga bermanfaat!