Pandemi Covid-19 memang saat sedang menghantui bumi pertiwi. Hal ini berpengaruh terhadap berbagai macam hal. Mulai dari ekonomi, pendidikan, transportasi, dan lainnya. Pemerintah sudah melakukan berbagai macam tindakan. Salah satunya adalah menerapkan PSBB.
Penerapan PSBB ini dilakukan serentak seluruh wilayah di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan rantai penyebaran virus Covid -19. Selain itu, semua aktivitas diberhentikan sementara. Salah satunya adalah sekolah.
Selama musim pandemi ini, aktivitas belajar mengajar di berhentikan secara total. Para murid diminta untuk belajar di rumah saja. Mereka harus mengerjakan segala tugas dari guru dengan menggunakan metode daring atau online.
Selain itu, pemerintah juga menerapkan physical distancing. Physical Distancing adalah sebuah kebiasaan yang harus dilakukan dengan cara selalu menjaga jarak antar satu orang dengan yang lain. Jika pada orang dewasa sangat mudah di terapkan. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang notabene adalah seorang murid?
Meski tidak mudah untuk selalu menerapkan sikap positif kepada anak pada saat ini, kita sebagai orang tua harus berusaha untuk semaksimal mungkin supaya anak tetap bisa ikut kooperatif dalam berpikir positif. Salah satunya adalah dengan membangun dan mengajarkan kepada mereka mengenai sifat empat selama masa pandemi seperti saat ini.
Tips Ajarkan Sikap Empati Pada Anak
Dengan mengajarkan mengenai empati pada buah hati, anda sebagai orang tua memberikan pengertian untuk selalu memahami orang lain dan membuat mereka supaya tergerak hatinya untuk membantu melakukan sesuatu kepada orang yang membutuhkan saat ini.
Untuk bisa menumbuhkan rasa empati kepada buah hati selama masa pandemi, berikut ini ada beberapa tips belajar empati selama masa pandemi. Diharapkan juga sikap ini akan terbawa oleh mereka hingga mereka dewasa nantinya. Yuk, langsung saja dibaca penjelasan berikut ini ya.
1. Ajak untuk Berdiskusi Mengenai Berita Covid -19
Langkah pertama untuk membangun rasa empati pada anak adalah dengan mengajak mereka berdiskusi sejenak mengenai Covid – 19. Memang sih gak gampang mengajak anak untuk berdiskusi membicarakan tentang masalah ini. Mereka masih sedikit bingung dan belum paham. Tapi meskipun begitu, sangat perlu untuk dibicarakan dengan anak. Hal ini berguna untuk menambah wawasan anak tentang Covid 19 dan anak akan paham mengenai kondisi terkini.
Mereka harus tahu bahwa Covid 19 membawa dampak buruk terhadap kondisi ekonomi yang semakin sulit, akses pendidikan yang sulit, dan bahaya virus ini untuk kesehatan. Setelah anak paham mengenai hal tersebut, barulah anda mengajarkan bagaimana untuk berempati dengan keadaan tersebut.
2. Menyampaikan Mengenai Covid-19 dengan Baik dan Benar
Pada dasarnya, berempati merupakan sebuah sikap yang penting dan harus ditanamkan sejak dini. Apalagi pada anak-anak. Anak-anak harus tahu sejak dini bagaimana melakukan dan menerapkan sikap empati dalam kehidupannya.
Nah, ini tugas orang tua. Orang tua harus menjelaskan secara baik dan benar bagaimana untuk bersikap empati. Supaya merasa lebih nyaman dan di sayang, ada baiknya anda menyampaikannya dengan nada lembut dan nyaman. Hindari penggunaan intonasi yang tinggi yang mana akan membuat anak akan merasa takut dan tidak mau berempati kepada orang lain. Jadikah role model yang baik bagi anak.
3. Menyatakan Pada Anak Mengenai Apa yang Anda Inginkan
Jika buah hati anda melakukan kesalahan terhadap apa yang anda inginkan, maka anda tidak boleh langsung memarahinya. Jika anak melakukan kesalahan, ada baiknya anda menasehati dan memberi arahan dengan menggunakan kata-kata positif.
Sampaikanlah apa yang anda inginkan dengan cara yang benar supaya anak bisa menangkap maksudnya. Gunakan kalimat positif dan bernada halus. Misalnya “ Jangan lakukan lagi ya dek. Makan sambil berdiri itu tidak boleh karena tidak sopan “
Selain itu, kamu bisa menerapkan sikap disiplin. Menerapkan sikap disiplin pada anak memang tidak sesederhana yang dilakukan kepada orang dewasa. Mereka sebagian besar masih banyak yang belum paham mengenai apa itu disiplin dan tanggung jawab. Sehingga anda harus mendidik dan menanamkan rasa disiplin sejak dini.
Anda bisa menerapkan konsep sebab – akibat. Contohya dengan mengadakan, “ Dek, kamu sayang gak sama teman-teman kamu? Mau main lagi tidak nanti? Kalau iya, kamu sekarang main di rumah dulu saja ya dengan mama. Kalau main di luar nanti teman kamu bisa terkena virus dan sakit. Kalau dah sakit gak bisa main sama-sama lagi loh”
4. Ajak Anak Supaya Selalu Terkoneksi Dengan Teman-Temannya
Peraturan untuk melakukan sosial distancing terkadang membuat anak harus melakukan proses belajar di rumah. Hal ini tidak jarang akan membuat anak menjadi rindu dengan teman-teman di sekolah.
Untuk melepaskan rasa rindu pada masa seperti ini, anda bisa mengajak anak untuk tetap bisa terkoneksi dengan teman-temannya. Misalnya saja, anda bisa memberikan fasilitas ponsel untuk melakukan video call dengan teman-teman. Jadi, mereka tidak akan kesepian deh.
Anda bisa mendampingi anak pada saat menghubungi teman-temanya. Tanyakan juga kabar kepada mereka. Perlakuan ini menunjukan dan mengajarkan kepada anak untuk menerapkan sikap peduli akan sesama. Nah, ini juga bisa dijadikan tips mengajar empati pada anak loh.
Selain menjaga komunikasi dengan teman meskipun belajar di rumah, anda juga bisa mengajarkan kepada buah hati untuk selalu menolong meskipun dalam kondisi yang terbatas. Misalnya saja, ajak anak untuk memberikan donasi kepada para tenaga medis yang bertugas di garda terdepan pada saat ini. Atau memberikan bantuan bagi orang lain yang membutuhkan.
Setelah itu, anda harus memberikan apresiasi kepada buah hati setelah mereka melakukan apa yang memang harus dilakukan. Dengan apresiasi ini, maka anak akan merasa dihargai dan akan berpikir jika apa yang mereka lakukan baik dan benar.
Gunakan kata-Kata positif misalnya” Hebat kamu dek. Sudah mau membantu sesama yang membutuhkan. Anak ibu pintar dan hebat sekali” Pada saat anda memberikan perintah dan sekaligus memberikan apresiasi dengan penuh cinta dan positif, maka anak akan merasa sangat di hargai dan akan terus menerapkan sikap tersebut.
Tips Bangun Kepercayaan Diri Pada Anak Murid
Selain menanamkan dan menumbuhkan sikap empati, anda juga harus berusaha untuk membangun rasa percaya diri pada murid. Rasa percaya diri ini sangat penting untuk ditumbuhkan kepada anak terutama bagi mereka yang masih duduk di bangku sekolah. Jika sudah timbul rasa percaya diri maka bisa membuat mereka menjadi siswa yang berprestasi dalam berbagai bidang.
Tidak hanya orang tua saja, guru juga mempunyai andil dalam menumbuhkan sikap percaya diri pada anak murid. Caranya adalah dengan mengaplikasikan pada saat proses belajar mengajar. Berikut ini adalah tips mengajarkan rasa percaya diri pada siswa, yaitu :
1. Mengajar Siswa dengan Sepenuh Hati
Mempunyai peran sebagai seorang pengajar, terkadang membuat seseorang harus dituntut untuk selalu bertindak tegas serta objektif mungkin dalam menilai. Meskipun begitu, dengan memperlihatkan dan memberikan rasa empati dan simpati juga tetap diperbolehkan kok.
Pada dasarnya , seorang guru yang ideal akan bisa memahami bagaimana kesulitan dan perjuangan yang dihadapi oleh muridnya. Sehingga tidak bisa dipungkiri lagi dapat Jika akan ada beberapa siswa yang mana diharuskan untuk berjuang lebih keras dibanding dengan yang lain untuk bisa belajar. Para guru harus bisa mengidentifikasi kemampuan siswanya yang beranekaragam.
Selain itu, usahakan selalu memberikan salam hangat dan selalu memberikan apresiasi atas kehadiran siswa serta keberhasilan siswa. Hal ini tentu saja akan memberikan kesan positif. Selain itu, siswa juga merasa dihargai. Sehingga rasa percaya diri akan lebih meningkat..
Berdasarkan hasil sebuah penelitian yang dituangkan pada jurnal The Importance of Developing Trust and Fostering Emotional Intelligence in the Classroom, menyatakan jika anak atau siswa akan selalu menghargai guru jika dia juga dihargai oleh guru. Hal ini dikarenakan guru menjadi role model bagi siswa itu sendiri. Mereka akan cenderung menirukan semua tindak tutur kata yang dilakukan oleh guru adalah sebuah contoh nyata untuk siswa.
2. Guru Selalu Menjaga Kredibilitas dan Konsistensi
Pada dasarnya, seorang guru dituntut untuk tidak lebih dari sekadar bisa mengajar dan juga memberikan materi pelajaran saja kepada murid. Tapi, mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan perhatian khusus pada murid. Hal ini karena murid memiliki hak untuk selalu diayomi serta diberikan perhatian yang cukup. Seorang guru yang baik akan turut serta di dalam memberikan beberapa solusi dan juga alternatif dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang sedang dihadapi muridnya.
Guru harus selalu memberikan kesempatan kepada murid mereka untuk bisa menyampaikan pendapat dan jawaban yang berhubungan dengan pertanyaan yang diberikan. Dengan sikap seperti itu , murid justru akan merasa diberikan kepercayaan dan tampil membangun rasa percaya diri. Sehingga mereka akan menjadi lebih berani dan tidak takut menghadapi tantangan ke depannya.
Antara guru dan Murid harus saling berusaha bersama untuk mencari berbagai macam solusi dari permasalahan. Sehingga selain bisa menumpuk rasa percaya diri juga bisa memupuk rasa toleransi, bagi murid atau pun guru. Lakukanlah hal tersebut secara berkala dan juga konsisten agar murid terbiasa serta lebih terbuka untuk memberikan pendapatnya.
3. Menerapkan Pembelajaran yang Komunikatif serta Ekspresi
Dalam hasil sebuah penelitian yang tentang School is So Boring: High-Stakes Testing and Boredom at an Urban Middle School, sudah dijelaskan jika. pembelajaran dengan metode teacher-driven activities, akan cenderung bisa menimbulkan rasa bosan. Kebosanan yang dirasakan oleh murid akan berpengaruh negatif terhadap sikap serta perilaku murid pada saat di dalam kelas.
Kegiatan rutin yang selalu dilakukan dengan terus menerus dan juga menggunakan teknik yang bisa dibilang monoton akan membuat murid merasa kurang tertantang. Maka dari itu, mereka tidak bisa mengeluarkan kreativitas yang mereka miliki dalam berpikir secara maksimal.
Agar suasana tidak membosankan, guru bisa membuat sebuah teknik pembelajaran yang inovatif dan komunikatif. Salah satunya dalam penyampaian materi. Sampaikanlah materi dengan menggunakan nada bicara yang tegas serta gaya tubuh yang mana bisa lebih menarik perhatian dan membuat murid tertarik
Mengajarlah dengan menggunakan alat peraga atau memanfaatkan teknologi. Kamu juga bisa menimpali materi pembelajaran dengan sedikit candaan. Hal ini akan dapat membuat suasana lebih menarik dan tidak tegang.
Selain itu, kamu juga bisa menerapkan mode pembelajaran yang komunikatif. Pengajaran komunikatif bisa dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan dadakan dengan acak kepada murid atau yang disebut juga dengan quiz. Dengan cara seperti ini, akan membuat murid lebih antusias dalam proses pembelajaran.
Nah, sudah jelas sekali bukan tentang bagaimana cara membangun rasa percaya diri dan empati pada anak. Yuk, para orang tua dan guru bekerja sama untuk melakukan kedua hal ini. Supaya membentuk pribadi anak yang baik hingga mereka dewasa.