Menjadi orang tua yang positif adalah pendekatan yang semakin populer dalam dunia pengasuhan anak. Terkadang, istilah “pengasuhan positif” dapat tertukar dengan pengasuhan yang permisif, tanpa memberikan konsekuensi untuk perilaku buruk. Namun, sebenarnya pengasuhan positif jauh lebih dalam daripada sekadar memberi pujian tanpa alasan kepada anak-anak. Ini adalah sebuah filosofi pengasuhan yang berakar pada pemahaman bahwa hubungan orang tua dengan anak adalah yang paling penting, dan melalui hubungan ini, anak dapat belajar mengembangkan disiplin diri. Dalam pengasuhan positif, fokus utama adalah pada pembentukan kedisiplinan dan membimbing anak untuk menghormati aturan dan orang lain, bukan karena takut, tetapi karena itu adalah yang benar.
Berikut adalah beberapa langkah penting yang dapat membantu Anda dalam mengasuh anak dengan pendekatan yang positif:
Menetapkan Batasan
Salah satu aspek penting dalam pengasuhan positif adalah menetapkan batasan yang jelas. Memiliki batasan dalam hubungan dengan anak-anak adalah kunci keberhasilan dalam pengasuhan yang positif. Dengan memiliki dan menjalankan batasan-batasan ini, Anda dapat menjalani pengasuhan dengan kesabaran dan ketenangan, karena Anda merasa dihargai dan kebutuhan Anda dalam hubungan ini terpenuhi.
Cara baik untuk menentukan kapan perlu menetapkan batasan baru adalah ketika Anda merasa frustrasi, kehilangan kesabaran, atau marah dengan perilaku atau situasi yang berulang. Sebagai contoh, jika Anda merasa bahwa anak Anda harus makan di kursi mereka sendiri saat makan, buatlah aturan bahwa setiap orang harus duduk di kursi masing-masing.
Mungkin anak akan mengeluh pada awalnya, tetapi mereka juga akan belajar bahwa Anda memiliki kebutuhan Anda sendiri dalam hubungan ini. Ini adalah contoh bagaimana Anda dapat menjadi orang tua yang lebih baik ketika kebutuhan Anda dipertimbangkan dan anak melihat contoh positif tentang bagaimana mengadvokasi kebutuhan mereka sendiri dalam suatu hubungan.
Membangun Koneksi untuk Memperoleh Kerjasama
Anak-anak membutuhkan perasaan terhubung dengan orang dewasa yang mengarahkan mereka. Mereka lebih cenderung mendengarkan orang tua ketika mereka merasa memiliki hubungan yang kuat. Jika anak menghadapi masa-masa sulit dengan perilaku, cobalah untuk membangun lebih banyak waktu khusus bersama mereka satu per satu. Ini tidak harus waktu yang panjang, tetapi harus berkualitas dan fokus. Bahkan hanya dengan 15 menit sehari tanpa gangguan dari teknologi, Anda dapat memperkuat koneksi antara anak dan orang tua.
Bersikap Tegas, Namun Penuh Kasih
Pengasuhan positif seringkali terkait dengan nada suara dan cara berkomunikasi. Anda dapat bersikap tegas dan memegang anak pada standar tinggi sambil tetap mencintai mereka. Tentukan aturan yang penting bagi Anda sebagai orang tua, komunikasikan dengan jelas kepada anak, dan patuhi konsistensi dalam penegakan aturan tersebut. Penting untuk diingat bahwa menjadi orang tua yang positif tidak berarti Anda harus membiarkan anak menguasai Anda. Sebaliknya, hal ini mencakup usaha untuk menjaga intonasi suara yang tenang dan penuh kasih ketika anak memerlukan pengingat tentang peraturan.
Hindari Mempermalukan
Perkataan atau tindakan yang mempermalukan anak dapat membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri. Ini dapat memiliki dampak negatif pada harga diri anak dan tidak efektif dalam mengubah perilaku mereka. Hindari menggunakan kata-kata atau kalimat yang merendahkan, seperti “Kamu berumur 6 tahun, jangan bertingkah seperti bayi!” Alih-alih mengkritik anak, berikan komentar pada perilaku mereka tanpa menimbulkan rasa malu. Ini adalah cara yang lebih efektif untuk mendidik anak tentang perilaku yang sesuai.
Terapkan Konsekuensi Alami
Daripada menghukum anak, Anda dapat membiarkan konsekuensi alami dari tindakan mereka terungkap. Misalnya, jika Anda meminta anak untuk mengenakan sepatu bot hujan dan mereka menolak, konsekuensi alami adalah bahwa kaki mereka akan basah di luar ruangan. Ini memungkinkan anak untuk mengalami akibat dari tindakan mereka tanpa perlu hukuman fisik atau penghukuman lainnya.
Gunakan Konsekuensi Logis
Kadang-kadang, konsekuensi alami tidak cukup nyaman atau efektif dalam mengajarkan pelajaran kepada anak. Dalam situasi seperti itu, Anda dapat memikirkan konsekuensi logis yang masuk akal dan menerapkannya tanpa marah. Contohnya, jika merapikan mainan kembali adalah hal yang penting bagi Anda, Anda dapat memberikan konsekuensi logis dengan memindahkan mainan anak ke tempat penyimpanan yang sesuai. Anak yang peduli dengan mainan mereka mungkin akan mendengarkan dan mematuhi peraturan tersebut.
Berikan Penguatan Positif
Memberikan pujian dan pengakuan atas perilaku baik anak adalah langkah penting dalam pengasuhan positif. Pastikan anak mendapatkan lebih banyak perhatian untuk perilaku positif daripada perilaku yang tidak diinginkan. Ini membantu memperkuat perilaku positif dan membangun identitas positif dalam diri anak.
Anda tidak perlu menghadirkan sistem imbalan yang rumit; cukup beri tahu anak tentang tindakan baik yang mereka lakukan. Misalnya, Anda dapat mengatakan, “Mama melihat kamu menyimpan sepatumu sendiri. Itu menunjukkan tanggung jawab.” Dengan memberikan penguatan positif, Anda membantu anak untuk merasa dihargai dan diakui atas upaya mereka.
Menjadi Model bagi Anak
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Jadi, jika Anda ingin anak Anda menghormati orang lain, Anda harus menunjukkan penghormatan yang sama terhadap mereka. Jika Anda ingin anak Anda menggunakan kata-kata sopan seperti “tolong,” pastikan Anda juga menggunakan kata-kata tersebut ketika berbicara dengan mereka. Jadi, berusaha menjadi panutan yang baik dalam perilaku dan interaksi dengan anak-anak Anda.
Berjuang untuk Empati
Terkadang, perilaku anak-anak dapat membuat orang tua merasa marah atau frustasi. Namun, mencoba memahami alasan di balik perilaku tersebut dapat membantu Anda menemukan empati terhadap anak dan merespons dengan penuh pengertian. Jika Anda tidak dapat menemukan alasan di balik perilaku tersebut, ingatlah bahwa selalu ada alasan di baliknya. Anak-anak mencintai orang tua mereka dan ingin membuat mereka bahagia, jadi pasti ada alasan ketika mereka bersikap seperti itu.
Gunakan “Time-In” daripada “Time-Out”
Salah satu prinsip penting dalam pengasuhan positif adalah menggunakan “time-in” daripada “time-out.” “Time-out” mengirimkan pesan kepada anak bahwa Anda tidak dapat menangani perilaku mereka dan bahwa Anda tidak ingin melihat sisi keras, marah, atau berantakan dari mereka. Sebaliknya, “time-in,” atau menghabiskan waktu bersama anak, dapat memperdalam hubungan Anda dengan mereka.
Penting untuk diingat bahwa “time-in” tidak selalu menyenangkan. Mungkin ada saat-saat ketika Anda merasa kesal atau frustasi saat menghabiskan waktu bersama anak-anak. Namun, pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa setiap orang merasa dicintai dan diterima oleh orang tua mereka, tidak peduli perilaku mereka pada hari itu. “Time-in” mengkomunikasikan bahwa Anda akan selalu ada untuk mereka, bahkan ketika mereka menghadapi tantangan.
Mengasuh anak dengan pendekatan yang positif dan penuh cinta adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun, hal ini merupakan investasi berharga dalam hubungan Anda dengan anak-anak.
Dengan menetapkan batasan yang jelas, membangun koneksi yang kuat, bersikap tegas namun penuh kasih, menghindari mempermalukan, menggunakan konsekuensi alami dan logis, memberikan penguatan positif, menjadi model yang baik, berjuang untuk empati, dan menggantikan “time-out” dengan “time-in,” Anda dapat membangun hubungan yang kuat dan positif dengan anak-anak Anda. Setiap anak adalah individu yang unik, jadi penting untuk beradaptasi dan merespons kebutuhan dan kepribadian masing-masing anak dengan sensitivitas dan cinta.
Dengan dedikasi Anda sebagai orang tua, Anda dapat membantu anak-anak Anda tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baik, penuh kasih, dan penuh disiplin yang akan sukses di dunia. Ingatlah bahwa pengasuhan positif bukanlah tentang membiarkan anak menguasai Anda, melainkan tentang membimbing mereka menuju perilaku yang baik dan penuh kasih.