Menyontek mungkin menjadi hal yang sudah dianggap biasa bagi kebanyakan orang tua. Makanya, hal ini menjadi pembiaran saat anak-anak mereka melakukan tindak kecurangan kecil seperti menyontek. Ketahui alasan anak menyontek dan cara ampuh mengatasinya dengan menyimak ulasan berikut.
Kebiasaan Menyontek pada Anak
Pengertian menyontek adalah perbuatan tidak jujur yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan keberhasilan. Mencontek atau menyontek pada anak merupakan tindakan tidak terpuji yang ditandai dengan perilaku berikut:
- Menggunakan bantuan yang melanggar peraturan atau perjanjian.
- Saling bertukar jawaban dengan orang lain dengan berbagai cara.
- Mencari jawaban di luar ruang ujian
- Menyalin jawaban orang lain
Alasan Anak Menyontek
Sebenarnya tiap anak memiliki alasan dibalik tindakan menyontek mereka. Alasan ini bisa saja berasal dari lingkungan, guru, bahkan bisa jadi Anda sebagai orangtua. Sikap yang kurang baik ini menjadi kebiasaan pada anak bisa dipicu oleh beragam alasan, diantaranya:
1. Kepercayaan Diri yang Kurang
Tidak percaya diri atau tidak yakin dengan kemampuan sendiri bisa jadi penyebab anak termotivasi untuk mencontek. Akibat rasa percaya diri yang kurang, anak mungkin tidak yakin dengan jawaban sendiri dan merasa jawaban orang lain lebih meyakinkan. Padahal, bisa jadi jawabannya sendiri sudah benar. Krisis percaya diri dapat menumbuhkan kebiasaan kurang baik seperti menyontek
2. Malas Berusaha
Kondisi dimana anak malas berusaha juga jadi sifat yang membuat anak selalu ingin menyontek. Mereka lebih memilih jalan pintas lewat menyontek untuk mendapatkan jawaban instan tanpa perlu repot berpikir. Anak yang malas belajar sering dibarengi kebiasaan menyontek jawaban teman lainnya. Menyontek menjadi satu-satunya jalan bagi mereka karena ketidakmampuan menyelesaikan soal sendiri.
3. Adanya Kesempatan
Perilaku menyontek juga bisa muncul karena ada kesempatan. Saat guru ataupun orang tua di rumah tidak mengawasi, agar tugas mereka cepat selesai, menyontek menjadi solusi terbaik bagi sang anak. Pengawasan yang tidak ketat selama ujian menjadi peluang besar bagi anak untuk melakukan tindakan menyontek saat ujian.
4. Teman-teman yang Lain Sering Menyontek
Di kelas yang menjadi lingkungan tempat anak belajar sangat mudah mempengaruhi perilaku anak. Saat anak melihat teman-temannya menyontek, dari kondisi tersebut anak-anak akan beranggapan bahwa mencontek boleh dilakukan.
Menyaksikan teman menyalin jawaban dari teman yang lainnya. Membuat anak Anda cenderung melakukan peniruan terhadap tingkah laku mencontek tersebut. Dan saat anak sudah terbiasa, alhasil anak akan semakin mahir menyontek sehingga tidak bisa lagi jika tanpa menyontek.
5. Keinginan Besar untuk Mendapatkan Nilai yang Tinggi
Beberapa kasus dimana anak melakukan perilaku menyontek dikarenakan tuntutan dari guru maupun orang tua yang menginginkan anak selalu dapat nilai yang tinggi. Nah, ketika ekspektasi orang tua terhadap anak terlalu tinggi dan anak kemudian tidak mampu mengimbangi keinginannya dengan belajar yang tekun.
Motivasi untuk mencontek sebagai solusi termudah menjadi plilihan si anak. Disinilah peran orangtua menjadi sangat penting untuk mengingatkan dan menasehati anak untuk tidak menyontek. Serta mencoba memuji usaha anak, berapapun nilai yang sudah diperoleh.
6. Ketakutan yang Besar dengan Kegagalan
Takut gagal menjadi alasan yang mendorong perilaku mencontek anak. Situasi ini terjadi dikarenakan anak susah dan mungkin tidak bisa mengatasi rasa kecewa karena telah gagal. Rasa takut gagal membuat kecemasan pada anak makin bertambah menjelang ujian. Kecemasan karena takut gagal akan membuyarkan konsentrasi dan akhirnya tidak bisa menyelesaikan soal dengan baik.
Menyontek buku atau jawaban teman kemudian menjadi solusi bagi mereka. Belajar menerima kegagalan atau kekalahan menjadi penting bagi anak agar bisa menerima kapasitas dan kemampuan sendiri. Dan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang lebih perlu usaha yang keras tanpa harus melakukan perilaku menyimpang seperti menyontek. Penekanan ini perlu dilakukan oleh orang terdekat dari anak.
7. Pemberian Tugas atau Ujian yang Terlalu Berat
Beberapa kasus pada anak yang menyontek ditemukan bahwa perilaku mereka didorong karena pemberian tugas atau ujian yang terlalu berat. Sehingga untuk tetap bisa menyelesaikannya, anak terpaksa harus menyontek. Penugasan yang tidak rasional dengan pemberian soal yang terlalu sulit membuat anak mengalami kondisi terdesak. Sebagai jalan satu-satunya, menconteklah yang menjadi pilihan mereka.
8. Jawaban yang Dituntut Terlalu Membuku (Buku Sentris)
Tidak hanya karena soal terlalu sulit, tapi juga jawaban yang dituntut guru harus sesuai dengan isi buku terkadang mendorong anak untuk menyontek saja. Kesesuaian jawaban dengan apa yang tertera di buku memaksa anak untuk menghafalkan betul tiap kalimat yang ada di buku teks. Saat anak mungkin terkendala dalam menghafal maka menyontek menjadi solusi terbaik bagi mereka.
9. Bentuk Protes Atas Ketidakadilan
Kondisi anak dimana selalu merasa tidak puas dengan penjelasan guru, tidak puas atas penilaian yang diberikan guru mendorong anak untuk melakukan bentuk protes.
Bentuk protes anak atas ketidakadilan salah satunya ditunjukkan dengan perilaku menyontek. Menyontek menjadi bentuk protes atau bentuk pelarian mereka untuk bisa memperoleh keadilan. Dan disini guru semestinya lebih peka dengan tindakan kurang terpuji yang ditunjukkan siswa.
10. Ganjaran Hukuman dari Orang Tua
Alasan lain yang bisa mendorong anak melakukan tindakan mencontek dikarenakan ada ganjaran hukuman dari orangtua jika anak gagal. Ketakutan anak dengan hukuman dari orang tua menjadi pemicu bagi anak untuk menyontek.
Karena anak menganggap dengan menyontek buku atau jawaban teman yang lebih pintar, mereka bisa dapat nilai yang bagus. Dengan demikian, orangtua bakal senang dan terhindar dari hukuman.
11. Keraguan atas Pemeriksaan Ujian oleh Guru
Terkadang ada guru yang malas memeriksa hasil ujian siswanya. Saat anak menemukan kondisi gurunya melakukan hal demikian, maka akan menimbulkan rasa ketidakpedulian pada anak.
Anak menjadi tidak peduli lagi dan membuat mereka tidak perlu bersiap saat akan menerima ujian dari guru yang bersangkutan. Alhasil, saat ujian anak lebih memilih menyontek saja tanpa harus berusaha untuk berpikir.
Cara Mengatasi Anak yang Suka Menyontek
Untuk mengatasi kebiasaan anak yang suka menyontek peran orangtua serta peran guru di sekolah menjadi sangat penting. Dengan melakukan berbagai tindakan preventif atau pencegahan, Anda bisa menghilangkan perilaku yang kurang terpuji ini. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan baik di rumah maupun di sekolah. Berikut beberapa metodenya.
1. Penanaman Nilai Kejujuran
Tindakan menyontek yang tidak lain merupakan tindakan ketidakjujuran harus diantisipasi melalui penanaman nilai kejujuran. Di rumah, Anda sebagai orangtua bisa mencari waktu yang tepat untuk berbincang dan berdiskusi dengan anak untuk memahamkan mereka pentingnya kejujuran dalam kehidupan. Anda dapat memberikan penekanan bahwa nilai-nilai pelajaran di sekolah bukan menjadi penentu satu-satunya untuk mencapai kesuksesan hidup.
Bahwa moral yang baik seperti tetap bersikap jujur menjadi hal terpenting dalam hidup. Guru di sekolah juga bisa mempertegas lagi bahwa nilai berapapun yang diperoleh siswa asalkan merupakan hasil dari usaha sendiri jauh lebih baik dibanding nilai tinggi hasil dari menyontek. Dengan begini, anak dapat belajar dan paham bahwa menyontek merupakan tindakan yang kurang baik.
2. Tanyakan Alasan Anak Menyontek
Untuk mengetahui cara penanganan yang tepat bagi anak yang suka menyontek. Ada baiknya menanyakan terlebih dulu alasan anak melakukan tindakan tersebut. Sebagai contoh, jika anak menyontek dengan alasan untuk mendapat nilai bagus dan menyenangkan hati orangtua. Alasan tersebut memberimu kesempatan menunjukkan bahwa nilai bagus tidak lebih penting dari usaha atau proses untuk menyelesaikan ujian.
3. Mengenalkan Dampak Buruk dari Menyontek
Mengenalkan dampak buruk dari menyontek bisa menjadi salah satu cara agar anak tidak terbiasa menyontek. Anda bisa memberitahukan pada anak bahwa sesuatu yang didapatkan dengan cara menyontek yang tidak jujur, apabila ketahuan akan membuatnya kehilangan kepercayaan dari orang lain. Orang lain akan menganggap anak adalah seorang pembohong dan peniru. Sampaikan bahwa kebiasaan menyontek akan membuat ia semakin bodoh karena menyontek membuatnya malas belajar dan berusaha.
4. Memberi Pujian, Berapapun Nilai yang Diperoleh
Biasakan untuk memuji hasil ujian anak. Biarkan anak Anda tahu apa yang ia pelajari dan seberapa keras ia berusaha menjadi hal paling penting dibanding hasilnya. Jadi walaupun anak belum memperoleh nilai yang diharapkan, dengan memberi pujian Anda sudah menghargai proses dan usahanya untuk mendapatkan nilai sesuai kemampuan sendiri. Pujian juga akan membangun rasa percaya diri pada anak sehingga tidak mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan mencontek.
5. Bersikap Tegas
Saat anak melakukan tindakan mencontek di kelas, sebaiknya guru harus bersikap tegas agar anak tidak mengulangi kembali perbuatannya. Tindakan tegas bisa berupa pemberian sanksi seperti dikeluarkan dari ruang ujian, mengerjakan ujian di meja guru, atau mengeluarkan anak dari kelas. Tindakan menyontek yang dibiarkan oleh guru akan membuat anak beranggapan bahwa menyontek itu boleh-boleh saja dilakukan.
6. Berikan Contoh yang Baik
Cara mengatasi perilaku anak yang suka mencontek yaitu dengan memberikan contoh bagi si anak. Misalnya saja, saat Anda menemani anak bermain game atau permainan olahraga dan Anda kalah. Anda bisa menunjukkan bahwa kekalahan itu bisa diterima dengan menuturkan “saya mengaku kalah dan saya sudah melakukan usaha terbaik untuk bisa menang”.
7. Beri Latihan Tambahan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak bisa saja menyontek dikarenakan ketidakpahaman atas materi pelajaran. Untuk itu, sebagai orang tua Anda perlu mencari tahu hal-hal apa saja yang masih kurang dipahami anak dan membantunya agar lebih paham. Pemberian latihan soal tambahan di rumah akan membantu anak lebih paham dan lebih lancar dalam menyelesaikan soal. Sehingga pada akhirnya, anak tidak perlu lagi menyontek untuk mencari tahu jawaban soal.
8. Hindari Memanggil Anak ‘Tukang Nyontek’
Mengatai anak dengan “tukang nyontek” malah akan menggiring anak untuk mengulangi perbuatannya. Saat anak mempercayai dan yakin bahwa dirinya seorang penyontek, ia perlahan membangun dirinya untuk menjadi tukang nyontek yang ulung. Dan kalau sudah demikian, kebiasaan menyontek akan semakin susah diatasi.
Setelah Anda mengetahui berbagai alasan anak menyontek, Anda bisa menempuh beberapa cara seperti yang telah dijelaskan di atas. Kebiasaan anak menyontek bisa perlahan dihilangkan selama Anda bisa meluangkan waktu untuk membangun kejujuran dan rasa percaya diri.
Asuransi Kesehatan terbaik | Asuransi Kesehatan Keluarga terpopuler | Asuransi Kesehatan Cashless teramanah | Asuransi Jiwa yang bagus | Manfaat Ansuransi jiwa untuk anda | Asuransi Jiwa Syariah terpilih| Asuransi Syariah teraman | Asuransi Kesehatan Syariah terjamin | Produk Asuransi Syariah trendy | Premi Asuransi Kesehatan bagus | Daftar Rumah Sakit terpilih | Manfaat Lari untuk kesehatan | manfaat Asuransi Syariah di Indonesia | Cara Menjaga Kesehatan diri | Polis Asuransi terbaik
Pengertian Menyontek
perbuatan tidak jujur yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan keberhasilan.
5 Alasan Anak Menyontek
1. Kepercayaan diri yang kurang 2. Malas berusaha 3. Adanya kesempatan 4. Teman-teman yang Lain Sering Menyontek 5. Keinginan Besar untuk Mendapatkan Nilai yang Tinggi
5 Cara Mengatasi Siswa yang Punya Kebiasaan Menyontek
1.Menjelaskan dampak buruk dari menyontek. 2.Memuji hasil usaha terbaik siswa walaupun belum memenuhi standar. 3.Menanamkan nilai kejujuran dalam diri siswa. 4. Berikan siswa banyak latihan menjawab soal. 5.Jadilah guru yang tegas.